Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN

SEPSIS NEONTORUM

Dosen pengampu : Ns. Jupri Kartono.M.Kep.,Sp.Kep.,An

Disusun oleh:

Alfahrizal (1926007)
Alviah Nur Rizki (1926009)
Amiliya Sindi (1926011)
Ana oktarina (1926013)

DIII KEPERAWATAN STIKES PANCA BHAKTI


BANDAR LAMPUNG
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah SWT atas berkah dan rahmat nya, kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Sepsis
Neonatorum” sebagai salah satu tugas dari Bpk Ns. Jupri
Kartono.M.Kep.,Sp.Kep.,An.

Penulis menyedari sepenuhnya, bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh, karna itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun dari berbagai pihak
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
a) Latar belakang....................................................................................1
b) Tujuan.................................................................................................2
c) Manfaat ..............................................................................................2
BAB II KONSEP PENYAKIT.......................................................................3
a) Definisi penyakit ................................................................................3
b) Etiologi...............................................................................................3
c) Manifestasi klinik...............................................................................5
d) Klasifikasi...........................................................................................5
e) Patofisiologi........................................................................................6
f) Komplikasi..........................................................................................8
g) Pemeriksaan penunjang .....................................................................8
h) Penatalaksanaan medis.......................................................................8
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN........................................................10
a) Pengkajian.........................................................................................10
b) Diagnose keperawatan......................................................................12
c) Rencana asuhan keperawatan...........................................................13
BAB IV PENUTUP......................................................................................21
a) Kesimpulan.......................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Infeksi pada neonatus lebih sering ditemukan pada BBLR.Infeksi juga


lebih sering ditemukan pada bayi yang lahir di Rumah Sakit
dibandingkan dengan bayi yang lahir diluar Rumah sakit.Bayi baru lahir
mendapat imunitas trans plasenta terhadap kuman yang berasal dari
ibunya.Sesudah lahir bayi terpapar dengan kuman yang berasal bukan
hanya dari ibunya tetapi juga berasal dari luar (nasokomial).Terhadap
kuman yang disebut terakhir ini bayi tidak mempunyai imunitas.Infeksi
yang tidak mendapat penanganan dan perawatan yang tepat akan
berakibat sepsis pada bayi tersebut.Dengan demikian harus diperhatikan
penanganan bayi baru lahir dengan cara septic, hal demikian
dimaksudkan agar bayi terhindar dari infeksi.

Sepsis merupakan respon tubuh terhadap infeksi yang menyebar


melalui darah dan jaringan lain. Sepsis terjadi pada kurang dari 1% bayi
baru lahir tetapi merupakan penyebab dari 30% kematian pada bayi baru
lahir. Infeksi bakteri 5 kali lebih sering terjadi pada bayi baru lahir yang
berat badannya kurang dari 2,75 kg dan 2 kali lebih sering menyerang
bayi laki-laki.

Pada lebih dari 50% kasus, sepsis mulai timbul dalam waktu 6 jam
setelah bayi lahir, tetapi kebanyakan muncul dalam waktu 72 jam setelah
lahir.Sepsis yang baru timbul dalam waktu 4 hari atau lebih kemungkinan
disebabkan oleh infeksi nasokomial (infeksi yang didapat di rumah
sakit).

1
B. Tujuan penulisan

Adapun tujuan penulisan karya tulis dapat dibagi atas dua yaitu.
1.Tujuan umum Untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan pada bayi dengan sepsis
2.Tujuan khusus
a. Dapat melakukan pengkajian padabayi dengan sepsis.
b. Dapat mengindentifikasi masalah dan merumuskan diagnosa
keperawatan bayi
sepsis
c. Dapat merumuskan perencanaan keperawatan pada bayi dengan sepsis
d. Dapat melakukan tindakan keperawatan pada bayi dengan sepsis
e. Dapat mengevaluasi keperawatan sesuai dengan yang diharapkan
padabayi sepsis

C. Manfaat penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan


menambah wawasan bagi sejawat perawat dan mahasiswa keperawatan
mengenai factor resiko positif pada sepsis neonatorum .

2
BAB II
KONSEP PENYAKIT

A. DEFINISI
Sepsis neonatorum adalah infeksi bakteri pada aliran darah bayi selama
empat minggu pertama kehidupan.(Bobak, 2005)
Sepsis adalah sindrom yang dikarakteristikan oleh tanda-tanda klinis dan
gejala-gejala infeksi yang parah yang dapat berkembang ke arah septisemia
dan syok septik. (Doenges, Marylyn E. 2000, hal 871).

B. ETIOLOGI
a. Semua infeksi pada neonatus dianggap oportunisitik dan setiap bakteri
mampu menyebabkan sepsis.
b. Mikroorganisme berupa bakteri, jamur, virus atau riketsia. Penyebab
paling sering dari sepsis : Escherichia Coli dan Streptococcus grup B
(dengan angka kesakitan sekitar 50 – 70 %. Diikuti dengan malaria,
sifilis, dan toksoplasma. Streptococcus grup A, dan streptococcus
viridans, patogen lainnya gonokokus, candida alibicans, virus herpes
simpleks (tipe II) dan organisme listeria, rubella, sitomegalo, koksaki,
hepatitis, influenza, parotitis.
c. Pertolongan persalinan yang tidak higiene, partus lama, partus dengan
tindakan.
d. Kelahiran kurang bulan, BBLR, cacat bawaan
Faktor- factor yang mempengaruhi kemungkinan infeksi secara umum berasal
dari tiga kelompok, yaitu :
1. Faktor Maternal
a. Status sosial-ekonomi ibu, ras, dan latar belakang. Mempengaruhi
kecenderungan terjadinya infeksi dengan alasan yang tidak diketahui
sepenuhnya. Ibu yang berstatus sosio- ekonomi rendah mungkin
nutrisinya buruk dan tempat tinggalnya padat dan tidak higienis. Bayi

3
kulit hitam lebih banyak mengalami infeksi dari pada bayi berkulit
putih.
b. Status paritas (wanita multipara atau gravida lebih dari 3) dan umur
ibu (kurang dari 20 tahun atua lebih dari 30 tahun
c. Kurangnya perawatan prenatal.
d. Ketuban pecah dini (KPD)
e. Prosedur selama persalinan.

2. Faktor Neonatatal
a. Prematurius ( berat badan bayi kurang dari 1500 gram), merupakan
faktor resiko utama untuk sepsis neonatal. Umumnya imunitas bayi
kurang bulan lebih rendah dari pada bayi cukup bulan. Transpor
imunuglobulin melalui plasenta terutama terjadi pada paruh terakhir
trimester ketiga. Setelah lahir, konsentrasi imunoglobulin serum terus
menurun, menyebabkan hipigamaglobulinemia berat. Imaturitas kulit
juga melemahkan pertahanan kulit.
b. Defisiensi imun. Neonatus bisa mengalami kekurangan IgG spesifik,
khususnya terhadap streptokokus atau Haemophilus influenza. IgG dan
IgA tidak melewati plasenta dan hampir tidak terdeteksi dalam darah
tali pusat. Dengan adanya hal tersebut, aktifitas lintasan komplemen
terlambat, dan C3 serta faktor B tidak diproduksi sebagai respon
terhadap lipopolisakarida. Kombinasi antara defisiensi imun dan
penurunan antibodi total dan spesifik, bersama dengan penurunan
fibronektin, menyebabkan sebagian besar penurunan aktivitas
opsonisasi.
c. Laki-laki dan kehamilan kembar. Insidens sepsis pada bayi laki- laki
empat kali lebih besar dari pada bayi perempuan.

4
3. Faktor diluar ibu dan neonatal
a. Penggunaan kateter vena/ arteri maupun kateter nutrisi parenteral
merupakan tempat masuk bagi mikroorganisme pada kulit yang luka.
Bayi juga mungkin terinfeksi akibat alat yang terkontaminasi.
b. Paparan terhadap obat-obat tertentu, seperti steroid, bis menimbulkan
resiko pada neonatus yang melebihi resiko penggunaan antibiotik
spektrum luas, sehingga menyebabkan kolonisasi spektrum luas,
sehingga menyebabkan resisten berlipat ganda.
c. Kadang- kadang di ruang perawatan terhadap epidemi penyebaran
mikroorganisme yang berasal dari petugas ( infeksi nosokomial),
paling sering akibat kontak tangan.
d. Pada bayi yang minum ASI, spesies Lactbacillus dan E.colli
ditemukan dalam tinjanya, sedangkan bayi yang minum susu formula
hanya didominasi oleh E.colli.

C. MANIFESTASI KLINIS
a. Umum : hipertermi kemudian hipotermi, tampak tidak sehat, malas minum
b. Saluran cerna : distensi abdomen, anoreksia, muntah, diare, hepatomegali
c. Saluran napas : apnea, dispnea, takipnea, napas cuping hidung, merintih,
sianosis.
d. Sistem kardiovaskuler : sianosis,hipotensi,takikardi,bradikardia.
e. Sistem saraf pusat :tremor, kejang,penurunan kesadaran
f. Hematologi : ikterus,splenomegali, pucat, petekie, pendarahan.
(Kapita selekta kedokteran Jilid II,Mansjoer Arief 2008)

D. KLASIFIKASI SEPSIS :
1. Sepsis dini
terjadi 7 hari pertama kehidupan.
Karakteristik : sumber organisme pada saluran genital ibu dan atau cairan
amnion, biasanya fulminan dengan angka mortalitas tinggi.

5
2. Sepsis lanjutan/nosokomial
yaitu terjadi setelah minggu pertama kehidupan dan didapat dari
lingkungan pasca lahir. Karakteristik : Didapat dari kontak langsung atau
tak langsung dengan organisme yang ditemukan dari lingkungan tempat
perawatan bayi, sering mengalami komplikasi.

E. PATOFISIOLOGI
Mikroorganisme atau kuman penyebab infeksi dapat mencapai neonatus
melalui beberapa cara yaitu :
a. Pada masa antenatal atau sebelum lahir pada masa antenatal kuman dari
ibu setelah melewati plasenta dan umbilicus masuk kedalam tubuh bayi
melalui sirkulasi darah janin. Kuman penyebab infeksi adalah kuman yang
dapat menembus plasenta, antara lain virus rubella, herpes, sitomegalo,
koksaki, hepatitis, influenza, parotitis. Bakteri yang dapat melalui jalur ini
antara lain malaria, sifilis dan toksoplasma.
b. Pada masa intranatal atau saat persalinan infeksi saat persalinan terjadi
karena kuman yang ada pada vagina dan serviks naik mencapai kiroin dan
amnion akibatnya, terjadi amnionitis dan korionitis, selanjutnya kuman
melalui umbilkus masuk ke tubuh bayi. Cara lain, yaitu saat persalinan,
cairan amnion yang sudah terinfeksi dapat terinhalasi oleh bayi dan masuk
ke traktus digestivus dan traktus respiratorius, kemudian menyebabkan
infeksi pada lokasi tersebut. Selain melalui cara tersebut diatas infeksi
pada janin dapat terjadi melalui kulit bayi atau “port de entre” lain saat
bayi melewati jalan lahir yang terkontaminasi oleh kuman (mis. Herpes
genitalis, candida albican dan gonorrea).
c. Infeksi pascanatal atau sesudah persalinan. Infeksi yang terjadi sesudah
kelahiran umumnya terjadi akibat infeksi nosokomial dari lingkungan
diluar rahim (mis, melalui alat-alat; pengisap lendir, selang endotrakea,
infus, selang nasagastrik, botol minuman atau dot). Perawat atau profesi
lain yang ikut menangani bayi dapat menyebabkan terjadinya infeksi
nasokomial.

6
Pohon Masalah
Mikroorganisme (bakteri,virus,jamur,dll)

Infeksi

Menghasilkan endotoksin

system kardiovaskuler bakteremia&septicemia system


pernafasan

vasodilatasi pembuluh darah Dianggap benda asing Co2


tertahandalam

tubuh Gangguan perfusi jaringan


Reaksi immunologic
peningkatan Hco3

Hipertermi asidosis
respiratori

diaporesis
takhipnoe
output berlebih
gangguan pemenuhan cairan Ggn
pemenuhan O2

menekan pusat kesadaran di hipotalamus

resiko terjadi syok

7
F. KOMPLIKASI
 Meningitis
 Hipoglikemia, asidosis metabolik
 Koagulopati, gagal ginjal, disfungsi miokard, perdarahan intrakranial
 ikterus/kernicterus

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan darah rutin (hb,leuko,trombosit,CT,BT,LED,SGOT,SGPT)
b. Kultur darah dapat menunjukkan organisme penyebab.
c. Analisis kultur urine dan cairan sebrospinal (CSS) dengan lumbal fungsi
dapat mendeteksi organisme.
d. DPL menunjukan peningkatan hitung sel darah putih (SDP) dengan
peningkatan neutrofil immatur yang menyatakan adanya infeksi.
e. Laju endah darah, dan protein reaktif-c (CRP) akan meningkat
menandakan adanya inflamasi.

H. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Suportif
- Lakukan monitoring cairan elektrolit dan glukosa
- Berikan koreksi jika terjadi hipovolemia, hipokalsemia dan
hipoglikemia
- Atasi syok, hipoksia, dan asidosis metabolic.
- Awasi adanya hiperbilirubinemia
- Pertimbangkan nurtisi parenteral bila pasien tidak dapat menerima
nutrisi enteral.
2. Kausatif
Antibiotic diberikan sebelum kuman penyebab diketahui. Biasanya
digunakan golongan Penicilin seperti Ampicillin ditambah

8
Aminoglikosida seperti Gentamicin. Pada sepsis nasokomial, antibiotic
diberikan dengan mempertimbangkan flora di ruang perawatan, namun
sebagai terapi inisial biasanya diberikan vankomisin dan aminoglikosida
atau sefalosforin generasi ketiga. Setelah didaapt hasil biakan dan uji
sistematis diberikan antibiotic yang sesuai. Tetapi dilakukan selama 10-14
hari, bila terjadi Meningitis, antibiotic diberikan selama 14-21 hari dengan
dosis sesuai untuk Meningitis.

I. PENCEGAHAN
 Pada masa Antenatal
Perawatan antenatal meliputi pemeriksaan kesehatan ibu secara berkala,
imunisasi, pengobatan terhadap penyakit infeksi yang diderita ibu, asupan
gizi yang memadai, penanganan segera terhadap keadaan yang dapat
menurunkan kesehatan ibu dan janin. Rujuk ke pusat kesehatan bila
diperlukan.
 Pada masa Persalinan
Perawatan ibu selama persalinan dilakukan secara aseptik.
 Pada masa pasca Persalinan
Rawat gabung bila bayi normal, pemberian ASI secepatnya, jaga
lingkungan dan peralatan tetap bersih, perawatan luka umbilikus secara
steril.

9
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
a. Identitas pasien
Nama: An. J
TTL: Bandar Lampung, 11-3-2020
Agama: islam
Alamat: Bandar lampung
Tanggal masuk: 18-3-2021
Diagnose medis: sepsis neonatorum

b. Identitas orang tua


Nama: Ny. T
Pendidikan: SMA
Pekerjaan: IRT
Alamat: Bandar lampung
Hubungan dengan klien: IBU

B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Cara lahir, apgar score, jam lahir, kesadaran
2. Riwayat Prenatal
Lama kehamilan, penyakit yang menyertai kehamilan
3. Riwayat Persalinan
Cara persalinan, trauma persalinan

10
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
- Kesadaran
- Vital sign
- Antropometri
2. Kepala
Adakah trauma persalinan, adanya caput, cepat hematan, tanda ponsep
3. Mata
Apakah ada Katarak congenital, blenorhoe, ikterik pada sclera,
konjungtiva perdarahan dan anemis.
4. Sistem Gastrointestinal
Apakah palatum keras dan lunak, apakah bayi menolak untuk disusui,
muntah, distensi abdomen, stomatitis, kapan BAB pertama kali.
5. Sistem Pernapasan
Apakah ada kesulitan pernapasan, takipnea, bradipneo, teratur/tidak,
bunyi napas
6. Tali Pusat
Periksa apakah ada pendarahan, tanda infeksi, keadaan dan jumlah
pembuluh darah (2 arteri dan 1 vena)
7. Sistem Genitourinaria
Apakah terdapat hipospadia, epispadia, testis, BAK pertama kali
8. Ekstremitas
Apakah ada cacat bawaan, kelainan bentuk, jumlah, bengkak,
posisi/postur, normal/abnormal.
9. Muskuloskletal
Tonus otot, kekuatan otot, apakah kaku, apakah lemah,
simetris/asimetris
10. Kulit
Apakah ada pustule, abrasi, ruam dan ptekie.

11
D. PEMERIKSAAN SPESIFIK
1. Apgar Score
2. Frekuensi kardiovaskuler
Apakah ada takikardi, bradikardi, normal
3. Sistem Neurologis
- Refleks moro : tidak ada, asimetris/hiperaktif
- Refleks menghisap : kuat, lemah
- Refleks menjejak : baik, buruk
- Koordinasi refleks menghisap dan menelan

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Gangguan pemenuhan oksigen b/d terganggunya suplay oksigen kedalam
jaringan   
- Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan vasodilatasi pemb darah
- Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan
Peningkatan pengeluaran,dehidrasi
- Resiko tinggi septik syok berhubungan dengan imaturitas system imun
- Hipertermi berhubungan dengan peningkatan tingkat metabolisme
penyakit

C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

- Gangguan pemenuhan oksigen b/d terganggunya suplay oksigen kedalam


jaringan     

12
Tujuan umum :
-    Jaringan mendapat suplay oksigen yang optimal
- Reduksi suplay oksigen tertangani
- Pertukaran darah arteri dan vena tanpa hambatan

Tujuan khusus :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan kebutuhan oksigen terpenuhi
Kriteria hasil : 
- Pasien tidak sesak
- Pernafasan 30-60x/menit
- tidak tampak cianosis

Intervensi

Intervensi Rasional

Mandiri
Pertahankan jalan nafas Membuat jalan nafas tetap tanpa obstruksi   

Pantau frekuensi dan kedalaman jalan nafas      Pernapasan cepat dan dangkal terjadi karena
hipoksemia, stress dan sirkulasi endotoksin    

Auskultasi bunyi nafas, perhatikan krekels, Kesulitan bernafas dan munculnya bunyi
mengi         adventisius merupakan indikator dari kongesti
pulmona/ edema intersisial           

Catat adanya sianosis      Menunjukkna oksigen sistemik tidak


adequate    

Selidiki perubahan pada sensorium   Fungsi serebral sangat sensitif terhadap


penurunan oksigenisasi         

13
Sering ubah posisi         Mengurangi ketidakseimbangan
ventilasi        

Kolaborasi
Berikan suplemen oksigen sesuai indikasi kondisi Penurunan oksigen yang tidak dapat
bayi baru lahir dihentikan meningkatkan keadaan hipoksia,
mengakibatkan asidosis metabolik

- Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan vasodilatasi pembuluh


darah
Tujuan Umum :
- Mencegah terjadinya syok
- Jaringan mendapat suplay darah yang normal/tidak terhambat
- Mencegah terjadi iskhemik dan nekrotik jaringan

Tujuan Khusus
Setelah dilakukan intervensi keperawatan perfusi jaringan terpenuhi
Kriteria Hasil :
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Nadi perifer kuat dan reguler
- Kulit hangat dan kering
- Akral hangat

Intervensi

Intervensi Rasional

Mandiri
Pantau tekanan darah, catat Hipotensi akan berkembang bersamaan
perkembangan hipotensi dengan mikroorganisme menyerang
aliran adrah

Pantau frekuensi dan irama jantung Bila terjadi takhikardi mengacu pada

14
stimulasi sekunder sistem saraf
simpatis untuk menekan respons dan
untuk menggantikan kerusakan pada
hipertensi
Perhatikan kualitas/kekuatan dari denyut
perifer Bila nadi menjadi lambat harus
diwaspadai adanya penurunan curah
jantung dan vasokontriksi perifer jika
terjadi syok
Kaji frekuensi pernafasan,kedalaman,dan
kualitas.perhatikan dispnoe berat Peningkatan pernafasan terjadi sebagai
responsterhadap efek-efek langsung
dari endotoksin pada pusat pernafasan
di dalam otak
Kaji kulit terhadap perubahan
warna,suhu dan kelembaban Mekanisme kompensasi dari
vasodilatasi mengakibatkan kulit
hangat, merah muda, kering adalah
karakteristik dari hiperfusi pada fase
hiperdinamik dari syok sepsis dini
Auskultasi bising usus
Penurunan aliran darah pada
mesenterium menurunkan peristaltik
dan dapat menimbulkan illeus paralitik
Kolaborasi
Berikan cairan parenteral
Untuk mempertahankan perfusi
jaringan,cairan dibutuhkan untuk
mendukung volume sirkulasi
Pantau pemeriksaan laboratorium,mis
GDA Perkembangan asidosis
respiratorik/metabolik merefleksikan
kehilangan mekanisme kompensasi

15
Berikan suplay O2 tambahan Memaksimalkan O2 yang tersedia
untuk masukan seluler

- Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan


peningkatan permeabilitas kapiler.
Tujuan Umum :
- Mencegah terjadi dehidrasi
- Mencegah terjadi syok hipovolemi
- Mencegah gagal ginjal

Tujuan khusus :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan volume cairan dapat
dipertahankan secara adekuat
Kriteria Hasil :
- Jumlah urine normal 0.5cc-1cc/kg BB
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi :Turgor kulit elastis,membran mukosa
lembab,tidak ada rasa haus yang berlebihan
- Tekanan darah ,nadi 100-120x/menit,suhu tubuh 36-37°c

Intervensi

Intervensi Rasional

Mandiri
Catat/ukur pengeluaran urin dan berat Penurunan keluaran urine dan berat
jenisnya jenis urine akan menyebabkan
hipovolemi
Kaji membrane mukosa, turgor kulit
dan rasa haus Hipovolemi/cairan ruang ketiga akan
memperkuat tanda-tanda dehidrasi
Amati edema dependen/perifer pada
sacrum, skurutum, punggung kaki Kehilangan cairan dari kompartemen
vaskuler ke dalam ruang interstisial

16
akan menyebabkan edema jaringan
Timbang popok jika diperlukan
Untuk mengetahui jumlah pengeluaran
Monitor status hidrasi (kelembaban urine
membran mukosa,turgor kulit,kekuatan Untuk mengetahui keberhasilan therapi
nadi) cairan yang telah diberikan

Kolaborasi
Berikan cairan IV
Sejumlah cairan diperluakn untuk
mengatasi hipovolemi
Pantau nilai laboratorium,mis :
Ht,jumlah SDM Mengevaluasi perubahan didalam
hidrasi/viskositas darah

- Resiko tinggi terhadap septik syok berhubungan dengan imaturitas sistem


imun
Tujuan Umum :
- Sistem imun kembali normal
- Pasien terbebas dari infeksi
- Pasien terbebas dari purulensi/drainase atau eritema atau afebris

Tujuan Khusus :
- Setelah dilakukan intervensi keperawatan sepsis syok tidak terjadi
Kriteria hasil
 Suhu afebris
 Penurunan kadar leukosist dalam darah
 Kesadaran compos mentis (CM)
 Denyut nadi kuat dan reguler
Intervensi

Intervensi Rasional

17
Mandiri
Lakukan isolasi/pantau pengunjung Pembatasan pengunuung dubutuhkan
sesuai indikasi untuk melindungi pasien imunosupresif
serta menguransi resiko terpapar infesi
nsokomial
Cuci tangan sebelum dan sesudah Mengurangi kontaminasi silang
melakukan intervensi walaupun
menggunakan sarung tangan steril

Pantau kecenderungan peningkatan Demam disebabkan oleh efek-efek dari


dan penurunan suhu tubuh pasien endotoksin pada hipotalamus dan
endokrin yang melepaskan
pirogen.Hipotermi adalah tanda-tanda
genting yang merefleksikan
perkembangan status syok/penurunan
ferpusi jaringan
Amati adanya menggigil dan
diaforesis Menggigil seringkali mendahului
memuncaknya suhu pada adanya infeksi
umum

Pantau tanda-tanda penyimpangan Dapat menunjukan ketidakadekuatan


kondisi selama masa therapi therafi antibiotik atau pertumbuhan
berlebihan dari organisme oportunik

Infeksi rongga mulut terhadap Depresi sistem imun dan penggunaan dari
plak,selidiki rasa gatal antibiotik dapat meningkatkan resiko
infeksi sekunder

Kolaborasi
Dapatkan spesimen Identifikasi terhadap portal entry dan
urine,darah,sputum sesuai petunjuk organisme penyebab septisemia adalah
untuk pewarnaan gram,kultur dan penting bagi efektivitas pengobatan
sensitivitas

18
Dapat membasmi/memberikan imunitas
Berikan obat anti infeksi sesuai sementara untuk infeksi
petunjuk

- Hipertermi berhubungan dengan peningkatan tingkat metabolisme


penyakit
Tujuan Umum :
- Pasien terhindar dari febris /suhu dalam batas normal
- Menghindari dari komplikasi akibat peningkatan suhu tubuh
- Pasien merasa nyaman,kebutuhan istirahat dan tidur terpenuhi

Tujuan Khusus:
Setelah dilakukan intervensi keperawatan suhu tubuh pasien kembali
normal
Kriteria hasil :
- Suhu tubuh 36°c-37°c
- Tidak ada perubahan warna kulit dan pasien tidak mengeluh pusing
- Nadi 100x/menit-120x/menit
- RR 30-60x/menit
Intervensi

Intervensi Rasional

Mandiri
Pantau suhu pasien (derajat dan Demam menunjukan proses infeksius
pola),perhatikan menggigil dan akut. Pola demam dapat membantu
diaforesis dalam diagnosis Menggigil sering
mendahului puncak suhu.

19
Suhu ruangan/jumlah selimut harus
Pantau suhu lingkungan ,batasi/tambah diubah untuk mempertahankan suhu
linen tempat tidur sesuai indikasi mendekati normal

Dapat membantu mengurangi


Beri kompres hangat hindari demam,alohol dapat menyebabkan
penggunaan alkohol pasien merasa kedinginan

Mencegah dehidrasi serta mempertahan


Anjurkan pasien untuk banyak minum jumlah cairan tubuh dalam batas normal
Untuk menghindari udara yang pengap
Tingkatkan sirkulasi udara serta mencegah peningkatan suhu
ruangan

Kolaborasi
Berikan obat antipiretik Digunakan untuk mengurangi demam
dengan aksi sentralnya pada
hipotalamus

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sepsis merupakan respon tubuh terhadap infeksi yang menyebar
melalui darah dan meyebar ke jaringan lain.bakteri masuk ke tubuh
bayi kemudian menginfeksinya.Produk infeksi bakteri yaitu endotoksin
yang dapat meninbulkan berbagai rekasi biologic,yaitu :

20
a.Endotoksin dengan berbagai mekanisme menyebabkan penurunan
tekanan darah
b.Endotoksin menimbulkan reaksi febris
c.Endotoksin menimbulkan leucopenia yang kemudian diikuti oleh
leukositosis
d.Endotoksin menyebabkan trombositopenia
e.Endotoksin menimbulkan perubahan metabolisme karbohidrat dan
protein
Sehingga bila penanganan dan perawatan yang diberikan tidak tepat
dapat menimbulkan kematian pada pasien.
Mikroorganisme penyebab infeksi dapat mencapai neonatus melalui
beberapa cara yaitu :
1. Pada masa antenatal atau sebelum lahir
2. Pada masa intranatal atau saat persalinan
3. Infeksi pascanatal atau sesudah melahirkan

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marylin. E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.

Hasan, Rusepno. 1986. Ilmu Kesehatan Anak. Buku Kuliah 3. Jakarta: Bagian
Ilmu Kesehatan Anak. FKUI.

Mansjoer Arief. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius. Jakarta:


FKUI.

21
Nelson. 1993. Ilmu Kesehatan Anak. Bagian 2. Jakarta: EGC.

Pusdiknakes. Asuhan Keperawatan Anak Dalam Konteks Keluarga. Jakarta:


Depkes RI.

Babak, Lowdermik, Jensen, 2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4;


Jakarta, EGC
https://www.academia.edu/4620260/27499218_Sepsis_Neonatal

http://library.poltekkesjakarta1.ac.id/repository/index.php?
p=show_detail&id=907&keywords=

22

Anda mungkin juga menyukai