TEKNOLOGI INFORMASI
OLEH:
Alviah Nur Rizki
(1926009)
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah teknologi infromasi ini bisa
selesai dengan pada waktunya
Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan, namun terlepas
dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
sehingga saya sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun
demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan................................................................................2
1.3 Ruang Lingkup...................................................................................3
1.4 Metode Penulisan................................................................................3
3.1 Kesimpulan.......................................................................................22
3.2 Saran.................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................23
ii
iii
BAB I
PENNDAHULUAN
Manusia bereaksi secara keseluruhan, secara holistik, atau dapat dikatakan juga
ketiga unsur ini harus diperhatikan. Gangguan jiwa adalah gejala-gejala patologik
dominan berasal dari unsur psikis. Hal ini tidak berarti bahwa unsur yang lain
tidak terganggu sekali lagi, yang sakit dan menderita ialah manusia seutuhnya dan
jiwa berat. Bila separuh dari mereka memerlukan perawatan di rumah sakit dan
jika penduduk Indonesia berjumlah 120 juta maka ini berarti bahwa 120 ribu
orang dengan gangguan jiwa berat memerlukan perawatan di rumah sakit (Yosep,
2011).
dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras
1
Pada era globalisasi dengan teknologi, perawat jiwa sebagai pemberi asuhan
sakit. Oleh karna itu, perawat di tuntut mampu memberikan asuhan keperawatan
jiwa. Zaman dahulu penanganan pasien gangguan jiwa adalah dengan di pasung,
dirantai, atau diikat, lalu di tempatkan tersendiri di rumah atau di hutan jika
gangguan jiwa nya berat. Bila tidak berbahaya, di biarkan berkeliaran di desa,
Data yang penulis dapat dari rumah sakit jiwa provinsi Lampung di ruang
1.2.2.1 Konsep teori penyakit dan asuhan keperawatan pada klien dengan
2
1.2.2.2 Melakukan pengkajian status kesehatan pada klien dengan Gangguan
Ruang lingkup dalam penulisan studi kasus ini adalah asuhan keperawatan yang
Halusinasi Pendengaran yang dilakukan dari tanggal 26-27 mei 2014 di ruang
1.4.1 Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan laporan ini adalah
3
Halusinasi Pendengaran dengan melakukan pendekatan proses asuhan
keperawatan.
1.4.2.2 Wawancara
Adalah suatu jenis pengumpulan data dilakukan dengan cara komunikasi langsung
dengan klien maupun keluarga klien, sebagai alat pencatatan data digunakan
format pengkajian dengan tujuan agar pencatatan lebih sistematis dan objektif.
medik dan perawat pada buku status klien di ruang Kutilang Rumah Sakit Jiwa
Propinsi Lampung.
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1.1 Pengertian
Halusinasi adalah suatu gejala gangguan jiwa pada individu yang di tandai dengan
Sejalan dengan kedua pendapat di atas menurut Varcarolis dalam Yosep, (2011),
seseorang, dimana tidak terdapat stimulus. Tipe halusinasi yang paling sering
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana klien mengalami
5
Menurut Kusumawati (2010), pada klien gangguan jiwa ada beberapa jenis
Mendengar suara atau kebisingan yang kurang jelas, dimana terkadang suara-
suara tersebut seperti mengajak bicara klien dan kadang memerintah klien untuk
melakukan sesuatu.
Stimulus visual dalam bentuk kilatan, gambar atau cahaya, gambar atau bayangan
Membau bau-bauan tertentu seperti bau darah, urine, feses, parfum, atau bau yang
lain.
Merasa mengecap rasa seperti darah, urine, feses, atau yang lainnya.
yang jelas.
6
2.1.2.6 Halusinasi cenesthetic
Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri, pencernaan
Karakteristik Klien:
Klien mengalami stres, cemas, perasaan perpisahan, rasa bersalah, kesepian yang
memuncak, dan tidak dapat diselesaikan. Klien mulai melamun dan memikirkan
Perilaku Klien
Klien tersenyum dan tertawa sendiri , menggerakkan bibir tanpa suara, pergerakan
mata yang cepat, respon verbal yang lambat, diam dan berkonsentrasi.
Karakteristik Klien
7
Pengalaman sensori menjijikan dan menakutkan, kecemasan meningkat,
melamun, dan berpikir sendiri jadi dominan. Mulai dirasakan ada bisikan yang
tidak jelas. Klien tidak ingin orang lain tahu dan ia tetap dapat mengontrolnya.
Perilaku Klien
Karakteristik Klien
Bisikan, suara, isi halusinasi semakin menonjol, menguasai dan mengontrol klien.
Perilaku Klien
Secara umum halusinasi menjadi lebih rumit dan saling terkait dengan delusi.
Karakteristik Klien
8
Halusinasinya berubah menjadi mengancam, memerintah, dan memarahi klien.
Klien jadi takut, tidak berdaya, hilang kontrol, dan tidak dapat berhubungan
Perilaku Klien
Prilaku panik, beresiko tinggi menciderai diri sendiri dan orang lain, kegiatan fisik
2.1.4 Etiologi
kehangatan keluarga menyebabkan klien tidak mampu mandiri sejak kecil, mudah
lingkungannya.
berlebihan di alami oleh seseorang maka di dalam tubuh akan di hasilkan suatu
9
Dimetytranferase (DMP). Akibat stress berkepanjangan menyebabkan
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah terjerumus pada
penyalahgunaan zat adiktif. Hal ini berpengaruh pada ketidak mampuan klien
dalam mengambil keputusan yang tepat di masa depannya. Klien lebih memilih
kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata menuju alam hayal.
Penelitian menunjukan bahwa anak sehat yang di asuh oleh orangtua skizofrenia
2.1.4.2.1 Prilaku
Respon klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga, ketakutan, perasaan tidak
aman, gelisah dan bingung, prilaku merusak diri, kurang perhatian, tidak mampu
mengambil keputusan serta tidak dapat membedakan keadaan nyata dan tidak
10
Halusinasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik seperti kelelahan yang
Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar problem yang tidak dapat diatasi
merupakan penyebab halusinasi itu terjadi. Isi dari Halusinasi dapat berupa
perintah memaksa dan menakutkan. Klien tidak sanggup lagi menentang perintah
tersebut hingga dengan kondisi tersebut klien berbuat sesuatu terhadap ketakutan
tersebut.
Klien mengalami gangguan interaksi sosial dalam fase awal dan comforting, klien
Secara spiritual klien halusinasi mulai dengan kehampan hidup, rutinitas tidak
bermakna, hilangnya aktivitas ibadah dan jarang berupaya secara spiritual untuk
menyucikan diri.
11
Menurut Damaiyanti (2012), tanda dan gejala halusinasi yaitu:
detik.
2.1.5.21 Ketakutan.
12
2.1.5.22 Tidak dapat mengurus diri.
adalah:
2.1.6.1 Nutrisi
untuk makan tidak ada. Selain itu, bila ada halusinasi mengancam atau menyuruh
individu maka dia akan menolak dan menghindari makan sehingga terjadi
13
2.1.6.2 Istirahat dan tidur
Suara yang didengar secara terus menrus membuat individu asyik dengan
dunianya sendiri sehingga individu kehilangan waktu untuk beristrirahat atau tidur
tenang.
individu untuk mengurus dirinya sendiri. Selain itu, halusinasi dapat membuat
sendiri.
Jika halusinasi mengancam maka individu cenderung merasa takut gelisa dan
2.1.6.5 Komunikasi
2.1.6.6 Sosialisasi
Individu dengan halusinasi cenderung asyik dengan dirinya sendiri dan bersikap
masa bodoh terhadap lingkungannya sehingga individu menarik din dan interaksi
sosial terganggu.
14
Halusinasi sering dirasakan sebagai suara hantu, syetan atau kekuatan sehingga
Akibatnya individu terputus dengan sesama atau dengan tuhan sebagai sumber
bersikap masa bodoh terhadap lingkungan dan dirinya sendiri serta individu
2.1.7 Penatalaksanan
2.1.7.1 Medik
relaps simtomatik dan dirawat inap ulang. Namun efek samping neurology yang
serius menyebabkan obat ini sulit ditoleransi oleh banyak pasien skizofrenia.
15
yang secara signifikan menurunkan resiko gangguan neurology yang merugikan.
Menurut Stuart (2006), Prilaku yang mewakili upaya untuk melindungi pasien
maladaptif, meliputi:
2.1.8.1 Regresi, berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk
sehari-hari.
2.1.8.3 Menarik diri, sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan stimulus
internal.
Menurut Stuart (2006), sumber koping individual harus dikaji dengan pemahaman
tentang pengaruh gangguan otak pada prilaku. Kekuatan dapat meliputi model,
seperti intelegensi atau kreatifitas yang tinggi. Orang tua harus secara aktif
Menurut Stuart (2006), tidak terdapat riset ilmiah yang menunjukan bahwa stress
16
masalah koping dapat mengindikasikan kemungkinan kekambuhan gejala.
berdasarkan hubungan antara beratnya stress yang dialami individu dan ambang
manusia, dan juga model ini mengintegrasikan komponen biologi, psikologi dan
Perawat jiwa dapat berkerja lebih efektif jika tindakan mereka didasarkan pada
suatu model yang mengenali adanya sehat atau sakit, sebagai hasil dari berbagai
daya yang dimiliki individu, semakin tinggi kesenjangan terjadi semakin tinggi
pula tingkat stress yang di alami individu dan akan merasa terancam.
17
Kecemasan (anciety) dan depresi (depression) merupakan dua jenis gangguan
kejiwaan yang satu dengan lainnya saling berkaitan. Seseorang yang mengalami
Faktor predisposisi
Stressor presipitasi
Sumber koping
Mekanisme koping
Konstruktif Destruktif
18
Respon adaftif Respon maladaftif
Diagnosis keperawatan
Faktor resiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang dapat
Stimulasi yang dipresitasi oleh individu sebagai tantangan, ancaman, atau tuntutan
gangguan otak pada prilaku. Orang tua harus secara aktif mendidik anak-anak dan
dewasa muda tentang keterampilan koping karena mereka biasanya tidak hanya
penyakit, finansial yang cukup, ketersediaan waktu dan tenaga, dan kemapuan
19
2.2.6 Rentang Respon Koping
diharapkan.
meliputi : identitas klien, keluhan utama atau alasan masuk, factor predisposisi,
aspek fisik dan biologis, aspek psikososial, status mental, kebutuhan persiapan
2.3.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan.
Tahap pengkajian terdiri dari pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau
masalah klien. Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psiko, sosial dan
spiritual.
Proses pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan
20
Tanda-tanda pada klien dengan halusinasi pendengaran :
2.3.1.5 Tidak mampu melaksanakan diri sendiri seperti mandi, sikat gigi dan
2.3.2.1 Ansietas
21
2.3.3 Rencana Keperawatan
Menurut Damaiyanti (2012), pada perencanaan ini berisikan tujuan umum dan
tujuan khusus :
tertentu.
2.3.3.2.2.4 Diskusikan dengan klien apa yang dilakukan untuk mengatasi perasaan
tersebut
haluisinasinya.
2.3.3.2.2.6 Jika klien tidak sedang berhalusinasi klarifikasi isi tentang adanya
pengalaman halusinasi.
22
2.3.3.2.3.1 Identifikasi bersama klien cara atau tindakan yang dilakukan jika
terjadi halusinasi
halusinsinya
2.3.3.2.3.4 Bantu klien memilih cara yang sudah dianjurkan dan latih untuk
mencobanya
2.3.3.2.3.5 Beri kesempatan untuk melakukan cara yang dipilih dan dilatih
2.3.3.2.3.6 Pantau pelaksanaan yang dipilih dan dilatih jika berhasil beri pujian
persepsi
2.3.3.2.4.1 Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum
obat, nama, warna, dosis, cara, efek terapi dan efek samping
penggunaan obat
2.3.3.2.4.3 Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dokter atau
perawat
23
2.3.4 Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada klien. Evaluasi dapat dibagi dua, yaitu evaluasi proses atau
formatif yang dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan dan evaluasi hasil
atau sumatif yang dilakukan dengan membandingkan respon klien pada tujuan
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Halusinasi adalah suatu gejala gangguan jiwa pada individu yang di tandai dengan
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana klien mengalami
3.2 Saran
Halusinasi ialah termasuk gangguan dari kejiwaan seseorang dan disebabkan oleh
beberapa sebab.Selain itu perawat juga harus mampu memotivasi pasien agar
25
DAFTAR PUSTAKA
26