Anda di halaman 1dari 3

1.

Menurut Ibnu Sina (980 -1037 M), manusia adalah makhluk yang mempunyai
kesanggupan :
1) Makan
2) Tumbuh
3) berkembang biak
4) pengamatan hal-hal yang istimewa
5) pergerakan di bawah kekuasaan
6) ketahuan (pengetahuan tentang) hal-hal yang umum
7) kehendak bebas. 
Sedangkan, hewan tidak memiliki kehendak bebas dan pengetahuan tentang hal-
hal yang umum. (ditinjau dari https://uharsputra.wordpress.com yang diakses pada
22 Mei 2020 pukul 19.25 WIB)

Ahli lain, Aristoteles (384 – 322 SM) memiliki pendapat, manusia itu adalah
hewan yang berakal sehat, yang mengeluarkan pendapatnya, yang berbicara
berdasarkan akal fikirannya. Manusia itu adalah hewan yang berpolitik (Zoon
Politicon/Political Animal), hewan yang membangun masyarakat di atas famili-
famili menjadi pengelompokan impersonal dari pada kampung dan negara.
(ditinjau dari https://www.academia.edu diakses pada 22 Mei 2020 pukul 19.40
WIB)

Dari pendapat kedua ahli, dapat disimpulkan secara fisik memang manusia
tergolong kedalam kelompok hewan. Akan tetapi, manusia mempunyai kelebihan-
kelebihan yang tidak terdapat pada hewan yaitu mempunyai akal dan fikiran. Cara
berfikir manusia dapat menentukan bagaimana perilaku manusia dalam kehidupan
berbudaya dan bermasyarakat. Kelebihan tersebutlah yang menjadi perbedaan
antara manusia dengan hewan.

2. Menurut Koentjaraningrat dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Antropologi I


” (1996) menjelaskan bahwa secara akademis, antropologi adalah sebuah ilmu
tentang manusia pada umumnya dengan titik fokus kajian pada bentuk fisik,
masyarakat dan kebudayaan manusia. Sedangkan secara praktis, antropologi
merupakan sebuah ilmu yang mempelajari manusia dalam beragam masyarakat
suku bangsa guna membangun masyarakat suku bangsa tersebut. (Ruswanto 1997)

Secara garis besar, antropologi merupakan suatu ilmu sosial yang mempelajari
tentang perilaku manusia, baik sikapsikap, aktivitas maupun kehidupan
budayanya.

Perbedaan antara Antropologi dengan Sosiologi terletak dari kajian dari kedua
ilmu tersebut. Objek kajian sosiologi adalah masyarakat, sedangkan antropologi
mempelajari tentang kebudayaan dari masyarakat tersebut. Masyarakat selalu
berkebudayaan. Masyarakat dan kebudayaan tidak sama, tetapi berhubungan
sangat erat. Jika diibaratkan sosiologi merupakan tanah untuk tumbuhnya
kebudayaan. Kebudayaan selalu bercorak sesuai dengan masyarakat. Masyarakat
berhubungan dengan susunan serta proses hubungan antara manusia dan
golongan. Adapun kebudayaan berhubungan dengan isi/corak dari hubungan
antara manusia dan golongan. Oleh karena itu baik masyarakat atau kebudayaan
sangat penting bagi sosiologi dan antropologi. Hanya saja, penekanan keduanya
berbeda. (Puspitasari 2018)

3. Cara Sarah melakukan etnografi itu dengan mengamati bagaimana kebudayaan


Betawi yang dijalankan oleh keluarga Si Doel dan mempelajarinya
DAFTAR PUSTAKA

Puspitasari, Ratna. 2018. “Materi Sosiologi Antropologi Konsep Dasar Sosiologi


Antropologi.” Journal of Chemical Information and Modeling 53(9):1–8.

Ruswanto, W. 1997. “Ruang Lingkup Ilmu Antropologi.” Ruang Lingkup Antropologi


1(2):1–46.

https://www.academia.edu/30728097/MANUSIA

https://uharsputra.wordpress.com/filsafat/manusia-berfikir-dan-pengetahuan-2/

Anda mungkin juga menyukai