DISPERSI KOLOID
Asslamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat
dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah kami yang
membahas Sistem Koloid. Untuk kedua kalinya sholawat serta salam kami
haturkan kepada junjungan nabi Muhamad SAW semoga selalu
terlimpahkan. Amin.
Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada ibu dosen yang telah
membimbing saya dalam menyelesaikan makalah ini. Dimana makalah ini
saya mengupas sekelumit tentang disperse Koloid
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembacanya. Tiada gading
yang tak retak, demikian pula dengan penyusunan makalah ini yang masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak maupun bagi pembaca makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan system koloid?
b. Jelaskan macam-macam system koloid?
c. Bagaimana sifat-sifat koloid?
C. Tujuan
a. Agar pembaca dapat mengetahui system koloid.
b. Agar pembaca mengetahui macam-macam system koloid.
c. Agar pembaca mengetahui sifat-sifat koloid.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Koloid
Dispersi koloid menyatakan suatu sistem yang mempunyai ukuran
partikel ditengah tengah antara larutan sejati dan dispersi kasar, kira kira 10
sampai 5000 Å. Disperse koloid dapat dianggap sebagai sistem dua fase
(heterogen) pada keadaan tertentu dan sebagai sistem satu fase (homogeny)
pada keadaan lain. Dispersi koloid perak proteinat dalam air adalah
heterogen karena terdiri atas partikel partikel yang merupaka suatu sistem
terpisah . sebaliknya, disperse koloid akasia atau karboksimetilselulosa
natrium dalam air adalah homogen.
2. Koloid liofobik
Golongan koloid kedua terdiri dari atas bahan bahan yang mempunyai Tarik
menarik kecil, itupun jika ada, terhadap medium dispersi. Golongan ini
disebut koloid liofobik (tidak suka pelarut) dan berbeda dengan koloid
liofilik. Koloid liofobik umumnya tersusun atas pertikel parikel anorganik
yang terdispersi dalam air. Contoh bahan semacam ini antara lain emas,
perak, belerang, arsen (III) sulfida, dan perak iodida
Syarat terbentuknya koloida liofobuk dengan cara kondensasi adalah adanya
keadaan lewat jenuh dengan derajat yang tinggi diikuti dengan pembentukan
dan pertumbuhan inti. Keadaan lewat jenuh bisa dibuat dengan menukar
pelarut atau mengurangi temperatur.
3. Koloid gabungan
Koloid gabungan atau amfifilik merupakan golongan ketiga dalam
penggolongan ini. Molekul molekul atau ion ion tertentu yang disebut
amfifil atau bahan aktif permukaan dicirikan oleh adanya dua daerah yang
berbeda yang memiliki afinitas terhadap larutan yang berlwanan di dalam
molekul atau ion yang sama. Jika ada dalam suatu medium cair dengan
konsentrasi rendah, amfifil berada terpisah dan mempunyai ukuran seperti
subkoloid. Jika konsentrasi ditingkatkan, terjadi agregasi pada suatu
jangkauan konsentrasi yang sempit. Agregan ini yang bisa mengandung 50
monomer atau lebih disebut misel. Fenomena misel yaitu dibawah cmc,
konsentrasi amfifil yang mengalami adsorpsi pada antarmuka udara-air
meningkat pada waktu konsentrasi total amfifil dinaikan. Akhirnya
tercapai suatu titik antarmuka dan fase bulk keduanya menjadi jenuh
dengan monomer.
Efek faraday-tyndall
Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar
(cahaya) oleh partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena
ukuran molekul koloid yang cukup besar. Efek tyndall ini ditemukan
oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh
karena itu sifat itu disebut efek tyndall. Efek tyndall adalah efek
yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati
(gambar kiri) disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak
akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid
(gambar kanan), cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena
partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif
besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada
larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan
yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati.
Gerak brown
Sifat sifat koloid yang bergantung pada, atau yang dipengaruhi oleh, adanya
muatan pada permukaan partikel. Pergerakan suatu permukaan bermuatan
sehubungan dengan fase cair yang berdekatan merupakan prinsip utama
yang mendasari empat fenomena elektrokinetik: Elektroforesis,
Elektroosmosis,Potensial sedimentasi, Potensial beraliran
Elektroforesis
Elektroforesis adalah suatu proses berpindahnya partikel sol karena
pengaruh medan listrik. Pada elektroforesis, terjadi partikel-partikel
koloid bermuatan sehingga jika dalam sistem koloid dimasukkan dua
elektrode yang dihubungkan dengan sumber arus listrik, maka
partikel koloid yang bermuatan positif bergerak ke katode (elektrode
negatif) dan partikel koloid negatif bergerak ke anode (elektrode
positif).
D. Kegunaan koloid
1. Pemutihan Gula
tebu yang masih berwarna dapat diputihkan. Dengan melarutkan gula ke
dalam air, kemudian larutan dialirkan melalui sistem koloid tanah diatomae
atau karbon. Partikel koloidakan mengadsorpsi zat warna tersebut.
Partikel-partikel koloid tersebut mengadsorpsi zat warna dari gula tebu
sehingga gula dapat berwarna putih.
2. Penggumpalan Darah
Darah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negatif. Jika
terjadi luka, maka luka tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik atau
tawas yang mengandung ion-ion Al3+ dan Fe3+. Ion-ion tersebut
membantu agar partikel koloid di protein bersifat netral sehingga proses
penggumpalan darah dapat lebih mudah dilakukan.
3. Penjernihan Air
Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung partikel-partikel koloid
tanah liat,lumpur, dan berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif.
Oleh karena itu, untuk menjadikannya layak untuk diminum, harus
dilakukan beberapa langkah agar partikel koloid tersebut dapat dipisahkan.
Hal itu dilakukan dengan cara menambahkan tawas (Al2SO4)3.Ion Al3+
yang terdapat pada tawas tersebut akan terhidroslisis membentuk partikel
koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif melalui reaksi:
Al3+ + 3H2O à Al(OH)3 + 3H+
Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari partikel
koloid tanah liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur
tersebut kemudian mengendap bersama tawas yang juga mengendap
karena pengaruh gravitasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Diharapkan agar pembaca dapat mengetahui koloid apa saja yang terdapat
2. Diharapkan agar pembaca dapat menguasai materi koloid tidak hanya pada