Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

EOS (ELEVATOR ORANG SPESIAL)

BIDANG KEGIATAN :
PKM GAGASAN TERTULIS

Diusulkan oleh:

Tyas Anisa Zahra 205070200111008


Dea Setya Putri 205070200111060
Ropinta Dame Pandiangan 205070200111047

PROGRAM STUDI ILMU


KEPERAWATAN FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS
BRAWIJAYA
MALANG
2020
PENGESAHAN PROPOSAL PKM-GAGASAN TERTULIS

1. Judul Kegiatan : EOS (ELEVATOR ORANG SPESIAL)


2. Bidang Kegiatan : PKM-GT
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Tyas Anisa Zahra
b. NIM : 205070200111008
c. Jurusan : Ilmu Keperawatan
d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Brawijaya
e. Alamat Rumah dan No. Tel./HP : Jl. Anwar, Marakas E-7, Belitung, Kep.
Bangka Belitung/081929703016
f. Alamat Email : tyasanisaz@student.ub.ac.id
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Nur Aini Retno Hastuti, SST., M.Keb.
b. NIDN/NIDK :
c. Alamat Rumah dan No. Telp./HP :

Malang, 01 Februari 2021


Menyetujui,
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Ketua Pelaksana Kegiatan,

(dr. Eriko Prawestiningtyas, Sp.F) (Tyas Anisa Zahra)


NIP. 197709162005012002 NIM. 205070200111008

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Dosen Pembimbing,

(Prof. Dr. Drs. Abdul Hakim, M.Si., M.S.) (Nur Aini Retno Hastuti, SST.,
M.Keb.)
NIP. 19610202 198503 1 006 NIDN.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................i


PENGESAHAN PROPOSAL PKM-GAGASAN
TERTULIS ...........................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Tujuan…........................................................................................................1
1.3 Manfaat........................................................................................................2
BAB 2. GAGASAN.................................................................................................3
2.1 Kondisi Terkini Penyandang Disabilitas......................................................3
2.2 Solusi yang Telah Diberikan dalam Infrastruktur Pembantu Penyandang
Disabilitas ......................................................................................................... 3
2.3 Gagasan Baru yang Ditawarkan...................................................................4
2.4 Pihak - pihak yang Terlibat dalam Implementasi Gagasan..........................7
2.5 Langkah – Langkah Strategis Implementasi Gagasan.................................7
BAB 3. KESIMPULAN.........................................................................................9
3.1 Inti Gagasan.................................................................................................9
3.2 Langkah-Langkah Implementasi Gagasan...................................................9
3.3 Prediksi Keberhasilan Gagasan....................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
LAMPIRAN..........................................................................................................11
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota...............................................................11
Lampiran 2. Biodata Dosen Pendamping..............................................................14
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas................16
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana...................................................17
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Toilet Khusus Penyandang Disabilitas...................................................4
Gambar 2. Bus Disabilitas…....................................................................................4
Gambar 3. Desain
EOS .............................................................................................5
Gambar 4. Komponen Lainnya ................................................................................6
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semua manusia memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing yang
patut disyukuri. Tidak ada manusia sempurna yang membuat mereka dapat
menilai kekurangan orang lain. Karenanya, sebagai manusia kita semestinya
memiliki jiwa toleransi terhadap perbedaan yang kita miliki. Beberapa orang
dikaruniai suatu kondisi spesial, yaitu para penyandang disabilitas. Teman –
teman kita ini seringkali dipandang rendah oleh masyarakat sebagai orang-orang
yang harus dikasihani. Namun, harus dimengerti bahwa yang dibutuhkan mereka
bukanlah rasa kasihan ataupun cemoohan tetapi bantuan serta nyata sebagai wujud
rasa kemanusiaan. Para penyandang disabilitas terbatas dalam melakukan
beberapa aktivitas bukan karena mereka tidak mampu, melainkan mereka
membutuhkan adanya bantuan yang membuat mereka menjadi orang-orang
spesial. Saat ini penyandang disabilitas di Indonesia tidak sedikit jumlahnya.
Menurut data Kementrian Sosial Republik Indonesia (2009), total penduduk
penyandang disabilitas di Indonesia pada tahun 2009 mencapai 1.541.942 orang.
Berdasarkan UU No 4 Tahun 1997 dan UU No 25 Tahun 2009 tentang
pelayanan publik, pemerintah telah menjanjikan kemudahan dalam aksesibilitas
bagi penyandang disabilitas. Namun, ketersediaan sarana dan prasarana ramah
difabel masih jauh dari harapan sehingga mereka kehilangan hak untuk
mendapatkan pelayanan yang setara dengan warga negara lainnya. Dalam hal ini
yang menjadi sorotan kami adalah dalam penggunaan tangga pada gedung –
gedung tanpa lift ataupun eskalator yang masih sering kita temui di perkotaan.
Biasanya, bangunan yang tidak terlalu tinggi tidak menggunakan eskalator
ataupun lift, melainkan tangga biasa. Hal ini dapat menyulitkan penyandang
disabilitas terutama yang menggunakan kursi roda. Dalam kondisi tersebut, sering
kita temukan akhirnya mau tidak mau penyandang disabilitas yang ingin naik dan
turun tangga digendong atau dibopong. Ini menjadi suatu ketidaknyamanan,
bukan hanya dari sisi penolongnya, tetapi juga bagi teman – teman penyandang
disabilitas. Pastinya mereka memiliki harapan untuk hidup mandiri dan sebisa
mungkin tidak merepotkan orang lain.

5
Keadaan keterbatasan fasilitas bagi penyandang disabilitas tersebut yang
melatarbelakangi terciptanya inovasi yang dapat membantu dan memenuhi hak-
hak penyandang disabilitas. Inovasi fasilitas yang dapat menjadi fasilitas ramah
disabilitas di masa depan adalah Elevator Orang Spesial (EOS). EOS merupakan
elevator ramah difabel yang memberikan harapan kepada teman – teman
penyandang disabilitas agar bisa dengan nyaman dan aman melakukan kegiatan
sehari – hari dan mobilitasnya dapat berjalan lebih lancar, terutama dalam
menaiki atau menuruni tangga. EOS juga menjadi solusi bagi gedung-gedung
yang tidak mampu menyediakan lift tetapi masih dapat diakses oleh seluruh
penyandang disabilitas.

1.2 Tujuan
Gagasan ini dibuat bertujuan untuk merancang dan menciptakan Elevator
Orang Spesial atau EOS untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan
penyandang disabilitas dalam mobilitas sehari - hari, terutama bagi teman – teman
yang mengunakan kursi roda dan tunanetra. EOS ini juga dapat digunakan oleh
ibu hamil sehingga menghindari terjadinya hal – hal yang tidak diinginkan.

1.3 Manfaat

1. Memberikan solusi atau alternatif pemecahan masalah yang sering dihadapi


penyandang disabilitas dalam melakukan mobilisasi.

2. Memberikan informasi baru serta pemahaman kepada masyarakat tentang


kondisi terkini infrastruktur di perkotaan yang dapat mendukung mobilisasi
penyandang disabilitas.

3. Meningkatkan rasa kepedulian terhadap sesama manusia agar orang lain dapat
menemukan solusi serta ide-ide baru yang dapat membantu orang – orang
spesial.

6
2. GAGASAN

2.1 Kondisi Terkini Penyandang Disabilitas


Indonesia mengesahkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang
Pengesahan Convention on the Rights of Persons with Disabilities (Konvensi
Hak-hak Penyandang Disabilitas) yang diharapkan dapat meningkatkan
kesejahteraan penyandang disabilitas. Indonesia juga memiliki Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 2016 tentang penyandang disabilitas yang menggantikan Undang-
Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang penyandang cacat yang dipandang belum
berperspektif hak asasi manusia, lebih bersifat belas kasihan dan pemenuhan hak
penyandang disabilitas masih dinilai sebagai masalah sosial yang kebijakan
pemenuhan haknya baru bersifat jaminan sosial, rehabilitasi sosial, bantuan sosial,
dan peningkatan kesejahteraan sosial. Penyandang disabilitas seharusnya
mendapatkan kesempatan yang sama dalam upaya mengembangkan dirinya
melalui kemandirian (Kementerian Kesehatan RI, 2019) sebagai manusia yang
bermartabat.
Sesuai undang-undang tersebut, definisi penyandang disabilitas adalah
setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau
sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan
dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan
efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan kesamaan hak. Ragam
penyandang disabilitas meliputi penyandang disabilitas fisik, intelektual, mental,
dan/atau sensorik, yang dapat dialami secara tunggal, ganda, atau multi dalam
jangka waktu lama yang ditetapkan oleh tenaga medis sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Penyandang disabilitas memiliki hak untuk memperoleh standar
kesehatan tertinggi yang bisa dicapai tanpa diskriminasi karena disabilitas. Para
penyandang disabilitas dapat mengakses pelayanan kesehatan yang peka terhadap
gender, termasuk rehabilitasi yang terkait dengan kesehatan. Pelayanan kesehatan
dimulai dari pencegahan, kemudian rehabilitasi dan pelayanan kesehatan bagi
penyandang disabilitas baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif.
Pencegahan disabilitas harus dilakukan sedini mungkin, namun jika disabilitas
telah terjadi, diupayakan tingkat kemandirian seoptimal mungkin sesuai potensi
yang dimiliki. (Kementerian Kesehatan RI, 2019)

2.2 Solusi yang Telah Diberikan dalam Infrastruktur Pembantu


Penyandang Disabilitas
Beberapa infrastruktur yang dapat mendukung penyandang disabilitas yang
telah banyak diterapkan oleh pemerintah di antaranya :

1. Toilet merupakan sarana kebutuhan dasar biologis yang dibutuhkan semua


orang, hal ini dikarenakan kegiatan buang air besar dan buang air
kecil karena kegiatan buang air termasuk kegiatan darurat yang tidak dapat
ditunda. Sebuah toilet dikatakan baik apabila toilet tersebut dirancang
dengan memperhatikan kondisi fisik penggunanya, khususnya bagi orang-
orang yang memiliki kebutuhan khusus. Oleh karena itu desain toilet harus
disesuaikan agar dapat digunakan dengan mudah sesuai dengan kebutuhan
penggunanya.

Gambar 1. Toilet khusus penyandang disabilitas

2. Bus disabilitas merupakan transportasi bus yang memiliki fasilitas khusus


bagi disabilitas. Transportasi ini sangat penting keberadaannya bagi
penyandang disabilitas dalam melakukan aktivitas dan pekerjaannya.
Pasalnya, bus – bus pada umumnya tidak terlalu ramah disabilitas
sehingga menyulitkan mereka dalam melakukan mobilitas. Keberadaan
bus disabilitas di Indonesia belum banyak sehingga diharapkan
pemerintah menambah fasilitas ini untuk menjamin kenyamanan bagi
penyandang disabilitas.

Gambar 2. Bus Disabilitas

2.3 Gagasan Baru yang Ditawarkan


Penyandang disabilitas yang menggunakan kursi roda atau mengalami
kesulitan dalam bergerak dan memerlukan bantuan seperti tongkat sebagai alat
bantu pasti merasakan kesulitan dalam menaiki atau menuruni tangga (bukan
eskalator). Beberapa bangunan di kota dilengkapi dengan lift, namun jika
bangunan tersebut berupa gedung kecil berlantai tiga atau dua, biasanya fasilitas
yang digunakan hanya berupa tangga biasa. Inilah yang menjadi salah satu
kekurangan dalam infrastruktur kita. Karenanya, kami merancang alat khusus
berupa elevator atau lift mini yang dikhususkan untuk dapat mengangkat kursi
roda. Tidak hanya itu, elevator ini juga dapat digunakan sebagai alternatif dalam
membantu teman – teman tunanetra agar mereka tidak perlu melangkah perlahan
di tangga dengan meraba – raba keadaan sekitar yang akan membahayakan
keselamatan mereka. Alat ini juga dapat digunakan oleh ibu hamil agar mereka
tidak harus membahayakan keselamatan diri mereka dan bayi dalam kandungan
saat menaiki tangga.
Alat ini dinamakan EOS, yaitu Elevator Orang Spesial, yang tentunya
dirancang untuk teman – teman yang spesial. Spesial karena kami ingin memberi
kesan ramah dengan menganggap penyandang disabilitas adalah orang – orang
yang spesial, terlepas dari kekurangan yang dimilikinya.
Gambar 3. Desain EOS

Desain EOS terinspirasi dari elevator untuk mengangkat barang dan


dikolaborasikan dengan pegangan pada eskalator yang bergerak beriringan dengan
bergeraknya tangga. Dengan desain ini, pengguna kursi roda dapat
menggunakannya dengan aman apalagi telah dilengkapi dengan pengaman di sisi
depan dan belakang yang dapat digunakan sebagai pegangan agar seimbang ketika
EOS bergerak. EOS dapat bergerak naik dan turun, tergantung tujuan dari
pengguna. Desain EOS ini mungkin akan memakan banyak tempat, lebih dari
separuh bagian tangga dapat tertutupi, tergantung dari luas tangga. Namun, orang
lain yang ingin menggunakan tangga bisa menunggu EOS bergerak sampai tujuan,
atau mengikuti dari belakang sembari menungu, atau berjalan lewat sisi samping
tangga di luar jalur EOS.
Tombol yang berada di dekat EOS berfungsi mengembalikan EOS ke
posisi dimana tombol berada. Misalkan EOS berada di lantai 2, untuk pengguna
yag berada di lantai satu dan ingin menggunakan, cukup menekan tombol agar
EOS kembali turun ke lantai satu. Sistem dari tombol ini menggunakan teknologi
remote control. Pada bagian atas tombol disisipkan LED sebagai pemancar sinar
infra merah, dapat disebut sebagai transmitter, yang mengirimkan instruksi pada
EOS. Tombol tersebut berfungsi sebagai panel remote control yang di dalamnya
terdapat papan elektronik. Papan elektronik ini kemudian akan membangkitkan
transmitter ketika tombol ditekan, kemudian transmitter akan mengirimkan sinyal
kepada EOS. Pada EOS akan dipasangkan receiver sebagai penerima sinyal
instruksi dari transmitter, komponennya berisi fototransistor yang akan
mendeteksi pola dari sinar infra merah yang dipancarkan.(Sinambela, 2017)

Gambar 4. Komponen Lainnya

Pada bagian belakang EOS, sebagai penyangga digunakan besi yang


dilapisi aluminium sehingga tampak mengkilap dan bertekstur licin. Besi yang
digunakan adalah besi baja sehinga dapat menopang beban berat hingga 500 kg.
Agar lebih kuat, besi baja dipasangkan sebanyak dua buah, sehingga keamanan
pengguna juga semakin lebih terjaga. Pada bagian belakang EOS dilengkapi
dengan stabilizer, yang mekanismenya berupa dua pengait yang disatukan dalam
satu tumpuan berbentuk lingkaran. Kemudian EOS dikaitkan dengan tumpuan
tersebut namun bergelantungan mengikuti gaya gravitasi.
Sehingga ketika EOS bergerak, posisinya akan tetap stabil dan tegak
mengikuti gravitasi. Pengait EOS pada penyangga juga menggunakan bahan besi
baja yang di dalamnya dilengkapi roda karet yang menempel kuat pada sekeliling
sisi dalam pengait. Roda-roda tersebut bergerak dengan motor listrik sederhana
yang akan bekerja ketika tombol ditekan. Kerapatan antar roda dan juga antara
roda dengan penyangga yang merekat kuat harus diuji terlebih dahulu untuk
memastikan kekuatan dan keamanan EOS.
Kemudian pada badan EOS digunakan besi baja berongga yang di
dalamnya disisipkan baterai pada bagian bawah sebagai sumber listrik yang dapat
diisi ulang atau di-charge, kemudian pada bagian atas disisipkan papan rangkaian
elektronik berbentuk sirkuit terintegrasi (integrated circuit) di belakang panel
remote control yang terdiri dari dua tombol (tombol stop dan pengatur pengaman)
dan satu saklar (maju-mundur atau up-down). Antara badan EOS dan lantai EOS
terdapat besi baja penyambung yang berbentuk seperti engsel sehingga ketika
EOS tidak digunakan lantai dapat dilipat ke badan EOS dan membuka jalan bagi
pengguna tangga lain. selain itu terdapat pengaman seperti lengan yang
melindungi pengguna agar badan tetap seimbang saat menggunakan EOS. Lantai
EOS menggunakan besi baja yang agak pipih namun kuat dan didesain untuk
menahan beban hingga 500 kg.

2.4 Pihak-pihak yang Terlibat dalam Implementasi Gagasan


a. Produsen : pihak penyedia fasilitas/alat berupa tangga
alternatif khusus bagi para penyandang disabilitas (EOS)
b. Pemerintah : pihak pendukung yang memberikan bantuan
berupa sarana yang dapat digunakan bagi para penyandang disabilitas untuk
fasilitas umum di seluruh wilayah Indonesia.
c. Penyandang disabilitas : pihak yang menjadi tujuan akhir implementasi
berpartisipasi sebagai pengguna fasilitas EOS ini.

2.5 Langkah – Langkah Strategis Implementasi Gagasan


Langkah-langkah strategis yang dapat dilakukan untuk
mengimplementasikan gagasan sehingga tujuan atau pembaruan yang diharapkan
dapat tercapai :
1) Perencanaan implementasi gagasan
EOS
Tahapan Rencana Implementasi :
a.Born (1-4 tahun)
Pengusulan dan penyusunan gagasan inovasi serta sosialisasi kepada
masyarakat
b.Growth (5-8 tahun)
Mulai direalisasikan di beberapa kota di Indonesia dan pemerintah menyediakan
sarana.
c.Success (9-12 tahun)
Pemerintah dan masyarakat mendukung serta turut berpartisipasi.
2) Pelaksanaan implementasi gagasan EOS
a.Mengadakan iklan layanan masyarakat melalui media elektronik,media
cetak,sosial media,maupun dengan adanya seminar untuk memaparkan tujuan
serta manfaat EOS.

b.Mengadakan hubungan kerjasama dengan pemerintah dan tenaga kesehatan


sehingga pemerintah dan tenaga kesehatan mulai menerapkan EOS di fasilitas
umum.
3) Evaluasi implementasi gagasan EOS
Mengevaluasi bagimana tanggapan masyarakat terhadap EOS melalui
kuisioner, sehingga dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan EOS serta
memperbaiki kualitasnya agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
3. KESIMPULAN
3.1 Inti Gagasan
EOS merupakan suatu solusi dalam meringankan mobilitas pengguna kursi
roda yang kesulitan saat menaiki tangga di dalam gedung – gedung. Dengan
adanya elevator ini diharapkan teman – teman penyandang disabilitas terutama
yang menggunakan kursi roda dapat lebih nyaman dalam menjalani kegiatan
sehari – hari dengan mandiri dan leluasa serta mengurangi hambatan pergerakan.

3.2 Langkah-Langkah Implementasi Gagasan


Elevator Orang Spesial (EOS) ini akan kami ciptakan untuk masyarakat
umum, bukan hanya untuk para penyandang disabilitas. Kami ingin masyarakat
terutama yang memakai kursi roda dalam situasi atau keadaan tertentu lebih
leluasa dalam hal mobilisasi di tempat-tempat umum maupun tempat-tempat
khusus. Lalu, kami akan mensosialisasikan gagasan kami kepada masyarakat luas
melalui berbagai macam media, agar mereka dapat mengenal,menggunakan,serta
memperoleh manfaat dari gagasan yang akan kami kembangkan ini.

3.3 Prediksi Keberhasilan Gagasan


Inovasi yang bernama EOS memiliki peluang keberhasilan sangat tinggi
karena dapat memudahkan penyandang disabilitas khususnya tunadaksa dan alat
ini memang belum terdapat di negara Indonesia. Alat yang bernama EOS ini dapat
dimanfaatkan dan dimaksimalkan bagi para tunadaksa. Oleh karena itu, EOS ini
akan disalurkan kepada pemerintah agar dapat dibuat dan dapat
diimplementasikan oleh penyandang disabilitas khususnya tunadaksa di seluruh
wilayah Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Wahyuni,E.S.2016.Aksesibilitas Penyandang Disabilitas Terhadap Layanan


Transportasi Publik.Surakarta:digilib.uns.ac.id.95.

Kementerian Kesehatan RI, 2019. DIsabilitas, Jakarta Selatan: Pusat Data dan
Informasi Kementerian Kesehatan RI.

Kuswardini,S.,Suprapto,R.A.2019.IMPLEMENTASI REDESAIN TOILET


PADA RUMAH TINGGAL PENYANDANG DISABILITAS.Gunung
Kidul:PROSIDING SEMINAR HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT.301-
306.

Widjanarko,J.2018.Implementasi Kurikulum Cambridge dalam Pembelajaran


Matematika.Surabaya:ejournal.unesa:vol.6 no.6

Winanda,F.2019.PENGGUNAAN FILTER UDARA SEBAGAI UPAYA


REDUKSI EMISI GAS BUANG PENYEBAB PEMANASAN Surakarta:OSF
Preprints:7-8.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Tyas Anisa Zahra
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Ilmu Keperawatan
4 NIM 205070200111008
5 Tempat dan Tanggal Lahir Tanjungpandan, 04 Juli 2001
6 Alamat E-mail tyasanisaz@student.ub.ac.id
7 Nomor Telepon/HP 081929703016
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1 LKMMF Peserta 2019, UMY
2 Reformasi LPTQ Peserta 2019, UMY
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Tahun
Penghargaan
1 Olimpiade Kedokteran Lolos Universitas Lambung 2019
Tingkat Nasional (Delegasi Mangkurat
Sumatera)
2 Olimpiade Statistika Lolos Babak ITS 2019
Penyisihan
3 Juara 1 LCC 4 Pilar MPR RI MPR RI 2017
Tingkat Kabupaten
4 Juara 4 LCC 4 Pilar MPR RI MPR RI 2017
Tingkat Provinsi

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini
saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan
PKM-GT.

Yogyakarta, 01 Februari 2021


Ketua Tim,

(Tyas Anisa Zahra)


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Ropinta Dame Pandiangan
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Ilmu Keperawatan
4 NIM 205070200111047
5 Tempat dan Tanggal Lahir Parbuluan,15 Mei 2002
6 Alamat E-mail pintapandi10@student.ub.ac.id
7 Nomor Telepon/HP 082273167027
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1
2
3
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Tahun
Penghargaan
1 Juara 4 lomba siswa terbaik Parguru Pendeta beserta jajarannya 2019
Malua
2 Peserta dalam lomba siswa disiplin, Kepala Sekolah 2019
hadir 100% dan tidak pernah
melanggar peraturan

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GT.

Sidikalang, 01 November 2020


Anggota,

( Ropinta Dame Pandiangan )


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Dea Setya Putri
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Ilmu Keperawatan
4 NIM 205070200111060
5 Tempat dan Tanggal Lahir Bojonegoro, 09 September 2001
6 Alamat E-mail Deaputsvy59@student.ub.ac.id
7 Nomor Telepon/HP 0895414093060
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1
2
3
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Tahun
Penghargaan
1 Juara 2 Teater FLS2N Kab. Kementerian 2016
Bojonegoro Pendidikan
2 Juara 2 Debat Bahasa Indonesia SMAN 2 BOJONEGORO 2018
Kab. Bojonegoro
3 Juara 1 Try Out Radar Radar 2020
Bojonegoro

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GT.

Malang, 01 Februari 2021


Anggota,

(Dea Setya Putri)ccccccccccccccccccc


Lampiran 2. Biodata Dosen Pendamping
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar)
2 Jenis Kelamin Laki-laki / Perempuan
3 Program Studi
4 NIP/NIDN
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 Alamat E-mail
7 Nomor Telepon/HP
B. Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik Sarjana S2/Magister
Nama Institusi
Jurusan/Program Studi
Tahun Masuk-Lulus
C. Rekam Jejak Tri Dharma PT
Pendidikan/Pengajaran
No Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1
2
3
Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1
2
3
Pengabdian Kepada Masyarakat
No Judul Pengabdian kepada Penyandang Dana Tahun
Masyarakat
1
2
3

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GT.

Kota, tanggal-bulan-tahun
Dosen Pendamping
Tanda tangan
( Nama Lengkap )
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
No Nama Program Bidang Ilmu Alokasi Uraian Tugas
Studi Waktu
1 Halida Zahra Ilmu Kesehatan 12 jam/minggu Koordinasi antar
Amalia Keperawatan Anggota:
 Membuat
Ilustrasi
 Monitoring

2 Ropinta Dame Ilmu Kesehatan 12 jam/minggu  Mencari


Pandiangan Keperawatan Literatur
 Penyusunan
Gagasan

3 Tyas Anisa Ilmu Kesehatan 12 jam/minggu  Mencari


Zahra Keperawatan Literatur
 Penyusunan
Gagasan
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI
DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jalan Veteran, Malang 65145,
Indonesia Telp. (0341) 551611
Fax.
(0341) 565420
Website :http://www.ub.ac.idE-mail: rektorat@ub.ac.id

SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Tyas Anisa Zahra
NIM : 205070200111008
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Fakultas : Kedokteran
Dengan ini menyatakan bahwa usulan PKM-GT saya dengan judul “EOS
(Elevator Orang Spesial)” yang diusulkan untuk tahun anggaran 2020/2021
bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber lain.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,


maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-


benarnya.

Yogyakarta, 02 Februari 2021

Dosen Pendamping Yang menyatakan,

( ) (Tyas Anisa Zahra)


NIDN/NIDK 205070200111008

17

Anda mungkin juga menyukai