Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN

DENGAN KASUS POS OP TUMOR OTAK

Dosen Pembmbing : Henny Pongantung,Ns.,MSN.,DN.Sc

Oleh :

SOFIYANI LUKAS GULING


KASUS

Tn. Am dengan umur 29 tahun, datang ke RS dengan keluhan penglihatan kabur di kedua matanya
sejak 1 tahun yang lalu. Semakin lama penglihatan pasien makin kabur. Saat ini pasien hanya bisa
melihat bayangan orang yang lewat. Sejak 4 bulan mata bagian kanan tidak dapat melihat, diikuti
dengan mata bagian kiri hanya bisa melihat cahaya. Tidak ada keluhan seperti melihat asap atau
pelangi. Pasien sebelumnya masih dapat membedakan warna dengan baik. Sejak 2 tahun yang lalu
pasien mengeluh nyeri kepala di seluruh bagian kepala. Nyeri dapat muncul tiba-tiba, saat istirahat
ataupun aktivitas, nyeri tidak didahului faktor pencetus. Nyeri terasa seperti ditimpa beban berat,
dan leher juga terasa berat, kurang lebih 1 minggu sebelum masuk rumah sakit nyeri dirasakan
semakin lama semakin sering dan memberat. Saat nyeri kepala, pasien minum obat dari bidan
Puskesmas ataupun obat warung, tetapi tidak ada perubahan. Pasien dalam keadaan sadar (tidak
ada penurunan kesadaran), mual muntah tidak ada, kejang tidak ada, kelemahan anggota gerak
tidak ada, trauma kepala tidak ada, perubahan perilaku tidak ada gangguan.

KAJIAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa Yang Mengkaji: NIM:

Unit : B.II A Autoanamnese : Tn. Am


Kamar : 312 Alloanamnese : Ny. Am
Tanggal masuk RS : 20 Agustus 2020
Tanggal pengkajian : 25 Agustus 2020

I. IDENTIFIKASI
A. PASIEN
Nama initial : Tn. Am
Umur : 29 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Menikah
Jumlah anak :2
Agama/ suku : Islam / Bugis
Warga negara : Indonesia
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat rumah : Jln. Dg. Tompo Lr. VI
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. Am
Umur : 28 Tahun
Alamat : Jln. Dg. Tompo Lr. VI
Hubungan dengan pasien : Istri

II. DATA MEDIK


Diagnosa medik
Saat masuk : Penglihatan kabur di kedua mata, nyeri kepala
Saat pengkajian : Tumor Otak
III. KEADAAN UMUM
A. KEADAAN SAKIT
Pasien tampak sakit ringan/ sedang / berat / tidak tampak sakit
Alasan : Pasien tampak sakit sedang setelah pos op tumor otak, tampak pasien tidak
nyaman karna nyeri yang dirasakan, alat yang terpasang di pasien yaitu, ditangan sebelah
kiri dengan cairan Nacl 0,9%, katateter urine.
B. TANDA-TANDA VITAL
1. Kesadaran (kualitatif): Compos Mentis
Skala koma Glasgow (kuantitatif)
a) Respon motorik :6
b) Respon bicara :5
c) Respon membuka mata : 3
Jumlah: 14
Kesimpulan : Pasien dengan kesadaran compos mentis GCS 14
2. Tekanan darah :130/100 mmHg
MAP : 110 mmHg
Kesimpulan : Hipertensi ringan
3. Suhu : 36,7 0C di Oral Axilla Rectal
4. Pernapasan: 22 x/menit
Irama : Teratur Bradipnea Takipnea Kusmaul Cheynes-stokes
Jenis : Dada Perut
5. Nadi : 85 x/menit
Irama : Teratur Bradikardi Takikardi
Kuat Lemah
C. PENGUKURAN
1. Lingkar lengan atas : 29 cm
2. Tinggi badan : 165 cm
3. Berat badan : 63 kg
4. IMT (Indeks Massa Tubuh) : 432
Kesimpulan : Kelebihan berat badan

D. GENOGRAM

: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

: Meninggal

: Tinggal serumah

: Garis penghubung

IV. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN


A. POLA PERSEPSI KESEHATAN DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
1. Keadaan sebelum sakit:
Keluarga pasien mengatakan, pasien sangat mengaja kesehatannya, pasien biasanya
sekali seminggu jogging di lapangan dekat rumah, pasien memiliki riwayat penyakit
hipertensi, DM dari orang tua pasien, pasien juga memiliki riwayat trauma kapistis
yang didiagnosa oleh dokter 4 bulan yang lalu sebelum pasien masuk rumh sakit.
2. Riwayat penyakit saat ini :
a) Keluhan utama :
Nyeri pos op tumor otak
b) Riwayat keluhan utama :
Pasien tampak meringis karena nyeri pos op tumor otak
3. Riwayat penyakit yang pernah dialami :
Keluarga pasien mengatakan, pasien memiliki riwayat hipertensi dan DM dari orang
tua pasien, pasien juga memiliki riwayat trauma kapitis sejak 4 bulan yang lalu.
4. Riwayat kesehatan keluarga :
Keluarga pasien, mengatakan orang tua pasien (ayah) memiliki reiwayat hipertensi dan
orang tua pasien (ibu) memiliki riwayat DM
5. Pemeriksaan fisik :
a) Kebersihan rambut : Tampak bersih
b) Kulit kepala : Tampak luka jahitan pos oprasi
c) Kebersihan kulit : .Tampak bersih
d) Higiene rongga mulut : Mukosa tidak tampak hiperemis
e) Kebersihan genetalia : Tidak dikaji
f) Kebersihan anus : Tidak dikaji

B. POLA NUTRISI DAN METABOLIK


1. Keadaan sebelum sakit :
Keluarga pasien mengatakan, sebelum sakit pasien makan 3 kali sehari dengan porsi
makan yang sedang, pasien suka mengkonsumsi makanan yang di masak oleh istrinya,
keluarga pasien mengatakan pasien jarang memakan makanan cepat saji. Keluarga
pasien mengatakan pasien jarang mengkonsumsi buah dan sayuran. Keluarga pasien
mengatakan pasien hanya minum 4 gelas per hari.
2. Keadaan sejak sakit :
Keluarga pasien mengatakan, sejak sakit pasien tidak nafsu makan, pasien sering tidak
menghabiskan makannya dan hanya minum 2 gelas per hari.
3. Observasi :
Tampak pasien memakan bubur, tampak pasien tidak menghabiskan makanannya.
4. Pemeriksaan fisik :
a) Keadaan rambut : Tampak bersih
b) Hidrasi kulit : Kembali <3 detik
c) Palpebra/conjungtiva : Tampak normal
d) Sclera : Tampak normal
e) Hidung : Tampak bersih
f) Rongga mulut : Tampak bersih Gusi :Tampak normal
g) Gigi : Tampak bersih Gigi palsu : Tidak ada
h) Kemampuan mengunyah keras : Normal
i) Lidah : Normal
j) Pharing : Simetris
k) Kelenjar getah bening : Tidak teraba membesar
l) Kelenjar parotis : Tidak dikaji
m) Abdomen :
 Inspeksi : Posisi abdomen datar
 Auskultasi : Normal
 Palpasi : Hepar & lien tidak teraba, nyeri tekan epigastrik (-)
 Perkusi : Tympani
n) Kulit :
 Edema : Positif Negatif
 Icterik : Positif Negatif
 Tanda-tanda radang : Tidak Nampak adanya peradangan
o) Lesi : Tidak Nampak adanya lesi

C. POLA ELIMINASI
1. Keadaan sebelum sakit :
Keluarga pasien mengatakan, sebelum sakit pasien BAK dan BAB dengan normal dan
teratur. Pasien mengatakan BAK biasanya 5 kali sehari dengan warna urine kekuningan
dan BAB biasanya 1 kali sehari dengan warna feses kecoklatan dengan tekstur lembek,
halus
2. Keadaan sejak sakit :
Keluarga pasien mengatakan, sejak sakit pasien teratur BAK dan BAB. Pasien
mengatakan BAB 1 kali sehari dengan warna feses kecoklatan dengan tekstur lembek.
3. Observasi :
Tampak pasien memakai kateter urine, tampak pasien dibantu keluarga ketika ingin
BAB ke kamar mandi.
4. Pemeriksaan fisik :
a) Peristaltik usus : 15 x/menit
b) Palpasi kandung kemih : Penuh Kosong
c) Nyeri ketuk ginjal : Positif Negatif
d) Mulut uretra : Tidak dikaji
e) Anus : Tidak dikaji

D. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN


1. Keadaan sebelum sakit :
Keluarga pasien mengatakan, sebelum sakit pasien beraktivitas dengan baik, pasien
biasanya berolahraga sekali seminggu di lapangan dekat rumah
2. Keadaan sejak sakit :
Keluarga pasien mengatakan, sejak sakit pasien kurang melakukan aktivitas, pasien
hanya terbaring lemah ditempat tidur
3. Observasi :
a) Aktivitas harian :
 Makan :2 0 : mandiri
 Mandi :2 1 : bantuan dengan alat
2 : bantuan orang
 Pakaian :2 3 : bantuan alat dan orang
 Kerapihan :2 4 : bantuan penuh

 Buang air besar :2


 Buang air kecil :3
 Mobilisasi di tempat tidur : 2
b) Postur tubuh : Lurus dan simetris
c) Gaya jalan : Tidak dapat dinilai
d) Anggota gerak yang cacat : Tidak ada
e) Fiksasi: : Tidak ada
f) Tracheostomi : Tidak ada
4. Pemeriksaan fisik
a) Tekanan darah
Berbaring : 130/100 mmHg
Kesimpulan : Hipotensi ortostatik : Positif Negatif
b) HR : 80 x/menit
c) Kulit :
Keringat dingin : Tidak ada
Basah : Tidak ada
d) JVP : 5-2 cmH2O
Kesimpulan : Pemompaan vertikel memadai
e) Perfusi pembuluh kapiler kuku : Kembali <3 detik
f) Thorax dan pernapasan
 Inspeksi:
Bentuk thorax : Simetris kiri dan kanan
Retraksi interkostal : Tidak ada
Sianosis : Tidak nampak
Stridor : Tidak terdengar
 Palpasi :
Vocal premitus: Getaran paru kiri dan kanan sama
Krepitasi : Tidak ada
 Perkusi :
Sonor Redup Pekak
Lokasi :
Auskultasi :
Suara napas : Vesikuler
Suara ucapan : Normal
Suara tambahan : Tidak ada
g) Jantung
 Inspeksi :
Ictus cordis : Tidak nampak
 Palpasi :
Ictus cordis : Teraba pada ICS 5 mediclavikularis sinistra
 Perkusi :
Batas atas jantung : ICS 2 linea sternalis sinistra
Batas kanan jantung : ICS 2 linea sternalis dextra
Batas kiri jantung : ICS 5 linea midelavicularis sinistra
 Auskultasi :
Bunyi jantung II A : Tunggal ICS 2 linea sternalis dextra
Bunyi jantung II P : Tunggal ICS 3 linea sternalis sinistra
Bunyi jantung I T : Tunggal ICS 4 linea sternalis sinistra
Bunyi jantung I M : Tunggal ICS 5 linea midclavicularis sinistra
Bunyi jantung III irama gallop : Tidak ada
Murmur : Tidak ada
Bruit : Aorta : Tidak terdengar
A.Renalis : Tidak terdengar
A. Femoralis : Tidak terdengar

h) Lengan dan tungkai


 Atrofi otot : Positif Negatif
 Rentang gerak : Tidak ada
Kaku sendi : Tidak ada
Nyeri sendi : Tidak ada
Fraktur : Tidak ada
Parese : Tidak ada
Paralisis : Tidak ada
 Uji kekuatan otot
Kanan Kiri
Tangan 5 5

Kaki 5 5
Keterangan :
Nilai 5 : kekuatan penuh
Nilai 4 : kekuatan kurang dibandingkan sisi yang lain
Nilai 3 : mampu menahan tegak tapi tidak mampu melawan tekanan
Nilai 2 : mampu menahan gaya gravitasi tapi dengan sentuhan akan jatuh
Nilai 1 : tampak kontraksi otot, ada sedikit gerakan
Nilai 0 : tidak ada kontraksi otot, tidak mampu bergerak
 Refleks fisiologi : Normal
 Refleks patologi :
Babinski, Kiri : Positif Negatif
Kanan : Positif Negatif
 Clubing jari-jari : Tidak tampak
 Varises tungkai : Tidak tampak
i) Columna vetebralis:
 Inspeksi : Lordosis Kiposis Skoliosis
 Palpasi : Tidak ada nyeri
Kaku kuduk : Negatif

E. POLA TIDUR DAN ISTIRAHAT


1. Keadaan sebelum sakit :
Keluarga pasien mengatakan, sebelum sakit pasien tidur saat malam hari sekitar pukul
02.00 wita dan bangun jam 08.30 wita dan kadang juga pasien tidak tidur (begadang).
Keluarga pasien mengatakan hampir tidak pernah pasien tidur siang.
2. Keadaan sejak sakit :
Keluarga pasien mengatakan, sejak sakit pasien tidur dan istirahat malam dengan baik.
Keluarga pasien mengatakan terkadang pada siang hari pasien terganggu dan tidak
nyaman dengan keadaan yang lingkungan kamar yang terlalu ribut oleh pengunjung
dan aktivitas perawat.
3. Observasi :
Pasien tampak lemas dengan kondisi yang dialami
Ekspresi wajah mengantuk : Positif Negatif
Banyak menguap : Positif Negatif
Palpebra inferior berwarna gelap : Positif Negatif

F. POLA PERSEPSI KOGNITIF


1. Keadaan sebelum sakit :
Keluarga pasien mengatakan, sebelum sakit pasien tidak mengalami gangguan
pendengara dan tidak menggunakan alat bantu pendengaran, Keluarga pasien
mengatakan, pasien mengalami gangguan penglihatan sejak 1 tahun yang lalu dan
memakai alat bantu penglihatan (kacamata) dalam melakukan aktivitasnnya sehari-
hari.
2. Keadaan sejak sakit :
Keluarga pasien mengatakan, sejak sakit pasien tidak mengalami gangguan
pendengaran, penciuman. Keluarga pasien mengatakan, pasien juga mampu mengenal
keluarganya.
3. Observasi :
Tampak pasien memakai kacamata ketika ingin melihat dan pasien mampu mengenali
semua anggota keluarganya.
4. Pemeriksaan fisik :
a) Penglihatan
 Kornea :Tampak jernih
 Pupil : Tampak isokorkiri dan kanan
 Lensa mata : Lengsa mata tampak jernih
 Tekanan intra okuler (TIO) : Teraba kenyal pada kiri dan kanan
b) Pendengaran
 Pina : Tampak simestris kiri dan kanan
 Kanalis : Tampak kotor
 Membran timpani : Tampak utuh dan dapat memantulkan cahaya.
c) Pengenalan rasa pada gerakan lengan dan tungkai

G. POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI


1. Keadaan sebelum sakit :
Keluarga pasien mengatakan, sebelum sakit pasien menjalani perannya sebagai orang
tua (ayah) didalam keluarga. Keluarga pasien mengatakan, pasien seorang pekerja
keras dan kepala rumah tangga yang bijaksana dan bertanggung jawab.
2. Keadaan sejak sakit :
Keluarga pasien mengatakan, sejak sakit pasien tidak mampu menjalani perannya
karena terbaring lemah dirumah sakit, pasien mengakatan ingin beraktifitas bekerja
seperti semula, pasien berharap cepat sembuh dari penyakitnya.
3. Observasi :
a) Kontak mata : Baik
b) Rentang perhatian : Baik
c) Suara dan cara bicara : Baik
d) Postur tubuh : Normal
4. Pemeriksaan fisik :
a) Kelainan bawaan yang nyata : Tidak ada
b) Bentuk/postur tubuh : Normal
c) Kulit : Tampak kering
H. POLA PERAN DAN HUBUNGAN DENGAN SESAMA
1. Keadaan sebelum sakit :
Keluarga pasien mengatakan, sebelum sakit pasien menjalani perannya sebagai seorang
ayah dengan baik, Keluarga pasien mengatakan, pasien sangat berhubungan baik
dengan keluarga dan tetangga di rumah, Keluarga pasien mengatakan, pasien biasanya
sangat ramah dan sering bercanda dengan kedua anaknya.
2. Keadaan sejak sakit :
Keluarga pasien mengatakan, sejak sakit pasien tidak bisa bersosialisasi dengan baik
karna kondisi pasien yang terbaring lemah. Pasien mengatakan perannya sebagai suami
dan ayah tidak berjalan dengan baik untuk anak dan istrinya.
3. Observasi :
Tampak pasien kurang berinteraksi dengan keluarga dan orang lain karena kondisi
yang dialaminya.

I. POLA REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS


1. Keadaan sebelum sakit :
Keluarga pasien mengatakan, sebelum sakit pasien dengan isterinya sangat baik dan
harmonis.
2. Keadaan sejak sakit :
Keluarga pasien mengatakan, sejak sakit hubungan pasien dan isterinya terbatas karena
penyakit yang dialaminya
Observasi :
Tampak pasien dengan keluarganya tetap menjaling hubungan dengan baik, tampak
keluarga pasien setia mendampingi pasien dalam proses penyembuhannya.
3. Pemeriksaan fisik :
Tidak dikaji

J. POLA MEKANISME KOPING DAN TOLERANSI TERHADAP STRES


1. Keadaan sebelum sakit :
Keluarga pasien mengatakan, sebelum sakit pasien jika ada masalah pribadi yang
membuat pasien merasa stress dan cemas pasien selalu menyelesaikannya dengan
bijaksana.
2. Keadaan sejak sakit :
Keluarga pasien mengatakan, sejak sakit pasien menerima kondisinya saat ini dan
selalu berdoa kepada Tuhan agar penyakitnya bisa sembuh.
3. Observasi :
Tampak pasien menerima kondisi saat ini dan menjawab semua pertanyaan dengan
baik meskipun pasien terlihat tidak nyaman.

K. POLA SISTEM NILAI KEPERCAYAAN


1. Keadaan sebelum sakit :
Keluarga pasien mengatakan, sebelum sakit kepercayaan pasien mengenai agamnya
sangat baik, Keluarga pasien mengatakan, pasien rajin beribadah dirumah dan ke
mesjid untuk sholat.
2. Keadaan sejak sakit :
Keluarga pasien mengatakan, sejak sakit pasien sulit melalukan sholat, pasien hanya
berdoa dan membaca kita suci di tempat tidur.
3. Observasi :
Tampak perlengkapan doa ada di dekat pasien.

V. UJI SARAF KRANIAL


A. N I : Pasien dapat menyebutkan dengan benar aroma yang diberika yaitu minyak kayu
putih dan parfum
B. N II : Pasien tidak dapat membaca jarak 30 cm dengan font 12 (SEKOLAH TINGGI
ILMU KESEHATAN STELLA MARIS MAKASSAR). Pasien hanya bisa membaca
dengan menggunakan alat bantu penglihatan (kacamata)
C. N III, IV, VI : Pasien dapat menggerakkan bola mata segala arah, diameter pupil dan
refleks cahaya
D. N V :
Sensorik : Pasien dapat merasakan sentuhan tissue pada derah, pipi dan rahang
Motorik : Teraba tonus untuk menggit
E. N VII :
Sensorik : Pasien dapat merasakan rasa yang diberikan
Motorik : Pasien dapat melakukan dengan baik mengangkat alis , tersenyum meringis
F. N VIII :
Vestibularis : Tidak di kaji karena keadaan pasien lemah dan tidak dapat berdiri lama
Akustikus : Pasien dapat mendengar gesekan jari yang di berikan
G. N IX : Tampak letak uvula di tengah
H. N X : Pasien mampu menelan
I. N XI : Tampak pasien mampu mengangkat bahu kiri dan mampu mengangkat bahu kanan,
dan mampu mengangkat kepala
J. N XII : Tampak pasien mampu menjulurkan lidah pada posisi lurus, gerakan lidah
mendorong pipi sebelah kanan dan tidak mendorong pipi kiri.

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Hasil CT Scan kepala menunjukkan adanya multipel massa isodens pada lobus frontal dextra
yang mendesak ventrikel lateralis dextra, terdapat midline shift, massa pada lobus parietal
sinistra dan massa pada lobus oksipital.

VII. TERAPI
1. Infus RL 15 tetes/menit
2. Vitamin B1, B6, B12 2x1 tablet
3. Dexametason 3x5 mg IV
4. Ranitidin 2x50 mg IV
5. Paracetamol 3x500 mg peroral
ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1 DS : Cidera fisiologis Nyeri akut
1. Pasien mengatakan nyeri kepala
setelah melakukan pos op tumur otak.
DO :
1. KU tampak lemah
2. Tampak pasien meringis karena nyeri
setelah pos op tumor otak
2 DS : Tekanan intracranial Penurunan kapasitas
1. Pasien mengatakan memiliki riwayat adaptif intracranial
hipertensi dan DM dari orang tua,
dan riwayat trauma kapitis
DO :
1. KU tampak lemah
2. GCS 14 (M6 V5 A3) Compos mentis
3. Monitor TTV
 TD : 130/100 mmhg
 S : 36,7 0 C
 N : 85 x/menit
 P : 22 x/menit
4. Hasil pemeriksaan CT SCAN
menunjukkan adanya multipel massa
isodens pada lobus frontal dextra
yang mendesak ventrikel lateralis
dextra, terdapat midline shift, massa
pada lobus parietal sinistra dan massa
pada lobus oksipital.
3 DS : Penglihatan Risiko jatuh
1. Pasien mengalami gangguan
penglihatan sejak 1 tahun yang lalu
dan memakai alat bantu penglihatan
(kacamata) dalam melakukan
aktivitasnnya sehari-hari.
DO :
1. KU tampak lemah
2. N II : Pasien tidak dapat membaca
font 12 (SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN STELLA MARIS
MAKASSAR) dengan jarak 30 cm
tatapi pasien bisa membaca dengan
menggunakan alat bantu penglihatan
(kacamata)
DIAGNOSA

1. Nyeri akut b.d agen cidera fisiologis d.d mengeluh nyeri (D.0077)
2. Penurunan kapasitas adaptif intracranial b.d lesi menempati ruang d.d tekanan
intracranial (D.0066)
3. Risiko jatuh b.d gangguan penglihatan (D.0143)
4. Gangguan citra tubuh b.d efek tindakan d.d struktur tubuh berubah (D.0083)
5. Risiko infeksi b.d penyakit kronis d.d kanker (D.0142)

DIAGNOSA LUARAN INTERVENSI


Nyeri akut b.d agen (L.08066) Setelah dilakukan Pemberian analgesic
cidera fisiologis d.d intervensi keperawatan selama 3 x Observasi
mengeluh nyeri (D.0077) 24 jam, maka Tingkat Nyeri  Identifikasi karakteristik
Menurun dengan kriteria hasil : nyeri.
 Keluhan nyeri menurun  Identifikasi riwayat
 Meringis menurun alergi obat.
 Gelisah menurun  Identifikasi kesesuaian
jenis analgesic dengan
tingkat keparahan nyeri.
Terapeutik
 Diskusikan jenis
analgesic yang disukai
untuk mencapai
analgesic optimal, jika
perlu.
 Tetapkan target
efektifitas analgesic
untuk mengoptimalkan
respon pasien.
 Dokumentasikan respon
terhadap efek analgesic
dan efek yang tidak
diinginkan.
Edukasi
 Jelaskan efek terapi dan
efek samping obat.
Kolaborasi
 Kolaborasikan
pemberian dosis dan
jenis analgesic, sesuai
indikasi.
Penurunan kapasitas (L.06049) Setelah dilakukan Pemantauan tekanan
adaptif intracranial b.d intervensi keperawatan selama 3 x intracranial
lesi menempati ruang d.d 24 jam, maka Kapasitas Adaptif Observasi
tekanan intracranial Intrakranial Meningkat dengan  Indentifikasi penyebab
(D.0066) kriteria hasil : peningkatan TIK.
 Fungsi kongnif meningkat  Monitor peningkatan
 Sakit kepala meningkat tekanan darah.
 Monitor penurunan
frekuensi jantung.
 Monitor ireguleritas
irama napas
 Monitor penurunan
tingkat kesadaran
 Monitor kada CO2 dan
pertahankan dalam
rentang yang
diindikasikan
 Monitor jumlah,
kecepatan dan
karakteristik drainase
cairan serebrospinal.
Terapeutik
 Ambil sampel drainase
cairan serebrospinal.
 Pertahankan posisi
kepala dan leher netral
 Atur interval
pemantauan sesuai
kondisi pasien.
 Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
 Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
Risiko jatuh b.d (L.14138) Setelah dilakukan Pencegahan jatuh
gangguan penglihatan intervensi keperawatan selama 3 x Observasi
(D.0143) 24 jam, maka Tingkat Jatuh  Identifikasi factor risiko
menurun dengan kriteria hasil : jatuh.
 Jatuh dari tempat tidur  Identifikasi factor
menurun lingkungan yang
 Jatuh saat berdiri menurun meningkatkan jatuh.
 Jatuh saat berjalan menurun  Hitung risiko jatuh
dengan menggunakan
skala.
Terapeutik
 Orientasikan ruangan
pada pasien dan
keluarga.
 Pastikan roda tempat
tidur dan kursi roda
selalu dalam kondisi
terkunci.
 Pasang handrail tempat
tidur.
 Tempatkan pasien
berisiko tinggi jatuh
dekat dengan
pemantauan perawatan
dari nurse station.
 Dekatkan bel pemanggil
dalam jangkauan pasien.
Edukasi
 Anjurkan memanggil
perawat jika
membutuhkan bantuan
untuk berpindah.
 Anjurkan menggunakan
alas kaki yang tidak
licin.
 Ajarkan cara
menggunakan bel
pemanggil untuk
memanggil perawat.
Gangguan citra tubuh (L.09067) Setelah dilakukan Promosi citra tubuh
b.d efek tindakan d.d intervensi keperawatan selama 3 x Observasi
struktur tubuh berubah 24 jam, maka Citra Tubuh  Identifikasi harapan citra
(D.0083) Meningkat dengan kriteria hasil : tubuh berdasarkan tahap
 Verbalisasi perasaan negative perkembangan
tentang perubahan tubuh  Identifikasi perubahan
meningkat citra tubuh yang
 Verbalisasi kekhawatiran mengakibatkan isolasi
pada penolakan/reaksi orang social
lain meningkat  Monitor frekuensi
 Verbalisasi perubahan gaya penyataan kritik terhadap
hidup diri sendiri
Terapeutik
 Diskusikan perubahan
tubuh dan fungsinya
 Diskusikan perbedaan
penampilan fisik
terhadap harga diri
 Diskusikan kondisi stress
yang mempengaruhi
citra tubuh
 Diskusikan cara
mengembangkan
harapan citra tubuh
secara realistis
 Diskusikan persepsi
pasien dan keluarga
tentang perubahan citra
tubuh
Edukasi
 Jelaskan kepada keluarga
tentang perawatan
perubahan citra tubuh
 Anjurkan
mengungkapkan
gambaran diri terhadap
citra tubuh
 Anjurkan mengikuti
kelompok pendukung
Risiko infeksi b.d (L.14137) Setelah dilakukan Perawatan area insisi
penyakit kronis d.d intervensi keperawatan selama 3 x Observasi
kanker (D.0142) 24 jam, maka Tingkat Infeksi  Periksa lokasi insisi
Menurun dengan kriteria hasil : adanya kemerahan,
 Demam menurun bengkak atau tanda-
 Kemerahan menurun tanda dehisen atau
 Nyer menurun eviserasi.
 Bengkak menurun  Identifikasi karakteristik
drainase.
 Monitor penyembuhan
area insisi.
 Monitor tanda dan gejala
infeksi.
Terapeutik
 Bersihkan area insisi
dengan pembersi yang
tepat.
 Usap area insisi dari area
yang bersih menuju area
yang kurang bersih.
 Berikan salep antiseptic
jika perlu.
 Ganti balutan luka sesuai
jadwal.
Edukasi
 Ajarkan meminimalkan
tekanan pada tempat
insisi,
 Ajarkan cara merawat
area insisi.
EVALUASI KEPERAWATAN

DIAGNOSA EVALUASI
Nyeri akut b.d agen cidera fisiologis d.d S :
mengeluh nyeri (D.0077)  Pasien mengatakan masih nyeri kelapa setelah
oprasi tumor otak
O:
 Pasin tampak meringis menahan nyeri
A:
 Nyeri belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
 Identifikasi karakteristik nyeri
 Berikan analgesic sesuai indikasi
 Identifikasi respon terhadap efek analgesik
Penurunan kapasitas adaptif intracranial S :
b.d lesi menempati ruang d.d tekanan  Pasien mengatakan masih nyeri kelapa setalah
intracranial (D.0066) oprasi tumor otak
O:
 Pasin tampak meringis menahan nyeri
 Tingkat kesadaran :
GCS : 14 (Compos mentis)
 TTV :
TD : 130/100 mmhg
S : 36,7 0 C
N : 85 x/menit
P : 22 x/menit
A:
 Penurunan kapasitas adaptif intracranial belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
 Monitor peningkatan tekanan darah
 Monitor penurunan frekuensi jantung.
 Monitor ireguleritas irama napas
 Monitor penurunan tingkat kesadaran

Anda mungkin juga menyukai