Anda di halaman 1dari 15

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/315822397

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja


Wanita Bagian Operator Produksi pada Industri Manufaktur di Kawasan
Batamindo Batam

Conference Paper · September 2015

CITATIONS READS

0 5,363

2 authors:

Shinta Wahyu Hati Rusda Irawati


Politeknik Negeri Batam Politeknik Negeri Batam
11 PUBLICATIONS   12 CITATIONS    15 PUBLICATIONS   22 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

MOTIVASI KERJA WANITA TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI DI SEKTOR PERIKANAN View project

All content following this page was uploaded by Shinta Wahyu Hati on 08 April 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Proceeding “3rd Applied Business and Engineering Conference 2015”ISSN 2339-2053
Batam, 16-17 September 2015 . ISSN 2339-2053
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja
Wanita Bagian Operator Produksi pada Industri Manufaktur di Kawasan
Batamindo Batam

Shinta Wahyu Hati1), Rusda Irawati2)

Jurusan M a n a j e m e n B i s n i s , Politeknik Negeri Batam, Batam 29461,


email: shinta @polibatam.ac.id & i r a @polibatam.ac.id

Abstrak – Kawasan Batamindo di Batam merupakan kawasan industry manufaktur, Tenaga kerja di
kawasan tersebut adalah paling banyak tenaga kerja wanita. Bagian operator produksi industry
manufaktur banyak di tempati oleh tenaga kerja wanita. Adapun hasil penelitian menunjukkan
bahwa(1) Setiap kenaikan satu satuan motivasikerja dengan asumsi variabel lain tetap, maka nilai
produktivitas tenaga kerja akan meningkat sebesar 0.373 atau 37,3% (2) Setiap kenaikan satu satuan
disiplin kerja dengan asumsi variabel lain tetap, maka nilai produktivitas kerja akan meningkat
sebesar 0.255 atau 25,5% (3) Setiap kenaikan satu satuan keterampilan dengan asumsi variabel lain
tetap, maka nilai produktivitas akan meningkat sebesar 0.323. Variabel keterampilan kerja (X3)
memiliki pengaruh dominan terhadap Produktivitas Tenaga kerja Wanita di Bagian Operator
Produksi. Faktor keterampilan yang dimiliki wanita sangat berpengaruh terhap produkstivitas kerja
di Industri manufaktur Kawasan Batamindo.

Kata Kunci: Produktivitas, motivasi, disiplin dan keterampilan

Abstract - Regions Batamindo in Batam is an area of industrial manufacturing, workforce in the


region is the most female workers. Parts manufacturing industry production operator much
occupied by women workers. The results showed that (1) Every increase of one unit motivasikerja
assuming other variables remain, then the value of labor productivity will increase by 0373 or
37.3% (2) Every increase of one unit of labor discipline, assuming other variables remain, then the
value labor productivity will increase by 0255 or 25.5% (3) Every increase of one unit of skill
assuming other variables remain, then the value of the productivity will increase by 0323. Variable
working skills (X3) has a dominant influence on Women's Labor Productivity in Part Production
Operator. Factors skills possessed great influence on the productivity of women working in
manufacturing industries Batamindo Region.

Keywords: productivity, motivation, discipline and skills

kerja adalah penduduk dalam usia kerja


1. PENDAHULUAN yang siap melakukan pekerjaan, antara lain
mereka yang sudah bekerja, mereka yang
Indonesia saat ini berada dalam tahap sedang mencari pekerjaan, mereka yang
pembangunan dengan memiliki penduduk bersekolah, dan mereka yang mengurus
usia kerja yang lebih tinggi dibandingkan rumah tangga. ( Rionga & Firdaus, 2007).
penduduk yang dependen dan lansia. Untuk Penduduk usia kerja di Indonesia
mengoptimalkan manfaat yang terkait harapnnya bisa memiliki kesempatan kerja
dengan rasio ketergantungan yang rendah bila sudah memasuki usia memasuki usia
ini, sangatlah penting bagi Pemerintah untuk kerja.Kegiatan ekonomi di masyarakat
memperluas investasi di bidang pendidikan membutuhkan tenaga kerja. Kebutuhan akan
dan pelatihan keterampilan, khususnya tenaga kerja itu dapat juga disebut sebagai
karena pekerja berpendidikan tinggi dapat kesempatan kerja. Kesempatan kerja itu
memiliki upah lebih tinggi dan kesempatan sendiri adalah suatu keadaan yang
kerja yang lebih baik. Sedangkan Tenaga menggambarkan terjadinya lapangan kerja
Proceeding “3rd Applied Business and Engineering Conference 2015”ISSN 2339-2053
Batam, 16-17 September 2015 . ISSN 2339-2053
(pekerjaan) untuk diisi pencari kerja. ketenagakerjaan yang terbatas,
Kesempatan kerja di Indonesia dijamin menyebabkan sekitar sepertiga dari pekerja
dalam UUD 1945 pada pasal 27 ayat 2 yang memperoleh upah di bawah upah minimum
berbunyi “Tiap-tiap warga Negara berhak provinsi
atas pekerjaan dan penghidupan yang Menurut BPS jumlah angkatan kerja
layak”. Dari bunyi UUD 1945 pasal 27 ayat di Indonesia pada Februari 2013 mencapai
2 itu jelas bahwa pemerintah Indonesia 121,2 juta orang atau bertambah 780 ribu
untuk menciptakan lapangan kerja bagi orang dibandingkan periode sebelumnya,
anggota masyarakat karena hal ini yaitu 120,41 juta orang (BPS, 2013).
berhubungan dengan usaha masyarakat Sedangkan angkatan kerja di Kota Batam
untuk mendapat penghasilan. Kota Batam mempunyai LPP paling
Menurut data dari Kementerian besar yaitu sebesar 8,11% per tahun.Pasar
Tenaga Kerja dan Transmigrasi (2013) pasar kerja dan kondisi tenaga kerja di Indonesia
kerja Indonesia saat ini sedang mengalami masih terasa adanya ketidak adilan gender
ketidakcocokkan keterampilan, yang dan kesenjangan gender. Kesenjangan
tercermin pada defisit buruh terampil dan gender masih sangat kental di Indonesia,
surplus buruh non terampil yang dijumpai dimana perempuan memiliki hasil yang
dalam data pencari kerja/lowongan kerja. buruk di sejumlah indikator, termasuk
Oleh karena itu, pengangguran di Indonesia formalitas, kerentanan, upah, dan partisipasi
dikaitkan dengan persoalan struktural dan angkatan kerja. Beberapa perbedaan beban
kurangnya permintaan serta ketidakcocokan hasil gender dapat diakibatkan oleh tingkat
keterampilan. Kurangnya informasi pasar pendidikan, pekerjaan, dan waktu kerja,
kerja saat ini dan penyebaran proses sementara sebagian dari perbedaan dalam
perekrutan informal yang luas memperburuk hasil gender terkait dengan diskriminasi.
masalah ketidakcocokan keterampilan di Kesenjangan upah antar gender sangat
semua ekonomi. Dengan ekonomi yang tinggi di kalangan pekerja berpendidikan
terus menuju modernisasi dan transisi ke tinggi di Indonesia. Upaya lebih lanjut
ekonomi berbasis informasi, permintaan diperlukan untuk lebih memahami
akan pekerja yang berpendidikan tinggi akan ketidaksetaraan upah antara pekerja laki-laki
terus berkembang, sehingga menunjukkan dengan perempuan, dengan fokus utama
pentingnya pendidikan dan investasi di pada akses yang sama untuk memperoleh
bidang keterampilan saat ini. pendidikan dan pelatihan yang adil serta
Pada tahun 2013 memperlihatkan memastikan “kesetaraan upah untuk nilai
adanya kenaikan upah nominal rata-rata, pekerjaan yang sama”. Agar tidak terjadi
dimana upah riil rata-rata sangat dipengaruhi ketimpangan gender dalam pendapatan
oleh inflansi.Selama beberapa tahun terakhir ekonomi.
ini, fokus banyak diberikan pada upah Studi Bank Dunia yang menggunakan
minimum, dimana peningkatan signifi kan analisa regresi lintas negara menunjukkan
dalam upah minimum nominal dijumpai di besarnya efek negatif yang ditimbulkan
beberapa provinsi di Indonesia per 1 Januari ketimpangan gender terhadap pertumbuhan
2013. Walaupun upah minimum nominal ekonomi (Klasen, 1999). Lebih lanjut klasen
rata-rata meningkat sebesar 15 persen di (1999) melanjutkan bahwa upaya
seluruh Indonesia tahun 2013, namun secara pengembangan kebijakan bagi penyesuaian
riil, kenaikan tersebut lebih kecil. struktural, industrialisasi, penanggulangan
Tren lainnya adalah penyempitan kemiskinan,pembangunan sumber daya
kesenjangan antara upah rata-rata dengan manusia, pembangunan regional dan
upah minimum rata-rata, dan ini globalisasi harus didasarkan pada informasi
menunjukkan bahwa perundingan upah mengenai dampak gender yang
berdasarkan sektor dan struktur pekerjaan di ditimbulkannya terhadap lapangan kerja,
Indonesia perlu diperkuat. Selain itu, khususnya yang berpotensi menyebabkan
walaupun hak sah pekerja untuk semakin dalamnya fragmentasi (terpecah-
mendapatkan remunerasi yang setara dengan belahnya tenaga kerja) dan kasualisasi
upah minimum, namun tingkat kerentanan tenaga kerja (semakin banyaknya tenaga
dan informalitas yang tinggi di pasar kerja kerja yang dipekerjakan secara tidak tetap)
Indonesia, serta kapasitas pengawasan
Proceeding “3rd Applied Business and Engineering Conference 2015”ISSN 2339-2053
Batam, 16-17 September 2015 . ISSN 2339-2053
sehingga mengakibatkan semakin tenaga kerja asing khusunya tenaga kerja
berkurangnya perlindungan sosial. wanita akan banyak masuk ke wilayah
Secara relasional pun, di mana Batam.
perempuan tidak bisa berjuang dan hanya Permasalahan diatas mendorong
menata diri sendiri tetapi memerlukan peran peneliti untuk meneliti “Faktor-faktor yang
gender laki-laki melahirkan isu gender. Isu mempengaruhi produktivitas tenaga kerja
gender di Indonesia termaktub dalam Inpres wanita bagian operator produksi pada
No. 9 tahun 2000 tentang pengarusutamaan industry Manufaktur di Kawasan
gender dalam pembangunan nasional. Batamindo”
Konsep ini adalah salah satu strategi
pembangunan yang dilakukan untuk 1.1. Tujuan Penelitian
mencapai kesetaraan dan keadilan gender, a. Mengetahui dan menganalisis faktor-
bertujuan mempersempit dan bahkan faktor yang mempengaruhi produktivitas
meniadakan kesenjangan gender tenaga kerja wanita bagian operator
produksi pada industri manufaktur di
Produktivitas tenaga kerja tidak hanya
wilayah Batamindo
diperuntukan bagi laki-laki saja tapi b. Mengetahui penerapan kesetaraan gender
perempuan yang notabene adalah pekerja di industry manufaktur di kawasan
operator bagian produski . Pekerja operator Batamindo Batam
sangat mendominasi di Batam terutama
untuk pekerja wanita. Kesenjangan 2. LANDASAN TEORI
kesetaraan gender juga terjadi pada usia
tenaga kerja operator bagian produksi yaitu 2.1. Ketenagakerjaan
pekerja operator produksi yang dipekerjakan Angkatan kerja ( labor force ) adalah
pada usia 18-25 saja. Pada usia diatas 25 bagian penduduk yang mampu dan bersedia
maka akan terjadi pemberhentian atau melakukan pekerjaan. Arti dari mampu
pemutusan hubungan kerja sesuai kontrak. adalah mampu secara fisik dan jasmani,
Perusahaan industry menganggap bahwa kemampuan mental dan secara yuridis
usia tersebut sudah tidak layak untuk bekerja mampu serta tidak kehilangan kebebasan
lagi di industry manufaktur karena masalah untuk memilih dan melakukan pekerjaan
penurunan fisik dan penurunan serta bersedia secara aktif maupun pasif
produkstivitas kerja. melakukan dan mencari pekerjaan (
Kondisi ini sangat berat bagi tenaga Sumarsono, 2009). Tenaga kerja adalah
kerja wanita, di usia yang masih sangat penduduk dengan batas umur minimal 10
produktif mereka sudah harus menanggung tahun tanpa batas maksimal (BPS, 2009).
beban secara ekonomi, dan juga dampak Bisa dikatakan tenaga kerja di
kesehatan selama masa bekerja. Motivasi Indonesia yang dimaksudkan adalah
wanita bekerja di sektor industry manufaktur penduduk yang berumur 10 tahun atau
di Batam adalah mereka bekerja adalah lebih, sedangkan yang berumur di bawah
untuk meningkatkan pendapatan keluarga. 10 tahun sebagai batas minimum. Ini
Motivasi wanita bekerja sesuai dengan berdasarkan kenyataan bahwa dalam
penelitian Hati & irawati (2014) motivasi umur tersebut sudah banyak penduduk
intrinsik berpengaruh searah terhadap yang berumur muda yang sudah bekerja
kondisi sosial ekonomi wanita yang dan mencari pekerjaan (Simanjuntak, 2001).
bekerja disektor Industri, yang berarti Sedangkan tenaga kerja terdidik adalah
setiap peningkatan motivasi intrinsik tenaga kerja yang memiliki pendidikan
akan menyebabkan meningkatnya kondisi cukup tinggi dan ahli dalam bidang tertentu.
sosial ekonomi. Sesuai dengan temuan Menurut Sumarsono (2009) Angkatan
penelitian Irawati & Hati (2013) bahwa n kerja dapat dibedakan menjadi dua sub
Motivasi kerja wanita di sector perikanan kelompok yaitu bekerja terbagi menjadi 2
juga bisa berpengaruh pada meningkatnya kelompok, yaitu :
kondisi sosial dan ekonomi perikanan a. Bekerja penuh yaitu, orang yang
Perlu ada upaya untuk mengatasi memanfaatkan jam kerja secara penuh
masalah ini agar tidak muncul dampak sosial dalam pekerjaannya kurang lebih 8-10
dan pengangguran, permasalahn lain juga jam per hari. Angkatan kerja yang
dipicu diberlakukannya MEA 2015 dimana
Proceeding “3rd Applied Business and Engineering Conference 2015”ISSN 2339-2053
Batam, 16-17 September 2015 . ISSN 2339-2053
digolongkan bekerja adalah mereka dan berpendidikan rendah. Perempuan yang
yang selama seminggu melakukan bekerja di pabrik, biasanya masih berusia
pekerjaan dengan maksud untuk muda dan belum menikah. Pekerja yang
memperoleh penghasilan atas sudah tua biasanya di PHK dengan alasan
keuntungan dan lamanya bekerja paling pabrik sedang mengalami krisis dan tidak
sedikit 2 hari. Dan mereka yang selama mampu membayar pekerja (Tjandraningssih,
seminggu tidak melakukan pekerjaan 1999). Pekerja perempuan memiliki upah
atau bekerja kurang dari dua hari, tetapi yang sama dengan laki-laki, yang berbeda
mereka adalah orang-orang yang adalah kesempatan dalam memperoleh upah
bekerja dibidang keahliannya seperti yang lebih tinggi (Hutagalung, et al., 1992).
dokter serta pegawai pemerintahan atau Masih dalam hal yang sama yang sama, ada
swasta yang sedang tidak masuk kerja juga pernyataan lain seperti menurut
karena sakit, cuti, mogok, dan Widanti (2005), upah yang diterima oleh
sebagainya. perempuan lebih rendah daripada upah yang
diterima laki-laki atas pekerjaan yang sama.
b. Setengah menganggur , yakni mereka Strategi pengupahan yang ditetapkan
yang kurang dimanfaatkan dalam oleh pabrik dapat berbeda satu sama lain,
bekerja dilihat dari segi jam kerja, namun seperti yang telah dijelaskan oleh
produktivitas kerja dan pendapatan. pendapat yang pertama, bahwa upah bisa
Setengah menganggur dapat saja sama atas pekerjaan yang sama, namun
digolongkan berdasarkan jumlah jam kesempatan dalam memperoleh upah dapat
kerja, produktivitas kerja dan saja berbeda. Dalam hal ini pekerja
pendapatan dalam 2 kelompok yaitu perempuan sering mempunyai kesempatan
setengah menganggur kentara yakni yang lebih rendah daripada laki-laki. Bahkan
mereka yang bekerja kurang dari 35 tidak jarang perempuan ditempatkan pada
jam seminggu dan setengah posisi yang kasar dan dengan risiko yang
menganggur tidak kentara yakni mereka tinggi.
yang produktivitas kerja dan Dari segi karakteristik individu,
pendapatannya rendah. pekerja perempuan sering distereotipkan
sebagai makhluk yang patuh, teliti, nrimo
2.2.Karakteristik Tenaga Kerja Wanita (Widanti, 2005). Selain itu pekerja
Pekerja adalah seseorang yang bekerja perempuan lebih disukai perusahaan karena
dan mendapatkan sejumlah upah dari tidak banyak menuntut dan mudah
pengusaha (Semaoen, 2000). Pekerja terbagi dikendalikan (Hutagalung, et al., 1992).
ke dalam dua kategori, yaitu pekerja tetap Pekerja perempuan yang bekerja di pabrik
dan pekerja lepas. Pekerja perempuan besar, biasanya masih berusia muda yaitu 18
banyak yang menempati posisi sebagai sampai 28 tahun dan berstatus belum
operator yang berstatus pekerja lepas. Posisi menikah. Walaupun status tersebut kadang-
tersebut merupakan posisi paling bawah. kadang tidak benar. Banyaknya pekerja yang
Pekerjaan perempuan dalam perusahaan berusia muda di pabrik disebabkan oleh
bertugas menjalankan mesin-mesin produksi adanya pemutusan hubungan kerja terhadap
yang memiliki tingkat risiko kecelakaan pekerja yang dianggap sudah tua. Kemudian
paling tinggi, namun memiliki upah rendah. perusahaan merekrut pekerja baru yang
Pekerja perempuan yang bekerja di pabrik berusia muda belia (Tjandraningsih, 1999).
memiliki karakteristik tertentu yang dapat
dilihat dari segi ekonomi dan sosial 2.3.Kesetaraan Gender di Pasar Kerja
(Hutagalung, et al., 1992). Dilihat dari latar Kurangnya pendidikan dan pelatihan,
belakang sosial, pekerja perempuan biasanya kurangnya modal sosial, beban tanggung
berasal dari keluarga golongan menengah ke jawab keluarga, dan diskriminasi dialami
bawah. Pekerja perempuan tersebut oleh baik perempuan maupun laki-laki.
memiliki keterbatasan dalam segi keahlian. Tetapi data yang ada menunjukkan
Pekerja yang bekerja di pabrik garmen bahwaperempuan secara konsisten berada
biasanya hanya bisa menjahit. pada posisi yang lebih dirugikan dalam
Dilihat dari segi ekonomi mereka pasar kerja daripada laki-laki. Ada sejumlah
memiliki pendapatan ekonomi yang lemah
Proceeding “3rd Applied Business and Engineering Conference 2015”ISSN 2339-2053
Batam, 16-17 September 2015 . ISSN 2339-2053
kesenjangan gender yang masih perlu c. Tidak adanya akses untuk
diatasi: menyuarakan dan mewakili
1). Rendahnya tingkat partisipasi tenaga kepentingan perempuan
kerja perempuan dan tingginya tingkat sebagaimanatercermin dari sangat
pengangguran tenagakerja perempuan kurangnya perwakilan perempuan
2). Terbatasnya akses yang dimiliki dalam posisi-posisi kepemimpinan
perempuan untuk mendapatkan danpengambilan keputusan dalam
peluang-peluang pendidikan/dan tubuh pemerintah, organisasi
pelatihan secara luas; pengusaha dan serikat pekerja.
3). Tidak memadainya akses yang dimiliki
perempuan untuk memperoleh sumber- 2.4. Faktor-Faktor yang Berpengaruh
sumber daya ekonomi seperti tanah dan Terhadap Produktivitas Tenaga
kredit; Praktik-praktik penerimaan Kerja.
karyawan, pemilihan karyawan dan
promosi karyawan di sektor formalyang 1. Motivasi
bersifat diskriminatif atas dasar gender; Motivasi merupakan proses mencoba
4). Segmentasi jenis kelamin angkatan kerja mempengaruhi seseorang agar melakukan
sehingga perempuan terkonsentrasi sesuatu yang di inginkan (Zainun,2002)
dalam sejumlah kecil sektor sedangkan menurut Reksohadiprojo dan
perekonomian, umumnya dalam Handoko (1999) mendefenisikan motivasi
pekerjaan-pekerjaan berstatus rendah merupakan keadaan dalam pribadi seseorang
dengan bayaran rendah, mobilitas ke atas yang mendorong keinginan individu untuk
dan tingkat keamanan yang rendah, atau melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna
di bidang-bidang yang belum diatur mencapai suatu tujuan.Motivasi dapat timbul
undang-undang seperti pekerjaan migran, karena dua faktor, yaitu dorongan yang
pekerjaan rumah tangga dan pekerjaan berasal dari dalam manusia (faktor individu
harusdibawa pulang untuk dikerjakan di atau internal) dan dorongan yang berasal
rumah; dari luar individu (faktor eksternal)
a. Rendahnya perlindungan hukum dan
perlindungan sosial bagi pekerja 2. Disiplin
perempuan, termasuk tidak adanya Menurut Arief (2001) defenisi disiplin
pengakuan dalam skema-skema adalah ketaatan melakukan berbagai
asuransi sosial terhadap peran ganda kegiatan pelayanan, mematuhi aturan-aturan
yang dimilikiperempuan dan kerja yang diterapkan, rajin dalam
kebutuhan selanjutnya yang mereka memberikan pelayanan, memiliki komitmen
miliki akan bentuk-bentuk asuransi yang tinggi, dengan terus menyelesaikan
yangfleksibel dan terindividualisasi; tugas sesuai tingkat kehadirannya sebagai
b. Semakin lebarnya kelompok usia wujud dari implementasi disiplin individu
perempuan dalam angkatan kerja dari dalam meningkatkan produktivitas kerja
usia dini hingga usia tua,dengan sumberdaya manusia. Menurut Muhlis
semakin tingginya proporsi anak-anak (1999) bahwa disiplin dalam tinjaun
yang memasuki sektor informal, dan produktivitas kerja sumber daya manusia
Terus berlanjutnya asumsi adalah suatu sikap yang timbul dari individu
(sebagaimana tercermin dalam norma- sumberdaya manusia untuk taat terhadap
norma hukum dan budaya) bahwa aturan-aturan sehingga tercermin sikap
pekerjaan yang dilakukan perempuan sumberdaya manusia dalam menjalankan
hanya sekedar tambahan peran tugas, tercermin dari kerajinan dengan
mereka sebagai iburumah tangga dan mencari berbagai alternative sesuai dengan
sekedar memberikan tambahan untuk komitmen untuk mengembangkan visi ,misi
penghasilan suami, yang digunakan dan tujuan dari aktifitas kerja.
untuk melegitimasi diskriminasi
tempat kerja 3. Keterampilan kerja
Menurut Sastrohadiwiryo (2002)
mengatakan bahwa pelatihan adalah bagian
dari pendidikan yang menyangkut proses
Proceeding “3rd Applied Business and Engineering Conference 2015”ISSN 2339-2053
Batam, 16-17 September 2015 . ISSN 2339-2053
untuk memperoleh dan meningktkan b. Meningkatkan produktivitas regional
keterampilan diluar sistem pendidikan yang Di tingkat regional, masing-masing
berlaku dalam waktu relative singkat dan propinsi/ Kota/ Kabupaten saling
dengan metode yang lebih mengutamakan berlomba untuk berkreatifitas dalam
praktek daripada teori . rangka mengembangkan potensi yang
Menurut Poerwadarminta dalam dimiliki, sehingga memiliki daya saing
Nur’aeni (2005), menyatakan bahwa yang lebih tinggi. Tingginya tingkat
keterampilan adalah kecekatan, kecakapan produktivitas di salah satu daerah,
atau kemampuan untuk melakukan sesuatu akan menjadi daya tarik tersendiri
dengan baik atau cermat. Lebih lanjut bagi daerah lainnya.
Nur’aeni (2005), menyatakan keterampilan c. Meningkatkan produktivitas sektoral
adalah kecakapan, kemudahan dan ketepatan Peningkatan produktivitas di tingkat
untuk melakukan sesuatu kegiatan. Dengan sektoral memberi manfaat pada suatu
latihan yang cukup para petani dapat daerah, untuk mengetahui sektor mana
meningkatkan keterampilan bekerjanya, yang merupakan prioritas utama, yang
selanjutnya dengan keterampilannya maka perlu dikembangkan serta subsektor
dapat meningkatkan efektifitas kerjanya. apa saja yang menjadi komoditi
andalan daerah tersebut. Mengetahui
2.5. Produktivitas peningkatan produktivitas tingkat
Mutu kehidupan di negara yang nasional, regional dan maupun sektoral
ekonominya telah maju ternyata lebih merupakan salah satu instrumen dalam
tinggi dibanding dengan mutu merumuskan kebijaksanaan pemerintah
kehidupan di negara-negara yang dalam menyusun perencanaan
sedang berkembang (Setiadi. 2009). pembangunan.
Menurut Setiadi (2009) beberapa manfaat d. Memperkuat daya saing perusahaan,
yang dapat diperoleh dalam karena dapat memproduksi dengan
memasyarakatkan produktivitas, secara biaya yang lebih rendah dan mutu
garis besar di antaranya adalah : produksi lebih baik.
e. Menunjang kelestarian dan
a. Meningkatkan produktivitas nasional perkembangan perusahaan, karena
Dengan meningkatnya pertumbuhan dengan peningkatan produktivitas
ekonomi akan terwujud kemakmuran perusahaan akan memperoleh
rakyat yang ditandai dengan standar keuntungan yang dapat dimanfaatkan
hidup yang lebih baik. Standar hidup untuk investasi baru.
yang lebih baik antara lain, perolehan f. Menunjang terwujudnya hubungan
pendapatan perkapita lebih besar, industrial yang lebih baik, terutama
pelayanan sosial semakin bervariasi, apabila nilai tambah yang diperoleh
berkualitas dan lebih baik, pendapatan disebabkan peningkatan produktivitas
pemerintah dari berbagai sektor dan dinikmati secara bersama oleh
meningkat terutama dari sektor swasta. pengusaha, karyawan, masyarakat dan
Hasil-hasil yang diperoleh dapat negara.
digunakan untuk membiayai g. Mendorong terciptanya perluasan
pembangunan, terutama pada sektor- lapangan kerja, kesempatan kerja yang
sektor yang berkaitan dengan disebabkan ekspansi perusahaan.
infrastruktur dan pengembangan
pendidikan, yang dianggap sebagai
pilar peningkatan kualitas disegala
aspek kehidupan. Dengan pertumbuhan
ekonomi yang lebih tinggi, diharapkan
akan menjadi daya tarik investor untuk
menanamkan modalnya.
Proceeding “3rd Applied Business and Engineering Conference 2015”ISSN 2339-2053
Batam, 16-17 September 2015 . ISSN 2339-2053
3.3. Jenis dan Sumber data
1. Data Primer
2.7.Kerangka Konsep Penelitian Data primer adalah data yang
diperoleh atau dikumpulkan langsung
Faktor Pengaruh
Produktivitas Tenaga Kerja Wanita di lapangan oleh orang yang
Produktivitas
melakukan penelitian atau yang
bersangkutan yang memerlukannya.
Gambar 1: model konsep Data primer tersebut diperoleh melalui

Motivasi 2. Data Sekunder


Data sekunder yaitu data yang
Disiplin
PRODUKTIVITAS diperoleh dalam bentuk yang sudah
jadi berupa publikasi, data tersebut
diperoleh melalui studi
Keterampilan Kerja

3.4.Konsep Operasional
Gambar 2: model Hipotesis
1. Variabel terikat (Y) adalah Produktivitas
2.6.Hipotesis tenaga kerja kemampuan seorang tenaga
1. Ada pengaruh motivasi kerja (X1) kerja wanita bagian operator produksi .
terhadap produktivitas tenaga kerja (Y) 2. Variabel bebas (X) adalah
2. Ada pengaruh disiplin karja (X2) a. Motivasi kerja (X1) adalah keadaan
terhadap produktivitas tenaga kerja (Y) dalam pribadi seseorang yang
3. Ada pengaruh keterampilan kerja (X3) mendorong keinginan individu
terhadap produktivitas tenaga kerja (Y) untuk melakukan kegiatan-
4. Ada pengaruh secara simultan antara kegiatan tertentu guna mencapai
motivasi kerja (X1), disiplin karja (X2) suatu tujuan.
dan keterampilan kerja terhadap b. Disiplin kerja (X2) adalah keadaan
produktivitas tenaga kerja (Y) atau kepatuhan di dalam
melaksanakan pekerjaan atau tugas
3. METODE PENELITIAN dan bertanggung jawab.
c. Keterampilan (X3) adalah sesuatu
3.1.Jenis Penelitian penguasaan teknis yang diperoleh
seseoarang melalui pelatihan
Jenis penelitian yang digunakan
adalah jenis penelitian kuantitatif 3.5. Metode Analisis Data
eksplanasi jenis penelitian yang Analisis data merupakan kegiatan data
menjelaskan tentang hubungan kausal yang telah dikumpulkanmenjadi data yang
antara variabel independen (motivasi kerja, dikelola, yang dalam prosesnya diterapkan
disiplin kerja, keterampilan kerja dan upah) teknik statistic tertentu
terhadap variabel dependen ( produktivitas
tenaga kerja). 1. Analisis Deskriptif
Analisis ini digunakan untuk
3.2. Populasi dan Sampel mendeskripsikan variabel dengan jalan
Adapun populasi dalam penelitian mendistribusikan item-item dari masing-
ini terdiri pekerja wanita yang ada dari 3 masing variabel. Setelah keseluruhan
Industri Manufaktur di kawasan Batamindo data terkumpul, maka kegiatan
yang ada di Batam sebanyak 100 orang. selanjutnya mengolah datakemudian
Berhubung dengan besarnya populasi dan mentabulasikan ke dalam tabel frekuensi
kemampuan peneliti secara teknis maka dan kemudian membahas data yang
dilakukan pengambilan sampel hanya 60 diolah tersebut secara deskriptif. Tolak
orang saja ukur dari pendeskripsian itu adalah
dengan pemberian angka, baik dalam
jumlah maupun persentase. Data yang
diperoleh dianalisa secara deskriptif.
Proceeding “3rd Applied Business and Engineering Conference 2015”ISSN 2339-2053
Batam, 16-17 September 2015 . ISSN 2339-2053
2. Analisis Regresi Linier Berganda Uji hipotesis dilakukan dengan cara
Analisis ini berguna untuk mengetahui membandingkan Fhitung dan Ftabel :
pengaruh antar variabel terikat Secara a) Fhitung > Ftabel : H0 ditolak
individu terhadap variabel bebas tertentu. b) Fhitung < Ftabel : H0 diterima
Sementara sejumlah variabel bebas
lainnya yang ada atau diduga atau b. Uji Parsial (Uji t)
pertautannya dengan variabel terikat Pengujian hipotesis secara statistik
tersebut bersifat konstan atau tetap. yang dilakukan terhadap data-data yang
Analisis ini juga untuk mengetahui berhubungan dengan permasalahan adalah
variabel manakah yang paling pengujian dengan uji signifikan, untuk
berpengaruh diantara variabel-variabel menguji secara statistik harus melalui proses
yang lain terhadap variabel dengan yangdisebut testing hipotesis. Adapun uji
menggunakan persamaan regresi linier hipotesis yang akan digunakandalam Uji t
berganda dirumuskan sebagai berikut: yang merupakan uji hipotesis secara parsial
(Sugiyono, 2005) yaitu sebagaiberikut (Hasan, 2002):
Y = a + b1X1 + b2X2+ b3X3 bi
_______
t =
Keterangan: Sbi
Y = Produktivitas Keterangan :
a = konstanta bi : koefisien regresi ke-i
b1,b2 = koefisien regresi Sbi : standar error dari koefisien bi
X1 = Motivasi
X2= Disiplin Kerja Kriteria pengujian yang digunakan dalam uji
X3= Keterampilan t ini adalah :
a. Apabila t hitung> t tabel maka Hi diterima
3. Pengujian Hipotesis dan Ho ditolak
a. Uji Simultan (Uji F) b. Apabila t hitung< t tabel maka Hi ditolak
Analisis ini digunakan untuk mengetahui dan Ho diterima
hubungan yang positif dan signifikan
antara dua atau lebih variabel bebas 4.HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan variabel terikat secara bersamaan.
Menurut Hasan (2006:107), rumus yang 4.1.Obyek Penelitian
digunakan dalam Uji F ini adalah: Muka Kuning adalah wilayah kelurahan di
R2-(k-2) wilayah kecamatan Sei Beduk (Sungai
1-R2(N-k+1) Beduk) Kota Batam, Kepulauan Riau,
Keterangan: Indonesia. Dengan luas wilayah 120 Ha dan
F : F hitung yang selanjutnya akan jumlah penduduk 74.803 jiwa (2007). Di
dibandingkan dengan F tabel. wilayah Muka Kuning terdapat kawasan
R2 : Determinasi. industri terbesar di pulau Batam yaitu
k : Jumlah variabel bebas. Batamindo Industrial Park (BIP). Mulai
n : Banyaknya subyek penelitian. tahun sekitar 2000 nama kawasan industri
Kaidah pengujian signifikasi: jika ini berubah menjadi Batamindo Investment
Fhitung > Ftabel dan nilai probabilitas < a, Cakrawala (BIC). Kawasan Industri
maka H0 ditolak (signifikan). Alat uji F Batamindo adalah kawasan industri yang
ini digunakan untuk menguji hipotesis: pertama dan yang terbesar di Batam sejak
H0 : Diduga tidak ada pengaruh yang beroperasi tahun 1990. Kawasan Industri
signifikan dari variabel X1, X2, X3 Batamindo memakan waktu 30 menit dari
secara simultan terhadap Bandara Hang Nadim, dari Pelabuhan Batu
produktivitas kerja tenaga kerja Ampar, dan dari Terminal Ferry Batam
wanita (Y). Centre.
H1 : Diduga ada pengaruh yang signifikan
dari variabel X1, X2, X3 secara 4.2. Deskripsi Responden
simultan terhadap produktivitas 1. Tenaga Kerja Over Time (Lembur)
tenaga kerja wanita (Y) Hasil temuan menunjukkan bahwa dari
60 responden terdiri dari 35 orang atau
Proceeding “3rd Applied Business and Engineering Conference 2015”ISSN 2339-2053
Batam, 16-17 September 2015 . ISSN 2339-2053
58.3% adalah tenaga kerja wanita yang 4.3.Deskripsi Variabel Penelitian
selalu melakukan lembur setiap 5 hari
kerja dalam 1 minggu selama sebulan, 1. Motivasi Kerja
sedangkan sisanya sebanyak 25 orang Motivasi kerja wanita bagian operator
atau 41.7% tenaga kerja wanita terkadang Produksi di kawasan batamindo sebagian
1-2 melakukan over time dalam satu besar berada pada kategori tinggi yaitu
minggu selama sebulan. Dengan sebesar 58,3 %. Ini menunjukkan bahwa
demikian over time dapat diketahui rata-rata motivasi kerja wanita bagaian
bahwa wanita banyak melakukan lembur operator produksi dapat dikatakan sangat
selama 5 efektif 5 hari kerja dalam 1 baik .
bulan.
2.Disiplin Kerja
2. Usia Responden Disiplin kerja wanita bagian operator
Hasil temuan menunjukkan bahwa dikategoerikan cukup tinggi Terdapat 42
sebagian besar responden ada pada % yang memiliki disiplin kategori cukup
kelompok umur 27-31 tahun sebanyak 19 tinggi.Bisa dikatakan disiplin kerja wanita
orang atau 31.7 % diikuti oleh kelompok pekerja operator memiliki disiplin cukup.
umur 22-26 tahun sebanyak 18 orang
atau 30 % dan kelompok umur 17-21 3. Keterampilan Kerja
tahun sebanyak 18 orang atau 30 % dan Keterampilan kerja wanita operator
hanya 5 orang atau 8.3 % yang berumur memiliki keterampilan cukup tinggi
di atas 32 tahun. Pada data tersebut dapat sebesar 40 %.Bisa dikatakan tenaga kerja
disimpulkan bahwa sebagian besar wanita bagain operator memiliki
tenaga kerja wanita ada pada kelompok keterampilan yang sedang dan cukup.
usia produktif. Hal ini mengindikasikan
bahwa potensi usia kerja wanita paling 4. Produktivitas Kerja
banyak di usia 22-31 tahun. Produktivitas tenaga kerja wanita bagian
operator cukup baik sebesar 51.7 %.Bisa
3.Pengeluaran Tenaga Kerja Wanita dikatakan produktivitas tenaga kerja
Temuan penelitian menunjukkan bahwa wanita bagian operator cukup tinggi dan
pengeluaran responden sebagian besar produktif
ada pada kisaran 1 – 2 juta rupiah
sebanyak 27 responden atau 45 % dan 4.4. Hasil Analisis
pada kisaran 2 – 3 juta rupiah sebanyak
17 responden atau 28.3 %. Sedangkan 1. Asumsi Klasik
sisanya 14 responden atau 23.3 % Untuk memenuhi kelayakan uji regresi
pengeluaran dalam satu bulan berkisar 1 Linier Berganda maka perlu dilakukan uji
juta rupiah dan hanya 3.3% yang Asumsi klasik. Adapun hasil uji asumsi
memiliki pengeluaran di kisaran 3 - 4 juta klasik sebagai berikut:
rupiah. Kenyataan ini menunjukkan
bahwa ada kehidupan yang sejahtera a. Heteroskedastisitas
pada tenaga kerja wanita Scatterplot

Dependent Variable: Motivasi

4. Pendidikan Responden 3
Regression Studentized Deleted (Press)

Temuan penelitian menunjukkan tingkat 1


Residual

pendidikan untuk para tenaga operator 0

-1

paling banyak didominasi oleh SMA/SMK -2

dan sederajat sebesar 80% responden dan -3

-2 -1 0 1 2

sebagian sebagian besar adalah lulusan Regression Standardized Predicted Value

SMP dan sisanya ada 2 responden lulusan


Diploma-1 Hasil menujukkan bahwa titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0
pada sumbu y, maka tidak terjadi
Heteroskedastisitas
Proceeding “3rd Applied Business and Engineering Conference 2015”ISSN 2339-2053
Batam, 16-17 September 2015 . ISSN 2339-2053
b. Normalitas Persamaan Multiple Regression Linier
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
tersebut mempunyai konstanta (Intercept) sebesar
Dependent Variable: Motivasi
2.747, hal ini berarti bahwa adanya pengaruh
1.0
variabel motivasi, disiplin kerja dan keterampilan
0.8
kerja terhadap produktivitas kerja adalah sebesar
Expected Cum Prob

0.6
2.747. Sementara itu makna dari koefisien regresi
0.4
adalah apabila terjadi kenaikan variabel X
0.2 tertentu dan diasumsikan variabel X yang lain
0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
tetap, maka nilai Y akan naik sebesar nilai
Observed Cum Prob
koefisiennya. Dengan demikian penjelasan untuk
Hasil terlihat titik-titik menyebar di sekitar
masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
garis diagonal, serta penyebarannya
a. Setiap kenaikan satu satuan motivasi kerja
mengikuti arah garis diagonal. Maka bisa
dengan asumsi variabel lain tetap, maka nilai
disimpulkan bahwa seluruh data dalam
produktivitas tenaga kerja akan meningkat
penelitian ini berdistribusi normal sehingga
sebesar 0.373.
model regresi layak dipakai untuk
b. Setiap kenaikan satu satuan disiplin kerja
memprediksi variabel terikat berdasarkan
dengan asumsi variabel lain tetap, maka nilai
masukan variabel bebasnya.
produktivitas kerja akan meningkat sebesar
0.255.
2. Regresi Linier Berganda
c. Setiap kenaikan satu satuan kepemimpinan
Untuk memenuhi kelayakan uji regresi
dengan asumsi variabel lain tetap, maka nilai
Linier Berganda maka perlu dilakukan uji
produktivitas akan meningkat sebesar 0.323.
Asumsi klasik. Uji Asumsi klasik yang
Hasil pengujian regresi lineer
sudah dilakukan adalah 1).Uji
berganda dengan 3 prediktor didapat nilai
multikolinieritas Mempunyai nilai VIF
Koefisien Determinasi (R2) Adjusted R
disekitar angka 1 atau dibawah 5.
Square sebesar 0.639. Hal ini berarti bahwa
Mempunyai angka tolerance mendekati 1.
besarnya kontribusi variabel motivasi kerja,
disiplin kerja dan keterampilan kerja
Dalam pengujian hipotesis dilakukan terhadap produktivitas tenaga kerja adalah
dengan teknik analisis statistik regresi sebesar 63,9 %. Dan sisanya yaitu sebesar
berganda (multiple regression) dengan 36.1% dipengaruhi oleh variabel lain yang
menggunakan olahan komputer SPSS. tidak masuk dalam model penelitian ini.
Tabel 1: Hasil Regresi Berganda
Variabel Variabel B T Sign Ket Pegujian secara simultan variabel
Terikat Bebas faktor-faktor yang mempengaruhi
Produktivitas a. Motivasi 0.373 3.773 0,000 Signifikan produktivitas yaitu variabel motivasi
(Y) Kerja (X1)
b. Disiplin 0.255 4.230 0,000 Signifikan
kerja(X1), Disiplin kerja (X2) dan
kerja (X2) Keterampilan (X3) ditunjukkan dengan nilai
c. Keterampiln 0.323 5.847 0,000 Signifikan F hitung sebesar 35.776 dan F-tabel sebesar
kerja (X3)
2,76.
R : 0.811 Nilai F table 2,76
R2 : 0.657 Kritis T tabel 1,671
Adjusted R2 : 0.639 4.5 Pegujian Hipotesis
F Hitung : 35.776
Sig F : 0.000 1. Untuk menguji hipotesis 1 yang
Konstan : 2.747
menyatakan bahwa motivasi kerja (X1)
berpengaruh terhadap produktivitas
Sumber: Data diolah 2014 tenaga kerja wanita bagian operator (Y)
Model estimasi dan persamaam regresi dalam penelitian ini menggunakan uji t. Hasil analisis uji t
adalah Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + ………..+ bn Xn + e diperoleh nilai t hitung 3.773 dan t table
Produktivitas (Y) = 2.747+ 0,373X1 + 0,255X2 + 0,323X3 + e 1,671. Bisa disimpulkan bahwa t hitung > t
Dimana :
table signifikansi t motivasi kerja (X1)
Y = Variabel produktivitas
X1 = Variabel motivasi kerja terpenuhi. Pengujian hipotesis ini juga
X2 = Disiplin kerja ditunjukkan dengan melihat tingkat nilai
X3 = Keterampilan kerja signifikansi dibawah 0,05 yaitu (0,000 <
e = error 0,05). Hasil menunjukkan bahwa nilai
signifikan motivasi kerja (X1) 0,000 dan
Proceeding “3rd Applied Business and Engineering Conference 2015”ISSN 2339-2053
Batam, 16-17 September 2015 . ISSN 2339-2053
dibawah 0,05. Sehingga terbukti variabel melihat tingkat nilai signifikansi dibawah
motivasi kerja (X1) berpengaruh 0,05 yaitu (0,000 < 0,05). Hasil
signifikan terhadap produktivitas tenaga menunjukkan bahwa nilai signifikan
kerja wanita (Y). Maka hipotesis variable secara simultan 0,000 dan
pertama secara statistik diterima dibawah 0,05. Sehingga terbukti ketiga
2. Untuk menguji hipotesis 2 yang variable bebas berpengaruh signifikan
menyatakan bahwa Disiplin kerja (X2) terhadap produktivitas tenaga kerja
berpengaruh terhadap produktivitas wanita (Y). Maka hipotesis keempat
tenaga kerja wanita bagian operator (Y) secara statistik diterima.
menggunakan uji t. Hasil analisis uji t
diperoleh nilai t hitung 4.230 dan t table 4.6. Pembahasan
1,671. Bisa disimpulkan bahwa t hitung > t
table signifikansi t disiplin kerja (X2) Hasil statistik menunjukkan bahwa
terpenuhi. Pengujian hipotesis ini juga motivasi kerja cukup tinggi sebesar 58,3% .
ditunjukkan dengan melihat tingkat nilai Motivasi bekerja ini cukup tinggi. Motivasi
signifikansi dibawah 0,05 yaitu (0,000 < wanita di lingkungan industri bekerja
0,05). Hasil menunjukkan bahwa nilai karena ada kebutuhan ekonomi keluarga dan
signifikan disiplin kerja (X2) 0,000 dan kebutuhan pribadi yang harus dipenuhi.
dibawah 0,05. Sehingga terbukti variabel Motivasi wanita bekerja di bagian operator
disiplini kerja (X2) berpengaruh di lingkungan industry manufaktur karena
signifikan terhadap produktivitas tenaga perusahaan memberikan jaminan
kerja wanita (Y). Maka hipotesis kedua kompensasi dan kesejahteraan pada
secara statistik diterima karyawan sesuai dengan target. Selain
3. Untuk menguji hipotesis 3 yang karena kebutuhan ekonomi dan
menyatakan bahwa keterampilan kerja kesejahteraan dalam bentuk kompensasi,
(X3) berpengaruh terhadap produktivitas wanita bekerja karena ingin bisa berprestasi,
tenaga kerja wanita bagian operator (Y) berprestasi disini adalah mampu
menggunakan uji t. Hasil analisis uji t menyelesaikan target pekerjaan yang
diperoleh nilai t hitung 5.847 dan t table dibebankan kepadanya, pekerjaan yang
1,671. Bisa disimpulkan bahwa t hitung > t diselesaikan juga sesuai dengan prosedur
table signifikansi t keterampilan kerja (X3) dan hasil yang diharapkan sesuai target
terpenuhi. Pengujian hipotesis ini juga perusahaan.
ditunjukkan dengan melihat tingkat nilai Wanita yang bekerja di bagian
signifikansi dibawah 0,05 yaitu (0,000 < operator ingin memiliki prestasi adalah dia
0,05). Hasil menunjukkan bahwa nilai mampu memilki penilaian yang baik dan
signifikan keterampilan kerja (X3) 0,000 positif dari perusahaan dengan harpan akan
dan dibawah 0,05. Sehingga terbukti bisa dilanjut kontrak lagi sampai pada usia
variabel keterampilan kerja (X3) produktif di perushaan tersebut sudah habis.
berpengaruh signifikan terhadap Memiliki prestasi yang baik dan
produktivitas tenaga kerja wanita (Y). memperoleh keterangan pengalaman bekerja
Maka hipotesis ketiga secara statistik yangbaik di bagian operator akan bisa
diterima mempermudah promosi level di bagian
4. Untuk menguji hipotesis 4 yang produksi atau bisa bekerja di industry
menyatakan bahwa variable motivasi manufaktur yang sejenis bila kontrak kerja
kerja (X1), Disiplin kerja (X2) dan sudah habis di tempat kerja saat ini. Selain
keterampilan kerja (X3) secara simultan itu wanita bekerja di bagian operator
berpengaruh terhadap produktivitas berharap kesejahteraan secara ekonomi
tenaga kerja wanita bagian operator (Y) meningkat dan bisa memiliki tabungan
menggunakan uji F. Hasil analisis uji F sendiri untuk keperluan masa depan pribadi
diperoleh nilai F hitung 35,776 dan F dan keluarga
table 2,76. Bisa disimpulkan bahwa F Penelitian ini sejalan dengan teori
hitung > F table, Maka uji F secara bersama Marihot (2005) adalah faktor-faktor yang
terhadap ketiga variable bebas terhadap mengarahkan dan mendorong perilaku atau
variable terikat terpenuhi. Pengujian keinginan seseorang untuk melakukan suatu
hipotesis ini juga ditunjukkan dengan kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk
Proceeding “3rd Applied Business and Engineering Conference 2015”ISSN 2339-2053
Batam, 16-17 September 2015 . ISSN 2339-2053
usaha yang keras atau lemah pegawai yang Kegiatan manajemen untuk menjalankan
memiliki motivasi lemah atau menurun akan standar standar organisasional yang telah
berdampak pula pada kinerja mereka ditetapkan. (Handoko 2001 ). Temuan
sehingga akan berakibat pada titik penelitian ini sejalan dengan penelitian Dewi
maksimalnya mereka dalan menjalankan & Aini (2012) dan Fauziyah (2005) bahwa
tugas dan tanggung jawabnya. Temuan disiplin kerja berpengaruh terhadap
penelitian ini sejalan dengan penelitian Hati, produktivitas kerja. Begitu juga sejalan
irawati & Wirangga (2014) bahwa motivasi dengan Racmawati (2013) bahwa motivasi
internal berpengaruh signifikan terhadap berpengaruh signifikan terhadap
produktivitas kerja. Begitu juga menurut peningkatan produktivitas kerja.
Menurut Burhanudin (2012) karyawan tidak Hasil statistik menunjukkan bahwa
akan melakukan pekerjaan secara keterampilan kerja sebesar 40.00% cukup
optimal apabila tidak mempunyai motivasi tinggi. Wanita yang bekerja di Industri
yang tinggi dari dalam dirinya sendiri untuk manufaktur cukup memiliki kompetensi
melalukan hal tersebut. kerja sesuai bidang pekerjaan yang
Pada hasil statistik menunjukkan ditangani yaitu sebagai operator bagian
bahwa disiplin kerja cukup tinggi sebesar produksi, wanita yang bekerja bisa
42,00%. Disiplin kerja wanita bagian menangani job description sebagai operator
operator tersebut cukup tinggi, bahwa dalam dengan baik, selain itu mereka juga dapat
lingkungan industry manufaktur selama menjalankan job deskripsi secara cepat dan
wanita bekerja di bagian operator produksi tepat sesuai prosedur standar proses kerja
selalu mematuhi peraturan perusahaan. sebagai operator.
Peraturan disini adalah wanita yang bekerja Melakukan pekerjaan sesuai dengan
di lingkungan industry harus mematuhi standard dan prosedur kerja adalah bagian
prosedur dan kebiajakan yang ditetapkan dari keterampilan kerja, sikap melakukan
perusahaan. Mematuhi prosedur dan pekerjaan sesuai prosedur adalah bagian dari
kebijakan perusahaan adalah bentuk sikap professional dalam bekerja. Wanita
komitmen karyawan seperti disiplin dalam yang bekerja di bagian operator punya
kehadiran untuk melaksanakan pekerjaan di tuntutan untuk biasa melakukan pekerjaan
bagian produksi. secara profesional yang dalam artian harus
Sebagai bagian dari bentuk disiplin bekerja secara terampil. Penerapan dan
wanita yang bekerja di bagian operator harus penggunaan keterampilan sebagai operator
memiliki sikap mampu memberikan pelayanan dibagian produksi harus selalu diasah dan
pada bidang layanan produksi sesuai job dibiasakan untuk mewujudkan produktivitas.
deskripsi dengan prosedur kerja di bagian
Pengalaman kerja dalam menyelesaikan
produksi. Bentuk disiplin selanjutnya adalah
ketepatan waktu dalam bekerja dengan pekerjaan juga menjadi hal yang penting,
menjalankan serangkaian dan tahap proses dimana pengalaman dalam menyelesaikan
produksi sampai produk tersebut dihasilkan. pekerjaan adalah sikap dan kegiatan yang
Hasil hipotesis menunjukkan diterima profesional sudah pernah dilakukan yang
dengan nila koefesien regresi 0.255 atau 25,5% akan secara sadar terbawa untuk berusaha
yang berarati ada pengaruh yang signifikan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
antara variable disiplin kerja terhadap tanggung jawab yang dibebankan
produktivitas kerja.Temuan penelitian ini sesuai kepadanya.
dengan teori dari Nitisemito (2009) bahwa Perilaku ditentukan oleh kebiasaan-
disiplin kerja itu sendiri adalah “kedisiplinan kebiasaan yang telah tertanam dalam diri
lebih tepat kalau diartikan sebagai suatu karyawan sehingga dapat mendukung kerja
sikap,tingkah laku dan perubahan yang yang efektif atau sebaliknya. Dengan
sesuai dengan peraturan dari perusahaan kondisi karyawan tersebut, maka
baik tertulis maupun tidak. Peraturan dibuat produktivitas dapat dipastikan dapat
untuk wanita yang bekerja dibagian operator terwujud (Sulistiyani dan Rosidah, 2009).
produksi dibuat untuk mengarahkan pada Sesuai dengan Gomes (2003) Faktor-faktor
target produktivitas yang ditetapkan yang mempengaruhi produktivitas antara
perusahaan. Upaya manajemen adalah lain: knowledge (pengetahuan), skills
mengarahkan target pada produktivitas (ketrampilan),abilities (kemampuan),
dengan menetapkan berbagai standar kerja. attitudes (sikap), dan behaviors (perilaku).
Proceeding “3rd Applied Business and Engineering Conference 2015”ISSN 2339-2053
Batam, 16-17 September 2015 . ISSN 2339-2053
Hasil hipotesis menunjukkan diterima perusahaan dari seseorang tergantung dari
dengan nila koefesien regresi 0.323 atau kemampuan, motivasi, dan dukungan
32,3% yang berarti ada pengaruh yang individu yang diterima. Motivasi adalah
signifikan antara variable keterampilan kerja seperangkat dorongan baik yang berasal dari
kerja terhadap produktivitas kerja. Temuan dalam maupun dari luar diri seseorang yang
penelitian ini sejalan dengan pandapotan paling tidak sebagian turut menghasikan
(2013) bahwa pengalaman kerja tindakan produktif tertentu (Devung, 1999).
berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Komitmen terhadap peraturan dan
Keterampilan yang harus dimiliki oleh prosedur kerja di bagian operator produksi
tenaga kerja bagian operator si lingkungan serta ketepatan dalam menyelesaikan
Industri manufaktur adalah keterampilan pekerjaan dan output operator di bagian
teknis,sesuai dengan Sisilahi Uber (2002) produksi secara nyata berpengaruh terhadap
Keterampilan Teknik (technical skills) produktivitas kerja. Disiplin kerja adalah
keterampilan teknik merupakan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok
kompetensi spesifik untuk melaksanakan yang senantiasa berkehendak untuk
tugas atau kemampuan menggunakan mengikuti dan mematuhi peraturan yang
teknik teknik ,alat-alat,prosedur –prosedur telah ditetapkan oleh perusahaan, seperti
dan pengetahuan tentang lapangan yang yang disiplin kerja yang dilakukan oleh para
dispesialisasi secara benar dan tepat dalam wanita yang bekerja pada bagian operator di
pelaksanaan tugasnya lingkungan industry manufaktur .
Kategori cukup menunjukkan bahwa Hasil temuan penelitian
secara kuantitas pekerjaan di lingkungan menunjukkan bahwa keterampilan kerja
indusri manufaktur pekerja wanita bisa adalah faktor kedua yang mempengaruhi
memenuhi standar target jumlah yang produktivitas kerja.Keterampilan adalah
ditetapkan, dan Tenaga kerja wanita juga penguasaan teknis operasional, terutama
cukup bisa memenuhi standar kualitas keterampilan dalam menangani pekerjaan
proses penyelesaian pekerjaan yang operator, Menangani pekerjaan operator
ditetapkan sesuai prosedur kerja perusahaan. tidak lepas dari kemampuan karyawan
Motivasi kerja dalam menyelesaiakan dalam mengoperasikan alat atau mesin,
pekerjaan juga ditunjukkan dengan menjalankan langkah-langkah prosedur
kecermatan dan kecepatan dalam dalam proses system administrasi
menyelesaikan target pekerjaan, kecermatan manufaktur, peguasaan teknis operasional
dan kecepatan dalam menyelesaikan dibutuhkan kecepatan dan ketepatan agar
pekerjaan juga menghasilkan mutu atau sesuai dengan target output yang ditentukan
output produk yang sesuai dengan standar oleh perusahaan.
yang ditetapkan perusahaan. Menurut Sulistiyani dan Rosidah
Bekerja bagian operator merupakan (2009). Ketrampilan adalah kemampuan dan
tantangan tersendiri bagi tenaga kerja penguasaan teknis operasional mengenai
wanita. Bekerja bagian operator terkadang bidang tertentu, yang bersifat kekaryaan.
juga dituntut untuk over time sampai malam Ketrampilan diperoleh melalui proses
untuk target produksi yang sudah ditetap belajar dan berlatih. Ketrampilan berkaitan
perushaan, rata-rata tenaga kerja operator di dengan kemampuan seseorang untuk
industry manufaktur di Batam wajib untuk melakukan atau menyelesaikan pekerjaan
mengikuti kebijakan over time seminggu yang bersifat teknis. Dengan ketrampilan
minimal 3 kali. Motivasi bekerja wanita yang dimiliki seseorang pegawai diharapkan
karena untuk meningkatan pendapatan mampu menyelesikan pekerjaan secara
ekonomi keluarga, yang paling terpenting produktif. Ketrampilan merupakan variabel
lagi motivasi kerja berdampak peningkatan yang bersifat utama dalam membentuk
produktivitas kerja bagai produkti di produktivitas. Dengan kata lain, jika seorang
perusahaa. pegawai memiliki ketrampilan yang baik
Temuan penelitiaan ini sejalan dengan maka akan semakin produktif. Ketrampilan
penelitian Hati, irawati & Wirangga (2014) diperoleh melalui proses belajar dan
motivasi berpengaruh pada kondisi sosial berlatih.
ekonomi wanita. Sejalan dengan Mathis
(2007) menyatakan kinerja yang dicari oleh
Proceeding “3rd Applied Business and Engineering Conference 2015”ISSN 2339-2053
Batam, 16-17 September 2015 . ISSN 2339-2053
Hasil penelitian juga menunjukkan [3] Handoko, Hani. T. (2001). Manajemen
bahwa variable yang dominan terhadap Personalia. Penerbit BPFE UGM.
produktivitas tenaga kerja wanita adalah Yogyakarta
variable motivasi sebesar 0,373 atau 37,3%. [4] Hati, Irawati& Wirangga
Motivasi wanita dalam bekerja menjadi (2014).Motivasi Kerja Terhadap
penentu bahwa produktivitas dalam bekerja Kondisi Sosial Ekonomi Tenaga Kerja
bisa meningkat. Dengan motivasi yangkuat Wanita di Sektor Industri. Proceeding
wanita bisa bersikap disiplin dan berusaha Applied Business and Engineering
meningkatkan keterampilannya dalam Conference (ABEC) 2014 ISSN 2339-
bekerja . 2053
[5] Irawati & Hati (2013).Motivasi Kerja
5. KESIMPULAN Wanita Terhadap Kondisi Sosial
Ekonomi di Sector Perikanan. Jurnal
1. Motivasi kerja berpengaruh terhadap Ekonomi dan Kebijikan (JEJAK)
produktivitas tenaga kerja wanita bagian Volume 06 Nomor 1 Tahuan 2013
operator sebesar 0,373 atau 37,3%. Universitas Negeri Semarang
Adanya pengaruh ini dibuktikan dengan [6] Marihot , (2005), Manajemen Sumber
menggunakan uji t. Hasil analisis uji t Daya Manusia. PT. Glamedia
diperoleh nilai t hitung 3.773 dan t table Widiasarana, Jakarta
1,671. Bisa disimpulkan bahwa t hitung > t [7] Mathis, Robert L. dan Jackson, John H.
table.. Adanya pengaruh juga ditunjukkan (2007), Human Resources Management
dengan melihat tingkat nilai signifikansi , Edisi ke 10 , Salemba Empat, Jakarta.
dibawah 0,05 yaitu (0,000 < 0,05). [8] Nitisemito, S. Alex. (2009). Manajemen
2. Disiplin kerja berpengaruh terhadap Personalia, Edisi Kedua Belas,
produktivitas tenaga kerja wanita bagian Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta
operator sebesar 0,255 atau 25,5%. [9] Pandapotan (2013) Pengaruh
Adanya pengaruh ini dibuktikan dengan Pendidikan, upah, masa kerja, dan usia
menggunakan uji t. Hasil analisis uji t terhadap produktivitas Kerja
diperoleh nilai t hitung 4.230 dan t table Karyawan.(Study pada PT Gandum
1,671. Bisa disimpulkan bahwa t hitung > t malang) Atikel Ilmiah Fakultas
table.. Adanya pengaruh juga ditunjukkan Ekonomi dan Bisnis Universitas
dengan melihat tingkat nilai signifikansi Barwijaya Malang.
dibawah 0,05 yaitu (0,000 < 0,05). [10]Sastrohadiwiryo, Siswanto. (2002).
3. Keterampilan kerja berpengaruh terhadap Manajemen Tenaga Kerja Indonesia.
produktivitas tenaga kerja wanita bagian Jakarta : Bumi Aksara
operator sebesar 0,323 atau 25,5%. [11] Sulistiyani, Ambar Teguh. dan Rosidah.
Adanya pengaruh ini dibuktikan dengan (2009). Manajemen Sumber Daya
menggunakan uji t. Hasil analisis uji t Manusia.Yogyakarta: Graha Ilmu..
diperoleh nilai t hitung 5.847 dan t table
1,671. Bisa disimpulkan bahwa t hitung > t
table.. Adanya pengaruh juga ditunjukkan
dengan melihat tingkat nilai signifikansi
dibawah 0,05 yaitu (0,000 < 0,05).

DAFTAR REFERENSI

[1] Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur


Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta.
[2] Gomes, Faustino Cardoso. (2003)
Manajemen Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: Andi Offset.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai