Anda di halaman 1dari 39

REGULASI PANGAN OLAHAN

BAGI ANAK INDONESIA

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan

Surabaya, 23 Februari 2019

1
Outline
1. Pendahuluan

2. Peran BPOM

3. Regulasi di Bidang Pangan

4. Regulasi tentang Keamanan Pangan

5. Regulasi Klaim dan ING

6. Regulasi Pangan Keperluan Gizi Khusus

7. Penutup

2
1. Pendahuluan
• Anak-anak merupakan aset bangsa.
• Pembangunan berkelanjutan dimulai dari anak-anak.
• Memastikan anak-anak dapat bebas dari kemiskinan, sehat,
terdidik, bahagia dan aman, sangat penting.
• Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama
sebagai komponen dasar untuk mewujudkan sumber daya
manusia yang berkualitas.
• Negara berkewajiban mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan,
dan pemenuhan konsumsi Pangan yang cukup, aman, bermutu,
dan bergizi seimbang.

3
Sustainable Development Goals (SDGs)

• Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG): 17


tujuan.
• Salah satu tujuannya adalah kehidupan sehat
dan sejahtera (tujuan 3)
– untuk menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan
kesejahteraan seluruh penduduk semua usia dengan
meningkatkan kesehatan reproduktif, ibu, dan anak;
mengakhiri epidemi penyakit menular utama; mengurangi
penyakit tak menular dan yang disebabkan lingkungan;
mencapai cakupan kesehatan universal; dan menjamin
akses ke obat dan vaksin yang aman, terjangkau, dan
efektif untuk semua.
4
Status Gizi Anak Saat Ini

Status gizi buruk dan gizi Status gizi sangat pendek Status gizi pada balita
kurang pada balita : dan pendek pada balita sangat kurus dan kurus
• 2013: 19,6% • 2013: 37,2% • 2013: 12,1%
• 2018: 17,7% • 2018: 30,8% • 2018: 10,2%

Status gizi Indonesia


Status gizi Indonesia
sangat pendek & pendek
gemuk pada balita pada
pada baduta 2018
2018 sebesar 8%, 13
sebesar 29.9%, 18
provinsi diatas prevalensi
provinsi prevalensi tinggi
nasional.
(30% - <40%).

Sumber: Data Riskesdas 2018

5
Kesehatan Anak
Proporsi pada pada anak usia 0 – 59 bulan berdasarkan hasil
Riskesdas 2018:
Berat badan lahir rendah < 2500 g (BBLR) : 6,2%
(berdasarkan 56,6% yang memiliki catatan lahir)
Panjang badan lahir lahir < 48 cm : 22,7% (berdasarkan
47,9% yang memiliki catatan lahir)
Ukuran lingkar kepala anak saat lahir 40,6% (< 33); 58,4%
(33-37); 1% (> 37)
Survei Populasi Antar Sensus (SUPAS) 2012 mencatat bahwa
angka kematian balita : 40 kematian per 1.000 kelahiran hidup
selama lima tahun sebelum survei dilakukan (2008–2012).

6
2. Peran BPOM

• BPOM menyelenggarakan Standardisasi


tugas pemerintahan di
bidang pengawasan Obat Penilaian (pre-market
dan Makanan . evaluation)
• Pengawasan Obat dan
Pengawasan setelah beredar
Makanan oleh BPOM (post-market control)
merupakan suatu proses
yang komprehensif, Pengujian laboratorium.
mencakup pengawasan pre-
market dan post-market. Penegakan hokum di bidang
pengawasan obat dan makanan

7
3. Regulasi di Bidang Pangan
UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan

PP No. 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu


dan Gizi Pangan*

PP No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan


Pangan*

Peraturan K/L (Peraturan Menteri Kesehatan,


Peraturan Menteri Perindustrian, Peraturan Kepala
Badan POM)

*dalam proses revisi


8
UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan

• Pangan untuk anak harus memenuhi persyaratan


keamanan.
• Berdasarkan pasal 67 ayat (1) dan (2) UU No. 18 Tahun
2012, dinyatakan bahwa:
1) Keamanan Pangan diselenggarakan untuk menjaga
Pangan tetap aman, higienis, bermutu, bergizi, dan tidak
bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya
masyarakat.
2) Keamanan Pangan dimaksudkan untuk mencegah
kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain
yang dapat mengganggu, merugikan, dan
membahayakan kesehatan manusia.

9
PP No. 28 Tahun 2004

• Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun


2004 pasal 31, bahwa Kepala Badan POM dapat
menetapkan ketentuan mutu pangan yang
mempunyai tingkat risiko keamanan yang tinggi atau
pangan olahan tertentu.
• Pangan olahan tertentu : pangan olahan yang
ditujukan untuk kelompok tertentu, seperti
• Bayi;
• Ibu hamil atau menyusui;
• Penderita penyakit tertentu serta
• Pangan sejenis yang mempunyai pengaruh besar terhadap
perkembangan kualitas kesehatan manusia.
10
Regulasi tentang Pangan Olahan

11
Regulasi tentang Pangan Olahan

Regulasi dapat diunduh di http://jdih.pom.go.id


12
4. Regulasi tentang Keamanan Pangan
Keamanan Pangan dimaksudkan untuk mencegah kemungkinan cemaran biologis,
kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan
kesehatan manusia (Pasal 67 ayat (2) UU No.18/2012 tentang Pangan).

Cemaran
Pangan

REGULASI
Bahan
Tambahan
DI BIDANG Bahan
Pangan KEAMANAN Penolong

PANGAN

Kemasan
Pangan
Regulasi Cemaran Pangan
Peraturan Kepala Badan POM
No.16 Tahun 2016 tentang DALAM PROSES
Kriteria Mikrobiologi dalam REVISI
Pangan Olahan

Peraturan BPOM
Nomor 5 Tahun 2018 Implementasi
tentang Batas
Maksimum Cemaran
Logam Berat dalam
Pangan Olahan

untuk produk yang sudah


Peraturan BPOM untuk produk yang baru,
beredar diberikan masa
Nomor 8 Tahun 2018 wajib mengikuti ketentuan
penyesuaian paling lama 12
tentang Batas Peraturan sejak tanggal
bulan sejak Peraturan
diundangkan
Maksimum Cemaran diundangkan
Kimia dalam Pangan
Olahan
BAHAN TAMBAHAN
PANGAN (BTP)
BTP :
adalah bahan yang ditambahkan ke
dalam pangan untuk mempengaruhi
sifat atau bentuk pangan

APA ITU
BAHAN
TAMBAHAN Membentuk pangan

PANGAN? Memberikan warna


Meningkatkan kualitas pangan
Memperbaiki tekstur
Meningkatkan cita rasa
Meningkatkan stabilitas
Mengawetkan pangan
Regulasi Bahan Tambahan Pangan
Permenkes 033 tahun 2012 tentang BTP mengatur Jenis dan
Golongan BTP (27 golongan BTP)
Peraturan Kepala Badan POM terkait Batas Maksimum Penggunaan BTP
mengatur batas maksimal BTP pada Katpang (Terdapat 27 golongan)
1. Bahan Pengkarbonasi (No.4/2013) 16. Pembentuk Gel (No.19/2013)
2. Humektan (No.5/2013) 17. Pengemulsi (No.20/2013)
3. Pembawa (No.6/2013) 18. Peretensi Warna (No.21/2013)
4. Perlakuan Tepung (No.7/2013) 19. Pembuih (No.22/2013)
5. Pengatur Keasaman (No.8/2013) 20.Penguat Rasa (No.23/2013)
6. Pengeras (No.9/2013) 21. Penstabil (No.24/2013)
7. Antikempal (No.10/2013) 22. Peningkat Volume (No.25/2013)
8. Pengembang (No.11/2013) 23. Pengawet (No. 36/2013)
9. Pelapis (No.12/2013) 24. Pewarna (No.37/2013)
10. Antibuih (No.13/2013) 25. Antioksidan (No.38/2013)
11. Propelan (No.14/2013) 26. Pemanis (No. 4 Tahun 2014)
12. Pengental (No. 15/2013) 27. Perisa (No.22 Tahun 2016)
13. Garam Pengemulsi (No.16/2013)
14. Gas untuk Kemasan (No.17/2013) Dapat diunduh di: http://jdih.pom.go.id/
15. Sekuestran (No.18/2013)
Regulasi Bahan Penolong
Bahan Penolong adalah bahan, tidak termasuk peralatan, yang lazimnya tidak dikonsumsi
sebagai pangan, digunakan dalam proses pengolahan pangan untuk memenuhi tujuan teknologi
tertentu dan tidak meninggalkan residu pada produk akhir, tetapi apabila tidak mungkin
dihindari, residu dan/atau turunannya dalam produk akhir tidak menimbulkan risiko terhadap
kesehatan serta tidak mempunyai fungsi teknologi.
GOLONGAN ENZIM DAN PENJERAP ENZIM
Acuan Peraturan: Peraturan Kepala Badan POM No. 10 Tahun 2016

Peraturan mengatur jenis Untuk semua Kategori


enzim dan sumbernya, pangan dengan batas
jenis penjerap enzim maksimum CPPB

PENGGUNAAN AMONIUM SULFAT DALAM NATA DE COCO


Acuan Peraturan: Peraturan Kepala Badan POM No. 7 Tahun 2015
• Amonium sulfat dapat digunakan dalam proses pengolahan nata de coco sebagai
bahan penolong golongan nutrisi untuk mikroba (microbial nutrient atau microbial
adjusts)
• Amonium sulfat yang digunakan harus memenuhi persyaratan mutu pangan (food
grade)
Regulasi tentang Kemasan Pangan
pangan kemasan
Bahan yg digunakan untuk
mewadahi dan/atau
membungkus pangan, baik yang
bersentuhan LANGSUNG
dengan pangan maupun tidak.

Terdapat perpindahan / migrasi


bahan pengemas ke dalam
pangan !!!
Beberapa cemaran dapat
Kemasan Pangan: Bahan apapun berakibat buruk bagi
yang bersentuhan dengan pangan/ kesehatan.
wadah apapun yang digunakan untuk Perlu adanya regulasi
pangan perlu diperhatikan keamanan kemasan pangan.
18
Regulasi tentang Kemasan Pangan
Setiap orang yang melakukan produksi Pangan dalam
UU NO. 8/2012 tentang
kemasan wajib menggunakan bahan kemasan pangan
PANGAN
yang tidak membahayakan kesehatan manusia

1) Setiap orang yang memproduksi pangan untuk diedarkan


PP No. 28/004 tentang dilarang menggunakan bahan apapun sebagai kemasan
Keamanan, Mutu dan pangan yang dinyatakan terlarang dan/atau yang dapat
Gizi Pangan melepaskan cemaran yang merugikan atau membahayakan
kesehatan manusia
2) Setiap orang yang memproduksi pangan untuk diedarkan
wajib menggunakan bahan kemasan yang diizinkan

PERKA BPOM NO. Mengatur, bahan yang:


HK.03.1.23.07.11.6664 • Dilarang digunakan sbg kemasan pangan
TAHUN 2011 Tentang • Diizinkan digunakan sbg kemasan pangan
Pengawasan Kemasan Pangan • Harus dilakukan penilaian keamanannya

PERMENPERIN NO Kewajiban mencantumkan Logo Tara


24/M-IND/PER/2/2010 Pangan

19
5. Regulasi terkait Klaim & ING
a. Peraturan Kepala Badan POM No. 13 Tahun 2016
tentang Klaim pada Label dan Iklan Pangan Olahan

• Segala bentuk uraian yang menyatakan, menyarankan atau secara


Klaim tidak langsung menyatakan perihal karakteristik tertentu suatu
pangan yang berkenaan dengan asal usul, kandungan gizi, sifat,
produksi, pengolahan, komposisi atau faktor mutu lainnya

• Segala bentuk uraian yang menyatakan, menunjukkan atau


menyiratkan bahwa makanan memiliki karakteristik gizi tertentu
Klaim Gizi termasuk nilai energi dan kandungan protein, lemak dan
karbohidrat, serta kandungan vitamin dan mineral

• Segala bentuk uraian yang menyatakan, menyarankan, atau


Klaim menyiratkan bahwa terdapat hubungan antara pangan atau bahan
Kesehatan penyusun pangan dengan kesehatan.

20
KLAIM
You can simply impress your audience and
Klaim
add a uniqueLainnya
zing and appeal to your
Presentations. Easy to change colors, photos
and Text. Get a modern PowerPoint

Klaim Gizi Klaim Kesehatan 1.Presentation


Klaim isotonik
that is beautifully designed. You
can simply impress your audience and add a
2.unique
Klaim tanpa
zing and appeal to your
Presentations. Easy to change colors, photos
penambahan
and Text. Get a modern gula
PowerPoint
Klaim 3. Klaim laktosa designed.
Presentation that is beautifully
Klaim Kandungan
Fungsi Zat Gizi 4. Klaim gluten
Zat Gizi
Modern Pangan Olahan
Klaim Perbandingan Klaim Fungsi Lain
Portfolio
Zat Gizi
yang menggunakan
Probiotik

Presentation Klaim Penurunan


Risiko Penyakit

Dikaji Case by case

21
Pangan Olahan yang mencantumkan Klaim telah
memenuhi persyaratan asupan per saji tidak lebih dari:

18 g
4 g lemak 60 mg 300 mg
lemak
total
jenuh kolesterol natrium
Klaim tidak dapat digunakan untuk Pangan Olahan antara (intermediete product)
yang memerlukan pengolahan lebih lanjut dengan penambahan bahan pangan
lainnya

Kelayakan pangan
Jenis, jumlah dan Jumlah pangan Keadaan kesehatan
Pola konsumsi gizi sebagai pembawa
fungsi zat gizi atau yang wajar masyarakat secara
seimbang; zat gizi atau
komponen pangan; dikonsumsi sehari; umum; dan
komponen pangan

22
JENIS-JENIS KLAIM

1. KLAIM GIZI

A. B.
Klaim Kandungan Zat Gizi Klaim Perbandingan Zat Gizi

CONTOH:

“Sumber vitamin A “Rendah lemak – “Kalsium lebih tinggi –


“Less sugar”
dan vitamin C” Tinggi kalsium” Lemak lebih rendah”
Klaim Perbandingan
Zat Gizi
Klaim • Persyaratan pencantuman kurang gula/less sugar
Kandungan Gizi :
• Persyaratan pencantuman klaim rendah – persyaratan umum pencantuman klaim yaitu
lemak : asupan per saji tidak lebih dari 18 g lemak
total, 4 gram lemak jenuh, 60 mg kolesterol
– persyaratan umum pencantuman
dan 300 mg natrium
klaim yaitu asupan per saji tidak lebih
dari 18 g lemak total, 4 gram lemak – persyaratan pencantuman klaim kurang
jenuh, 60 mg kolesterol dan 300 mg gula/less sugar yaitu perbedaan relative
natrium kandungan gula terhadap pangan yang
dibandingkan paling sedikit 25% dan
– persyaratan pencantuman klaim
perbedaan mutlak paling sedikit memenuhi
rendah lemak yaitu tidak lebih dari 3
persyaratan “rendah” sebagaimana
gram per 100g (dalam bentuk padat)
ditetapkan dalam klaim kandungan gizi
• Produk pangan tersebut perlu melakukan
– Persyaratan klaim rendah gula yaitu 5 g per
uji lemak total, lemak jenuh, kolesterol dan
100g (dalam bentuk padat)
natrium, sebagaimana persyaratan diatas
• Produk pangan tersebut perlu melakukan uji lemak
total, lemak jenuh, kolesterol,natrium, dan gula
sebagaimana persyaratan diatas
24
KLAIM

2. KLAIM KESEHATAN

A. B. C.
Klaim Fungsi Zat Klaim Fungsi Klaim Penurunan
Gizi Lain Risiko Penyakit

Case by
case

“Vitamin D dapat membantu “Serat pangan tidak larut dapat


penyerapan kalsium”. membantu memudahkan buang
“Magnesium membantu menjaga air besar (laksatif), jika disertai
kepadatan tulang”. dengan minum air yang cukup”.
Klaim Lain

Klaim Tanpa Klaim Rendah Laktosa


Penambahan dan Bebas Laktosa
Gula
Klaim Rendah Gluten
dan Bebas Gluten Klaim Isotonik

26
Contoh Klaim Lainnya
Klaim Isotonik
Persyaratan klaim Isotonik:
– Persyaratan umum pencantuman klaim yaitu asupan per saji tidak lebih
dari 18 g lemak total, 4 gram lemak jenuh, 60 mg kolesterol dan 300 mg
natrium
– Persyaratan pencantuman klaim isotonik yaitu :
1. Osmolalitas: 250-340 miliOsmol/Kg
2. Karbohidrat : 2-5%
3. Fruktosa (jk ditambahkan) tidak lebih dari 5%
4. Natrium : 200-690 mg/L
5. Kalium : 125-200 mg/L
– Produk pangan tersebut perlu melakukan uji lemak total, lemak jenuh,
kolesterol, natrium, osmolalitas, Karbohidrat, natrium, kalium dan
fruktosa, sebagaimana persyaratan diatas

27
Informasi Nilai Gizi (ING)
ING merupakan daftar kandungan zat Gizi Pangan pada Label
Pangan sesuai dengan format yang dibakukan.
Tertuang dalam Perka BPOM No. 31 Tahun
2018 tentang LABEL PANGAN OLAHAN

ING WAJIB
UNTUK SEMUA PANGAN OLAHAN

Kecuali pangan olahan yang tidak


mengandung zat gizi seperti teh kopi bubuk,
bumbu dan rempah, serta air minum dalam
kemasan

Untuk usaha pangan mikro dan kecil dilakukan


pembinaan dan pembimbingan dalam penerapan
Infomasi Nilai Gizi pada Produk Pangan Olahannya.

28
ING Informasi yang tercantum Zat gizi yang tercantum
1. Energi total 6. Karbohidrat total
1. Takaran saji 2. Lemak total 7. Gula
2. Jumlah sajian per kemasan 3. Lemak Jenuh 8. Natrium (Garam)
3. Catatan kaki 4. Protein

Format Informasi Nilai Gizi

29
Takaran Saji
Perka BPOM nomor 9 tahun 2015 tentang Takaran Saji
Takaran saji : Jumlah pangan olahan yang
wajar dikonsumsi dalam satu kali makan,
dinyatakan dalam satuan metric; atau satuan
metriks dan ukuran rumah tangga yang sesuai
untuk pangan olahan tersebut

Jenis pangan olahan yang sama dengan varian


yang sama (termasuk rasa, komposisi, nama
dagang) yang diproduksi oleh produsen yang
sama, takaran saji pangan olahan wajib
mencantumkan dalam satu ukuran yang sama

Berat bersih atau isi bersih pangan olahan


sekurang-kurangnya setengah (satu per dua)
dari ukuran takaran saji.

Pangan olahan dengan berat bersih atau isi


bersih setengah (satu per dua) dari ukuran satu
takaran saji, harus mencantumkan ING per saji
dan per setengah saji. 30
Perka BPOM No. 9 Tahun 2016 tentang Acuan Label Gizi

ALG berdasarkan 2150 kkal per orang per hari

Kandungan zat gizi tidak boleh lebih dari 100% ALG

ALG untuk kelompok : bayi (0-6 bulan & 7-11 bulan);


anak (1-3 tahun), umum; Bumil dan busui
Acuan Label Gizi

Perhitungan
Acuan Persentase
persyaratan
Label Gizi AKG dalam
klaim pada
(ALG) pencantum
label pangan
an ING
untuk olahan

32
6. Regulasi Pangan Keperluan Gizi Khusus
Pangan Olahan untuk Keperluan Gizi Khusus
(PKGK)
Pangan Olahan yang diproses atau diformulasi
secara khusus untuk memenuhi kebutuhan gizi
tertentu karena kondisi fisik/fisiologis dan penyakit/
gangguan tertentu

PDK (Pangan Diet Khusus)


Pangan Olahan yang diproses atau diformulasi
secara khusus untuk memenuhi kebutuhan gizi
tertentu karena kondisi fisik atau fisiologis tertentu.

PKMK (Pangan Keperluan Medis Khusus)


Pangan Olahan yang diproses atau diformulasi
secara khusus untuk manajemen diet bagi orang
dengan penyakit / gangguan tertentu.
33
1. PANGAN DIET KHUSUS 2. PANGAN OLAHAN UNTUK KEPERLUAN MEDIS
(PDK) KHUSUS (PKMK)

• Inborn error of metabolism • Penyandang Diabetes;


Bayi dan Dewasa • Dukungan Nutrisi bagi Anak • Pasien Penyakit Ginjal
Anak Berisiko Gagal Tumbuh, Gizi Kronik;
Kurang atau Gizi Buruk; • Pasien Penyakit Hati
Minuman Ibu • Bayi Prematur; Kronik;
Formula Hamil dan/atau • Suplemen Air Susu Ibu • Dukungan Nutrisi bagi
Bayi Menyusui (Human Milk Fortifier); Orang Dewasa Gizi
• Pasien Alergi Protein Susu Kurang atau Gizi Buruk;
Formula Pangan Tambahan Sapi; dan
Lanjutan Olahragawan • Pasien Anak Kejang • Inborn Errors of
Intraktabel (Epilepsi); Metabolism
Formula • Pasien Malabsorpsi;
Pertumbu Pangan untuk
Kontrol Berat • Pasien Penyakit Hati Kronik;
han Badan dan Dewasa
• Pasien Inflammatory Bowel
MP-ASI Diseases

Bayi dan anak

34
Ketentuan Umum PKGK
Ketentuan PKGK harus
memenuhi persyaratan:

Keamanan CPPOB dan /


(Cemaran, BTP) HAACCP*
Gizi
Steril
Komersial*
Mutu
Pelabelan
Produk
bayi, bumil
dan busui
35
Contoh Persyaratan Keamanan, Mutu, Gizi, dan
Label PDK Formula Bayi
• Ruang lingkup
• Deskripsi dan Definisi
• Persyaratan Mutu
– Bahan
– Kandungan gizi
• Energi : 60 kkal < energy < 70 kkal per 100 ml produk, yang dibuat
sesuai dengan petunjuk penyiapan
• Protein hanya asam amino bentul L yang dapat ditambahkan. Asam
amino yang dapat ditambahkan: sistein, histidine, isoleusin, leusin,
lisin, metionin, fenilalanin, threonin, triptofan, tirosin, valin.
• Karbohidrat laktosa dan polimer glukosa (pilihan utama pada formula harus sesuai
berbahan dasar protein susu sapi dan protein hidrolisat). Sukrosa dgn
dihindarkan, kecuali diperlukan (maksimum 20% dari total karbohidrat) ketentuan
• Lemak, vitamin, mineral, dan zat gizi lain yg berlaku
• Zat gizi dan non gizi yang dapat ditambahkan (taurin, nukleotida, asam
dokosaheksanaenoat (DHA))
• Fluor tidak boleh ditambahkan. Jika terdapat secara alami,
maksimum 100 mcg/100 kkal dalam produk Formula Bayi siap konsumsi
• Zat gizi dan non gizi lain yang dapat ditambahkan  harus dibuktikan
secara ilmiah
– BTP : sesuai ketentuan perundang-undangan
– Label
– Nama jenis: “Formula Bayi”
– dst 36
Contoh Persyaratan Keamanan, Mutu, Gizi, dan Label PKMK
Pasien Kelainan Metabolik (Inborn error of metabolism)
• Ruang lingkup
• Deskripsi dan Definisi
• Persyaratan Mutu
– Bahan
– Kandungan gizi
1. PKMK untuk Pasien Kelainan Metabolik Isovaleric Acidemia harus
bebas dari asam amino leusin.
2. dst
3.
4.
5. Zat gizi makro dan mikro yang ditambahkan
6. Zat Gizi/Zat Non Gizi Yang Dapat Ditambahkan
– BTP : sesuai ketentuan perundang-undangan
– Label
harus sesuai
– Nama jenis: “Formula Bayi” dgn
1. PKMK untuk Pasien Kelainan Metabolik Isovaleric Acidemia harus ketentuan
mencantumkan nama jenis “Pangan Olahan Keperluan Medis Khusus yg berlaku
untuk Pasien Isovaleric Academia”.
2. dst
– ING
harus dinyatakan dalam per 100 g atau 100 ml atau per alat takar, dan
per 100 kkal.
– Peringatan mengenai bahaya penggunaan PKMK untuk Pasien Kelainan
Metabolik (inborn errors of metabolism) jika dikonsumsi oleh orang
yang tidak memiliki gangguan medis yang sesuai. 37
7. Penutup
1. Peraturan yang telah ditetapkan diimplementasikan dengan baik dalam
rangka menjamin keamanan, mutu dan gizi pangan untuk memberi
perlindungan bagi masyarakat termasuk anak-anak serta peningkatan
daya saing
2. Dengan adanya regulasi pangan, diharapkan pelaku usaha dapat
memastikan keamanan, mutu, dan gizi produk pangan olahan yang
diproduksi dan dikonsumsi.

38
39

Anda mungkin juga menyukai