Anda di halaman 1dari 22

P1 : ELASTISITAS BATANG

Nama : Harits Abdullah


NIM : 1308620076
Jurusan / Prodi : S1 Biologi / Biologi
Kelompok :2
Nama Percobaan : Elastisitas Batang
Tanggal Percobaan : Selasa, 6 Oktober 2020
Tanggal Pengumpulan : Rabu, 7 Oktober 2020
Nama Asisten : Rakha Aditria Pratama - 1302618034

Nur Fadhilah Syahidah - 1302618011

Jayanti Eka Sari Ningsih - 1302618051

Andi Nisfananda Ekayanti - 1302618007

Pre-Test Laporan Awal Laporan Akhir


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
A. TUJUAN
1. Memahami sifat elastik bahan dibawah pengaruh pelenturan.
2. Memahami hubungan antara lenturan dengan beban
3. Dapat menentukan Modulus Young dari pelenturan.
4. Memahani regangan dan tegangan dari suatu bahan
5. Memahami Hukum Hooke serta pengaplikasian hukum tersebut

B. ALAT DAN BAHAN


1. Batang yang akan diteliti 5. Beban
2. Perangkat penopang, 6. Mistar
3. Perangkat baca 7. Jangka sorong
4. Perangkat beban 8. Mikrometer sekrup

C. TEORI DASAR

Gambar 1 menunjukan batang logam yang dijepit salah satu ujungnya, dan ujung lain B diberi
gaya W. Unsur-unsur yang berada diatas garis pertengahan (sumbu netral) mengalami
peregangan, sedangkan yang berada dibawah garis itu mengalami perapatan Dengan
mengabaikan berat batang disebelah kanan P, momen pelenturan (MP) di P dapat dihitung
sebagai:
MP = W (L – x) (1)
Jika kelengkungan batang di P adalah 1/R, kita perhatikan sebuah filamen sepanjang dx di P,
dengan tebal dz dan jaraknya dari sumbu normal sebesar z. Lebar batang dititik itu kita misalkan
saja b. Dengan menggunakan dua segitiga sebangun diperoleh :
𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑥 𝑑𝑥
= (2)
𝑧 𝑅
Jadi,
𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑥 𝑧
Strain dalam filamen = =𝑅 (3)
𝑑𝑥
Karena Stess = Strain x E; dimana E adalah Modulus Young,
𝐸𝑧
Maka 𝑆𝑡𝑟𝑒𝑠𝑠 = 𝑅
(4)
Jadi tegangan didalam filamen adalah:
𝐸𝑏
𝑆𝑡𝑟𝑒𝑠𝑠 𝑥 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 = 𝑅
𝑧 2 𝑑𝑧 (5)

Dengan demikian, Momen gaya total di P, adalah:


𝐸 𝐸
𝑃 = 𝑅 ∫ 𝑏. 𝑧 2 . 𝑑𝑥 = 𝐼 di mana 𝐼 = ∫ 𝑏. 𝑧 2 . 𝑑𝑧 = momen inersia penampang batang itu
𝑅
terhadap sumbu netral. Besaran ini juga disebut sebagai momen luar W (L-x).

Untuk pelenturan yang amat kecil,

(6)

𝑑𝑦
Jadi, 𝐸𝐼 𝑊(𝐿 − 𝑥) (7)
𝑑𝑥 2

Integralkan
𝑑𝑦 𝑊𝑥 2
Konstanta Integrasi : 0 𝐸𝐼 𝑑𝑥
= 𝑊𝐿𝑥 − 2
(8)

Karena dy/dx = 0 pada x = 0

𝑊𝐼𝑥 2 𝑊𝑥 2
Integralkan, 𝐸𝐼𝑦 − (9)
2 6
Kontanta integrasi = 0, karena y = 0 pada x =0.
Di titik B, dimana x = L , y = S, dengan kata lain
𝑊𝐿3 𝑊𝐿3 𝑊𝐿3
𝐸𝐼𝑆 = atau 𝐸𝐼 = =𝐸 (10)
3 3 3𝐼𝑆

Karena batang ditopang oleh dua pisau dan dimuati ditengahnya, maka gaya W yang bekerja
pada setengah batang adalah Mg/2, dan karena E = Mg𝐿3 / 48 IS. Untuk penampang batang
empat persegi panjang I = b𝑑 3 /12, dan grafik diatas M/s = OB/AB, maka

𝐿3𝑔 𝑂𝐵
𝐸 = 4𝑏𝑑3 . 𝐴𝑏 (11)

Teori 1 :
TEGANGAN (STRESS)

Dalam Elastisitas besaran gaya F, tidak terlalu mendapat perhatian, mengingat kita akan
memperhatikan sebuah sistem yang memiliki luas bukan sistem yang cukup diwakili sebuah
pusat massa saja. Atas dasar itulah besaran Tegangan (Stress) diperkenalkan. Stress
didefinisikan sebagai:

Misalkan sebuah bahan, sebelum diberi stress


di atasnya memiliki panjang L dan luas penampang
A. Akan tetapi karena gaya, bahan mengalami
tegangan (stress) sehingga panjangnya L’ menjadi
lebih pendek. Selain itu intuisi kita mengatakan
bahwa bahan tidak hanya akan memendek (berubah
volumenya) tetapi juga mengalami perubahan bentuk
akibat tekanan tersebut. Artinya gaya dari martil
tidak hanya memberi dampak pada arah normal
permukaan tapi juga luas permukaan itu sendiri
menjadi berubah. Untuk itu kita perlu 1mendefinisikan dua jenis stress ini. Yaitu stress yang
berarah normal (τn) dan stress yang menyinggung permukaan (τT).
Ketika sebuah benda dengan luas penampang A dikenai gaya F, maka
komponen gaya dapat diuraikan dalam dua komponen yaitu Fn dan FT. Fn akan
mengakibatkan stress normal σn = Fn/A yaitu stress yang arahnya sejajar dengan arah
normal permukaan (ingat bahwa vector normal permukaan arahnya tegak lurus
permukaan tersebut) sedangkan FT akan mengakibatkan stress tangensial σT = FT/A
yaitu stress yang arahnya menyinggung bidang permukaan (atau tegak lurus vektor
normal permukaan). Stress normal akan mengakibatkan perubahan volume pada bahan,
sedangkan stress tangensial akan menimbulkan perubahan bentuk.
REGANGAN (STRAIN)
Jika sebuah stress bekerja pada suatu benda maka dampak atau akibatnya benda mengalami
strain (regangan). Kembali ke ilustrasi di atas :

Seperti juga stress, strain memiliki dua jenis komponen yaitu jenis : arah normal dan
arah tangensial. Pada arah normal, perubahan ditunjukkan dengan pemendekan bahan dari L
menjadi L’ akibatnya volume bahan berubah, seperti yang dicontohkan pada gambar (4a)
sedangkan pada arah tangensial perubahan diperlihatkan dengan A yang makin melebar yang
akibatnya bentuk bahan berubah, dalam ilustrasi di atas (4b) bahan yang mula-mula berbentuk
persegi panjang menjadi jajaran genjang.
Pada kenyataannya jika sebuah benda dikenai stress, maka kedua jenis strain
bagaimanapun akan muncul, sehingga ilustrasinya tidaklah sesederhana gambar 4.
Strain τ secara umum didefinisikan sebagai :

(2)

Sehingga strain normal :

(3)

Strain arah tangensial :


(4)

1
Mohamad Ishaq, Usep. 2005. ELASTISITAS . Bandung
Teori 2 :
2
Modulus Elastisitas (MOE) menggambarkan ketahanan terhadap lentur, yang
berhubungan langsung dengan kekakuan (Akhtari et al. 2012). Nilai ini dihitung dengan
menggunakan persamaan (1) berikut, dimana P adalah beban (kg); L adalah panjang bentang
pengujian balok (cm); ∆ adalah defleksi (cm); serta b dan h berturut-turut adalah lebar (cm) dan
tinggi balok (cm) MOE = (PL3 )/ (4 ∆ bh3 ) (1) Nilai MOE rata-rata balok tipe A, B, dan C
diperlihatkan pada Gambar 2. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa – untuk kedua tipe paku
(ϕ3.4 mm dan ϕ4.2 mm) yang digunakan – nilai MOE tertinggi terdapat pada balok tipe C
(49864.7 kg/cm2 dan 47784.3 kg/cm2 ), kemudian diikuti oleh balok tipe B (20444.7 kg/cm2
dan 19966.5 kg/cm2 ), sedangkan nilai terendah terdapat pada balok Tipe A (8800.9 kg/cm2
dan 12541.8 kg/cm2 ). Nilai MOE yang tinggi pada balok tipe C diduga disebabkan oleh adanya
pengaruh ketahanan geser yang kuat pada balok ini sehingga mampu memperkecil deformasi
geser yang terjadi. Rendahnya kekakuan lentur suatu balok sangat disebabkan oleh deformasi
geser yang besar (Gotou et al. 2014). Pada penelitian ini, diameter paku tidak berpengaruh
signifikan terhadap nilai MOE (p > 0.05). Namun sebaliknya, penggunaan dan posisi
penempatan paku dan perekat (tipe balok) berpengaruh signifikan terhadap nilai MOE (p <
0.05).

Teori 3 :
3
Elastisitas adalah sifat suatu benda ketika diberikan gaya akan mengalami perubahan
bentuk, ketika benda dihilangkan gaya maka benda akan kembali ke bentuk semula. Hukum
Hooke menyatakan gaya tekan/tarik suatu benda berbanding lurus dengan perubahan panjang
pegas. Tuntutan kurikulum 2013 revisi 2016 menyebutkan Kompetensi Dasar 3.2 yaitu
“Menganalisis sifat elastisitas bahan dalam kehidupan sehari-hari” dan Kompetensi Dasar 4.2
yaitu “Melakukan percobaan tentang sifat elastisitas suatu bahan berikut presentasi hasil dan
makna fisisnya”. Materi yang diamati adalah sifat Elastisitas suatu benda, Hukum Hooke dan
Susunan Pegas dalam aplikasi sehari-hari. Konsep Elastisitas dan Hukum Hooke diamati
melalui eksperimen pada alat peraga dan peserta didik dibimbing untuk dapat menyelesaikan
masalah dan menciptakan produk dari hasil investigasi pada alat peraga.

Teori 4 :
4
Menurut Soedojo (2004:33) yang menyatakan bahwa bahan elastis adalah bahan yang
mudah diregangkan serta cenderung pulih ke keadaan semula, dengan mengenakan gaya reaksi
elastisitas atas gaya tegangan yang meregangkan-nya. Pada hakekatnya semua bahan memiliki
sifat elastik meskipun boleh jadi amat sukar diregangkan. Sedangkan menurut Sarojo (2002:
318), sifat elastik adalah kemampuan benda untuk kembali ke bentuk awalnya segera setelah
gaya luar yang diberikan benda itu dihilangkan. Elastisitas adalah sifat benda yang
berdeformasi untuk sementara, tanpa perubahan yang permanen, yaitu sifat untuk melawan
deformasi yang terjadi. Sebuah benda dikatakan elastik sempurna jika setelah gaya penyebab
perubahan bentuk dihilangkan benda akan kembali ke bentuk semula. Sekalipun tidak terdapat

2
Yoresta, Fengky. 2015. MODULUS ELASTISITAS DAN KEKUATAN LENTUR BALOK KAYU LAMINASI. Padang
3
Paul A. Tipler, Fisika untuk Sains dan Teknik, (Jakarta : Erlangga, 1998), h. 155-156.
4
MATHEUS SOUISA. 2011. ANALISIS MODULUS ELASTISITAS DAN ANGKA POISSON BAHAN DENGAN UJI TARIK.
Ambon
benda yang elastik sempurna, tetapi banyak benda yang hampir elastik sempurna, yaitu sampai
deformasi yang terbatas disebut limit elastik. Jika benda berdeformasi diatas limit elastiknya,
dan apabila gaya-gaya dihilangkan, maka benda tersebut tidak lagi kembali ke bentuk semula.
Sebenarnya perbedaan antara sifat elastik dan plastik, hanyalah terletak pada tingkatan dalam
besar atau kecilnya deformasi yang terjadi. Blatt (1986:179) menyatakan bahwa suatu
deformasi dikatakan elastik jika (i) deformasi merupakan proposional dengan gaya
penyebabnya, (ii) bekerjanya gaya, maka deformasi diabaikan
Teori 5 :
5
Besarnya pertambambahan panjang sebuah benda tidak hanya terbentuk dari gaya yang
diberikan saja melainkan juga karena materi pembentukya. Yaitu konstanta k. Jika kita
mmbandingkan benda yang memiliki materi pembentuk yang sama tetapi panjang dan luas
penampang yang berbeda. Maka besar regangannya, sebanding dengan panjang awal dan
berbanding terbalik dengan luas penampang lintang. Makin panjang benda maka semakin besar
pertambahan panjangnya untuk suatu gaya tertentu dan semakin tebal benda tersebut makin
kecil pertambahan panjangnya

Dimana L0 adalah panjang awal benda, A adalah luas penampang lintang, dan ΔL
merupakan perubahan panjang yang disebabkan gaya F yang diberikan. E adalah konstanta
pembanding yang disebut sebagai modulus elastik, atau modulus Young, dan nilainya hanya
hanya bergantung pada materi. Karena E merupakan sifat dari materi dan tidak bergantung pada
ukuran atau bentuk benda. Perubahan panjang sebuah benda berbanding lurus dengan hasil kali
panjang benda L0 dan gaya per satuan luas F / A yang diberikan padanya. Umumnya, gaya per
satuan luas didefinisikan sebagai tegangan:

Satuan tegangan SI adalah pascal (Pa) dimana 1 Pa = 1 N/m² (Bueche, 1997) Regangan
(Strain) adalah perubahan bentuk (deformasi) relatif yang disebabkan sesuatu tegangan.
Regangan diperoleh dengan mengukur perbandingan antara perubahan sesuatu dimensi benda
dengan nilai dimensi itu sebelumnya

Regangan tidak bersatuan karena merupakan perbandingan dua besaran berdimensi


sama. Baja patah ketika tegangan sama dengan kekuatan batas materian. Pada rentang rekayasa
teknik tegangan dan regangan sebanding satu sama lain (Halliday, 2009:505)

D. CARA KERJA

5
Dwi Martini, Raden Oktova. 2018. Penentuan Modulus Young Kawat Besi dengan Percobaan Regangan.
Yogyakarta
1. Mengukur lebar dan tebal batang pada beberapa tempat yang berbeda sebanyak 10 kali
pengukuran (pengukuran dengan menggunakan jangka sorong dan mikrometer sekrup)
2. Mengukur jarak antara dua bilah penopang.
3. Meletakkan batang diatas penopang dengan jarak yang seimbang.
4. Meletakkan perangkat beban pada titik tengah batang dan memasang perangkat baca pada
meja
5. Membaca pentunjukan perangkat baca pada saat perangkat beban kosong.
6. Memaasang beban berturut-turut dengan beban yang tersedia. Pada saat menambahkan satu
keping beban, menunggu beberapa saat kemudian untuk mencatat penurunan titik tengah
batang pada perangkat baca.
7. Setelah semua beban yang tersedia digunakan, mengurangi beban tersebut berturut – turut.
Setiap pengurangan satu keping beban, sambil menungu beberapa saat kemudian membaca
kenaikan titik tengah batang pada perangkat baca.
8. Mengulangi percobaan dengan mengubah jarak antar bilah penopang
9. Membaca kedudukan titik tengah batang yang telah dilakukan sebanyak lima kali
pengukuran
10. Melakukan pengulangan jarak antar bilah penopang sebanyak 3 kali perubahan

E. PERTANYAAN

1. Tentukan beban maksimum yang harus digantungkan pada ujung baja yang
berdiameter 1,0 mm. Jika regangannya tidak boleh melebihi 0,001 panjang awalnya,
dan modulus young untuk baja bernilai 2,0xl0-11 Nm-2
2. Pelat baja sepanjang 2,0 m diletakan mendatar, dan ditopang pada kedua ujungnya
sedang titik tengahnya dibebani massa 1 kg. Berapakah penurunan titik tengah tersebut
? Diketahui modulus Young baja bemilai 2,0 x 10-11 Nm-2 , tebal plat 0,5 cm sedang
lebarnya 8 cm, g = 10 ms-2
1. Dik : Diameter = 1,0 mm = 1,0 x 10-3 m
Jari-jari = 0,5 x 10-3 m
A = πr2
= 3,14 x (0,5 x 10-3))2= 1,57 x 10-6 m2
E = 2,0 x 1011 Nm-2

Regangan < 0,001 𝑙0


Dit : m=?

𝐹 𝐸𝑑𝐴 𝐸 𝑑 1⁄
4𝜋𝑑 3
Jawab : 𝑚= = =
𝑔 𝑔 𝑔

𝐸 𝑑 3 𝜋 2 × 1011 (10−9 )(3,14)


𝑚= = 𝑘𝑔
4𝑔 4.9,8
628
𝑚= 𝑘𝑔 = 16,02 𝑘𝑔
39,2

2. Dik : L = 2,0 m
m = 1 kg
b = 8 cm = 8 x 10−2 m
d = 0,5 cm = 0,5 x 10−2 m
g = 10 m𝑠 −2
E = 2,0 x 1011 Nm-2
𝐿3 𝑔 𝑂𝐵
Jawab : 𝐸= .
4𝑏𝑑 3 𝐴𝐵
𝑂𝐵 3
𝐿 𝑔
=
𝐴𝐵 4𝑏𝑑 3 𝐸

𝑂𝐵 23 .10
=
𝐴𝐵 4 .8 .10−2 .(0,5 .10−2 )3 .2,0 .1011

𝑂𝐵 8.10
=
𝐴𝐵 32 .10−2 .0,125 .10−6 .2 .1011

𝑂𝐵 80
=
𝐴𝐵 8 .102
𝑂𝐵
= 1 . 10−2 m
𝐴𝐵

F. TABEL HASIL PERCOBAAN

Massa Penopang Beban : 400 gram

Massa Beban : 1kg

60 cm

Massa Jumlah kotak pada milimeter blok (kotak)


(kg)
Kenaikan Penurunan
0 0 2
1 0,5 1,5
2 1 1
3 1,5 0,5
4 2 0
70 cm

Massa Jumlah kotak pada milimeter blok (kotak)


(kg)
Kenaikan Penurunan
0 0 4
1 1 3
2 2 2
3 3 1
4 4 0

80 cm

Massa Jumlah kotak pada milimeter blok (kotak)


(kg)
Kenaikan Penurunan
0 0 6
1 1,5 4,5
2 3 3
3 4,5 1,5
4 6 0
G. PENGOLAHAN DATA

Data Tunggal
• Massa Penopang Beban dan Massa Beban
Massa Penopang Beban Massa Beban
(400 gram) (1 kg = 1000 gram)
1 1
m = 2 x nst m = 2 x nst
1 1
m = 2 x 0,01 m = 2 x 0,01

m = 0,005 m = 0,005
𝑚 𝑚
KSR = x 100% KSR = x 100%
𝑚 𝑚
0,005 0,005
KSR = x 100% KSR = x 100%
400 1000

KSR = 0,00125 % (4AP) KSR = 0,0005 % (4AP)

• Jarak antar penopang (L)


60 cm 70 cm 80 cm
1 1 1
L = 2 x nst L = 2 x nst L = 2 x nst
1 1 1
L = 2 x 0,01 L = 2 x 0,01 L = 2 x 0,01

L = 0,05 L = 0,05 L = 0,05


𝑙 𝑙 𝐿
KSR = x 100% KSR = x 100% KSR = x 100%
𝑙 𝑙 𝐿
0,05 0,05
KSR = x 100% KSR = x 100%
70 80
0,05
KSR = x 100% KSR = 0,071% (1AP) KSR = 0,0625% (3AP)
60

KSR = 0,083% (2AP)

Data Majemuk

60 cm

• Kenaikan
Jumlah kotak pada milimeter blok 𝐵 5
B= =5=1
𝑛
Massa (kg) (kotak) 1 5 (7,5)− (5)²
B= √
B B 2 5 4

0 0 0 B = 0,35
1 0,5 0,25 𝐵
KSR = x 100%
𝐵
2 1 1 0,35
KSR = x 100%
1
3 1,5 2,25
KSR =
4 2 4
0,02
Total 5 7,5 8,98
x 100%KSR =

3,7% (4AP)
KSR = 0,223%
Rata-rata 1 1,5 (4A
KSR = 32% (2AP)

• Penurunan
Jumlah kotak pada milimeter blok 𝐵 5
B= =5=1
𝑛
Massa (kg) (kotak) 1 5 (7,5)− (5)²
2
B=5 √ 4
B B
0 2 4 B = 0,35
𝐵
1 1,5 2,25 KSR = x 100%
𝐵
2 1 1 0,35
KSR = x 100%
1
3 0,5 0,25
KSR =
4 0 0
0,02
x 100%KSR =
Total 5 7,5 8,98

3,7% (4AP)
KSR = 0,223%
Rata-rata 1 1,5 (4A
KSR = 32% (2AP)

70 cm

• Kenaikan
Jumlah kotak pada milimeter blok
𝐵 10
Massa (kg) (kotak) B= = =2
𝑛 5
1 5 (30)− (10)²
B B2 B=5 √ 4
0 0 0
B = 0,7
1 1 1
2 2 4 𝐵
KSR = x 100%
𝐵
3 3 9 0,7
KSR = 2
x 100%
4 4 16
KSR =
Total 10 30
0,02
x 100%KSR =
8,98

3,7% (4AP)
KSR = 0,223%
Rata-rata 2 6
(4A
KSR = 35% (2AP)

• Penurunan
Jumlah kotak pada milimeter blok 𝐵 10
B= = =2
𝑛 5
Massa (kg) (kotak) 1 5 (30)− (10)²
B= √
2 5 4
B B
0 4 16 B = 0,7
𝐵
1 3 9 KSR = x 100%
𝐵
2 2 4 0,7
KSR = x 100%
2
3 1 1
KSR =
4 0 0
0,02
x 100%KSR =
Total 10 30 8,98

3,7% (4AP)
KSR = 0,223%
Rata-rata 2 6 (4A
KSR = 35% (2AP)

80 cm

• Kenaikan
Jumlah kotak pada milimeter blok 𝐵 15
B= = =3
Massa (kg) (kotak) 𝑛 5
1 5 (67,5)− (15)²
B B2 B=5 √ 4

0 0 0 B = 1
1 1,5 2,25 𝐵
KSR = x 100%
𝐵
2 3 9
3 4,5 20,25 1
KSR = 3 x 100%
4 6 36
KSR =
Total 15 67,5 0,02
x 100%KSR =
8,98

3,7% (4AP)
KSR = 0,223%
Rata-rata 3 13,5
(4A
KSR = 33% (2AP)

• Penurunan
Jumlah kotak pada milimeter blok 𝐵 15
B= = =3
𝑛 5
Massa (kg) (kotak) 1 5 (67,5)− (15)²
B=5 √ 4
B B2
0 6 36 B = 1
𝐵
1 4,5 20,25 KSR = x 100%
𝐵
2 3 9 1
KSR = 3 x 100%
3 1,5 2,25
KSR =
4 0 0
0,02
x 100%KSR =
Total 15 67,5 8,98

3,7% (4AP)
KSR = 0,223%
Rata-rata 3 13,5 (4A
KSR = 33% (2AP)

H. PERHITUNGAN

1. Buatlah Grafik antara penurunan/kenaikan titik tengah batang dengan massa beban.
2. Dari grafik tersebut, tentukanlah kemiringan bagian yang lurus.
3. Tentukan Modulus Young lengkap dengan kesalahan relatifnya
Jawab :
1. Pada L = 60 cm
Kenaikan
X = massa
Y = kenaikan kotak pada millimeter blok

No. 𝑥 𝑦 𝑥2 𝑥𝑦

1 0 0 0 0
2 1 0,5 1 0,5
3 2 1 4 2
4 3 1,5 9 4,5
5 4 2 16 8
Σ 10 5 30 15

Σ𝑦.Σ𝑥 2 −Σ𝑥.Σ𝑥𝑦 nΣx𝑦−Σ𝑥.Σ𝑦


𝑎= 𝑏=
𝑛Σ𝑥 2 −(Σ𝑥)2 𝑛Σ𝑥 2 −(Σ𝑥)2
5 . 30−10 .15 5 . 15−10. 5
𝑎= 𝑏=
5.30−(10)2 5.30−(10)2
150−150 75−50
𝑎 = 150−100 𝑏 = 150−100
0 25
𝑎 = 50 𝑏 = 50

𝑎=0 𝑏 = 0,5

𝑦 = 𝑎 + 𝑏𝑥
𝑦1 = 0 + 0,5(0) = 0
𝑦2 = 0 + 0,5(1) = 0,5
𝑦3 = 0 + 0,5(2) = 1
𝑦4 = 0 + 0,5(3) = 1,5
𝑦5 = 0 + 0,5(4) = 2

Penurunan
X = massa
Y = penurunan kotak pada millimeter blok
No. 𝑥 𝑦 𝑥2 𝑥𝑦

1 0 2 0 0
2 1 1,5 1 1,5
3 2 1 4 2
4 3 0,5 9 1,5
5 4 0 16 0
Σ 10 5 30 5

Σ𝑦.Σ𝑥 2 −Σ𝑥.Σ𝑥𝑦 nΣx𝑦−Σ𝑥.Σ𝑦


𝑎= 𝑏=
𝑛Σ𝑥 2 −(Σ𝑥)2 𝑛Σ𝑥 2 −(Σ𝑥)2
5 . 30−10 .5 5 . 5−10. 5
𝑎= 𝑏 = 5.30−(10)2
5.30−(10)2
150−50 25−50
𝑎 = 150−100 𝑏 = 150−100
100 25
𝑎= 𝑏=−
50 50

𝑎=2 𝑏 = −0,5
𝑦 = 𝑎 + 𝑏𝑥
𝑦1 = 2 − 0,5(0) = 2
𝑦2 = 2 − 0,5(1) = 1,5
𝑦3 = 2 − 0,5(2) = 1
𝑦4 = 2 − 0,5(3) = 0,5
𝑦5 = 2 − 0,5(4) = 0

2. Pada L = 70 cm
• Kenaikan
X = massa
Y = kenaikan kotak pada millimeter blok

No. 𝑥 𝑦 𝑥2 𝑥𝑦

1 0 0 0 0

2 1 1 1 1

3 2 2 4 4

4 3 3 9 9

5 4 4 16 16

Σ 10 10 30 30
Σ𝑦.Σ𝑥 2 −Σ𝑥.Σ𝑥𝑦 nΣx𝑦−Σ𝑥.Σ𝑦
𝑎= 𝑏=
𝑛Σ𝑥 2 −(Σ𝑥)2 𝑛Σ𝑥 2 −(Σ𝑥)2

10 . 30−10 .30 5 . 30−10. 10


𝑎= 𝑏=
5.30−(10)2 5.30−(10)2

300−300 150−100
𝑎 = 150−100 𝑏 = 150−100
0 50
𝑎= 𝑏=
50 50

𝑎=0 𝑏=1

𝑦 = 𝑎 + 𝑏𝑥
𝑦1 = 0 + 1(0) = 0
𝑦2 = 0 + 1(1) = 1
𝑦3 = 0 + 1(2) = 2
𝑦4 = 0 + 1(3) = 3
𝑦5 = 0 + 1(4) = 4

• Penurunan
X = massa
Y = kenaikan kotak pada millimeter blok

No. 𝑥 𝑦 𝑥2 𝑥𝑦

1 0 4 0 0

2 1 3 1 3

3 2 2 4 4

4 3 1 9 3

5 4 0 16 0

Σ 10 10 30 10
Σ𝑦.Σ𝑥 2 −Σ𝑥.Σ𝑥𝑦 nΣx𝑦−Σ𝑥.Σ𝑦
𝑎= 𝑏=
𝑛Σ𝑥 2 −(Σ𝑥)2 𝑛Σ𝑥 2 −(Σ𝑥)2

10 . 30−10 .10 5 . 10−10. 10


𝑎= 𝑏=
5.30−(10)2 5.30−(10)2

300−100 50−100
𝑎 = 150−100 𝑏 = 150−100
200 50
𝑎= 50
𝑏 = − 50

𝑎=4 𝑏 = −1
𝑦 = 𝑎 + 𝑏𝑥
𝑦1 = 4 − 1(0) = 4
𝑦2 = 4 − 1(1) = 3
𝑦3 = 4 − 1(2) = 2
𝑦4 = 4 − 1(3) = 1
𝑦5 = 4 − 1(4) = 0

4,5
4 GRAFIK ANTARA PENURUNAN/KENAIKAN
perubahan kotak

3,5
3
DENGAN MASSA BEBAN PADA L = 60 CM
2,5
2
1,5
1
0,5
0
0 1 2 3 4
massa (kg)

kenaikan
penurunan

3. Pada L = 80 cm
• Kenaikan
X = massa
Y = kenaikan kotak pada millimeter blok

No. 𝑥 𝑦 𝑥2 𝑥𝑦

1 0 0 0 0

2 1 1,5 1 1,5

3 2 3 4 6

4 3 4,5 9 13,5

5 4 6 16 24

Σ 10 15 30 45

Σ𝑦.Σ𝑥 2 −Σ𝑥.Σ𝑥𝑦 nΣx𝑦−Σ𝑥.Σ𝑦


𝑎= 𝑛Σ𝑥 2 −(Σ𝑥)2
𝑏= 𝑛Σ𝑥 2 −(Σ𝑥)2

15 . 30−10 .45 5 . 45−10. 15


𝑎= 𝑏=
5.30−(10)2 5.30−(10)2
450−450 225−150
𝑎 = 150−100 𝑏 = 150−100
0 75
𝑎 = 50 𝑏 = 50

𝑎=0 𝑏 = 1,5

𝑦 = 𝑎 + 𝑏𝑥
𝑦1 = 0 + 1,5(0) = 0
𝑦2 = 0 + 1,5(1) = 1,5
𝑦3 = 0 + 1,5(2) = 3
𝑦4 = 0 + 1,5(3) = 4,5
𝑦5 = 0 + 1,5(4) = 6

• Penurunan
X = massa
Y = kenaikan kotak pada millimeter blok

No. 𝑥 𝑦 𝑥2 𝑥𝑦

1 0 6 0 0

2 1 4,5 1 4,5

3 2 3 4 6

4 3 1,5 9 4,5

5 4 0 16 0

Σ 10 15 30 15

Σ𝑦.Σ𝑥 2 −Σ𝑥.Σ𝑥𝑦 nΣx𝑦−Σ𝑥.Σ𝑦


𝑎= 𝑏=
𝑛Σ𝑥 2 −(Σ𝑥)2 𝑛Σ𝑥 2 −(Σ𝑥)2

15 . 30−10 .15 5 . 15−10. 15


𝑎= 𝑏=
5.30−(10)2 5.30−(10)2

450−150 75−150
𝑎 = 150−100 𝑏 = 150−100
300 75
𝑎= 𝑏=−
50 50

𝑎=6 𝑏 = −1,5
𝑦 = 𝑎 + 𝑏𝑥
𝑦1 = 6 − 1,5(0) = 6
𝑦2 = 6 − 1,5(1) = 4,5
𝑦3 = 6 − 1,5(2) = 3
𝑦4 = 6 − 1,5(3) = 1,5
𝑦5 = 6 − 1,5(4) = 0

I. ANALISIS
Elastisitas batang adalah penurunan atau kenaikan titik tengah batang pada saat batang
tersebut mendapat penambahan atau penurunan beban pada perangkat bebannya. Penurunan
titik tegah sebanding dengan banyaknya beban yang ditambahkan. Semakin banyak beban yang
ditambahkan pada batang, semakin besar pula penurunan titik tengah batang yang terbaca pada
perangkat baca. Sedangkan pada kenaikan titik tengah batang, hal yang terjadi juga serupa.
Semakin banyak beban yang dikurangkan pada prangkat beban, semakin besar pula kenaikan
titik tengah batang yang terbaca pada perangkat baca. Dengan demikian, kenaikan titik tengah
batang sebanding dengan pengurangan beban.

Batang yang akan digunakan sebelumnya diukur terlebih dahulu. Tujuan pengukuran
batang adalah untuk mendapatkan nilai modulus Young. Bahan yang digunakan adalah kayu.
Pengukurannya yaitu tebal dan lebar batang. Data yang diambil dari percobaan adalah tebal
batang, lebar batang, dan pelenturan dari batang. Pelenturan batang didapat dari mencatat
penurunan dan kenaikan titik tengah batang pada perangkat baca ketika dilakukan penambahan
pada setiap satu keping bahan di perangkat beban kemudian dikurangi satu keping beban satu
per satu. Setiap pengurangan beban dicatat kenaikan titik tengah batangnya yang terbaca pada
perangkat baca. Perangkat beban yaitu 1 kg. Diulangi lagi percobaan dengan jarak antar bilah
penopang sebanyak 3 kali percobaan yaitu 60 cm, 70 cm, dan 80 cm. Dan pembacaan
kedudukan titik tengah batang sebanyak 5 kali pengukuran. Berdasarkan perhitungan,
didapatkan hasil bahwa semakin panjang jarang kedua penopang dan semakin besar massa
beban yang digantung menyebabkan semakin besar pula modulus young yang dihasilkan.
Artinya pada hal ini M memiliki keterkaitan dengan E, dimana M berbanding lurus terhadap
nilai E.

∆x dan ∆y dapat bernilai 0 (nol) ketika data kenaikan atau penurunan yang dihasilkan
sama dalam satu percobaan. Akibat ∆x dan ∆y bernilai 0 (nol), KSR nya bernilai 0% yang
menentukan banyaknya AP adalah 4. Perbedaan hasil pengukuran disebabkan oleh ketidak
konsistenan praktikan ketika menggantung dan melepas beban. Hal itu juga bisa terjadi karena
ketidak akuratan praktikan dalam membaca skala pada millimeter blok.

J. KESIMPULAN
1. Elastis merupakan sifat suatu benda yang dapat kembali ke keadaan semula setelah diberi
gaya. Namun jika gaya yang diberikan kepada benda melampaui batas, maka benda akan
patah/rusak.
2. Modulus menggambarkan sifat kelenturan benda dalam arah panjang. Modulus Young
berbanding terbalik dengan panjang batang, jadi semakin panjang batang maka semakin
kecil Modulus Youngnya.
3. Elastisitas batang dipengaruhi lebar dan tebal penampang, beban yang diberikan, panjang
batang sehingga tegangan dan regangan mempengaruhi nilai elastisitas.
4. Setiap bahan memiliki sifat elastis yang berbeda-beda. Pada percobaan ini digunakan kayu
sebagai pembuktian bahwa benda memiliki sifat elastis. Semakin panjang jarak bilah,
semakin besar elastisitasnya. Semakin berat beban yang digunakan maka semakin besar
penurunannya.
5. Penurunan titik tengah batang sebanding dengan banyaknya beban yang ditambahkan.
Semakin bayak beban yang ditambahkan pada batang, semakin besar pula penurunan titik
tengah batang yang terbaca pada perangkat baca.
6. Kenaikan titik tengah batang sebanding dengan pengurangan beban. Semakin banyak
beban yang dikurangkan pada perangkat beban, semakin besar kenaikan titik tengah batang

DAFTAR PUSTAKA
Mohamad Ishaq, Usep. 2005. ELASTISITAS . Bandung
Yoresta, Fengky. 2015. MODULUS ELASTISITAS DAN KEKUATAN LENTUR BALOK KAYU LAMINASI. Padang

Paul A. Tipler, Fisika untuk Sains dan Teknik, (Jakarta : Erlangga, 1998), h. 155-156

MATHEUS SOUISA. 2011. ANALISIS MODULUS ELASTISITAS DAN ANGKA POISSON BAHAN DENGAN UJI TARIK.
Ambon

Dwi Martini, Raden Oktova. 2018. Penentuan Modulus Young Kawat Besi dengan Percobaan Regangan.
Yogyakarta
.

Anda mungkin juga menyukai