Anda di halaman 1dari 9

Nama : Farisa Putriana Dewi

NIM : 201910170311146

Kelas Akuntansi 3D

RESUME MENULIS KARYA ILMIAH DAN RAGAMNYA

BAB 4: RAGAM TULISAN


Penggunaan bahasa hakikatnya memang selalu terikat oleh konteks. Konteks dapat
diartikan sebagai serangkaian situasi yang melatari tuturan dan/atau memperjelas makna
tuturan. Menurut Dell Hymes (1989: 54-62), konteks tuturan mencakup 8 komponen yang
kemudian dikenal dengan istilah SPEAKING, yaitu setting/ scene, partisipants, ends, acts of
sequences, key, instrumentalies, norms, dan genres. Setting berkaitan dengan waktu dan
tempat tutur berlangsung, sedangkan scene berkaitan dengan situasi tempat dan waktu
atau situasi psikologis pembicaraan. Participants berkaitan dengan pihak-pihak yang terlibat
dalam pertuturan, yaitu pembicara dan pendengar. Ends merujuk pada maksud dan tujuan
pertuturan. Act of sequence mengacu pada bentuk ujaran dan isi ujaran. Key berkaitan
dengan nada, cara, dan semangat ketika ujaran disampaikan. Instrumentalies berkaitan
dengan jalur atau saluran bahasa yang digunakan (tulis, lisan, telepon, dan sebagainya).
Norms berkaitan dengan norma atau aturan dalam berinteraksi. Adapaun genres berkaitan
dengan jenis bentuk penyampaian, seperti narasi, dialog, dan sebagainya.
Pembeda ragam tulisan dicirikan oleh tiga unsur, yakni isi, sistematika, dan bahasa. Isi
berkaitan dengan hal-hal yang ingin dinyatakan penulis. Sistematika berkaitan dengan
urutan-urutan penyajian tulisan. Adapun penggunaan bahasa sudah barang tentu dapat
membedakan tulisan yang satu dengan tulisan yang lain.
A. Surat
Surat merupakan sarana komunikasi untuk menyampaikan informasi tertulis dari
satu pihak kepada pihak lain.
 Surat Lamaran Pekerjaan
Surat lamaran pekerjaan dikatakan baik apabila menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar serta seturut dengan sistematika yang
berlaku. Sistematika surat lamaran pekerjaan adalah sebagai berikut:
a. Tempat Tinggal
b. Hal/Perihal
c. Instansi yang Dituju
d. Salam Pembuka
e. Pembuka
f. Isi
g. Penutup
h. Tanda Tangan dan Nama Terang
 SMS
Hakikatnya, sebagaimana surat lainnya, SMS terbagi dalam SMS
formal dan SMS informal. SMS formal menggunakan bahasa formal dan
digunakan untuk kepentingan formal seperti SMS antara atasan dan
bawahan, mahasiswa dan dosen, dan sebagainya. Adapun SMS informal
menggunakan bahasa yang tidak formal dalam konteks keseharian yang lebih
santai, seperti SMS antarteman, SMS kepada keluarga, dan sebagainya.
Dalam hal ini, pembahasan akan dikerucutkan pada pembahasan SMS formal,
khususnya dalam ranah akademik mahasiswa kepada dosen.
Adapun sistematika SMS adalah sebagai berikut:
a. Salam dan Sapaan
b. Permohonan Maaf
c. Identitas
d. Maksud Mengirim SMS
e. Ucapan Terima Kasih
f. Salam Penutup

B. Resensi
Resensi adalah suatu karangan atau tulisan yang mencakup judul resensi,
identitas buku, pembukaan dengan memaparkan kepengarangan, tema, golongan
buku, isi atau tubuh resensi yang memaparkan ikhtisar, ulasan serta kutipan, dan
kelemahan juga kelebihan buku, dan penutup kepada khalayak tentang perlu
tidaknya buku tersebut dibaca, dimiliki, atau dibeli.

Tujuan penulisan resensi yaitu:


1. Memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif tentang apa yang
tampak dan terungkap dalam sebuah buku;
2. Memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah sebuah buku pantas
mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.
Setidaknya, ada dua syarat utama seorang penulis agar mampu menulis resensi.
Pertama, penulis harus memiliki pengetahuan dalam bidangnya. Artinya, jika seorang
penulis akan meresensi sebuah buku, maka ia harus memiliki pengetahuan tentang
teori buku danperkembangannya. Kedua, penulis harus memiliki kemampuan
analisis. Sebuah buku fiksi terdiri atas unsur internal dan eksternal. Seorang penulis
resensi harus mampu menggali unsur-unsur tersebut.
Sistematika resensi atau bagian-bagian resensi dikenal juga dengan istilah unsur
resensi. Unsur yang membangun sebuah resensi adalah:
1. Judul Resensi
2. Data Buku
3. Pembukaan
4. Tubuh Resensi
5. Penutup
C. Artikel
Artikel adalah salah satu bentuk karangan faktual yang dipublikasikan di media
masa. Mengingat artikel dipublikasikan dalam media massa, tentu dalam
penulisannya perlu kehati-hatian dan proses yang cukup mendalam sehingga tulisan
dapat diterima baik oleh redaksi maupun khayalak pembaca. Dalam hal ini,
hakikatnya artikel dapat dibagi menjadi dua, yaitu artikel popular dan artikel ilmiah.
 Artikel Populer
Artikel popular merupakan tulisan yang secara objektif membahas
tentang ekonomi, politik, agama, pendidikan, filsafat, budaya, dan berbagai
bidang lainnya dari kacamata awam. Meskipun menonjolkan kebenaran dan
kefaktualan, artikel popular ini dikemas dengan bahasa Indonesia yang ringan
dan komunikatif.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis artikel populer:
1. Topik
2. Judul
3. Subjudul
4. Lead
5. Fokus Gagasan
6. Teknik Pemaparan atau Model Penulisan
7. Benang Merah
8. Sikap Penulis
9. Penggunaan Isitilah
10. Sasaran Tembak
11. Bagian Penutup

 Artikel Ilmiah
Artikel ilmiah merupakan karya tulis yang tujuan penulisannya adalah
untuk dimuat dalam jurnal atau majalah ilmiah. Sebagaimana karangan
ilmiah lainnya, penulisan artikel ilmiah harus seturut dengan kaidah ilmiah
yang telah disepakati. Meskipun ilmiah, artikel tidak harus selalu ditulis
berdasarkan penelitian lapangan. Artikel dapat pula ditulis berdasarkan hasil
pemikiran dan kajian pustaka.
a. Artikel Penelitian
Artikel penelitian lazimnya ditulis berdasarkan laporan teknis resmi
seperti tugas akhir, skripsi, tesis, dan disertasi. Urutannya dapat teknis
resmi dulu baru kemudian ditulis artikelnya atau artikel ditulis terlebih
dahulu kemudian dipublikasikan atau diseminarkan untuk mendapat
berbagai masukan guna memperluas dan memperdalam jangkauan
penelitian baru kemudian ditulis laporan teknis resminya. Selain itu,
artikel penelitian dapat pula ditulis tanpa laporan teknis resmi.
Perbedaannya adalah dalam artikel penelitian segala informasi hasil
penelitian itu dimampatkan pemaparannya. Hanya bagian-bagian paling
penting saja yang ditulis.

Sistematika artikel penelitian sebagai berikut:


1. Judul Artikel
2. Nama Penulis
3. Abstrak dan Kata Kunci
4. Pendahuluan
5. Metode
6. Hasil
7. Pembahasan
8. Kesimpulan dan Saran
9. Daftar Pustaka

b. Artikel Nonpenelitian
Artikel nonpenelitian ini dapat meliputi telaah teori atau konsep,
pengembangan model, deskripsi fakta terkini, penilaian produk, dan
sebagainya. Terkait sistematikanya, artikel nonpenelitian berisi judul
artikel, nama penulis, abstrak dan kata kunci, pendahuluan, bagian inti,
penutup, dan daftar pustaka.

D. Makalah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:900), makalah adalah (1)
tulisan resmi tentang pokok yang dimaksudkan untuk dibacakan di muka umum
dalam suatu persidangan dan yang sering disusun untuk diterbitkan; (2) karya tulis
pelajar atau mahasiswa sebagai laporan hasil pelaksanaan tugas sekolah atau
perguruan tinggi.
Terkait jenis makalah, Widjono (2012:305) yang menyatakan bahwa makalah
dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu makalah posisi dan makalah biasa. Makalah
posisi adalah makalah yang ditulis berdasarkan posisi penulisnya. Sementara itu,
makalah biasa adalah yang makalah yang ditulis oleh mahasiswa, guru, dosen, atau
yang lainnya berkaitan dengan topik yang diminatinya. Makalah ini tidak memiliki
keterikatan apa pun. Aleka & Achmad (2010:120-121) menyatakan bahwa makalah
memiliki 5 ciri-ciri, yaitu:
1. Logis
2. Objektif
3. Sistematis
4. Jelas
5. Kebenaran dapat Diuji
Sistematis penulisan makalah:
A. Bagian Awal
- Halaman Sampul
- Daftar Isi
- Daftar Tabel dan Gambar
B. Bagian Inti
- Pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan
- Pembahasan
- Penutup
C. Bagian Akhir
- Daftar Rujukan
- Lampiran

BAB 5: PROSES MENULIS


Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak bersemuka dengan orang lain. Menulis
merupakan suatu kegiatan produktif dan ekspresif. Menulis merupakan suatu representasi
bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa.
Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak
langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar
berpikir, sehingga dapat menolong kita berpikir secara kritis. Menulis juga dapat
memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya
tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, dan menyusun
urutan pengalaman.
Salah satu hal penting bagi penulis adalah menguasai prinsip- prinsip menulis dan
berpikir, yang akan menolongnya mencapai maksud dan tujuannya. Hal terpenting penting
di antara prinsip-prinsip yang dimaksudkan itu adalah penemuan, susunan, dan gaya. Secara
singkat: belajar menulis adalah belajar berpikir dalam/dengan cara tertentu.
Yang dimaksud dengan maksud dan tujuan penulis (the writer’s intention) adalah
“responsi atau jawaban yang diharapkan oleh penulis akan diperolehnya dari pembaca.”
Berdasarkan batasan ini, maka dapatlah dikatakan sebagai berikut:
1. Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar disebut wawancara
informatif (informative discourse).
2. Tulisan yang bertujuan untuk menyakinkan atau mendesak disebut wacana persuasif
(persuasive discourse).
3. Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau yang
mengandung tujuan estetik disebut wacana kesastraan (literary discourse).
4. Tulisan yang mengekpresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-api disebut
wacana ekspresif (expressive discourse).

A. Tahap Perencanaan
Perencanaan tulisan sering disebut juga dengan desain. Desain inilah yang
akan memandu penulis dalam proses penulisan. Walaupun demikian, penggunaan
desain dalam menulis tidak bersifat kaku. Penulis dapat menyesuaikannya dengan
kebutuhan, sehingga desain masih bisa berubah atau berkembang sesuai dengan
kebutuhan. Pada tahap perencanaan tulisan, yang dilakukan adalah menemukan dan
memahami masalah yang akan ditulis, menentukan tujuan penulisan, memahami
pembaca yang dituju, dan merencanakan ragam bahasa yang akan digunakan.

1. Menemukan dan Memahami Masalah yang Akan Ditulis


Masalah yang akan ditulis pada hakikatnya adalah “perihal pokok”
(subject) yang akan dibahas oleh penulis dalam tulisannya. Wujudnya bisa
berupa gagasan, ungkapan perasaan, kemauan, pendapat, dan informasi
(Syafi’ie, 1988:48). Cara yang dapat ditempuh untuk menentukan perihal
pokok yang akan ditulis sebagai berikut:
a. Tentukan bidang apa yang menarik perhatian penulis
b. Pembatasan ke dalam sub-sub bidang yang berada dalam cakupan
bidangnya
c. Menemukan dan merenungkan hal-hal apa saja yang akan
diuraikan berkaitan dengan perihal pokok yang akan ditulis
d. Pertanyaan jurnalis
e. Pemetaan (mapping), atau webbing.
f. Memanfaatkan bacaan untuk menulis
g. Diagram kelompok
h. Penggunaan kubus (cubbing)
i. Problem solving
Kegiatan prapenulisan juga difokuskan pada pengeditan
pengembangan gagasan. Dalam hal ini, penulis secara sadar mengambil
dan membuang gagasan-gagasan tertentu yang dianggap tidak sesuai
dengan masalah yang dikembangkan. Dengan kata lain, tidak semua
gagasan atau informasi yang dikumpulkan tersebut digunakan atau
dituangkan dalam tulisan, akan tetapi penulis dapat memilih gagasan atau
informasi mana yang diperlukan dan mana yang tidak diperlukan. Bahkan,
kegiatan perencanaan tersebut dapat juga dimanfaatkan atau diarahkan
untuk membatasi pokok pembahasan (topik pembahasan).
2. Menentukan Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan banyak sekali ragamnya, antara lain: menyampaikan
informasi, mengemukakan pendapat, menjelaskan sesuatu,
menggambarkan sesuatu yang berupa hal atau kejadian,
mengekspresikan perasaan, dan sebagainya. Setiap penulis dapat
menentukan sendiri tujuan penulisan yang diinginkannya. Di samping itu,
tujuan penulisan juga dapat
ditentukan oleh orang lain atau pihak lain.
Tujuan penulisan sangat banyak karena setiap penulis dapat menentukan
tujuan penulisannya. Meskipun demikian, secara garis besar kita dapat
mengklasifikasikannya sebagai berikut (Syafi’ie, 1988:51):
a. Mengubah keyakinan pembaca. Setelah membaca tulisan kita,
diharapkan pembaca
b. Menanamkan pemahaman terhadap sesuatu pada pembaca.
c. Merangsang proses berpikir pembaca.
d. Menyenangkan atau menghibur pembaca.
e. Memotivasi pembaca

Masing-masing tujuan penulisan dalam klasifikasi tersebut bisa saling


berhubungan satu dengan yang lain. Oleh karena itu, dalam satu tulisan
seorang penulis dapat mengemukakan beberapa tujuan.

3. Menentukan Pembaca yang Dituju


Kondisi pembaca yang perlu kita ketahui dan kita perhatikan dalam
menulis antara lain berkaitan dengan pengetahuan pembaca terhadap
perihal pokok tulisan dan permasalahannya dan sikap pembaca terhadap
perihal pokok tulisan serta permasalahannya yang kita tulis. Apabila
pembaca telah mempunyai pengetahuan tentang perihal pokok tulisan
serta permasalahannya, informasi awal yang kita berikan dalam bagian
awal tulisan terbatas pada hal-hal yang penting saja. Demikian pula
sebaliknya.

4. Menyusun Kerangka Karangan


Kerangka tulisan (kerangka karangan) adalah garis besar urutan hal-
hal yang akan dikatakan tentang perihal pokok tulisan. Dapat pula
dikatakan bahwa kerangka tulisan merupakan rencana penataan materi
tulisan secara garis besar.
Kerangka tulisan dapat disusun dengan prinsip-prinsip sebagai
Berikut:
a. Pengembangan, yakni pemikiran lebih lanjut mengenai hal-hal yang
akan kita katakan tentang perihal pokok tulisan.
b. Pengelompokan, yakni pembagian (devision) hal-hal yang akan kita
tuliskan tentang perihal pokok tulisan ke dalam kelompok-kelompok
yang nanti akan berupa bab-bab atau subbab tulisan yang kita susun.

Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, kita dapat menyusun kerangka


tulisan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mendaftar kembali hal-hal yang akan kita katakan tentang perihal
pokok tulisan.
2. Menjabarkan lebih rinci hal-hal yang akan kita tulis tentang perihal
pokok tulisan.
3. Menyusun hal-hal yang akan kita katakan tentang perihal pokok
karangan yang telah kita kembangkan tersebut dalam struktur
tertentu (plotting).

B. Tahap Penulisan Draf


1. Pengumpulan Bahan
Kerangka karangan ilmiah yang tersusun dengan baik dan teratur akan
membuat kegiatan pengumpulan bahan menjadi terarah, jelas, dan teratur.
Bahan yang harus dikumpulkan bergantung pada jenis dan topik karangan
ilmiah. Jika karangan ilmiah yang ditulis bersifat faktual, maka bahan yang paling
banyak dibutuhkan fakta-fakta. Jika yang ditulis bersifat teoretis atau
konseptual, maka bahan yang paling banyak dibutuhkan berupa teori-teori atau
konsep-konsep. Jika yang ditulis merupakan perpaduan keduanya, maka bahan
yang dibutuhkan berupa fakta-fakta dan teori-teori.

2. Perumusan Judul
Judul merupakan label atau nama dari tulisan yang ditulis. Dalam
merumuskan
judul ada beberapa hal yang bisa dipertimbangkan untuk membuat judul menjadi
menarik: (a) judul harus mencerminkan isi dari tulisan yang ditulis atau
mencerminkan topik permasalahan yang dibahas, (b) judul sebaiknya dinyatakan
dalam bentuk frasa atau klausa, bukan dalam bentuk kalimat, (c) judul sebaiknya
singkat dan jelas, panjang judul berkisar antara 5-15 kata, dan (d) judul sebisa
mungkin bersifat provikatif untuk menarik pembaca (Suyitno, 2012:16).

3. Pelaksanaan Penulisan Draf


Penulisan draf ini didahului oleh kegiatan menetapkan organisasi atau
format, model pen gungkapan, dan bahasa Indonesia karangan ilmiah
yang akan digunakan. Jika sudah selesai, dimulailah penulisan draf. Dalam
melaksanakan kegiatan ini kerangka tulisan dikembangkan, dijabarkan, dan
diuraikan menjadi kalimat-kalimat dan paragraf-paragraf sehingga menjadi
wacana yang berisi suatu
gagasan. Pengembangan, penjabaran, dan pengurainnya bisa dilakukan dengan
cara menulis bagian pendahuluan, bagian inti atau utama, dan bagian penutup
tulisan.

4. Penulisan Bagian Pendahuluan


Pendahuluan ini umumnya berfungsi mengenalkan topik, memberikan latar
belakang, memberikan petunjuk rencana tulisan secara keseluruhan, dan atau
menarik minat pembaca. Untuk itu, penulisan bagian pendahuluan dapat
dilakukan dengan berbagai cara. Ada tiga cara yang lazim digunakan untuk
menulis bagian pendahuluan, yaitu (1) pendahuluan yang dimulai dengan
sesuatu yang diketahui bersama (pengetahuan umum) atau teori (konsep) yang
relevan dengan topik yang akan ditulis, (2) pendahuluan yang dimulai dengan
pertanyaan retoris yang diperkirakan dapat mengantarkan pembaca kepada
masalah atau topik yang dibahas dalam tulisan, dan (3) pendahuluan yang
dimulai dengan kutipan orang terkemuka, ungkapan atau slogan tertekenal, dan
teori atau pendapat terekenal.

5. Penulisan Bagian Inti atau Teks Utama


Dalam bagian inti atau teks utama inilah gagasan dikembangkan dan bahan-
bahan yang tersedia dirakit atau diuntai menjadi sebuah karangan ilmiah yang
baik, utuh, dan padu. Oleh karena itu, disinilah pengembangan paragraf atau
wacana dilakukan. Ada berbagai teknik yang digunakan untuk mengembangkan
topik dan merakit (menguntai) bahan-bahan yang telah tersedia. Teknik itu
antara lain (a) teknik logis, (b) teknik klasifikasi, (c) teknik interpretasi, (d) teknik
hubungan sebab-akibat, (e) teknik persamaan dan perbedaan, (f) teknik analogi,
(g) teknik pemecahan masalah, (h) teknik perbandingan, dan (i) teknik kronologis.

6. Penulisan Bagian Penutup


Penulisan bagian penutup ini dapat dilakukan dengan teknik (a) penegasan
kembali atau rangkuman diskusi yang telah dilakukan, tanpa diikuti oleh
simpulan, (b) penarikan simpulan dari apa yang telah didiskusikan dalam bagian
inti, dan (c) pemberian implikasi dan atau rekomendasi terkait dengan masalah-
masalah yang telah dibahas dalam karangan ilmiah.

C. Tahap Penyuntingan
Perbaikan draf: Dalam perbaikan draf karangan ilmiah setidak-tidaknya perlu
dilakukan kegiatan (1) menyunting bahasa, isi, model pengungkapan, dan format
karangan ilmiah, (2) merombak kalimat-kalimat dan paragraf-paragraf yang naif dan
pedant menjadi kalimat dan paragraf yang enak, (3) memperbaiki daya tarik model
pengungkapan, dan (4) menyegarkan tulisan dengan ilustrasi yang menarik.

Anda mungkin juga menyukai