seperti Dora the Explorer atau putri Salju pada label kemasannya dapat mendorong
anak merengek ingin dibelikan produk yang belum tentu baik bagi kesehatan. Makin
terkenal gambar kartunnya makin sering anak merengek.
"Sebuah survei kecil yang dilakukan kepada para ibu menemukan bahwa keakraban
seorang anak dengan karakter TV berkaitan dengan tingkat rengekan di supermarket,"
ujar Dina Borzekowski dan Holly Henry dari Universitas Johns Hopkins yang dilaporkan
dalam Journal of Children and Media dan dirilis oleh medpagetoday, Kamis (18/8/2011).
"Untuk mengatasi obesitas, mungkin perlu membatasi jumlah iklan makanan dan
minuman yang ditampilkan di televisi dan media lainnya. Hal itu dapat mengurangi
gangguan kepada anak-anak akan produk-produk yang tidak sehat," kata Borzekowski
dalam sebuah pernyataan.
Perusahaan menghabiskan dana sekitar US$ 10 miliar untuk pemasaran per makanan
dan minuman anak-anak tiap tahun, khususnya untuk produk permen dan makanan
ringan. Dan penelitian menunjukkan bahwa pemasaran tersebut efektif. Bahkan iklan
singkat berdurasi 10 sampai 30 detik saja dapat mempengaruhi pilihan dan preferensi
penonton.
Beberapa studi telah meneliti bagaimana 'Faktor Merengek' berperan dalam pembelian
produk. Faktor rengekan mengacu pada kecenderungan anak-anak yang dibombardir
dengan pesan-pesan pemasaran untuk meminta dibelikan produk yang diiklankan.
Peneliti mewawancarai 64 ibu dari anak-anak berusia 3-5 tahun karena ibu juga
berfungsi sebagai penjaga gerbang gizi dalam rumah. Ibu melaporkan akses ke
berbagai media di rumah seperti jumlah TV, komputer, pemutar DVD, permainan video,
kabel dan akses internet, serta jumlah waktu anak-anak menonton TV. Para peneliti
mencatat bahwa para responden itu adalah ibu berpendidikan tinggi dan memiliki
tingkat pendapatan rumah tangga.
Keakraban anak dengan karakter media populer dinilai dengan menggunakan 20 butir
pertanyaan dan rengekan dipecah menjadi tiga kategori: rengekan anak-anak,
rengekan batas-pengujian, dan rengekan manipulatif.
Secara keseluruhan, rata-rata rumah responden memiliki dua TV, dua komputer dan
anak-anak menghabiskan sekitar 39 menit sehari di depan layar elektronik. Peneliti
menemukan bahwa skor rengekan terutama rengekan manipulatif, meningkat seiring
dengan usia yang dapat dijelaskan oleh perubahan perkembangan mental anak.
Ibu mengatakan bahwa desain kemasan, karakter media, dan iklan adalah kekuatan
utama yang menarik anak-anak untuk merengek. Seorang ibu mengatakan bahwa
putrinya ingin dibelikan produk dengan karakter yang dia ketahui dari video favoritnya.
"Kami memiliki video Dora atau Putri Disney dan dia tidak harus melihat pesan-pesan
promosi produknya, tapi dia akan melihat karakter pada kemasan snack atau sereal
dan dia akan seolah-olah berkata, 'Saya perlu itu! "tuturnya.
Sebagian besar ibu-ibu yang disurvei mengatakan bahwa menyerah adalah cara
terburuk dalam berhadapan dengan rengekan, serta menjelaskan mengenai keputusan
membeli serta konsep iklan adalah strategi terbaik.
Borzekowski dan Henry mengatakan studi ini menyoroti pentingnya mengatur dan
memantau frekuensi menonton TV bagi anak-anak yang diperbolehkan untuk
mengurangi rengekan. Sedangkan untuk mengatasi obesitas, mungkin perlu membatasi
jumlah iklan makanan dan minuman yang ditampilkan di TV. Mempromosikan karakter
untuk produk sehat seperti buah-buahan dan sayuran adalah ide yang baik.
(ir/ir)
Share 0 Tweet 0 Share 0 0 komentar
Berita Lainnya
Corona B117 Sudah Masuk RI, Ini Gejala COVID-19 Varian Baru dari Inggris
Ikuti Sesi Edukasi Live di Ruang Lanjutan Lokal XM Hari Senin - Jumat
PR
Recommended by
Berita Terkait
Wow, Ibu Ini Maraton Sambil Mendorong 3 Stroller Berisi Anaknya Sekaligus
Ekspresi Bocah Albino dengan Penyakit Langka Saat Pertama Kali Bisa Lihat Ibunya
Duh Lucunya! Bocah Ini Pakai 'Busana' dari Sayur dan Buah-buahan
Ini Efeknya Jika Orang Tua Terlalu Banyak Belikan Anak Mainan
Mengaku Susui Anak Saat Berhubungan Intim, Wanita Ini Picu Kontroversi
Penelitian Ini Sebut Menyusu Lebih dari Dua Tahun Bisa Picu Karies Gigi
Baca Juga
detikNews
Polisi Gadungan di Sleman Tipu-tipu Wanita Luar Dalam
detikNews
Dua Santri Diduga Dipukuli Oknum Guru Ponpes di Cianjur hingga Lebam
detikNews
Awal Sakit yang Melumpuhkan 2 Kaki Rahma, Gadis Difabel Jago Melukis
detikNews
Juni 100 Tahun, Eddy 'Kalahkan' Siti Rumende Sebagai Penerima Vaksin Tertua
detikHot
Oprah: Bukan Ratu Elizabeth yang Singgung Warna Kulit Anak Meghan-Harry
detikFood
Tips Hemat Uang Belanja Rp 65 Ribu Per Minggu Buat Anak Kos
detikFood
Jamu Cekok Buat Anak Sulit Makan Masih Populer di Bantul
detikNews
Antusias Anak Muda Solo Main Skateboard di Kolong Flyover Purwosari
Turun Rp 9.000, Ini Daftar Harga Emas Antam Selasa 9 Maret 2021
Selasa, 09 Mar 2021 09:12 WIB
Harga Emas Lagi Turun Terus, Waktunya Beli Atau Tahan Dulu?
Selasa, 09 Mar 2021 11:33 WIB
Rektor IPB Minta Angka BPS Jadi Patokan Sebelum Putuskan Impor Beras
Senin, 08 Mar 2021 16:10 WIB
Panen Raya Diprediksi Capai 14 Juta Ton, Impor Beras Perlu Dikaji Lagi
Senin, 08 Mar 2021 14:32 WIB
Binomo Lagi! Ini 100 Situs Perdagangan Berjangka yang Diblokir Bappebti
Selasa, 09 Mar 2021 11:50 WIB
Saham ANTM cs Sempat Berguguran Usai Elon Musk Pilih Nikel Kaledonia
Selasa, 09 Mar 2021 11:24 WIB
1
BPOM Sudah Setujui Vaksin Corona AstraZeneca, Ini Efek Sampingnya
2
AstraZeneca Tak Termasuk, BPOM Ungkap 3 Vaksin untuk Vaksinasi Gotong Royong
3
BPOM Sebut Efikasi Vaksin AstraZeneca 62,1 Persen, Lebih Rendah dari Sinovac
4
Vaksin AstraZeneca Sudah Disetujui, BPOM Ungkap Sederet Efek Sampingnya
5
Vaksin COVID-19 AstraZeneca Dapat Izin BPOM, Akan Digunakan untuk Siapa?
6
Jubir Vaksin IDI Jelaskan Kapan Vaksin Harus Ganti saat Corona Terus Bermutasi
7
Vaksin Corona AstraZeneca Tiba di RI, Siapa Saja yang Akan Memakainya?
8
Ada 6 Kasus, Begini Cara Penyebaran Corona B117 dan Alasan Lebih Cepat Menular
9
Jalan Berliku Vaksin Nusantara: Digagas dr Terawan, Ditinggal FK-KMK UGM
10
Gegara COVID-19, Pria Ini Mengalami Ereksi Selama 3 Jam
SELENGKAPNYA
Infografis
True Story
Gadis Ini Ceritakan Alami Kelainan Jantung Saat Kena Corona, Kok Bisa?
Disebut Gegara Doyan Cium Kaus Kaki Kotor, Pria Ini Kena Infeksi Paru
Konsultasi Kesehatan
Kena Panu, Bolehkah Pakai Obat Salep dan Sabun Antijamur Sekaligus?
of
Connect With Us
Copyright @ 2021 detikcom.
All right reserved
Kategori
News
Finance
Teknologi
Entertaiment
Sport
Sepakbola
Otomotif
Travel
Food
Health
Wolipop
DetikX
20Detik
Foto
Layanan
Pasang Mata
Adsmart
Forum
detikEvent
detikPoint
Trans Snow World
Trans Studio
Informasi
Redaksi
Pedoman Media Siber
Karir
Kotak Pos
Media Partner
Info Iklan
Privacy Policy
Disclaimer
Jaringan Media
CNN Indonesia
CNBC Indonesia
Haibunda
Insertlive
Beautynesia
Female Daily