Anda di halaman 1dari 22

MODUL B.2.

PENANGGULANGAN LONGSORAN JALAN

Diselenggarakan dalam rangka :


SOSIALISASI NSPM, PEMBERIAN ADVISTEKNIKDANUJIKEANDALAN MUTU
TAHUN 2003

DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH


BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
DAFTAR ISI

1. Pendahuluan ....................................................................................................... 1
1.1 Latar belakang ............................................................................................... 1
2. Longsoran ............................................................................................................ 2
2.1 Tipe longsoran ............................................................................................... 2
2.2 Penyebab longsoran ...................................................................................... 2
2.3 Letak longsoran ............................................................................................. 3
2.4 Penyelidikan longsoran .................................................................................. 4
2.4.1 Tahapan penyelidikan ........................................................................... 4
2.5 Instrumen pemantau longsoran ..................................................................... 4
2.6 Analisis stabilitas lereng ................................................................................ 8
2.7 Penanggulangan longsor ............................................................................... 8
2.7.1 Penanggulangan darurat/sementara ..................................................... 8
2.7.2 Penanggulangan permanen/jangka panjang ......................................... 8
3. Permasalahan longsoran dan penanggulangannya ............................................. 9
4. Norma, standar, pedoman dan manual (NSPM) .................................................. 17
4.1 Tata cara perencanaan penanggulangan longsoran ...................................... 17
4.2 Tata cara pengujian di Laboratorium ............................................................. 17
4.3 Standar prosedur tata cara penyelidikan dan pemantauan di lapangan ......... 18
5. Kesimpulan dan saran ......................................................................................... 18
5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 18
5.2 Saran-saran ................................................................................................... 18
6 Daftar Pustaka ..................................................................................................... 19

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Peta Geologi Indonesia ......................................................................... 1


Gambar 2 Letak longsoran ..................................................................................... 3
Gambar 3 Letak terjadinya longsoran ..................................................................... 3
Gambar 4 Pemasangan instrumen pemantau longsoran ....................................... 4
Gambar 5 Tembok penahan tanah roboh/terguling terbawa oleh longsoran ........... 4
Gambar 6 Perencanaan dan pelaksanaan penanggulangan longsoran pada ruas
jalan Samarinda – Balikpapan .............................................................. 15
Gambar 7 Pelaksanaan pekerjaan yang (A) tidak mengikuti standar, dan (B) cara
yang benar ............................................................................................. 16

DAFTAR FOTO

Foto 1 Gejala Longsoran dengan pola retakannya di Jalan Tol Semarang.............. 5


Foto 2 Pemboran teknik dan pemasangan instrumen pemantau longsoran ............ 5
Foto 3 Instrumen Geoteknik pemantau longsoran yang telah terpasang ................. 6
Foto 4 Pembacaan instrumen Geoteknik di lapangan ............................................. 6
Foto 5 Kondisi longsoran di Jalan Tol Semarang .................................................... 7
Foto 6 Pelaksanaan konstruksi penanggulangan longsoran di Jalan Tol Semarang 7

Penanggulangan longsoran jalan i


DAFTAR TABEL

Tabel 1 Cara-cara analisis kemantapan lereng dalam penyelidikan longsoran .......... 8


Tabel 2 Jenis / macam pengujian di laboratorium ..................................................... 17
Tabel 3 Standar prosedur penyelidikan longsoran dan pemantauan.......................... 18

Penanggulangan longsoran jalan ii


PENANGGULANGAN LONGSORAN JALAN

1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Indonesia secara geografis terletak pada daerah perbatasan lempeng tektonik yang
menjadikan kondisi terrain (bentang alam)-nya berbukit dan bergunung-gunung serta
banyak memiliki gunung berapi. Kondisi bentang alam yang sedemikian itu menyebabkan
rentannya struktur jalan terhadap bahaya longsoran akibat dari tidak stabilnya lereng .
Dalam banyak kasus longsoran yang terjadi ini dipicu oleh tingginya curah hujan, seperti
yang terjadi pada akhir-akhir ini (sekitar bulan Desember 2002 hingga Februari 2003),
sehingga tanah menjadi jenuh akibat intrusi air permukaan.
Akibat dari terjadinya longsoran pada jaringan jalan, kelancaran arus lalulintas kendaraan
menjadi terganggu dan bahkan berdampak lebih buruk yaitu, hingga terhenti sama sekali
oleh karena terputusnya jalan tersebut .
Untuk memulihkan kelancaran arus lalu lintas kendaraan diperlukan upaya-upaya
penanggulangan longsoran, baik penanggulangan yang bersifat sementara maupun
penanggulangan yang bersifat permanen.
Dalam upaya penanggulangan yang bersifat permanen (jangka panjang), diperlukan
penyelidikan geoteknik, baik penyelidikan lapangan maupun laboratorium.
Hasil-hasil dari penyelidikan geoteknik tersebut akan merupakan bahan atau data lapangan
untuk keperluan analisis, agar diperoleh metode penanggulangan / penanganan yang tepat.

Gambar 1. Peta Geologi Indonesia

Penanggulangan longsoran jalan 1 - 19


2 Longsoran

Longsoran dapat terjadi pada lereng buatan (timbunan badan jalan) maupun pada lereng
alam dengan luas longsoran sangat kecil (10 m2); kecil (10 - 50 m2); sedang (50 - 100 m2);
agak luas/agak besar 100 - 1000 m2); luas/besar (1000 - 10000 m2); dan sangat luas/sangat
besar (>10000 m2).
Untuk longsoran sangat luas/besar yang mencakup daerah kehutanan, pertanian,
permukiman, pengairan jalan serta prasarana dan sarana lainnya, memerlukan data yang
lengkap, analisis yang teliti, serta memerlukan berbagai bidang keahlian dan koordinasi yang
terpadu dalam penanggulangannya.
Penanggulangan longsoran dalam tulisan ini tidak dimaksudkan untuk longsoran dengan
katagori terakhir tersebut (sangat luas/sangat besar).

2.1 Tipe longsoran


Tipe longsoran berdasarkan gerakan masa tanahnya atau batuannya terdiri dari tipe
longsoran :
1) Runtuhan
2) Jungkiran
3) Rotasi
4) Translasi
5) Gerakan lateral Aliran (Flow)
6) Longsoran Majemuk

2.2 Penyebab longsoran


Faktor - faktor penyebab longsoran :
faktor internal , faktor eksternal. dan kondisi geologi.

Faktor internal : salah satunya yaitu meningkatnya tegangan air pori tanah yang
menyebabkan lemahnya kuat geser tanah. Seperti ilustrasi formula kuat geser tanah berikut
ini :

ôf = c’ + (ó’) tg ö’
= c’ + (ó - u) tg ö’
di mana :
ôf = Kuat geser tanah
c’ = Kohesi tanah efektif (kohesi butir)
ó = Tegangan normal yang bekerja pada bidang gelincir
ö’ = Sudut geser tanah efektif (sudut geser butir)

Faktor eksternal, yaitu yang disebabkan oleh :


• Perbuatan manusia.
Salah satu Contoh penggalian tebing atau lereng yang terlalu curam.
• Erosi sungai yang terjadi pada bagian bawah atau kaki lereng.
• Gempa, gempa yang cukup besar dapat mengakibatkan dampak cukup luas. Gempa
yang terjadi di Liwa propinsi Lampung dan gempa di Nusa Tenggara Timur pada 12
Desember 1992 dengan besaran skala Richter 8,6 mengakibatkan dampak yang luas
terhadap sarana dan prasarana jalan maupun fasilitas umum lainnya.

Penanggulangan longsoran jalan 2 - 19


Faktor geologi : longsoran dapat terjadi pada lokasi dengan keadaan geologi, morfologi,
hidrologi dan iklim yang kurang menguntungkan. Longsoran secara alami terjadi antara lain
karena menurunnya kemantapan suatu lereng, akibat degradasi tanah/batuan bersamaan
waktu dan usianya.

2.3 Letak longsoran


Longsoran jalan biasanya terjadi pada lereng bagian atas dari jalan atau pada lereng bagian
bawah jalan.

Lereng atas

Lereng bawah

Gambar 2. Letak longsoran

Letak longsoran baik pada lereng bagian bawah maupun pada lereng bagian atas, dapat
terjadi pada bagian atas atau bagian bawah dari lereng tersebut atau bahkan seluruh
lerengnya.

Longsoran bag.atas

Longsoran bag.kaki lereng

Seluruh bagian bawah lereng longsor

Gambar 3. Letak terjadinya longsoran

Penanggulangan longsoran jalan 3 - 19


2.4 Penyelidikan Longsoran

2.4.1 Tahapan Penyelidikan


Penyelidikan longsoran terdiri dari beberapa tahapan, sebagai berikut :

1. Tahap persiapan (kompilasi data sekunder)


2. Tahap penyelidikan pendahuluan (pemerian umum daerah longsoran)
3. Tahap penyelidikan rinci. (penyelidikan lapangan: pemboran/penyondiran,
pemasangan alat/instrumen pemantau longsoran)

Bagan alir penyelidikan longsoran dapat dilihat pada lampiran.

2.5 Instrumen pemantau longsoran


Intrumen geoteknik lapangan untuk memantau longsoran antara lain :
1) Pendeteksi bidang gelincir longsoran :
- Inclinometer atau
- Pipa PVC yang diperlemah
2) Pengukur tegangan air pori.
- Type Open pipe Pisometer
- Type Penumatik Pisometer
3) Patok geser (untuk memantau gerakan permukaan tanah)
Peralatan pemantau tersebut (poin 1 & 2) dipasang/ditempatkan pada bekas lubang penyeli
dikan geoteknik/pemboran atau pada lubang bor yang khusus dibuat untuk pemasangan alat
pantau tersebut.

BM.I

Retakan tanah

BM.II A

BM.III

Keterangan : A, B, C = Kedalaman bidang gelincir pada slip indikator masing-masing titik.

Gambar 4. Pemasangan instrumen pemantau longsoran

Penanggulangan longsoran jalan 4 - 19


Penyelidikan Geoteknik longsoran badan jalan

Foto 1. Gejala Longsoran dengan pola retakannya di Jalan Tol


Semarang

Foto 2. Pemboran teknik dan pemasangan instrumen pemantau


longsoran

Penanggulangan longsoran jalan 5 - 19


Foto 3. Instrumen Geoteknik pemantau longsoran yang telah
terpasang

(a) Tegangan air pori (b) Inklinometer

Foto 4. Pembacaan instrumen Geoteknik di lapangan

Penanggulangan longsoran jalan 6 - 19


Foto 5. Kondisi longsoran di Jalan Tol Semarang

Foto 6. Pelaksanaan konstruksi penanggulangan longsoran di


Jalan Tol Semarang

Penanggulangan longsoran jalan 7 - 19


2.6 Analisis stabilitas lereng
Analisis stabilitas lereng secara garis besar dapat di bagi kedalam 3 cara yaitu :
1. Pengamatan visual
2. Menggunakan komputasi
3. Menggunakan grafik.

Tabel 1. Cara-cara analisis kemantapan lereng dalam penyelidikan longsoran.


Bidang
No. Analisis Cara longsor- Tanah Batuan Keterangan
an.

1. Berdasarkan Membanding L,P,B 1. Kurang teliti.


pengamatan kan kestabi - 2. Tergantung peng-
visual. lan lereng O O alaman seseorang.
yang ada. 3. Disarankan dipa-
kai jika tidak ada
resiko.

2. Menggunakan - Fellenius L O x
Komputasi - Bishop L,P,B O O
- Janbu dll L,P,B

3. Menggunakan - Cousins L O x - Mat.Homogen.


Grafik
- Janbu L O O - Umumnya struktur
sederhana.

- Duncan P O O
- Hock&Bray P,B x O

Keterangan : L = Lingkaran ; P = Planar ; B = Baji. O=Dipakai ; x = tidak digunakan

2.7 Penanggulangan longsoran


2.7.1 Penanggulangan darurat / sementara
Pembuatan saluran permukaan untuk mengamankan areal longsoran, penutupan rekahan
tanah dengan material lokal, pembuatan cerucuk di areal longsoran, bronjong dll.

2.7.2 Penanggulangan permanen / jangka panjang


Mengubah geometrik lereng, tembok penahan tanah, tiang pancang/kombinasi tembok
penahan tanah dengan tiang pancang, pondasi sumuran dll.

Penanggulangan longsoran jalan 8 - 19


3 Permasalahan longsoran & penanggulangannya

KASUS 1

Konstruksi tembok
penahan tanah yang
terancam longsor

Pada tepi jalan tidak tersedia


saluran samping (Air permu-
kaan meresap kebawah, me-
lalui tanah yang tidak kedap
di tepi jalan tsb)

Material tanah di tepi jalan


yang sangat lulus air
(Permeable)

Penanggulangan longsoran jalan 9 - 19


Rembesan air permukaan
menerobos ke bawah dasar
pondasi dan mengikis tanah
di bawahnya

Penanggulangan longsoran jalan 10 - 19


KASUS 2

Retaining Wall yang mulai


terganggu stabilitasnya
akibat adanya longsoran
didepan konstruksi
tersebut

Penyebab Longsoran
adalah air permukaan
yang jatuh ke lembah
didepan Retaining
Wall tersebut dan
mengikis kaki lereng

Longsoran jalan yang


cukup besar pada jenis
tanah Ekspansif

Penanggulangan longsoran jalan 11 - 19


KASUS 3

Penanggulangan longsoran jalan 12 - 19


PENANGGULANGAN
KASUS 1

Dibuat Kedap air

Saluran
pembuang
tertutup
(pipa), tiap
jarak 25 m

25 m.

Potongan melintang

PENANGGULANGAN
KASUS 2

1) Pembuatan saluran permukaan yang diarahkan keluar dari areal longsoran


tersebut.
2) Perbaikan lereng lembah ( penanggaan).
3) Alternatif lainnya menutup areal longsoran / refill dengan tetap memperhatikan
pembuatan saluran permukaan yang diarahkan keluar dari areal longsoran
tersebut.
4) Pembuatan saluran permukaan yang diarahkan keluar dari areal longsoran
tersebut.
5) Perbaikan lereng lembah ( penanggaan).
6) Alternatif lainnya menutup areal longsoran /refill dengan tetap memperhatikan
pembuatan saluran permukaan yang diarahkan keluar dari areal longsoran
tersebut.

Penanggulangan longsoran jalan 13 - 19


KASUS 3. (kegagalan bangunan pengaman longsoran)

Untuk mengamankan badan jalan di Km.105+500 Smd / Km.8+650 Bpp. pada ruas jalan
Samarinda - Balikpapan, Kalimantan Timur dari bahaya longsoran, di lakukan upaya
pembuatan bangunan pengaman longsoran berupa tembok penahan tanah. Akan tetapi
tembok penahan tanah tersebut tidak berfungsi dengan baik, roboh/terguling dan terbawa
oleh longsoran seperti Gambar 3.1 berikut ini.

KASUS 3
Analisis & penanggulangan

Saluran tidak kedap air & tersumbat tanah + rumput


Tembok penahan tanpa lubang salir

Posisi tembok penahan tanah setelah longsor

± 10 m

Bidang gelincir longsoran

Gambar 5. Tembok penahan tanah roboh/terguling terbawa oleh longsoran

Penyebab kegagalan.
Penyebab dari kegagalan tembok pengaman di longsoran jalan Km.105 + 500 SMD atau
Km.8 + 650 Bpp pada ruas jalan Samarinda - Balikpapan adalah; oleh karena dasar tembok
pengaman berada di atas bidang gelincir longsoran.
(Seharusnya dasar tembok pengaman berada atau diletakan dibawah bidang gelincir
longsoran tersebut). Oleh karena itu maka tembok penahan yang seharusnya berfungsi
mengamankan longsoran, malah menjadi beban tambahan bagi tanah yang kekuatan
gesernya melemah, akibat dari tegangan air pori yang terus meningkat dan akhirnya menjadi
salah satu faktor pemicu terjadinya longsoran.

Penanggulangan
Upaya penanggulangan kembali longsoran tersebut menggunakan metode kontra beban
timbunan di sekitar kaki lereng serta pembuatan subdrain di dalam areal longsoran dan
perbaikan saluran permukaan di sekitar lokasi longsoran.
Gambar perencanaan penanggulangan dan pelaksanaan pekerjaan penanggulangannya
seperti berikut :

Penanggulangan longsoran jalan 14 - 19


Gambar 6. Perencanaan dan pelaksanaan penanggulangan longsoran
pada ruas jalan Samarinda - Balikpapan

Penanggulangan longsoran jalan 15 - 19


KASUS 4. Cara pelaksanaan penimbunan dan pemadatan yang berpotensi gagal

Pelebaran jalan (widening) pada ruas jalan antara Bontang - Sangata di Kalimantan Timur
pada satu segmen jalan sepanjang lebih kurang 200 meter. Di lokasi tersebut untuk
pelebaran jalan diperlukan penimbunan.
Melihat pelaksanaan penimbunan dan cara-cara pelaksanaan pekerjaan yang tidak
mengikuti standar baku, lereng timbunan berpotensi tidak stabil.

(A)

Arah Pemadatan yang salah

2.00 m
Arah Pemadatan yang salah

1.50 m

± 80cm (tanah lembek)

(B)
Arah Pemadatan yang benar
Dimulai dari bawah, dari pinggir ke
tengah. Alat pemadat bergerak // jalan
Pemadatan lapis demi lapis

Sebelum di timbun, buat penanggaan tanah


± 80cm tanah lembek dibuang,
ganti dengan selected material,
padatkan lapis demi lapis

Gambar 7. Pelaksanaan pekerjaan yang (A) tidak mengikuti


standar, dan (B) cara yang benar

Penanggulangan longsoran jalan 16 - 19


4. Norma, Standar, Pedoman dan Manual (NSPM)

4.1 Tata cara perencanaan penanggulangan longsoran


Tata cara perencanaan penanggulangan longsoran untuk longsoran setempat khususnya
dan meliputi daerah luas pada umumnya adalah.

SNI-03-1962-1990.

4.2 Tata cara pengujian di laboratorium


Tata cara dari jenis-jenis pengujian laboratorium terhadap contoh-contoh tanah/batuan dari
lapangan untuk perencanaan penanggulangan longsoran, seperti tercantum pada Tabel 4.1.
berikut ini.

Tabel 2. Jenis / macam pengujian di laboratorium


Tanah
Jenis/macam Status /
Non Batuan Kegunaan/aplikasi
Pengujian Kohesif No.Standar
Kohesif
Sifat fisik
1. Berat isi (γ) O O O - SNI 03-3637-1994 Perhitungan Tekanan
2. Kadar air (w) O O O - SNI 03-1965-1990 Klasifikasi dan Konsistensi
3. Atterberg limit O x x - SNI 03-1966-1990 Klasifikasi dan korelasi sifat
sifat tanah
- SNI 03-1967-1990
4. Batas susut O x x - SNI 03-3422-1994 Potensi mengembang
5. Kepadatan x O x - Pemadatan
relatif
6. Analisa butir O O x - SNI 03-3423-1994 Klasifikasi,taksiran kelulusan
disain filter
7. Mineralogi O x O - SNI 15-0449-1989 Identifikasi
8. Kelekangan x x - SNI 03-3406-1994 Identifikasi
Sifat Teknis
1. Geser O O O - SNI 03-2813-1992 Analisis Kemantapan lereng
langsung
2. Triaxial O O O - SNI 03-2455-1991 Sda
- SNI 03-2815-1992
3. Kuat tekan O x O - SNI 03-3638-1994 Sda
bebas
4. Permea- bility O O x - SNI 03-2435-1991 Analisis drainase penentuan
lapisan pembawa air.

5. Pemadatan O O x - SNI 03-1742-1989


Kontrol pemadatan,analisis
- SNI 03-1743-1989
kemantapan lereng
Keterangan : O = perlu diuji ; x = tidak perlu diuji.

Penanggulangan longsoran jalan 17 - 19


4.3 Standar prosedur tata cara penyelidikan dan pemantauan lapangan

Tabel 3. Standar prosedur penyelidikan longsoran dan pemantauan


Jenis alat / Penyelidikan Status / No.Standar Keterangan
Bor Mesin /Uji SPT - /SNI 03-4153-1996 - / Metode pengujian
Hasil Pemboran SNI 03-2436-1991 Metode pencatatan &
intepretasi hasil pemboran
Sondir SNI 03-2827-1992 Metode Pengujian
Bor Tangan - -
Uji Baling SNI 06-2487-1991 Metode Pengujian
Kemiringan Lereng SNI - 03-3977-1996 Tata cara pembuatan.peta
Gelogi Teknik Lapangan SNI - 03-2849-1992 Tata cara Pemetaan
Jenis Alat Pantau Status / No.Standar Keterangan
Inclinometer - -
Pisometer pipa terbuka SNI 03-3442-1994 Tata cara pemasangan
Pisometer pipa terbuka SNI 03-3443-1994 Tata cara pemantauan
Penumatik Pisometer SNI 03-3452-1994 Tata cara pemasangan
Penumatik Pisometer SNI 03-3453-1994 Tata cara pemantauan

5 Kesimpulan dan saran


5.1 Kesimpulan
Dari uraian mengenai Penanggulangan Longsoran Jalan dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut :

1) Untuk menanggulangi longsoran jalan yang bersifat permanen / jangka panjang, terlebih
dahulu perlu / harus dilakukan penyelidikan Geoteknik, terutama untuk longsoran sedang
hingga besar / luas.
2) Salah satu faktor pemicu terjadinya longsoran, adalah meningkatnya tegangan air pori
tanah, pada beberapa / bahkan banyak kasus longsoran, faktor tersebut sering
merupakan faktor penyebab yang dominan.
3) Pelaksanaan penimbunan serta cara-cara pemadatan tanah di lapangan yang tidak
benar, berpotensi lereng menjadi tidak stabil.

5.2 Saran - saran


1) Dalam pelaksanaan penyelidikan Geoteknik serta analisis dan perencanaan
penanggulangan, agar mengacu pada standar prosedur (SNI).

2) Pemeliharaan saluran drainase permukaan terutama pada daerah-daerah yang rawan


longsor perlu diintensifkan dan di dalam tahap perencanaan serta pelaksanaan
penanggulangan longsoran, masalah air perlu mendapatkan perhatian yang serius agar
penanggulangan tersebut merupakan solusi terbaik.

3) Dalam pembuatan badan jalan yang ditinggikan (timbunan), ataupun pelebaran jalan
pada daerah lereng, bahkan pada penanggulangan longsoran pelaksaanannya agar
betul-betul mengikuti prosedur cara-cara penimbunan dan cara-cara pemadatan yang
benar. (Penimbunan secara bertahap, serta pemadatan tanah lapis demi lapis dengan
tebal lapisan yang disyaratkan).

Penanggulangan longsoran jalan 18 - 19


6 Daftar pustaka

- Deddi Soeteddi, Agustus 2001, Laporan Identifikasi Longsoran Ruas Jalan Samarinda-
Balikpapan.

- Deddi Soeteddi, 2001, Analisis dan Perencanaan Penangulangan Longsoran Km 9 +00


BPP dengan Konstruksi Beban Kontra.

- Gerakan Tanah (Longsoran), Juli 2001, Pusat Litbang Prasarana Transportasi, Bandung
- Hary Christiady Hardiyatmo,1994, Mekanika Tanah, Jilid 2, Erlangga, Jakarta
- Jasa Pelayanan dan Produk Teknologi, Bidang Permukiman dan Prasarana Wilayah,
2001, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah ,Badan Penelitian dan
Pengembangan, Jakarta.

- Petunjuk Penyelidikan dan Penanggulangan Longsoran, Pusat Litbang Jalan


- Suhaimi Daud, Deddi Soeteddi, Juli 2000, Laporan Survey Pendahuluan Longsoran
Jalan di Nusa Tenggara Timur.

- Soemartono, 1997, Dasar-dasar Intepretasi & Analisa Penyelidikan Geoteknik,


Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Direktorat Penyelidikan Masalah
Tanah dan Jalan.

Penanggulangan longsoran jalan 19 - 19

Anda mungkin juga menyukai