Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN MAKALAH HOME CARE

“Kebutuhan Layanan Home Care pada Lifespan”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Home Care
Dosen Pengampu :
Ns. Asmadi, M.Kep., Sp.Kom

Disusun oleh :
FICKA KHOTIMAH
(CKR0180091)

KEPERAWATAN REGULER C

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN


2021/2022
Jalan Lingkar Kadugede No. 02 Kadugede, Jawa Barat (0232) 875 847 fax : (0232) 875 123
Website : Stikku.ac.id email : info@stikeskuningan.ac.id
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan kemudahan
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya penyusun tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpah dicurahkan kepada Nabi Muhammad,
keluarganya, para Sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti petunjuk beliau ‫ ﷺ‬sampai hari
akhir nanti. Aamiin
Penyusun mengucapkan syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penyusun
mampu untuk menyelesaikan pembuatan laporan makalah pada mata kuliah Home Care
dengan judul “Laporan Makalah Home Care (Kebutuhan Layanan Home Care pada
Lifespan)”.
Penyusun tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, dengan segala
kerendahan hati penyusun mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,
supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penyusun mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
dosen mata kuliah Home Care Bapak Ns. Asmadi, M.Kep., Sp.Kom yang telah membimbing
dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Jazaakallahu
Khoir.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh

Cirebon, 16 Januari 2021

Ficka Khotimah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.3 Tujuan .................................................................................................................. 1
1.4 Ruang Lingkup ..................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Lifespan .............................................................................................. 3
2.2 Perkembangan Masa Prenatal dan Pascanatal ....................................................... 3
2.3 Perkembangan Masa Bayi .................................................................................... 7
2.4 Perkembangan Masa Kanak-kanak ....................................................................... 13
2.5 Perkembangan Masa Remaja ................................................................................ 15
2.6 Perkembangan Masa Dewasa ............................................................................... 19
2.7 Perkembangan Masa Lansia - Meninggal ............................................................. 27
BAB III MASALAH KESEHATAN PADA LIFESPAN
3.1 Masalah Kesehatan Pada Bayi .............................................................................. 32
3.2 Masalah Kesehatan Pada Anak ............................................................................. 34
3.3 Masalah Kesehatan Pada Remaja.......................................................................... 35
3.4 Masalah Kesehatan Pada Dewasa ......................................................................... 37
3.5 Masalah Kesehatan Pada Lansia ........................................................................... 39
BAB IV RENCANA PROGRAM HOME CARE
4.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 41
4.2 Maksud dan Tujuan .............................................................................................. 42
4.3 Sasaran ................................................................................................................. 42
4.4 Kegiatan yang di laksanakan ................................................................................ 42
4.5 Proses Pelaksanaan ............................................................................................... 43
4.6 Rencana Pelaksanaan Kegiatan ............................................................................. 44
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 48
5.2 Saran .................................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rentang kehidupan manusia (Life Span Development) mulai dari usia kandungan ,
infancy, bayi, remaja, dewasa dan lansia sampai alam barzah yakni meninggal. Dalam setiap
rentang kehidupan manusia ada tugas perkembangan masing-masing yang harus dilalui oleh
setiap manusia yang lahir kedunia. Dalam setiap tugas perkembangan (task development)
harus berkembang sesuai dengan masa dan usianya tidak boleh terlewati, kalau terlewati akan
terjadi miss development yang sulit untuk dirubah dan dididik kembali.
Perubahan dalam diri manusia terdiri dari perubahan kualitatif akibat dari perubahan
psikis, dan perubahan kuantitatif akibat dari perubahan fisik. Perubahan kualitatif tersebut
sering disebut dengan perkembangan, sedangkan perubahan kuantitatif sering disebut dengan
pertumbuhan. Persoalan yang menjadi topik bahasan psikologi adalah perubahan kualitatif
atau perkembangan, sebab hal itu terkait dengan fungsi struktur kejiwaan yang kompleks
beserta dinamika prosesnya, meskipun disadari bahwa pertumbuhan fisik sedikit banyak
berkorelasi dengan perkembangan psikis.
Perkembangan dapat diartikan sebagai “perubahan yang progresif dan kontinyu
(berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati. Pengertian lain dari
perkembangan adalah “perubahan-perubahan yang alami individu atau organisme menuju
tingkat kedewasaannya atau kematangannya yang berlangsung secara sistematis, progresif
dan berkesinambungan baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah)”
Menurut ahli perkembangan masa hidup Paul Baltes (1939-2006), life-span perspective
memandang bahwa perkembangan manusia yang berlangsung seumur hidup terbagi atas
perkembangan multidimensi, multiarah, plastis, multidisiplin, dan konstektual.
Perkembangan ini akhirnya akan terlihat melalui factor pertumbuhan, pemeliharaan, dan
regulasi (pengaturan); dan dibangun melalui kerja sama faktor-faktor biologis, sosiokultural,
dan individual.

1.2 Tujuan
Tujuan dari mempelajari perkembangan manusia yaitu untuk memberikan gambaran
(yaitu memberikan gambaran dari perkembangan manusia), penjelasan (yaitu
memberikan penjelasan dari perkembangan manusia), peramalan (yaitu dapat
memprediksi perkembangan manusia dari gambaran yang telah didapat), dan intervensi
(yaitu upaya untuk meningkatkan perkembangan manusia).

1
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup makalah meliputi :
1. Definisi lifespan.
2. Periode perkembangan prenatal dan pasca natal, masa bayi, kanak-kanak, remaja,
dewasa dan lansia.
3. Masalah kesehatan pada lifespan (bayi, anak, remaja, dewasa, dan lansia)
4. Rencana program home care

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Perkembangan Rentang Hidup Manusia (Lifespan Development)


Perkembangan adalah perubahan yang progesif dan kontinyu (berkesimnambungan)
dalam diri individu mulai lahir sampai mati. Pengertian lainnya yaitu : Perubahan –perubuhan
yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung
secara sistematis, progesif, dan berkesinambungan baik menyangkut fisik maupun psikis.
1. Sistematis adalah perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling ketergantungan
atau saling mempengaruhi antara bagian – bagian organisme (fisik & psikis) dan
merupakan satu kesatuan yang harmonis.
2. Progesif : perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat, dan mendalam baik secara
kuantitatif (fisik) maupun kualitatif (psikis)
3. Berkesinambungan : perubahan pada bagian atau fungsi organisme berlangsung
secara beraturan.
Beberapa pengertian perkembangan telag dikemukakan oleh para ahli:
a. Lois Hoffman : Perkembangan adalah proses perubahan yang terjadi dalam diri
individu sepanjang kehidupan.
b. Lerner : Perkembangan mengarah atau menunjukkan perubahan yang sistematik atau
terorganisir.
c. Mussen: Perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada fisik, struktur neurologis,
tingkah laku, traits yang terjadi secara teratur dan masuk akal.
d. Elizabeth Hurlock : Perkembangan berarti seri perubahan yang progresif yang terjadi
sebagai hasil dari kematangan dan pengalaman.
Tujuan dari perubahan perkembangan adalah memampukan individu untuk beradaptasi
dengan lingkungan dimana mereka hidup.

2.2 Perkembangan Masa Prenatal dan Pasca Natal


 Konsepsi dan Awal Kelahiran
Periode prenatal atau masa sebelum kelahiran adalah periode awal perkembangan
manusia yang dimulai sejak konsepsi, yakni ketika ovum wanita di buahi oleh sperma
laki-laki sampai dengan waktu kelahiran seorang individu. Masa ini pada umumnya
berlangsung selama 9 bulan atau 280 hari.

3
Pada masa-masa awal penelitian yang dilakukan oleh sebagian besar ahli psikologi
(barat) cenderung dimulai dari periode yang baru lahir dan mengabaikan periode pralahir.
Hal ini di anggap bahwa perkembangan hidup individu dalam rahim ibu sifatnya
perkembngan fisik. Jauh sebelum adanya perhatian dan pengakuan dari kalangan
psikologi barat terhadap perkembangan individu pada masa prenatal, psikologi timur
terutama psikologi islam telah lebih dulu menempatkan masa prenatal ini sebagai periode
awal perkembangan individu. Beberapa ayat al-Qur’an dan Hadist menjadi landasan
utama bagi psikologi islam telah memberikan sejumlah informasi dimulainya kehidupam
manusia sejak janin berada dalam kandungan ibunya. Dalam sejumlah ayat al-Qur’an dan
Hadist secara tidak langsung telah disebutkan bahwa selama periode prenatal ini individu
tidak hanya mengalami perkembangan fisik saja namun juga mengalami perkembangan
psikologi.
Para ahli psikologi perkembangan meyakini bahwa kehidupan manusia berawal dari
pertemuan sel sperma dan sel telur. Keduanya bertemu dan menghasilkan satu bentuk sel
yang telah terbuahi yang disebut zigot yang dalam psikologi islam disebut nuthfah, yaitu
air mani yang keluar dari sulbi (tulang belakang) lalu bersarang dirahim wanita. Pada
umumnya pertemuan siklus menstruasi sebuah ovum yang ada dalam kandungan telur
(ovarium) telah masuk dan bergerak masuk kedalam rahim. Perjalanan itu biasanya 3
sampai 7 hari, jika dalam perjalanan tersebut tidak bertemu dengan sel sperma maka
lenyaplah ovum yang ada dalam rahim, akan tetapi jika terjadi pembuahan maka sel
sperma melepaskan 23 kromosom begitu juga dengan pecahnya ovum menjadi 23
kromosom selanjutnya melebur menjadi zigot. Setiap kromosom mengandung bagian
kecil yang disebut gene. Masing-masing kromosom memiliki sepasang gene, dalam
proses pembuahan masing- masing gene akan memencar untuk mencari pasangan baru
hingga membentuk 23 pasang. Salah satu diantara pasangan tersebut adalah pasangan
kelamin. Pada wanita pasangan kromosom biasanya kembar (sejenis) biasa disebut
dengan X. Untuk laki-laki memiliki kromosom yang berlainan yaitu disebut kromosom X
dan Y. Bila kromosom wanita bertemu dengan kromosom laki-laki Y maka terjadi anak
laki- laki. Tetapi apabila kromosom wanita X bertemu dengan kromosom laki-laki X
maka akan terjadi anak perempuan.

 Fase-Fase Perkembangan Prenatal


Pada umumnya ahli psikologi perkembangan membagi periode prenatal atas tiga fase
perkembangan, yaitu:
4
a. Tahap Germinal
Tahap Germinal yang sering disebut dengan periode zigot atau periode nutfhah
adalah periode yang berlangsung kira-kira 2 minggu pertama dari kehidupan
yakni, sejak pertemuan sel sperma dan sel telur yang dinamakan pembuahan. Hal
ini akan membentuk satu sel baru yang disebut dengan zigot kemudian
membelah-belah menjadi sel yang berbentuk bulatan- bulatan kecil yang disebut
blaskotis.
b. Tahap Embrio
Tahap yang kedua dari periode prenatal disebut tahap embrio yang dalam
psikologi islam disebut dengan alaqah yaitu segumpalan darah yang semakin
membeku. Tahap embrio ini dimulai dari 2 minggu sampai 8 minggu setelah
pembuahan yang ditandai dengan terjadinya banyak perubahan pada semua organ
utama dan sistem-sistem fisiologis. Namun embrio belum terbentuk tubuh orang
dewasa sepenuhnya.
Pada umur 8-9 minggu, perubahan janin semakin terlihat dengan jelas. Muka,
mulut, mata, telinga, sudah mulai terbentuk dengan baik. Lengan dan kaki lengkap
dengan jari-jarinya sudah Nampak pada tahap ini organ sks juga mulai terbentuk.
Demikian juga dengan otot dan tulang rawan mulai berkembang. Organ dalam
seperti isi perut, hati, pankreas, paru-paru, dan ginjal mulai terbentuk dan mulut
mulai berfungsi dengan sederhana.
c. Tahap Janin
Periode ketiga dari perkembangan masa prenatal disebut dengan periode fetus atau
periode janin, yang dalam psikologi islam disebut dengan mudhghah. Periode ini
dimulai dari usia 9 minggu sampai lahir.

 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Prenatal


a) Kesehatan Ibu.
Seorang ibu harus menjaga kehamilannya pada saat-saat yang rentan. Penyakit
yang di derita ibu hamil sangat berpengaruh bagi pertumbuhan janin di dalam
kandungan.
b) Gizi Ibu
Faktor lain yang cukup berpengaruh pada masa perkembangan adalah gizi. Janin
yang sedang berkembang bergantung pada gizi ibunya yang di peroleh melalui darah
ibunya. Oleh sebab itu makanan yang di konsumsi bagi ibu hamil harus mengandung
5
cukup protein, lemak, vitamin, dan karbohidrat untuk manjaga kesehatan bayi. Anak
yang kekurangan gizi cenderung cacat seperti busung lapar.
c) Pemakaian Bahan-bahan Kimia oleh Ibu
Bahan-bahan kimia yang terdapat dalam obat- obatan atau makanan yang di
konsumsi ibu hamil dapat mempengaruhi perkembangan janin. Bahan-bahan kimia
tersebut dapat menimbulkan efek samping, baik fisik maupun sistem kimiawidalam
tubuh janin. Seperti minuman yang mengandung alkohol, menghisap asap rokok.
d) Keadaan dan Ketegangan Emosi Ibu.
Keadaan emosional ibu selama kehamilan mempunyai pengaruh besar terhadap
perkembangan masa prenatal. Ketika ibu hamil mengalami ketakutan, kecemasan,
stres, dan emosi lain yang mendalam maka terjadi perubahan psikologis, anatara lain
meningkatnya pernapasan dan sekresi oleh kelenjar.
e) Sikap Ibu Terhadap Kehamilan.
Bagi seorang wanita kehamilan serta kelahiran anak biasanya memberikan arti
emosional yang cukup berarti bagi dirinya. Apabila disertai dengan tekanan perasaan
yang kuat maka wanita akan menjadi sangat perasa (emosional) sehingga
mengakibatkan mudah terganggu keseimbangan mentalnya. Wajar jika dalam kondisi
hamil seorang ibu akan muncul proses yang bermacam-macam seperti:
1) Timbul keinginan yang aneh-aneh. (ngidam).
2) Merasakan kebahagiaan atau kepuasan, karena merasa dirinya subur, calon ibu
sejati maka ada keinginan menyambut bayi dengan gairah.
3) Muncul perasaan cemas, tegangan emosi, dan khawatir.

 Perkembangan Pasca Natal.


Dalam proses kelahiran bayi pada umumnya, yang menjadi permasalahan adalah
gerakan bayi itu sendiri saat menjelang kelahiran. Apakah bayi bersifat aktif (siap untuk
lahir) atau bersifat pasif (cenderung dilahirkan). Dalam kondisi normal bayi bersifat aktif,
sehingga siap untuk lahir, bukan di lahirkan. Setelah lahir, bayi menunjukkan banyak
gerak-gerak refleks. Orang dahulu berpendapat bahwa masa ini kurang ada
perkembangan psikologi yang menarik karena anak hanya melakukan tingkah laku-
tingkah laku yang instinktif.
Penelitian-penelitian dilakukan mengenai tingkah laku instinktif apa saja yang di
lakukan anak pada hari-hari pertama di lahirkan. Di temukan bahwa 88% waktunya di
gunakan untuk tidur dan semacamnya. Hal inilah yang menyebabkan bahwa periode
6
pertama disebut sebagai periode tidur. Setiap bayi yang normal tidak ada gangguan maka
pertumbuhan bayi dalam kandungan ibu terjaga dengan baik sampai proses kelahirannya.
Bayi akan menangis ketika lahir ke dunia. Apabila bayi tidak menangis maka terdapat
gangguan di dalam kandungan ibunya.
Kegiatan bayi pada umumnya digunakan untuk tidur baik siang maupun malam. Ch.
Buhler berpendapat bahwa:
Pada Umur 0-0 tidur bayi mencapai 21 jam.
Umur 1-0 tidur bayi mencapai 13 jam dan selebihnya waktu bayi digunakan untuk
mengadakan gerakan. pendapat lain mengatakan bahwa:
 umur 0-0 lama tidur bayi 20 jam
 umur 1-0 lama tidur bayi 12 jam
Selebihnya kegiatan bayi adalah mengadakan gerakan-gerakan. Pendapat diatas dapat
dengan mudah dipahami, karena keduanya dapat dikatakan ada kesamaannya.
1. Reaksi positif, yaitu gerakan-gerakan bayi yang sesuai atau searah dengan
rangsangan (stimulus) yang dating pada dirinya. Contoh, melihat, tersenyum,
mendengarkan suara, makan, minum, dan lain-lain.
2. Reaksi negatif, yaitu kebalikan dari reaksi positif reaksi ini sebagai perwujudan
adanya stimulus yang datang pada dirinya. Contoh, menangis, terkejut, menolak,
dan makan.
3. Reaksi spontan (aksi), yaitu gerakan-gerakan bayi tidak di sebabkan adanya
rangsangan dari luar namun kehendak sendiri. Contoh, sendirian tanpa sebab
menggerakkan tangan, kaki, kepala menggelepar.

2.3 Perkembangan pada Masa Bayi


Masa bayi terjadi pada umur 0-2 tahun. Banyak ahli yang menyebut masa bayi sebagai
masa vital, karena kondisi masa bayi merupakan fondasi kokoh pada tumbuh kembang
selanjutnya. Masa bayi dimulai dengan kelahiran yang diikuti dengan tangis pertama.79 Sis
Heyster mengungkapkan bahwa tangis bayi yang pertama sebagai tanda adanya kesadaran
jiwa pada seorang anak. Dengan adanya kesadaran (conciousnes) itu berarti fungsi-fungsi
kejiwaan telah mulai bekerja sebagaimana mestinya.
Masa neonatal (setelah kelahiran sampai sekitar 2 minggu) merupakan masa yang
pertama dimana bayi masih sangat lemah, padahal harus melakukan penyesuaian diri secara
radikal, supaya dapat melangsungkan hidupnya. Misalnya menyesuaikan dengan suhu diluar

7
kandungan, bernafas lewat paru-paru, makan dengan cara menghisap dan menelan, dan buang
air besar lewat anus. Selama penyesuaian, tidak ada kemajuan pertumbuhan dan
perkembangan, bahkan terjadi kemunduran. Bayi noenatal yang lemah banyak yang gagal
dalam penyesuaian diri yang radikal ini, sehingga mengalami kematian.

 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Masa Bayi


Pada masa ini, faktor yang memengaruhi perkembangan dibagi menjadi dua yaitu:
1. Faktor Intern
a. Tempo/kecepatan dan irama perkembangan tersebut berbeda-beda pada setiap fase
dan setiap anak.
b. Bakat, temperamen, dan pekembangan anak yang tidak sama.
2. Faktor Ekstern
a. Perawatan jasmani.
b. Sikap (attittude) pendidik/pengasuh orang tua.

Dengan demikian, prestasi anak dalam proses perkembangan yang disertai usaha
belajar itu bergantung pada bakat kemampuan anak itu sendiri. Disamping itu, ditunjang
pula oleh usaha pertolongan dari orang dewasa (hukum konvergensi).

 Perkembangan Pada Masa Bayi


Pada masa bayi ini ada beberapa perkembangan yang menjadi ciri masa ini. Yakni
perkembangan fisik, motorik.
1. Perkembangan Fisik
a. Pada tahun pertama pertumbuhan fisik sangat cepat sedangkan tahun kedua
mulai mengendur.
b. Pola perkembangan bayi pria dan wanita sama.
c. Tinggi secara proporsional lebih lambat dari pertumbuhan berat badan selama
tahun pertama dan lebih cepat pada tahun kedua.
d. Dari 20 gigi seri, kira-kira 16 yang telah tumbuh sampai masa bayi berakhir.
e. Pertumbuhan otak tampak dengan bertambah besarnya ukuran tengkorak
kepala.
f. Organ keinderaan berkembang dengan cepat selama masa bayi dan sanggup
berfungsi dengan memuaskan sejak bulan-bulan pertama kehidupan.

8
g. Fungsi-fungsi fisiologis. Pada masa ini dasar pembinaan untuk pola makan,
tidur dan buang air harus terbentuk.
h. Perkembanganpenguasaanotot-otot.Perkembangan penguasaan otot-otot
mengikuti pola yang jelas dan dapat diduga yang ditentukan oleh hukum arah
perkembangan.

2. Perkembangan Motorik
Tingkah laku instingtif pada bayi beberapa hari baru lahir sebagian besar
waktunya digunakan untuk tidur. Sekitar 88% untuk tidur, sekitar 7% untuk minum
susu, 1% untuk tingkah laku spontan. Waktu yang hanya sedikit ini digunakan untuk
melakukan berbagai gerakan-gerakan refleks yang akan menghilang pada masa bayi
dan disebut refleks bayi atau refleks anak menyusu. Refleks ini antara lain:
a. Refleks Moro atau Refleks Peluk
Refleks ini timbul karena anak terkejut dan mulai hilang pada sekitar bayi
berumur 4-5 bulan.
b. Refleks Genggam atau Refleks Darwin
Telapak tangan menggenggam kalau mendapat setuhan dan menghilang saat
bayi berusia 6 bulan.
c. Refleks Babinski
Apabila telapak kaki dirangsang ibu jari akan bergerak keatas, jari kaki yang
lain membuka dan menghilang saat bayi berusia 6 bulan.
d. Refleks Mencium-Cium atau Rooting Refleks
Jika pipi atau daerah mulut bayi dirangsang, kepala memutar seolah-olah
mencari puting susu dan ini akan menghilang saat bayi berusia 6 bulan.
e. Refleks Hisap
Mulut bayi akan bergerak-gerak seolah-olah akan menghisap, kalau pipinya
dirangsang atau haus.
Apabila refleks-refleks ini masih ada lebih dari 6 bulan, berarti bayi mengalami
perkembangan yang terhambat atau merupakan tanda adanya kerusakan otak. Selain
refleks sementara, ada refleks lain yang justru bertambah kuat dan terkoordinasi lebih
baik. Seperti refleks menghisap waktu menyusu, menelan, berkedip dan lain lain yang
dibutuhkan untuk hidup selanjutnya.

9
3. Perkembangan Intelegensi
Sejak tahun pertama dari usia anak, fungsi intelegensi sudah dimulai tampak
dalam tingkah lakunya. Dilihat dari perkembangan kognitif menurut Piaget, usia bayi
ini berada pada periode sensorimotor. Bayi mengenal objek-objek yang berada
dilingkungannya melalui sistem penginderaan dan gerakan motoriknya. Meskipun
ketika dilahirkan seorang bayi sangat bergantung dan tidak berdaya, tetapi alat-alat
inderanya sudah langsung bisa berfungsi.
Perkembangan kognitif pada usia ini ditandai pula oleh kemampuan:
a. Mengembangkan imitasi, memori, dan berfikir
b. Mempersepsi ketajaman objek
c. Bergerak dari kegiatan yang bersifat refleks ke aktifitas yang mengarah pada
tujuan.

4. Perkembangan Emosi
a. Usia 0-8 minggu
Kehidupan bayi sangat dikuasai oleh emosi (impulsif). Emosi anak sangat
bertalian dengan perasaan inderawi (fisik), dengan kualitas perasaan senang (like)
dan tidak senang (dislike) jasmaniyah. Misalnya, bayi senyum atau tidur pulas
kalau merasa kenyang, hangat dan nyaman. Dia akan menangis jika ia lapar, haus,
kedinginan, atau sakit.
b. Usia 8 minggu-1 tahun
Pada usia ini perasaan psikis sudah mulai berkembang. Anak merasa senang
(tersenyum) apabila melihat mainan yang ada di depan matanya/ melihat
seseorang yang sudah dikenalnya.
c. Usia 1-3 tahun
Pada usia ini perkembangan emosinya adalah sebagai berikut:
1) Emosinya sudah mulai terarah pada sesuatu (orang, benda, atau makhluk
lain).
2) Sejajar dengan perkembangan bahasa yang sudah dimulai pada usia 2
tahun maka anak dapat menyatakan perasaannya dengan menggunakan
bahasa.
3) Sifat-sifat perasaan anak pada fase ini:
- Labil, mudah kembali berubah (sebentar menangis kemudian tertawa)
- Mudah dipengaruhi tetapi tidak bertahan lama dan bersifat dangkal

10
Pada usia ini perkembangan rasa sosial lebih jelas lagi karena dapat
dinyatakan dengan bahasa. Karena emosi anak kemungkinan dapat dipengaruhi
maka anak dapat turut menyayangi, mengasihi ataupun membenci sesuatu. Hal ini
mrupakan benihuntuk timbulnya rasa sayang, benci atau simpati terhadap sesuatu
(seseorang).
5. Perkembangan Bahasa
Ada tiga bentuk prabahasa yang normal muncul dalam pola perkembangan
bahasa, yakni menangis, mengoceh dan isyarat. Menangis adalah lebih penting karena
merupakan dasar bagi perkembangan bahasa yang sebenarnya. Isyarat dipakai bayi
sebagai pengganti bahasa. Karena bahasa dipelajari melalui proses meniru maka bayi
perlu memperoleh model atau contoh yang baik supaya dapat meniru kata-kata yang
baik.

6. Perkembangan Bermain
Perkembangan bermain pada masa ini mengikuti pola yang sangat dipengaruhi
oleh perkembangan fisik, motorik, dan mental baik pada pola bermain dan juga pada
pola permainan khusus. Ciri-ciri bermain masa ini:
Pertama, dalam permainan bayi tidak terdapat aturan- aturan. Dengan sendirinya
permainan dipandang sebagai permainan spontan dan bebas.
Kedua, sepanjang masa bayi, permainan lebih merupakan bentuk permainan
sendiri dan tidak bersifat sosial. Bahkan ketika bermain dengan ibu, bayi menjadi
seringkali sebagai permainan sedangkan ibu menjadi pemainya.
Ketiga, karena bermain bergantung pada perkembangan fisik,motorik, dan intelek,
maka jenis permainan bergantung pada pola-pola perkembangan dalam bidang-bidang
tersebut. Dengan demikian bermain lebih menjadi bervariasi dan majemuk.
Keempat, mainan dan alat-alat bermain pada saat ini belum sepenting pada
periode-periode berikutnya. Ini berarti bahwa permainan bayi dapat dilakukan dengan
tiap benda yang merangsang dan rasa ingin tahu dan hasrat menjelajah.
Kelima, permainan bayi ditandai oleh banyak pengulangan dan tidak banyak
ragamnya. Hal ini disebabkan karena ia kurang memiliki keterampilan yang
memungkinkan adanya beraneka ragam permainan anak prasekolah dan anak yang
lebih besar.

7. Perkembangan Pengertian

11
Bayi memulai hidupnya dengan tidak mempunyai pengertian tentang apa yang ada
di lingkungannya. Dia memperoleh pengertian tentang apa yang diamatinya melalui
kematangan dan belajar. Pada awal tahun pertama, tingkah laku bayi menunjukkan
bahwa ia menafsirkan hal-hal yang baru berdasarkan lama. Setelah mencapai usia 2
tahun, ia telah mampu membuat kesimpulan sederhana berdasarkan pengalaman-
pengalaman serupa yang dilihat ada hubungannya. Pengertian pertama bagi bayi
tentang objek diperoleh melalui penjelasan sensori (penginderaan) nya.

8. Perkembangan Kepribadian
Masa bayi sering disebut sebagai periode kritis dalam perkembangan kepribadian
karena pada saat ini diletakkan dasar dimana struktur kepribadian dewasa akan
dibangun. Karena lingkungan terbatas hanya pada rumah dan karena ibu merupakan
tempat yang paling dekat, maka kepribadian ibu dan jenis hudungan ibu bayi akan
sangat mempengaruhi kepribadian bayi.
9. Perkembangan Moral
Seorang anak yang dilahirkan belum memiliki pengertian tentang apa yang baik
atau tidak baik. Pada masa ini (bayi) tingkah laku anak hampir semuanya didominasi
oleh dorongan naluriah belaka (impulsif). Oleh karena itu, tingkah laku anak belum
bisa dinilai sebagai tingkah laku bermoral atau tidak bermoral.
10. Perkembangan Kesadaran Beragama
Menurut Arnold Gessel, anak pada usia bayi sudah mempunyai perasaan ke-
Tuhanan. Perasaan ini sangat memegang peranan pentin dalam pribadi anak.
Perasaan ke-Tuhanan pada usia ini merupakan fundamen bagi pengembangan
perasaan ke-Tuhanan periode berikutnya. Seiring dengan perkembangan kognisi,
emosi dan bahasa anak maka untuk membantu perkembangan kessdarn beragamanya,
orang tua sebagai lingkungan pertama bagi anak seyogianya melakukan hal-hal
berikut:
a. Mengenalkan konsep-konsep atau nilai-nilai agama kepada anak melalui
bahasa, seperti 1) pada saat memberi makan atau menyusui, memandikan,
membedaki, memakaikan pakaian pada anak, bacakanlah basmallah. 2)
pada saat menggendongnya atau meninabobokannya menjelang tidur,
bacalah kalimat-kalimat toyyibah.

12
b. Memperlakukan anak dengan penuh kasih sayang. Hal ini penting karena
pada usia ini belum berkembang pemahaman akan kasih sayang Tuhan, atau
lebih jauhnya konsep kehidupan beragama.
c. Memberikan contoh dalam mengamalkan ajaran agama secara baik. Anak
memiliki kemampuan untuk mengimitasi penampilan atau perbuatan orang
lain, dalam hal ini orang tuanya.
 Tugas-Tugas Perkembangan
1. Belajar berjalan.
2. Belajar makan makanan padat.
3. Belajar buang air besar dan kecil.
4. Belajar bicara.
5. Belajar membuat hubungan emosional dengan orangtua dan anggota keluarga
lainnya

2.4 Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak (2 tahun – 12/3 tahun)


Periode anak dimulai apabila anak mulai dapat “berdiri sendiri‟ hingga mencapai
kematangan (2 – 12/13 tahun). Periode anak terbagi 2 yaitu :
 Periode anak awal (Early Childhood) 2 tahun – 6 tahun.
 Periode anak akhir (Late Childhood) 6/7 tahun – 12/13 tahun.

a. Periode Anak Awal (2 tahun – 6 tahun)


Berbagai macam istilah diberikan pada periode prasekolah ini, yaitu: orang sering
menyebut periode ini sebagai “problem age” atau “troublesome age”. Dikatakan
demikian sebab pada periode ini orang tua sering dihadapkan pada problem tingkah
aku, misalnya keras kepala, tidak menurut, negativistis, tempertantrums, mimpi
buruk, iri hati, ketakutan yang irationil (tidak masuk akal) pada siang hari dan
sebagainya.
Problem tingkah laku ini, menyebabkan pada periode ini anak-anak tersebut
kurang menarik penampilannya bagi orang tua dibandingkan ketika berada pada
periode bayi. Keadaan ini menyebabkan periode anak-anak prasekolah merupakan
masa yang tidak menarik (not appealing) bagi orang tua. Sifat “ketergantungan” anak
pada periode bayi merupakan hal yang menarik bagi orang tua dan saudara-

13
saudaranya. Sekarang si anak mulai tidak mau atau menolak tingkah laku kasih
sayang orang tua atau saudara-saudaranya.
Para guru atau pendidik menyebut periode ini sebagai usia pra sekolah (preschool
age), yaitu periode persiapan untuk masuk sekolah dasar. Biasanya anak-anak usia 2-6
tahun memasuki Taman Kanak-Kanak. Sedangkan para psikolog memberikan istilah
kepada periode prasekolah ini, sebagian usia pra gang (pregang age). Dikatakan
demikian, karena pada periode ini, anak-anak harus mulai belajar dasar- dasar tingkah
laku sosial sebagai persiapan untuk penyesuaian dirinya terhadap kehidupan sosial
yang lebih tinggi nanti setelah dewasa.
Selain itu para psikolog menyebut pula periode pra sekolah sebagai periode
eksplorasi. Hal ini disebabkan karena perkembangan yang utama pada periode ini
ialah menguasai dan mengontrol lingkungannya. Mereka selalu ingin mengetahui apa
dan bagaimana lingkungannya itu, bagaimana mereka dapat merupakan bagian dari
lingkungan tersebut. Lingkungan yang dijelajahi tersebut, baik yang merupakan
manusia maupun benda-benda. Cara umum yang dilakukan anak-anak usia 2-6 tahun
yaitu dengan bertanya sebab itu sering pula dikenal sebagai usia bertanya
(Questioning age). Tugas-tugas Perkembangan adalah penyempurnaan pemahaman
mengenai konsep-konsep sosial, konsep-konsep benar dan salah dan seterusnya, dan
belajar membuat hubungan emosional yang makin matang dengan lingkungan sosial
baik di rumah maupun di luar rumah.

b. Periode Anak Akhir (6/7 – 12/13 tahun).


Periode anak akhir dimulai ketika anak memasuki Sekolah Dasar dan berakhir
ketika mereka mengalami kematangan seksual. Seperti halnya periode anak awal,
periode inipun mempunyai beberapa istilah. Para guru atau pendidik menyebut
periode ini sebagai periode anak usia Sekolah Dasar sebab pada saat ini mreka mulai
memasuki sekolah dimana mereka akan mendapatkan pengetahuan penting yang
berguna bagi kehidupan kelak. Juga saat ini, mereka mulai mempelajari ketrampilan
tertentu baik yang bersifat kurikuler maupun ekstrakurikuler.
Sedangkan para psikolog menyebutkan dengan istilah usia berkelompok (Gang
Age). Saat ini, anak-anak mulai berusaha untuk menjadi anggota keompok, biasanya
dengan jenis kelamin yang sama.
Tugas-tugas Perkembangan :

14
1. Makin mengembangkan keterampilan motorik, baik yang menggunakan otot
halus (misal: menulis, menggambar, ketrampilan-ketrampilan khusus) dan otot
besar (olahraga, permainan-permainan).
2. Makin mengembangkan konsep-konsep tentang lingkungan sekelilingnya.
3. Mengembangkan tingkah laku moral serta menerima nilai lingkungan.
4. Belajar bekerja sama dengan teman sebaya.
5. Belajar memainkan peran sesuai dengan jenis kelamin.
6. Belajar mengendalikan reaksi-reaksi emosional sesuai dengan harapan
lingkungan sosial.
7. Belajar menjadi individu yang mampu berdiri sendiri.

2.5 Perkembangan pada Masa Remaja


Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak menuju masa
dewasa. Pada masa ini individu mengalami berbagai perubahan, baik fisik maupun psikis.
Perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik, dimana tubuh berkembang pesat
sehinggaa mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai pula dengan
berkembangnya kapasitas reproduktif. Selain itu remaja juga berubah secara kognitif dan
mulai mampu berpikir abstrak seperti orang dewasa. Pada periode ini pula remaja mulai
melepaskan diri secara emosional dari orang tua dalam rangka menjalankan peran
sosialnya yang baru sebagai orang dewasa.
Selain perubahan yang terjadi dalam diri remaja, terdapat pula perubahan dalam
lingkungan seperti sikap orang tua atau anggota keluarga lain, guru, teman sebaya,
maupun masyarakat pada umumnya. Kondisi ini merupakan reaksi terhadap pertumbuhan
remaja. Remaja dituntut untuk mampu menampilkan tingkah laku yang dianggap pantas
atau sesuai bagi orang-orang seusianya. Untuk memenuhi kebutuhan sosial dan
psikologisnya, remaja memperluas lingkungan sosialnya di luar lingkungan keluarga,
seperti lingkungan teman sebaya dan lingkungan masyarakat lain.
Secara umum masa remaja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut :
1. Masa remaja awal (12-15 tahun)
Pada masa ini individu mulai meninggalkan peran sebagai anak-anak dan berusaha
mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan tidak tergantung pada orang tua.
Fokus dari tahap ini adalah penerimaaan terhadap bentuk dan kondisi fisik serta adanya
konformitas yang kuat dengan teman sebaya.
2. Masa remaja pertengahan (15-18 tahun)

15
Masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berpikir yang baru. Teman
sebaya masih memiliki peran yang penting, namun individu sudah lebih mampu
mengarahkan diri sendiri (self- directed). Pada masa ini remaja mulai mengembangkan
kematangan tingkah laku, belajar mengendalikan impulsivitas, dan membuat keputusan-
keputusan awal yang berkaitan dengan tujuan vokasional yang ingin dicapai. Selain itu
penerimaan dari lawan jenis menjadi penting bagi individu.
3. Masa remaja akhir (19-22 tahun)
Masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang dewasa.
Selama periode ini remaja berusaha memantapkan tujuan vokasional dan
mengembangkan sense of personal identity. Keinginan yang kuat untuk menjadi matang
dan diterima dalam kelompok teman sebaya dan orang dewasa, juga menjadi ciri dari
tahap ini.
 Ciri-ciri masa remaja :
1. Masa remaja sebagai periode peralihan dari kanak- kanak ke dewasa.
2. Masa remaja sebagai periode perubahan (terjadi peningkatan emosi).
3. Masa remaja sebagai usia bermasalah, cenderung tidak rapi, tidak hati-hati.
4. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan (merasa banyak masalah).
5. Masa remaja cenderung memaksakan seperti yang ia inginkan (tidak realistis).
6. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa (mencari hingga menemukan identitas
diri sendiri).

 Proses Perubahan pada Masa Remaja


Pada masa remaja perubahan-perubahan besar terjadi dalam kedua aspek yang bersifat
biologis atau fisiologis juga bersifat psikologis, sehingga dapat dikatakan bahwa ciri
umum yang menonjol pada masa remaja adalah berlangsungnya perubahan itu sendiri,
yang dalam interaksinya dengan lingkungan sosial membawa berbagai dampak pada
perilaku remaja. Secara ringkas, proses perubahan tersebut dan interaksi antara beberapa
aspek yang berubah selama masa remaja bisa diuraikan seperti berikut ini :
1. Perubahan Fisik
Rangkaian perubahan yang paling jelas yang nampak dialami oleh remaja adalah
perubahan biologis dan fisiologis yang berlangsung pada awal masa remaja, yaitu
sekitar umur 11-15 tahun pada wanita dan 12-16 tahun pada pria. Hormon-hormon
baru di produksi oleh kelenjar endokrin, dan ini membawa perubahan dalam ciri-ciri

16
seks primer dan memunculkan ciri-ciri seks sekunder. Gejala ini memberi isyarat
bahwa fungsi reproduksi untuk menghasilkan keturunan sudah mulai bekerja. Seiring
dengan itu, berlangsung pula pertumbuhan yang pesat pada tubuh dan anggota-
anggota tubuh untuk mencapai proporsi seperti orang dewasa. Seorang individu lalu
mulai terlihat berbeda, dan sebagai konsekuensi dari hormon yang baru, dia sendiri
mulai merasa adanya perbedaan.
2. Perubahan Emosionalitas
Akibat langsung dari perubahan fisik dan hormonal adalah perubahan dalam aspek
emosionalitas pada remaja sebagai akibat dari perubahan fisik dan hormonal, dan juga
pengaruh lingkungan yang terkait dengan perubahan badaniah tersebut. Hormonal
menyebabkan perubahan seksual dan menimbulkan dorongan-dorongan dan perasaan-
perasaan baru.
Meningginya emosi terutama karena remaja menghadapi kondisi baru, karena
selama masa kayak-kanak mereka kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi
keadaan-keadaan itu. Kepekaan emosi yang meningkat sering diwujudkan dalam
bentuk, remaja lekas marah, suka menyendiri dan adanya kebiasaan nervous, seperti
gelisah, cemas dan sentimen, menggigit kuku dan garuk-garuk kepala.
Terjadinya peningkatan kepekaan emosi pada remaja hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain:
a) perubahan sistem endokrim menyebabkan perubahan fisik,
b) adanya cacat tubuh,
c) hubungan yang tidak harmonis dalam keluarga,
d) kurangnya model dalam berperilaku,
e) faktor sosial, tuntutan masyarakat yang terlalu tinggi,
f) tidak dapat mencapai cita-cita,
g) penyesuaian terhadap jenis kelamin lain,
h) masalah-masalah sekolah: masalah penyesuaian diri, emosi, sosial,
pertentangan dengan aturan sekolah,
i) masalah pekerjaan. baru.

3. Perubahan Kognitif
Semua perubahan fisik yang membawa implikasi perubahan emosional tersebut
makin dirumitkan oleh fakta bahwa individu juga sedang mengalami perubahan
kognitif. Perubahan dalam kemampuan berpikir ini diungkapkan oleh Piaget (1972)

17
sebagai tahap terakhir yang disebut sebagai tahap formal operation dalam
perkembangan kognitifnya. Dalam tahapan yang bermula pada umur 11 atau 12
tahun ini, remaja tidak lagi terikat pada realitas fisik yang konkrit dari apa yang ada,
remaja mulai mampu berhadapan dengan aspek-aspek yang hipotesis dan abstrak dari
realitas.
4. Implikasi Psikososial
Semua perubahan yang terjadi dalam waku yang singkat itu membawa akibat
bahwa fokus utama dari perhatian remaja adalah dirinya sendiri. Secara psikologis
proses-proses dalam diri remaja semuanya tengah mengalami perubahan, dan
komponen- komponen fisik, fisiologis, emosional, dan kognitif sedang mengalami
perubahan besar. Sekarang dengan terbukanya kemungkinan bagi semua objek untuk
dipikirkan dengan cara yang hipotesis, berbeda dan baru, dan dengan perubahan
dirinya yang radikal, sepantasnyalah bagi individu untuk memfokuskan pada dirinya
sendiri dan mencoba mengerti apa yang sedang terjadi.

 Tugas Perkembangan Masa Remaja


Tugas perkembangan masa remaja yang harus dilalui dalam masa itu, menurut
Havighurst, dalam Harlock (1991: 10), adalah sebagai berikut.
1. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria
maupun wanita.
2. Mencapai peran sosial pria dan wanita.
3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif.
4. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggungjawab.
5. Mempersiapkan karier ekonomi.
6. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.
7. Memperolah perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku
mengembangkan ideologi.
Tugas perkembangan pada masa remaja menuntut perubahan besar dalam sikap dan
pola perilaku anak. Akibatnya hanya sedikit anak laki-laki dan anak perempuan yang
diharapkan untuk menguasai tugas-tugas tersebut selama awal masa remaja, apalagi
mereka yang matangnya terlambat (Rita Eka, 2006:126).

18
4. Perkembangan pada Masa Dewasa
 Pengertian Dewasa
Istilah dewasa merupakan organism yang telah matang. Tetapi lazimnya merujuk
pada manusia. Dewasa ialah orang yang bukan lagi anak-anak dan telah menjadi pria
atau wanita seutuhnya. Setelah mengalami masa kanak-kanak dan remaja yang panjang
seorang individu akan mengalami masa dimana ia telah menyelesaikan pertumbuhannya
dan mengharuskan dirinya untuk berkecimpung dengan masyarakat bersama dengan
orang dewasa lainnya. Dibandingkan dengan masa sebelumnya, masa dewasa ialah waktu
yang paling lama dalam rentang kehidupan.
Masa dewasa biasanya dimulai dari usia 18 tahun hingga kira-kira usia 40 tahun dan
biasanya ditandai dengan selesainya pertumbuhan pubertas dan organ kelamin anak yang
telah berkembang dan mampu berproduksi. Pada masa ini, individu akan mengalami
suatu perubahan fisik dan psikologis tertentu bersamaan dengan masalah-masalah
penyesuaian diri dan harapan-harapan terhadap perubahan tersebut. Dalam masa
kedewasaaan dengan berakhirnya masa adolesensi orang muda pada masa kedewasaan.
Bahwa ciri utama dari adolesensi ialah : 1. Mampu mengaitkan realitas dunialuar yang
obyektif dengan AKU-nya (kehidupan jiwanya) sendiri; dan 2. Mampu mengendalikan
dorongan-dorongan dari dalam, untuk diarahkan pada tujuan yang berarti.
Batas dari adolesensi ini pun tidak jelas, dan relatif sekali. Lagi pula, pada suatu
masing-masing individu ekspresi adolesensi tersebut mengambil bentuk yang berbeda.
Namun dapat dinyatakan di sini, bahwa ciri-ciri adolesensi itu masih banyak melekat
dalam fase kedewasaan. Kedewasaan itu dapat diartikan sebagai : satu pertanggung
jawaban penuh terhadap diri sendiri, bertanggung jawab atas nasib sendiri dan
pembentukan diri sendiri. Bertanggung jawab dapat diartikan sebagai : memahami arti
norma-norma susila dan nilai-nilai etis, dan berusaha hidup sesuai dengan norma-norma
tadi.
Dalam dinamik kedewasaan itu termuat :
1. Tugas membuat rencana hidup.
2. Membuat penggarisan tujuan final yang dikaitkan dengan prinsip-prinsip dan
norma-norma etis tertentu.
Sebab itu salah satu cirri kedewasaan ialah : dengan konsekuen dan bertanggung
jawab mencapai tujuan yang sudah digariskan sendiri. Dan ini dapat dicapai dengan
usaha kerja/karya, membuat proyek-proyek hidup, dan berprestasi. Kedewasaan

19
dicirikan juga dengan : secara konsekuen melakukan identifikasi terhadap
normanorma susila yang dipilih sendiri.
Sehingga demikkian dapat dicapai satu bentuk stabilitas normative dan
pertanggungan jawab susila (zedelijke verantwoordelijkheid). Dengan status ini,
maka tercapailah satu tingkat kemandirian yang susila atau “zedelijke
selfstaandigheid”. Dengan mana orang muda mampu melaksanakan dengan baik
tugas-tugas hidup sebagai individu otonom. proses mandiri secara susila ini disebut
sebagai proses individual: yang mana orang berani menentukan ISI dan BENTUK
dari kehidupannya dengan rasa tanggung jawab, menurut norma-norma susila tertentu
(yang ditentukan sendiri), sampai tuntas. Jadi, ada proses penentuan-diri secara susila
secara konsekuen dan bertanggung jawab.

 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Manusia Dewasa


Elizabeth B. Hurlock membagi masa dewasa menjadi tiga bagian :
1. Masa Dewasa Awal (Masa Dewasa Dini/Young Adult) Masa dewasa awal ialah
masa pencarian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh
dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode
komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan
penyesuaian diri pada suatu hidup yang baru. Berkisar antara umur 21 sampai 40
tahun.
2. Masa Dewasa Madya (Middle Adulthood) Masa dewasa madya ini berlansung
dari umur 40 sampai 60 tahun. Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan sosialnya
antara lain; masa dewasa madya ialah masa transisi, di mana pria dan wanita
meninggalkan ciri-ciri jasmani dan perilaku masa dewasanya dan memasuki suatu
periode dalam kehidupan dengan cirri-ciri jasmani dan perilaku yang baru.
Perhatiannya kepada agama lebih besar dibandingkan dengan masa sebelumnya,
dan terkadang minat dan perhatiannya kepada aama ini dilandasi kebutuhan
pribadi dan sosial.
3. Masa Dewasa Lanjut (Masa Tua/Older Adult) Usia lanjut ialah periode penutup
dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dari umur 60 tahun sampai
akhir hayat, yang ditandai oleh adanya perubahan yang bersifat fisik dan
psikologis yang semakin menurun. Adapun cirri-ciri yang berkaitan dengan
penyesuaian pribadi dan sosialnya sebagai berikut : perubahan yang menyangkut

20
kemampuan motorik, kekuatan fisik, perubahan dalam fungsi psikologis,
perubahan dalam sistem saraf, dan penampilan.

 Fase-Fase Perkembangan Pada Usia Dewasa


1. Struktur dalam rentang kehidupan
Teori pertahapan biasanya banyak dikenal. Mulai zaman dulu kehidupan orang
dibagi menjadi fase-fase tertentu. Pembagian dalam fase-fase kehidupan kebanyakan
mempunyai suatu sifat normatif. Juga bila hal tersebut tidak dimaksudkan demikian,
namun masih sering dipakai sebagai standar tingkah laku.
Dalam masyarakat yang maju maka usia tidak merupakan standar tingkah laku
terutama pada masa sesudah remaja. Namun fenomena “social clock” belum
seluruhnya hilang. Masyarakat masih manaruh pengharapan tertentu mengenai
tingkah laku yang sesuai untuk usia tertentu.
Menjadi nenek atau kakek pada usia 50 tahun dianggap tepat waktu; mempunyai
cucu pertama pada usia 75 tahun dianggap “terlambat”. Diduga bahwa pengharapan
masyarakat yang terlihat pada “social clock”tadi akan banyak berubah, misalnya
kakek atau nenek pada usia di atas 50 tahun akan dianggap normal.
Dengan menggunakan metode pertahapan dimungkinkan untuk membandingkan
jalan hidup seseorang secara thematic. Dengan demikian maka terciptalah pengertian
yang formal dan universal.
2. Dua jenis teori pentahapan
a) Erikson
Mengenai teori tentang hidup Erikson (1963). Setelah masa remaja yaitu masa
penemuan identitas seseorang sekaligus memasuki masa dewasa awal yang
ditandai dengan penemuan intimitas atau isolasi, maka seseorang tinggal
mengalami dua fase lagi yang meliputi sebagian besar masa hidup seseorang.
Dalam fase ketujuh atau masa dewasa pertengahan seseorang dapat
berkembang kea rah generativitas atau stagnasi, sedangkan dalam fase
kedelapan atau fase terakhir seseorang dapat berkembang ke rah integritasego
atau putus asa.
b) Levinson
Levinson dkk (1978) mempelajari fase-fase hidup manusia. Perhatiannya
lebih tertuju kepada siklus hidup dari pada jalan hidup seseorang. Ia mencari
pola universalnya dari pada periode hidup yang berurutan. Jalan hidup
21
seseorang berbeda-beda dari orang yang satu dengan orang yang lain. maka
yang berubah selama orang hidup adalah stuktur kehidupannya. Struktur
kehidupan seseorang mengatur transaksi antara struktur kepribadian dengan
struktur sosial.

 Tahapan Perkembangan pada Masa Dewasa


Tahap perkembangan pada usia dewasa ini dapat di bagi atas beberapa bagian, antara
lain :
1. Perkembangan dewasa dini ( 18 – 40 tahun )
a. Perkembangan Fisik
Berkurangnya tingkat metabolisme dan menurunnya kekuatan otot-otot juga
mengakibatkan pengaturan suhu badan menjadi sulit. Selain itu, pada usia
lanjut terjadi penurunan dalam jumlah waktu tidur yang diperlukan dan
kenyenyakan tidurnya. Orang usia lanjut pada umumnya menderita gangguan
susah tidur (insomnia). Lalu, perubahan dalam pencernaan mungkin
merupakan perubahan yang paling kelihatan dalam fungsi pengaturan
pencernaan. Kesulitan dalam makan sebagian diakibatkan pada gigi yang
tanggal yang merupakan gejala umum bagi orang usia lanjut dan juga
karena daya penciuman dan perasa yang menjadi kurang tajam. Sehingga
menyebabkan jenis makanan yang paling lezat menjadi terasa tidak enak.
Menurut Hurlock (1980) terjadi perubahan fisik berupa penampilan pada usia
dewasa akhir, diantanya adalah : Daerah kepala, Daerah Tubuh, Daerah
persendian.
Akibat perubahan Fisik yang semakin menua maka perubahan ini akan sangat
berpengaruh terhadap peran dan hubungan dirinya dengan lingkunganya.
Dengan semakin lanjut usia seseorang secara berangsur-angsur ia mulai
melepaskan diri dari kehidupan sosialnya karena berbagai keterbatasan yang
dimilikinya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial para lansia menurun,
baik secara kualitas maupun kuantitasnya sehingga hal ini secara perlahan
mengakibatkan terjadinya kehilangan dalam berbagai hal yaitu: kehilangan
peran ditengah masyarakat, hambatan kontak fisik dan berkurangnya
komitmen.
b. Perkembangan Kognitif
Kecerdasan dan Kemampuan Memproses
22
Kecepatan memproses informasi mengalami penurunan pada masa dewasa
akhir. Ada beberapa bukti bahwa orang-orang dewasa lanjut kurang mampu
mengeluarkan kembali informasi yang telah disimpan dalam ingatannya.
Meskipun kecepatan tersebut perlahan-lahan menurun, namun terdapat variasi
individual di dalam kecakapan ini. Dan ketika penurunan itu terjadi hal ini
tidak secara jelas menunjukkan perngaruhnya terhadap kehidupan kita dalam
beberapa segi substansial.
Pendidikan, Pekerjaan dan Kesehatan
Pendidikan, pekerjaan, dan kesehatan adalah tiga komponen yang paling
berpengaruh dalam fungsi kognitif dari orang-orang dewasa lanjut. Pada saat
ini mereka telah memperoleh pendidikan yang lebih baik. Pendidikan memiliki
korelasi positif dengan skor-skor pada tes-tes intelegensi. Orang-orang dewasa
lanjut mungkin melanjutkan pendidikan untuk sejumlah alasan.

Pengalaman kerja menekankan pada orientasi kognitif. Peningkatan


penekanan pada proses informasi di dalam pekerjaannya mungkin
mempertinggi kecakapan intelektual individu. Sedangkan, kesehatan yang
buruk berkaitan dengan tes-tes intelegensi pada masa dewasa akhir. Olahraga
terkait dengan perbaikan fungsi kognitif diantara orang-rang dewasa usia
lanjut. Yang harus diperhatikan dalam aktiviti berolahraga pada dewasa
lanjut ini adalah pemilihan jenis olahraga yang akan dijalani, dan harus
disesuaikan dengan usia subjek, dalam erti kondisi fizik individu. Oleh sebab
itu, aktiviti berolahraga dianjurkan untuk selalu berkonsultasi dengan tenaga
medis yang kompeten dalam masalah ini.

c. Perkembangan Psikis dan Intelektual


Menurut david Wechsler dalam Desmita (2008) kemunduran kemampuan
mental merupakan bagian dari proses penuaan organisme sacara umum,
hampir sebagian besar penelitian menunjukan bahwa setelah mencapai puncak
pada usia antara 45-55 tahun, kebanyakan kemampuan seseorang secara terus
menerus mengalami penurunan, hal ini juga berlaku pada seorang lansia.

Kemerosotan intelektual lansia ini pada umumnya merupakan sesuatau yang


tidak dapat dihindarkan, disebabkan berbagai faktor, seperti penyakit,

23
kecemasan atau depresi. Tatapi kemampuan intelektual lansia tersebut pada
dasarnya dapat dipertahankan. Salah satu faktor untuk dapat mempertahankan
kondisi tersebut salah satunya adalah dengan menyediakan lingkungan yang
dapat merangsang ataupun melatih ketrampilan intelektual mereka, serta dapat
mengantisipasi terjadinya kepikunan.
d. Perkembangan Emosional
Sejalan dengan bertambahnya usia, terjadinya gangguan fungsional, keadaan
depresi dan ketakutan akan mengakibatkan lanjut usia semakin sulit
melakukan penyelesaian suatu masalah. Sehingga lanjut usia yang masa
lalunya sulit dalam menyesuaikan diri cenderung menjadi semakin sulit
penyesuaian diri pada masa-masa selanjutnya.
Yang dimaksud dengan penyesuaian diri pada lanjut usia adalah kemampuan
orang yang berusia lanjut untuk menghadapi tekanan akibat perubahan
perubahan fisik, maupun sosial psikologis yang dialaminya dan kemampuan
untuk mencapai keselarasan antara tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan
dari lingkungan, yang disertai dengan kemampuan mengembangkan
mekanisme psikologis yang tepat sehingga dapat memenuhi kebutuhan–
kebutuhan dirinya tanpa menimbulkan masalah baru.
e. Perubahan Dalam Peran Sosial di Masyarakat
Akibat berkurangnya fungsi indera pendengaran, penglihatan, gerak fisik dan
sebagainya maka muncul gangguan fungsional atau bahkan kecacatan pada
lansia. Misalnya badannya menjadi bungkuk, pendengaran sangat berkurang,
penglihatan kabur dan sebagainya sehingga sering menimbulkan keterasingan.
Hal itu sebaiknya dicegah dengan selalu mengajak mereka melakukan
aktivitas, selama yang bersangkutan masih sanggup, agar tidak merasa terasing
atau diasingkan. Karena jika keterasingan terjadi akan semakin menolak untuk
berkomunikasi dengan orang lain dan kdang-kadang terus muncul perilaku
regresi seperti mudah menangis, mengurung diri, mengumpulkan barang-
barang tak berguna serta merengek-rengek dan menangis bila ketemu orang
lain sehingga perilakunya seperti anak kecil.
2. Dewasa Madya
Usia madya berusia sekitar 35-40 tahun & berakhir sekitar 60 tahun. Masa
tersebut pada akhirnya ditandai dengan adanya perubahan-perubahan jasmani dan
mental. Pada usia 60 tahun biasanya terjadi penurunan kekuatan fisik, sering pula

24
diiringi oleh penurunan daya ingat. Usia madya merupakan periode yang panjang
dalam rentang kehidupan manusia, biasanya usia tersebut dibagi dalam dua sub
bagian, yaitu: (1) Usia madya dini dari usia sekitar 35-50 tahun, dan (2) Usia madya
lanjut dari 50-60 tahun. Pada periode usia madya lanjut, perubahan fisik dan
psikologis menjadi lebih kelihatan. Ciri- ciri dari masa dewasa madya yaitu:
Bahasa : Keterampilan berbahasa lebih sopan, agak bijak dan lebih dewasa
Intelegensi : Kemampuan berfikir masih realistis.
Emosionaln : Stabilitas emosi masih sudah seimabang, terkontrol.
Sosial : Masa dewasa madya awal biasanya lebih giat bermasyarakat dan
mengenal tetangga.
Moralitas dan keagamaan : sangat menghargai adat istiadat dan daya tarik kearah
religi mulai terlihat apalagi diusia madya akhir

3. Dewasa akhir (usia lanjut)


Usia lanjut ditandai dengan perubahan fisik dan psikologis tertentu. Efek-efek
tersebut menentukan apakah pria atau wanita usia lanjut akan melakuan penyesuaian
diri secara baik atau buruk. Akan tetapi, ciri-ciri usia lanjut cendrung menuju dan
membawa penyesuaian diri yang buruk daripada yang baik dan kepada kesengsaraan
dari pada kebahagiaan. Ciri-ciri usia lanjut yaitu:
a. Perbedaan Individual Pada Efek Menua
Sebagai kebiasaan hukum umum bahwa penuaan fisik lebih cepat
dibandingkan dengan penuaan mental, walaupun hal yang sebaliknya juga
kadang-kadang terjadi, terutama apabila seseorang sangat memikirkan proses
ketuannya dan membiarkan saja penuaan mentalnya terjadnya terjadi apabila
tanda-tanda pertama ketuaan fisik tampak.
b. Perubahanfungsi inderawi
Terjadi perubahan umum fungsi inderawi pada usia lanjut, mulai dari terjadi
kemunduran atau berkurang fungsinya, hingga kehilangan fungsi inderawi,
yaitu: indra penglihatan, indera pendengaran, indera perasa, indera penciuman,
indra perabaan dan indera sensitivitas terhadap rasa sakit.
c. Perubahan Kemampuan Motorik
Kelenturan otot-otot tangan bagian depan dan otot-otot yang menopang
tegaknya tubuh. Penurunan kecepatan dalam bergerak mulai melemah
kekuatan orang usia lanjut cendrung menjadi canggung dan kagok.

25
 Tugas-Tugas Perkembangan
Pada akhir masa remaja, hampir seluruh aspek kehidupan individu telah berkembang
dan siap untuk melaksanakan tugas-tugas sebagai orang dewasa Havinghurts membagi
kehidupan masa dewasa atas tiga fase, yaitu dewasa muda, dewasa, dan usia lanjut.
Pada dewasa muda tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan individu
adalah :
1. Memilih pasangan hidup.
2. Belajar hidup bersama pasangan hidup.
3. Memulai hidup berkeluarga.
4. Memelihara dan mendidik anak.
5. Mengelola rumah tangga.
6. Memulai kegiatan pekerjaan.
7. Bertanggung jawab sebagai warga masyarakat dan warga negara
8. Menemukan persahabatan dalam kelompok sosial.

Tugas-tugas Perkembangan Masa Dewasa Dan Usia Lanjut: Tugas-tugas


perkembangan pada masa dewasa merupakan pengembangan lebih lanjut dan
pematangan dari tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa muda. Pada akhir
masa dewasa, realisasi dari semua tugas-tugas perkembangan tersebut mencapai
puncaknya dan masing-masing memperlihatkan bentuk hasilnya yang khas. Pada usia
lanjut, apa yang dicapai pada masa usia dewasa mungkin tetap dipertahankan, tetapi
beberapa hal lain mungkin mulai menurun, bahkan menghilang. Tugas baru yang
masih berkembang adalah kesiapan menghadapi status pension, penurunan kekuaaan,
penurunan kemampuan dan kekuatan fisik, serta menghadapi kematian8.

Secara rinci, tugas-tugas perkembangan pada usia dewasa adalah :


a. memiliki tanggung jawab sosial dan kenegaraan sebagai orang dewasa.
b. mengembangkan dan memelihara standar kehidupan ekonomi.
c. membimbing anak dan remaja agar menjadi orang dewasa yang bertanggung
jawab dan berbahagia
d. mengembangkan kegiatan-kegiatan waktu tenggang sebagai orang dewasa,
hubungan dengan pasangan- pasangan keluarga lain sebagai pribadi
e. menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisik sebagai
orang setengah baya
26
f. menyesuaikan diri dengan kehidupan sebagai orang tua yang bertambah tua

Tugas-tugas Perkembangan Pada Masa Usia Lanjut adalah :


1) menyesuaikan diri dengan kondisi fisik dan kesehatan yang semakin menurun
2) menyesuaikan diri dengan situasi pension dan penghasilan yang semakin
berkurang
3) menyesuaikan diri dengan kematian dari pasangan hidup
4) membina hubungan dengan sesame usia lanjut
5) memenuhi kewajiban-kewajiban sosial dan kenegaraan
6) memelihara kondisi dan kesehatan
7) kesiapan menghadapi kematian.

2.6 Perkembangan Pada Masa Lansia


 Kemampuan Fisik pada Masa Lansia
Dengan bertambahnya usia, sedikit demi sedikit kemampuan fisik mengalami
penurunan. Hal inilah yang disebut proses menua. Pertambahan usia berpengaruh
terhadap kualitas fungsi organ-organ tubuh. Setelah dicapai puncak kualitas, yang dapat
dipertahankan dalam beberapa waktu, kemudian akan mengalami penurunan kualitas
yang berakibat menurunkan kemampuan fisik. Kualitas fungsi- fungsi yang mengalami
penurunan antara lain :
1. Integritas sistem syaraf yang berakibat menurunkan kualitas koordinasi gerak.
2. Kecepatan reaksi dan kecepatan gerak.
3. Kepekaan kinestetik atau rasa gerak.
4. Adaptasi kardiorespiratori pada saat melakukan aktivitas dan saat istirahat atau
pemulihan.
5. Kepekaan panca indera.
6. Daya kontraksi dan elestisitas otot.
7. Fleksibilitas persendian.

Penurunan kualitas/kemampuan fisik memasuki lansia lebih cepat dibandingkan


dengan usia-usia sebelumnya. Oleh karena itu untuk menghambat penurunan kualitas
fungsi organ-organ tubuh para lansia perlu mempunyai suatu kegiatan rutin yang dapat
membantu menghambat penuruna tersebut.

27
Tanda-tanda lainnya adalaha persendian menjadi kaku, terutama panggul dan lutut,
karena tekanan sendi- sendi tulang belakang tubuh menjadi lebih pendek, postur yang
bengkok adalah ciri-ciri kebanyakan lansia. Kehilangan kekuatan otot adalah salah satu
ciri dari penuaan. Perubahan penurunan fungsi indrawipun terjadi misalnya dalam
penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, perabaan, dan lebih sensitif terhadap
rasa sakit. Demikian pula dalam hal kemampuan motorik, misalnya ditandai dengan
menurunnya kekuatan, kecepatan, belajar keterampilan baru, kekakuan lebih mudah
mucul.
Berhentinya menstruasi pada wanita dinamakan “menopause”. Umumnya hal ini
terjadi pada umur-umur pertengahan (antara 40-50 tahun). Kebanyakan wanita yang
telah mengalami menopause menyatakan merasa lebih baik daripada masa-masanya atau
tahun menopause. Mereka juga menyatakan lebih tenang dan lebih bahagia, Dua
perubahan penting yang terjadi dalam sistem saraf ketika memasuki usia tua adalah:
pengerasan pembuluh darah, yang dapat menimbulkan masalah peredaran darah dalam
otak dan penuaan mengurangi kecepatan rangsang yang berjalan melalui jaringan-
jaringan saraf. Penyediaan darah yang memadai sangat penting untuk fungsi efisien dari
otak, tetapi untunglah kebanyakan orang tidak terganggu oleh masalah ini sampai usia 75
tahun. Pada umur 75 tahun kemungkinan meninggal akibat penyakit kardiovaskular
adalah 150 kali lebih tinggi daripada yang berumur 35 tahun. Dari sistem-sistem yang
besar dalm tubuh, ginjal menunjukkan penurunan fungsi yang sangat besar pada usia
lansia. Ginjal orang-orang yang berumur 80 tahun hanya ½ nya yang sebaik ketika
mereka berumur 20 tahunnan. Nutrisi juga memberi pengaruh yang sangat penting pada
“biological aging”.
Penuaan tubuh manusia didasari oleh hal-hal yang terjadi di dalam tubuh. Pertama,
yang paling penting adalah kemunduran organ-organ dari sistem tubuh yang tak dapat di
gantikan: jantung, paru-paru, sistem saraf, hati, ginjal, dan sistem pencernaan yang
kesemuanya menunjukkan penurunan fungsi manakala organisme menua. Kedua,
menurunnya ketahanan terhadap penyakit. Dengan umur tua tubuh menjadi kurang
efisien dan kemampuan bertahan terhadap penyakit berkurang. Ke dua faktor inilah yang
menyebabkan “senescence” pada seseorang.
 Menurunnya Berbagai Kemampuan pada Lansia
Dilihat dari aspek perkembangan fisik, pada awal masa dewasa kemampuan fisik
mencapai puncaknya, dan sekaligus mengalami penurunan selama periode ini. Dalam

28
pembahasan berikut akan diuraikan beberapa gejala penting dari perkembangan fisik
yang terjadi selama masa lansia, yang meliputi :
Kesehatan Badan
Lansia biasanya banyak terserang gangguan sirkulasi darah, gangguan dalam sistem
metabolisme, gangguan-gangguan yang melibatkan mental, gangguan pada persendian,
penyakit tumor (baik yang tidak berbahaya maupun yang menular), sakit jantung,
rematik, encok, pandangan dan pendengaran berkurang, tekanan darah tinggi, berjalan
gontai, kondisi mental dan syaraf terganggu. Kurang gizi, penyakit kurang gizi pada
lansia lebih banyak disebabkan oleh faktor pengaruh psikologi dibanding sebab-sebab
ekonomi. Pengaruh psikologi yang terbesar adalah hilangnya selera karena rasa takut dan
depresi mental, tidak ingin makan sendirian, dan tidak ingin makan karena merasa curiga
sebelumnya. Bahkan pada waktu makanan yang dikonsumsinya kurang bermutu dan
kurang jumlahnya, banyak lansia yang tidak memperoleh gizi cukup dari makanannya
karena tidak diserap tubuh yang disebabkan oleh gangguan sisten pencernaan makanan
atau gangguan pada sistem kelenjar endokrin yang tisak berfungsi seperti dulu.
Mengendurnya Kemampuan Seksual
Hilangnya kemampuan seksual atau sikap yang tidak menyenangi hubungan seksual
pada lansia banyak mempengaruhi lansia, seperti halnya kehilangan emosi yang
mempengaruhi anak kecil. Orang yang kehidupan perkawinannya bahagia dapat
menyebabkan hidupnya lebih sehat dan hidup lebih lama dibanding mereka yang tidak
menikah atau kehilangan pasangan, atau mereka yang kehidupan seksualnya tidak aktif.
Kecelakaan
Lansia biasanya lebih mudah terkena kecelakaan dibanding orang yang lebih muda.
Bahkan walaupun kecelakaan tersebut tidak fatal, dapat menyebabkan seorang lansia
tidak dapat hidup.
Perkembangan Sensori
Pada masa lansia perubahan-perubahan sensori fisik melibatkan indera penglihatan,
indera pendengaran, indera perasa, indera pencium dan indera peraba. Perubahan dalam
indera penglihatan pada masa lansia misalnya tampak pada berkurangnya ketajaman
penglihtan dan melambatnya adaptasi terhadap perubahan cahaya. Sementra itu,
penurunan juga terlihat dalam kepekaan terhadap rasa dan bau dalam hal ini kepekaan
terhadap rasa pahit dan masam bertahan lebih lama dibandingkan kepekaan terhadap rasa
manis dan asin.
Perkembangan Memori

29
Kemerosotan fungsi kognitif pada masa tua, pada umumnya memang merupakan
sesuatu yang tidak dapat dilakukan, karena disebabkan oleh berbagai faktor, seperti
penyakit kekacauan otak atau karena kecemasan dan depresi. Akan tetapi, hal ini bukan
berarti bahwa keterampilan kognitif tidak bisa dipertahankan dan ditingkatkan. Kunci
untuk memelihara ketarampilan kognitif terletak pada tingkat pemberian beberapa
rangsangan intelektual. Oleh karena itu, orang tua sebenarnya sangat membutuhkan suatu
lingkungan perangsang dalam rangka mengasah dan memlihara keterampilan-
keterampilan kognitif mereka serta mengantisipasi terjadinya kepikunan.
 Kepribadian pada Masa Lansia
Mengukur kestabilan dan perubahan pada ciri kepribadian perubahan dan stabilitas
pada ciri kepribadian dapat diukur melalui beberapa cara.
Yang pertama untuk melihat kestabilan atau perubahan adalah di dalam individu itu
sendiri. Yang kedua untuk melihat kestabilan atau perubahan adalah perbandingan urutan
peringkat dari beberapa orang pada trait tertentu.
Kepribadian pada masa lansia diantaranya:
1. Sering lalai dalam berbagai hal, karena daya ingat yang sudah menurun.
2. Ngotot/Melawan, karena mungkia ia sudah memiliki banyak pengalaman
sehingga ia lah yang paling benar.
3. Mudah tersinggung, karena ia salah memahami bahasa anak-anak zaman
sekarang.
4. Curiga.
5. Banyak bicara, mengangap ia yang paling benar.

 Penyesuaian Sosial pada Lansia


Pada beberapa waktu di sepanjang kehidupan seseorang terdapat bahaya serius yang
lebih potensial sehingga proses penyesuaian pribadi dan sosial tidak dapat dilakukan
secara baik pada lansia. Sebagian dari masalah ini disebabkan oleh karena menurunnya
kemampuan mental dan fisik, yang mengakibatkan lansia lebih mudah diserang oleh
bahaya potensial dibanding pada usia sebelumnya. Disamping itu sebagian lagi
disebabkan oleh kurangnya kemampuan dalam mengenal bahaya potensial ini dalam
kehidupan kelompok masyarakat. Sebagai akibatnya beberapa orang mencoba untuk
mengingatkan lansia untu mempersiapkan diri terhadap bahaya semacam itu sejalan
dengan usianya yang semakin bertamabah.

30
Terdapat banyak bukti bahwa orang yang melakukan persiapan terhadap perubahan
diri dan sosial selama lansia akan dapat menyesuaikan diri dengan baik dibanding
mereka yang tidak melakukan persiapan sama sekali. Dalam persiapan selanjutnya
tentang bahaya fisik dan mental bagi lansia, tampaknya peranan persiapan begitu
penting, sehingga tanpa persiapan yang cukup akan meningkatkan bahaya bagi mereka.

31
BAB III
MASALAH KESEHATAN PADA LIFESPAN

3.1 Masalah Kesehatan pada Bayi


a. Masalah kesehatan pada Bayi Baru Lahir
Neonatus adalah bayi baru lahir yang masih berusia 0–28 hari sejak dilahirkan. Bayi
yang masih berada di rentang usia ini paling rentan dan berisiko tinggi mengalami
berbagai gangguan kesehatan.
Adapun beberapa gangguan kesehatan yang paling sering terjadi pada bayi baru lahir
(neonatus), yaitu:
Penyakit kuning
Kuning pada bayi baru lahir atau disebut ikterus neonatorum terjadi akibat
penumpukan bilirubin. Kondisi ini bisa terjadi secara fisiologis (normal) ataupun
akibat adanya penyakit tertentu.
Bila warna kuning pada tubuh baru muncul setelah 24 jam dan bayi tampak sehat,
kemungkinan penyebabnya adalah masalah fisologis yang bisa sembuh dengan
sendirinya. Namun, apabila kondisi kuning muncul segera setelah lahir, bertahan
hingga 24 jam atau lebih, harus dicurigai adanya kemungkinan penyakit tertentu.
Kondisi ini dapat disebabkan berbagai faktor, seperti berat badan lahir rendah, usia
kehamilan kurang dari 37 minggu, infeksi, hipoglikemi, dan lain-lain.

Berat badan turun drastis


Tahukah Anda bahwa berat badan bayi bisa menyusut dalam waktu 3–4 hari setelah
dilahirkan? Ini adalah hal yang umum teradi. Anda tak perlu khawatir, karena setelah
mendapatkan ASI yang cukup selama kurang lebih 2 minggu, berat badan bayi akan
naik mencapai berat badan saat lahir.

Respiratory Distress
Respiratory Distress adalah keadaan yang muncul akibat kurangnya pasokan oksigen
pada bayi. Keadaan ini bisa terjadi karena bayi masih beradaptasi untuk dapat
bernapas secara normal dan mandiri.

32
Orang tua perlu khawatir jika bayi tampak merah, terdengar suara merintih ataupun
mengi. Terjadinya keluhan-keluhan ini harus segera mendapatkan tindak lanjut dari
dokter yang ahli.

Kolik
Kolik adalah kondisi dimana bayi menangis terus-menerus tanpa sebab yang jelas.
Kondisi ini terkadang dapat membuat ibu yang baru melahirkan mengalami baby
blues syndrome atau depresi.
Pada umumnya, kolik terjadi ketika bayi merasa tidak nyaman akan suatu hal.
Keadaan ini biasanya dialami bayi yang baru lahir hingga mencapai usia 3 bulan.
Kolik akan menghilang dengan sendirinya seiring pertambahan usia si Kecil.

Distensi perut
Bayi baru lahir sering mengalami penumpukan gas atau gangguan saluran cerna,
sehingga timbul distensi perut. Anda tak perlu khawatir berlebih akan keadaan ini,
karena bisa diatasi dengan melakukan pijatan lembut di area perut si Kecil.
Namun, apabila pijatan tidak memberikan hasil yang efektif atau perut bayi tampak
semakin besar, jangan tunda untuk segera membawa buah hati Anda berobat ke
dokter.

Masalah kulit
Masalah kulit yang paling sering muncul adalah diaper rash atau ruam popok. Jika
dibiarkan, kondisi ini akan membuat bayi merasa tidak nyaman. Diaper rash biasanya
terjadi akibat tumpukan feses atau urine yang menempel pada bokong bayi selama
berjam-jam.

b. Masalah kesehatan pada bayi dan balita


1. Demam : Suhu tubuh bayi pada umumnya berkisar antara 36,5-37,5 derajat
celsius.
2. Kejang Demam : Kondisi ini biasanya dipicu demam tinggi atau demam yang
tidak tinggi tetapi ada kenaikan suhu yang tiba-tiba semakin meningkat. Gejalanya
pun dapat dilihat dari gerakan-gerakan seperti hentakan di seluruh tangan dan kaki
dalam waktu singkat. Umumnya, hal ini terjadi pada usia 6 bulan - 5 tahun.

33
3. Batuk : Ketika bayi batuk, sebenarnya ia sedang membersihkan saluran
pernapasannya dari benda asing atau iritan yang masuk. Batuk sendiri sering
dialami bayi dan anak balita akibat infeksi virus, bakteri, asma, radang paru-paru,
atau alergi.
4. Flu : Selain batuk, ini adalah masalah kesehatan yang kerap dialami bayi dan anak
balita. Hingga anak berusia 2 tahun bahkan, biasanya ia mengalami 8-10 kali flu
dalam setahun. Gejala ini biasanya ditandai dengan bersin, batuk, demam, atau
tanpa demam, nafsu makan menurun, dan sakit saat menelan.
5. Diare : Saat anak diare, biasanya ia akan buang air besar (BAB) lebih cair dengan
frekuensi lebih sering dari biasanya. Hal ini juga disertai oleh muntah, demam,
dan nafsu makan berkurang. Diare yang berlangsung selama 2-7 hari tanpa
pendarahan sebagian besar disebabkan oleh virus dan bisa sembuh dengan
sendirinya.
6. Ruam popok : Ruam popok biasanya terjadi karena adanya iritasi kulit di area
bokong atau bagian tertutup popok. Kondisi ini ditandai dengan perubahan warna
kulit bayi menjadi merah dan muncul bintik-bintik kecil. Jika hal ini Anda
biarkan, hal ini dapat menimbulkan lecet atau luka. Penyebab ruam popok sendiri
dapat terjadi karena Anda tidak mengganti popok bayi dengan segera mungkin
saat kondisi popok sudah penuh atau basah.

3.2 Masalah Kesehatan pada Anak


Dalam proses eksplorasi tersebut, anak-anak pasti menggunakan tangan dan tubuhnya
untuk menyentuh berbagai macam benda dan lingkungan sekitarnya. Hal ini tentu saja
meningkatkan risiko untuk anak terpapar dengan berbagai sumber penyakit.
Nah, berikut ini adalah masalah kesehatan yang sering dialami oleh anak, dan sebenarnya
dapat dicegah dengan mudah.
a. Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA)
Batuk dan pilek – disertai demam atau tidak – merupakan keluhan kesehatan yang
sering dialami oleh anak. Kebanyakan penyebarannya melalui droplet yang keluar
dari hidung atau mulut anak lain yang sedang sakit melalui batuk atau bersin.
Penularan penyakit ini sangat mudah dan cepat.
Selain itu, jika anak tidak terbiasa cuci tangan sebelum memegang hidung dan mulut,
ia lebih mudah tertular batuk dan pilek. Hal ini terjadi karena bermain bersama
dengan anak lain yang sedang sakit.

34
b. Diare
Diare yang dialami anak ditandai dengan meningkatnya frekuensi buang air besar,
atau buang air besar yang konsistensinya cair. Penyakit anak ini dapat disertai dengan
muntah, demam, sakit perut, dan terkadang tidak terkendali, sehingga menyebabkan
dehidrasi.
Diare paling sering terjadi pada anak, apalagi jika setelah bermain dan bereksplorasi,
anak tidak mencuci tangan sebelum makan. Atau, pada anak yang lebih kecil, diare
dapat terjadi karena anak senang memasukkan mainan atau berbagai benda ke dalam
mulut. Jika terkena diare, anak biasanya tidak ingin makan atau minum, sehingga
dapat membuat kondisinya semakin lemah.
c. Konstipasi
Gangguan pencernaan merupakan masalah kesehatan yang sering dialami anak selain
gangguan pernapasan. Selain diare dan muntah, anak juga sering mengalami
konstipasi atau sulit buang air besar.
Hal ini biasanya sering terjadi karena anak tidak mau makan sayur, buah atau
makanan berserat lainnya. Konstipasi ini pada akhirnya dapat membuat anak gelisah
karena rasa tidak nyaman pada perut dan kembung.
d. Ruam pada kulit
Kemerahan pada kulit juga merupakan masalah yang sering muncul pada anak.
Tanda-tanda kemerahan pada kulit anak bisa muncul karena masalah popok, biang
keringat, hingga infeksi virus.
e. Trauma
Meskipun tampak sepele, trauma merupakan masalah psikis yang bisa dialami anak-
anak yang sedang gemar mengeksplorasi lingkungan sekitarnya. Terjatuh dan luka,
benjol, dan memar merupakan contoh trauma yang bisa membuat orang tua khawatir
membiarkan anak-anaknya mengeksplorasi lingkungan sekitarnya.

3.3 Masalah kesehatan pada Remaja


a. Gangguan Kesehatan berhubungan dengan Kesakitan
Hampir 6% dari para remaja mempunyai penyakitkronis yang berhubungan
dengan fungsi pada umumnya. Sebagian besar dari penyebab penyakit kronis
tersebut antara lain penyakit mental danpenyakit pernapasan (misalnya asma)
dan sistemmuskuloskeletal. Remaja laki-laki yang lebih mudayang hidup dalam

35
kemiskinan merupakan sebagianbesar kelompok yang dirugikan oleh penyakit
kronis.Sebagian besar remaja yang menderita bukanmerupakan masalah besar
dalam fungsi psikososialmereka seperti halnya suatu akibat penyakit
kronis.Masalah-masalah medis umum yang menyebabkanremaja mencari
pemeriksaan medis adalah jerawat,dismenorhoe, penyakit spesifik untuk sistem
tulangseperti penyakit Osgood-Shlatter’s, scoliosis idiopatikdan kecelakaan olah raga
umumnya.

b. Gangguan kesehatan Jiwa


1. Gangguan cemas/ansietas
Gangguan ini kayaknya yang paling sering dialami ya, Teman Sehat. Cemas
(ansietas) adalah perasaan gelisah yang dihubungkan dengan antisipasi terhadap
bahaya. Gangguan cemas merupakan gangguan yang banyak terjadi pada anak dan
remaja. Fobia sosial ditemukan lebih banyak pada anak laki-laki sedangkan fobia
simpel, gangguan menghindar lebih banyak pada anak perempuan.
2. Gangguan Mood/Depresi
Depresi pada anak-anak dan remaja berkisar antara 1 – 5 %. Seorang remaja
mempunyai kecenderungan untuk mengalami depresi. Oleh karena itu sangat penting
buat membedakan secara jelas dan hati-hati antara depresi yang disebabkan oleh
gejolak mood yang normal pada remaja dengan depresi patologik. Depresi pada
remaja sering ngga terdiagnosis juga loh! Adanya gangguan mood akan beresiko
terjadinya perilaku bunuh diri pada remaja. Bunuh diri adalah penyebab kematian
utama ketiga pada individu berusia 15 – 24 tahun.
3. Gangguan psikotik
Gangguan psikotik adalah suatu kondisi terdapatnya gangguan yang berat dalam
kemampuan menilai realitas. Yang termasuk gangguan psikotik adalah skizoprenia.
Skizoprenia pada remaja merupakan hal yang umum dan insidennya selama remaja
akhir sangat tinggi. Gejala awalnya meliputi perubahan ekstrem dalam perilaku
sehari- hari, isolasi sosial, penurunan nilai akademik dan mengekspresikan perilaku
yang ngga disadarinya.
4. Gaangguan penyalahgunaan Zat

c. Gangguan kesehatan Reproduksi


1. Seks Bebas

36
2. Kehamilan yang tak diinginkan
3. Aborsi
4. Pernikahan dan persalinan dini
5. Penyakit menular seksual

3.4 Masalah Kesehatan pada Masa Dewasa


1. Kanker Payudara
Penyakit ini umumnya menyerang wanita dengan rentang usia di atas 45 tahun.
Namun, saat ini kanker payudara mulai banyak ditemui pada remaja dan orang
dewasa muda yang tidak menerapkan gaya hidup sehat. Lakukan olahraga rutin dan
hindari makanan yang berlemak tinggi untuk menurunkan risiko terkena kanker
payudara.
2. Asam Urat
Asam urat mungkin sering Anda dengar diderita oleh orang tua berusia di atas 50
tahun, namun saat ini banyak anak muda yang pernah mengidap penyakit ini. Kadar
asam urat dapat naik tinggi bila Anda terlalu banyak minum minuman beralkohol atau
memiliki berat badan berlebih
3. Stroke
Penyakit stroke umumnya menyerang orang berusia lanjut di atas 65 tahun. Anak
muda yang menderita penyakit ini biasanya memiliki gaya hidup yang sangat tidak
sehat, seperti merokok berlebihan. Beberapa penyakit serius juga dapat menyebabkan
stroke, seperti diabetes dan tekanan darah tinggi. Lakukan olahraga dengan rutin dan
kurangi merokok untuk menurunkan risiko terkena penyakit ini.
4. Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner merupakan penyempitan pembuluh darah dan umumnya
menyerang orang berusia lanjut. Anak muda yang menderita penyakit ini biasanya
disebabkan dari penyakit lain yang sedang diidapnya, seperti obesitas dan diabetes.
Kegemukan berlebihan dapat meningkatkan risiko terkena penyakit ini, jadi pastikan
untuk selalu menjaga kondisi tubuh Anda dengan baik.
5. Tekanan Darah Tinggi
Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan penyakit yang sulit diketahui
bila sedang diidap. Lakukan pemeriksaan rutin secara berkala untuk memastikan agar
tekanan darah Anda selalu dalam keadaan normal. Lakukan olahraga rutin dan hindari
konsumsi junk food berlebih untuk mengurangi risiko terkena penyakit ini.

37
6. Melanoma
Penyakit melanoma merupakan sejenis kanker kulit yang umumnya terjadi pada orang
berusia di atas 50 tahun. Melanoma dapat menyerang remaja dan orang muda yang
sering melakukan proses tanning berlebihan di salon atau terpapar sinar matahari terik
sehari-hari. Bila daerah Anda terkena sinar matahari yang terik, gunakan sunblock
untuk memberikan tambahan perlindungan pada kulit.

 Gangguan Kesehatan Jiwa pada orang dewasa


1. Stress akibat fisik yang tidak sehat
2. Depresi karna kehidupan seksual
3. Tidak percaya diri karna masalah pekerjaan
4. Cemas karna masalah ekonomi

3.5 Masalah Kesehatan pada Lansia


1. Hipertensi
Hipertensi atau darah tinggi menjadi penyakit nomor satu yang paling banyak diderita
lansia, menurut Riskesdas 2013. Semakin tua usia Anda, tekanan darah cenderung
meningkat.
Ini merupakan sebuah proses alami yang terjadi di tubuh Anda saat usia sudah mulai
menua. Namun begitu, tekanan darah tinggi tetap berbahaya bagi lansia karena ini dapat
menyebabkan penyakit jantung hingga stroke.
Tekanan darah yang tergolong tinggi adalah jika sudah mencapai 140/90 mmHg atau
lebih. Jika sudah mencapai angka ini, lansia sebaiknya diberikan pengobatan dan
perawatan untuk hipertensi agar tidak memburuk.
Mengurangi asupan garam, berolahraga, kontrol berat badan, jauhi stres, dan tidak
merokok merupakan beberapa cara untuk mengontrol hipertensi.

2. Artritis (radang sendi)


Ini menjadi penyakit nomor dua yang banyak menyerang lansia di Indonesia. Artritis
merupakan peradangan pada salah satu atau lebih sendi Anda.
Penyakit ini ditandai dengan rasa nyeri, kekakuan, dan bengkak pada sendi. Sehingga,
dapat menyebabkan ruang gerak Anda menjadi terbatas. Semakin tua usia Anda, gejala
penyakit ini bisa semakin bertambah buruk.

38
Untuk itu, Anda perlu melakukan olahraga teratur dan menjaga berat badan Anda agar
artritis tidak memburuk. Jika Anda merasa sakit, sebaiknya istirahat dan jangan memaksa
untuk melakukan banyak aktivitas.

3. Stroke
Stroke merupakan keadaan yang sangat berbahaya dan butuh pertolongan cepat untuk
meminimalkan kerusakan otak. Stroke terjadi saat suplai darah ke bagian otak tidak
terpenuhi, sehingga jaringan otak tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi cukup untuk
melakukan fungsinya.
Lansia merupakan golongan yang sering mengalami stroke. Beberapa gejala dari
stroke adalah mati rasa pada wajah, lengan, atau kaki di salah satu sisi tubuh.
Selain itu, stroke juga bergejala penurunan penglihatan di salah satu atau kedua mata,
kesulitan bicara atau memahami perkataan orang lain, sakit kepala tiba-tiba tanpa tahu
penyebabnya, dan kehilangan keseimbangan saat berjalan.

4. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) pada lansia


Anda mungkin jarang mendengarnya, namun penyakit ini menempati urutan keempat
penyakit yang banyak terjadi pada lansia. PPOK adalah istilah yang mengacu pada
sekelompok penyakit paru yang menghalangi aliran udara sehingga membuat
penderitanya sulit bernapas.
Emfisema dan bronkitis kronis merupakan dua kondisi paling umum yang
menyebabkan PPOK.
Jika Anda adalah seorang perokok atau pernah merokok, Anda harus hati-hati.
Merokok merupakan faktor risiko dari PPOK. Untuk itu, mulai sekarang berhentilah
merokok dan/atau jauhi asap rokok.

5. Diabetes, penyakit pada lansia urutan kelima


Diabetes berada di urutan kelima dalam penyakit pada lansia yang paling banyak
terjadi. Usia yang semakin tua membuat tubuh banyak berubah, termasuk perubahan
dalam cara tubuh menggunakan gula darah.
Akibatnya, banyak lansia yang menderita diabetes karena tubuhnya tidak bisa
menggunakan gula darah dengan efisien.
Diabetes merupakan penyakit yang dijuluki sebagai “ibu dari segala penyakit”,
sehingga perawatan perlu dilakukan jika Anda mempunyai diabetes. Mengontrol asupan

39
makanan dan olahraga teratur merupakan dua cara yang penting dilakukan untuk
mengontrol kadar gula darah Anda.

40
BAB IV
RENCANA PROGRAM HOME CARE

4.1. Latar Belakang

Penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pembangunan, seperti perbaikan gizi,
perilaku sehat, tersedianya bermacam obat, peningkatan kualitas pengobatan dan perawatan
berbagai penyakit akibat proses penuaan memungkinkan seseorang dapat menikmati usia
lanjut sehingga usia harapan hidup manusia meningkat.

Peningkatan usia harapan hidup yang diiringi dengan penurunan angka kelahiran dan
kematian mengakibatkan komposisi penduduk Indonesia mengarah ke penduduk berstruktur
tua artinya jumlah lanjut usia semakin meningkat.

Meningkatnya jumlah lanjut usia, di satu sisi dapat dipandang sebagai asset nasional, namun
di sisi lain dapat dipandang sebagai problematika social yang memerlukan perhatian khusus.
Hal ini disebabkan oleh adanya siklus kehidupan manusia yang terus menerus mengalami
proses penuaan secara biologis dalam kehidupannya. Kondisi tersebut menimbulkan berbagai
masalah, yaitu menurunnya kemampuan fisik dan mental, keterbatasan berinteraksi social dan
menurunnya produktifitas kerja. Permasalahan lainnya adalah rasio ketergantungan antara
penduduk tua dengan penduduk usia produktif semakin meningkat, lanjut usia mengalami
masalah kesehatan yang signifikan, meningkatnya jumlah lanjut usia terlantar bahkan yang
lebih memprihatinkan adanya kasus lanjut usia menjadi korban tindak kekerasan.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan berbagai upaya untuk meningkatkan


kesejahteraan social lanjut usia. Salah satu diantaranya adalah dengan memberikan
perlindungan dan pelayanan social terhadap lanjut usia baik pelayanan kesehatan, social,
ekonomi, gizi, intelektual dan spiritual.

Menurut survei Program pelayanan yang selama ini sudah berjalan adalah Program Regular
diperuntukkan bagi lanjut usia tidak mampu, Program Subsidi Silang (Pelayanan terhadap
lanjut usia yang mampu secara ekonomi), dan Program Day Care Servise (Pelayanan Harian
Lanjut Usia). Namun kenyataan menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan selama ini
kepada lanjut usia dirasakan masih belum memadai dan masih banyak lanjut usia yang belum
mendapatkan perlindungan serta akses pada pelayanan social.

Untuk itu saya berencana untuk mengembangkan program alternative lainnya yang dapat
meningkatkan kesejahteraan social lanjut usia yaitu Program Home Care (Pendampingan dan
Perawatan Lanjut Usia di Rumah/ Lingkungan Keluarga).

Bentuk pelayanan Pendampingan dan Perawatan Lanjut Usia di rumah (Home Care) sangat
tepat untuk diterapkan dalam masyarakat Indonesia yang masih berpegang pada nilai-nilai
budaya timur, sebagai wujud perhatian terhadap lanjut usia dengan mengutamakan peran
masyarakat berbasis keluarga. Pelayanan lanjut usia di rumah (home care) sangat membantu
lanjut usia yang mempunyai hambatan fisik, mental dan social, termasuk memberikan

41
dukungan dan pelayanan untuk hidup mandiri, sehingga mengurangi beban baik dari anggota
keluarga, teman, kerabat maupun tetangga yang membantu memenuhi kebutuhan lanjut usia.

Selain itu program home care sangat diperlukan dalam mendayagunakan berbagai upaya
untuk meningkatkan derajat kesejahteraan lanjut usia secara utuh. Dalam hal ini Program
Home Care diharapkan dapat membantu lanjut usia mendapatkan kenyamanan dan rasa aman
serta diakui keberadaannya.

4.2 Maksud dan Tujuan

a. Maksud

Maksud dari pelaksanaan program Home care adalah untuk mengembangkan pelayanan
social terhadap lanjut usia dengan system luar panti yang berorientasi pada kebutuhan lanjut
usia itu sendiri, sehingga mereka dapat menikmati hari tuanya dengan bahagia.

b. Tujuan

Tujuan yang diharapkan dari Pendampingan dan Perawatan lanjut usia di rumah (Home Care)
adalah:

1. Meningkatnya kemampuan lanjut usia untuk menyesuaikan diri terhadap proses


perubahan dirinya secara fisik, mental dan social.
2. Terpenuhinya kebutuhan dan hak lanjut usia agar mampu berperan dan berfungsi di
masyarakat secara wajar.
3. Meningkatnya kemampuan keluarga dan masyarakat dalam pendampingan dan
perawatan lanjut usia di rumah
4. Terciptanya rasa aman, nyaman dan tentram bagi lanjut usia baik di rumah maupun
di lingkungan sekitarnya.

4.3 Sasaran

Sasaran program home care meliputi :

1. Lanjut usia 60 tahun ke atas


2. Lanjut usia yang tinggal sendiri dan lanjut usia yang tinggal bersama keluarga baik
keluarganya sendiri maupun keluarga pengganti.
3. Lanjut usia yang mengalami hambatan, seperti lanjut usia yang sakit, lanjut usia
penyandang cacat, lanjut usia uzur dan lain-lain.
4. Lanjut usia yang terlantar atau miskin.

4.4 Kegiatan Yang Dilaksanakan

Kegiatan yang dilakukan dalam program Home Care adalah:

42
1. Pelayanan Pemberian Makanan Tambahan tujuannya agar terpenuhinya kebutuhan
pangan yang bernilai gizi setara dengan asupan gizi yang diperlukan.
2. Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan, Pengobatan Ringan dan Bimbingan, tujuannya
agar tercapai taraf kesehatan yang memenuhi syarat untuk menjalani kehidupan
sehari-hari secara wajar, baik sehat secara fisik, mental maupun social.

4.5 Proses/Cara Pelaksanaan

Secara singkat proses pendampingan dan perawatan lanjut usia di rumah dapat dijelaskan
sebagai berikut:

a. Tahap Pra Persiapan


Pada tahap ini dilakukan kegiatan sebagai berikut:
1) Penyiapan kerangka penyelenggaraan baik administrasi maupun teknis
2) Pembuatan pedoman pelaksanaan Program Home Care, pembuatan bio data klien,
dan lain-lain.
3) Penyusunan bahan sosialisasi termasuk di dalamnya menyusun rencana dan
materi penyuluhan tentang Pendampingan dan Perawatan lanjut usia di rumah.
4) Pelaksanaan sosialisasi

Dilakukan di Desa Babakan, Kecamatan Babakan Kab. Cirebon

b. Tahap Persiapan
 Pengumpulan data
1) Pendataan lanjut usia
Pengumpulan data lanjut usia dilakukan dengan cara koordinasi dengan aparat
setempat, keluarga dan masyarakat.
2) Pendataan anggota/ keluarga lanjut usia
Pendataan anggota/keluarga di mana lanjut usia berada, termasuk tingkat
pengetahuan dan pemahaman mereka tentang lanjut usia, sarana dan prasarana
yang dimiliki, kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi.
3) Pendataan Lingkungan
Pendataan lingkungan fisik, social budaya dan kondisi masyarakat sekitarnya.
 Pengolahan dan analisis data/masalah
Kegiatan ini memuat pengungkapan dan pemahaman masalah, apa kebutuhan dan
permasalahan yang dihadapi oleh lanjut usia di rumah sebab dan akibat
permasalahan dan lain-lain.
 Penyusunan Rencana Pemecahan Masalah
Meliputi jangka waktu pemberian bantuan, jenis bantuan yang diberikan, cara
pelaksanaan, pendanaan, sarana dan pra sarana dan lain-lain.

c. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini merupakan pelaksanaan dari rencana yang telah disusun.

43
 Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah rencana telah
dilaksanakan dan berjalan lancar atau mengalami hambatan serta cara mengatasi
hambatan tersebut.
 Tahap Terminasi
Proses pendampingan dan perawatan dapat diakhiri setelah diadakan
pertimbangan berdasarkan hasil evaluasi.

2.6 Rencana Pelaksanaan Kegiatan


1. Bulan Januari 2021
Kegiatan yang dilakukan dalam program home care bulan Januari 2021 adalah:
a. Sosialisasi dan Pendataan
Kegiatan sosialisasi program dilaksanakan pada tanggal 16 dan 17 Januari 2021
bertempat di Desa Babakan
b. Pemberian paket makanan tambahan sejumlah 60 paket. Kegiatan ini
dilaksanakan pada tanggal 20,23,27 dan 30 Januari 2021. Tiap paket berisi:
 Beras
 Mie instan
 Minyak
 Gula
 Kecap
 Biskuit
 Susu
 Sarden
 Teh
c. Pemeriksaan, Pengobatan dan Bimbingan Kesehatan
Pada pemeriksaan kesehatan ditemukan penyakit-penyakit yang biasa dialami
lanjut usia yaitu :
 ISPA
 Reumatik
 Gastritis
 Hipertensi
 Daging tumbuh dibawah ketiak
 Hernia
 Ca Mammae ( dilakukan pemeriksaan lanjutan di RS)

2. Bulan Februari 2009


Kegiatan yang dilakukan dalam program home care bulan Februari 2021 adalah:
a. Pemberian paket makanan tambahan sejumlah 60 paket. Kegiatan ini
dilaksanakan pada tanggal 16,17,20,23,24 dan 27 Pebruari 2021. Tiap paket
berisi:
 Beras
 Mie instan
44
 Minyak
 Gula
 Kecap
 Biskuit
 Susu
 Sarden
 Teh
 Abon

b. Pemeriksaan, Pengobatan dan Bimbingan Kesehatan


Pada pemeriksaan kesehatan ditemukan penyakit-penyakit yang biasa dialami
lanjut usia yaitu :
 ISPA
 Reumatik
 Gastritis
 Hipertensi
 Daging tumbuh dibawah ketiak (telah dilakukan operasi oleh dr. Agus)
 Hernia
 Ca Mammae ( dilakukan pemeriksaan lanjutan di RS)

3. Bulan Maret 2009


Kegiatan yang dilakukan dalam program home care bulan Maret 2021 adalah:
a. Pemberian paket makanan tambahan sejumlah 60 paket. Kegiatan ini
dilaksanakan pada tanggal 20,23,24,27,30 dan 31 Maret 2021. Tiap paket
berisi:
 Beras
 Mie instan
 Minyak
 Gula
 Kecap
 Biskuit
 Susu
 Sarden
 Teh
 Abon
b. Pemeriksaan, Pengobatan dan Bimbingan Kesehatan
Pada pemeriksaan kesehatan ditemukan penyakit-penyakit yang biasa dialami
lanjut usia yaitu :
 ISPA
 Reumatik
 Gastritis

45
 Hipertensi
 Hernia
 Ca Mammae ( dilakukan pemeriksaan lanjutan di RS dan didiagnosa Ca
Mammae stadium III)

4. Bulan April 2021


Kegiatan yang dilakukan dalam program home care bulan April 2021 adalah:
a. Pemberian paket makanan tambahan sejumlah 60 paket. Kegiatan ini
dilaksanakan pada tanggal 20,21,24,27,28 April 2009 dan 1 Mei 2021. Tiap
paket berisi:
 Beras
 Mie instan
 Minyak
 Gula
 Kecap
 Biskuit
 Susu
 Sarden
 Teh
 Abon
b. Pemeriksaan, Pengobatan dan Bimbingan Kesehatan
Pada pemeriksaan kesehatan ditemukan penyakit-penyakit yang biasa dialami
lanjut usia yaitu :
 ISPA
 Reumatik
 Gastritis
 Hipertensi
 Hernia
 Ca Mammae ( disarankan untuk fisioterapi saja karena sudah sulit
disembuhkan)

5. Bulan Mei 2021


Kegiatan yang dilakukan dalam program home care bulan Mei 2021 adalah:
a. Pemberian paket makanan tambahan sejumlah 60 paket. Kegiatan ini
dilaksanakan pada tanggal 11,12,15,18,19 dan 22 Mei 2021. Tiap paket
berisi:
 Beras
 Mie instan
 Minyak
 Gula
 Kecap
 Biskuit

46
 Susu
 Sarden
 Teh
 Abon
b. Pemeriksaan, Pengobatan dan Bimbingan Kesehatan
Pada pemeriksaan kesehatan ditemukan penyakit-penyakit yang biasa dialami
lanjut usia yaitu :
 ISPA
 Reumatik
 Gastritis
 Hipertensi
 Hernia
 Ca Mammae

6. Bulan Juni 2021


Kegiatan yang dilakukan dalam program home care bulan Juni 2021 adalah:
a. Pemberian paket makanan tambahan sejumlah 60 paket. Kegiatan ini
dilaksanakan pada tanggal 15,16,19,22,23dan 26 Juni 2021. Tiap paket berisi:
 Beras
 Mie instan
 Minyak
 Gula
 Kecap
 Biskuit
 Susu
 Sarden
 Teh
 Abon
b. Pemeriksaan, Pengobatan dan Bimbingan Kesehatan
Pada pemeriksaan kesehatan ditemukan penyakit-penyakit yang biasa dialami
lanjut usia yaitu :
 ISPA
 Reumatik
 Gastritis
 Hipertensi
 Hernia

47
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setiap rentang kehidupan manusia memiliki karakteristik, tugas-tugas perkembangan,
dan hambatan yang akan dijalani oleh setiap manusia. Setiap manusia harus memiliki
kesinambungan dalam menjalankan tugas-tugas perkembangan, tidak boleh ada yang
(missdevelopment). Setiap perkembangan harus dijalani dengan matang pada setiap fase
perkembangan, mulai dari dalam kandungan, infanci, bayi, kanak-kanak, baligh, dewasa,
dan lansia, karena setiap fase akan mempengaruhi perkembangan fase berikutnya baik
perkembangan fisik dan perkembangan psikis.

5.2 Saran
Mari kita luangkan waktu dengan kegiatan bermanfaat yang dapat meningkatkan kualitas
diri kita. Sadarkan diri bahwa kesehatan sangatlah penting. Kita sebagai manusia tidak
mengetahui kapan kita akan panggil oleh sang pencipta. Jadi saran saya marilah kita
hidup sehat dan bersih guna untuk kepentingan kesehatan masing-masing.

48
DAFTAR PUSTAKA
Mifathul Jannah. 2017. Rentang Kehidupan Manusia (Life Span Development) Dalam Islam
diakses pada tanggal 14 Januari 2021 pukul 08.00
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/equality/article/download/1952/1456

SN Asiyah. 2013. Konsep Perkembangan Manusia diakses pada tanggal 14 Januari 2021
pukul 08.10
http://digilib.uinsby.ac.id/15872/7/Paket%203.pdf

Mugie. 2009. Pelaksanaan pelayanan lanjut usia melalui program home care di pstw budhi
dharma diakses pada tanggal 14 Januari 2021 pukul 08.15
https://budhidharma.kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=8

http://repository.iainponorogo.ac.id/489/2/LAYOUT%20Buku%20Kayyis_cetak.pdf diakses
pada tanggal 14 Januari 2021 pukul 08.20

Faricha Maulidya. 2018. Periodisasi Perkembangan Dewasa diakses pada tanggal 14 Januari
2021 pukul 08.30
https://core.ac.uk/download/pdf/151573572.pdf

Febriwiariyati .2019. Periodisasi Masa Remaja dan Ciri Khasnya diakses pada tanggal 14
Januari 2021 pukul 08.45
https://febridwiariyati.blogspot.com/2019/05/periodisasi-masa-remaja-dan-ciri-khasnya.html

Ekojatiarso. 2012. Rancangan program home care diakses pada tanggal 14 Januari 2021
pukul 20.30
http://jatiarsoeko.blogspot.com/2012/03/rancangan-program-home-care.html?m=1

dr. Theresia Rina Yunita. 2019. Penyakit yang mengintai bayi baru lahir diakses pada
tanggal 15 Januari 2021 pukul 08.40
https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3623000/6-penyakit-yang-mengintai-bayi-baru-
lahir

Kumparanmom. 2019. 6 Masalah kesehatan yang umum dialami bayi dan balita diakses pada
tanggal 15 Januari 2021 pukul 09.00
https://kumparan.com/kumparanmom/6-masalah-kesehatan-yang-umum-dialami-bayi-dan-
balita-1sUwOgJeCGv/full

dr. Jessica Florencia, Sp.PK. 2019. 5 Masalah kesehatan anak yang sering muncul diakses
pada tanggal 15 Januari 2021 pukul 09.10
https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3630432/5-masalah-kesehatan-anak-yang-sering-
muncul

Sari Pediatri. 2001. Masalah Kesehatan Remaja diakses pada tanggal 15 Januari 2021 pukul
09.25
https://core.ac.uk/reader/194740670

49
Luis Adrianto. 2019. 5 Masalah kesehatan reproduksi remaja diakses pada tanggal 15
Januari 2021 pukul 09.30
https://www.hipwee.com/list/waspadai-5-masalah-kesehatan-reproduksi-remaja/

Dara Nadira Daulay. 2017. Waspada 4 gangguan jiwa yang kerap terjadi pada remaja
diakses pada tanggal 15 Januari 2021 pukul 09.45
https://linisehat.com/waspada-4-gangguan-jiwa-yang-kerap-terjadi-pada-remaja/

Cigna.co.id. 6 Penyakit orang tua yang diderita anak muda diakses pada tanggal 15 Januari
2021 pukul 11.00
https://www.cigna.co.id/health-wellness/6-penyakit-orangtua-yang-diderita-anak-muda

Kumara Anggita. 2020. 4 Masalah Psikologis yang Dihadapi pada Usia 25-35 Tahun diakses
pada tanggal 15 Januari 2021 pukul 11.25
https://www.medcom.id/rona/keluarga/GbmY7X1b-4-masalah-psikologis-yang-dihadapi-
pada-usia-25-35-tahun

Arinda Veratamala. 2020. 5 Penyakit pada lansia di Indonesia diakses pada tanggal 15
Januari 2021 pukul 11.45
https://hellosehat.com/lansia/masalah-lansia/5-penyakit-pada-lansia-di-indonesia/#gref

50

Anda mungkin juga menyukai