Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH PARASITOLOGI II

“ORDO EUCOPEPODA”

Dosen Pengajar :

Anindita Riesty, S.Si.,M.Si

Disusun Oleh Kelompok 6:

1. Venny Budi Suhartini (20190662012)


2. Corina Silmi A (20190662038)
3. Risky Fatikah Rahayu (20190662044)

UNIVERSITAS MEHAMMADIYAH SURABAYA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT.Karena dengan rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah yang kami susun ini.Yang berjudul
“eucopepoda”.

Kami ucapkan banyak terima kasih kepada pembimbing atas bantuannya dalam
proses pembuat makalah ini. Dan juga tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada
teman teman yang telah membantu penulisan makalah ini secara langsung maupun tidak
langsung dalam penyempurnaan ini.

Dengan selesainya karya ilmiah ini. Kami mengharapkan jika ktugas makalah yang telah
kami susun ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan yang berguna bagi para
pembaca. Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu
kami harapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya
selanjutnya agar menjadi lebih baik lagi kedepannya.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi siapa saja yang
memerlukannya dimasa yang akan datang.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1

1.1.Latar Belakang...............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1

1.3 Tujuan............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3

2.1 Pengolongan Ordo Eucopepoda ...................................................................................3

2.2 Klasifikasi Ordo


Eucopepoda........................................................................................3
2.3 Distribusi geografis Ordo Eucopepoda .........................................................................4
2.4 morfologi Ordo Eucopepoda ……………………….......…………………………......4
2.5 Siklus Hidup Ordo Eucopepoda  …………………………….. ……………………....4
2.6 Patoginitas Ordo Eucopepoda........................................................................................
5
2.7 Diagnosis Ordo
Eucopepo……………………………………………………………..5
2.8 Pencegahan Ordo
Eucopepoda ………………………………………………………..6
2.9 Pengobatan Infeksi Ordo Eucopepoda ………………………………………………..6

BAB III PENUTUP...................................................................................................7


3.1 Kesimpulan....................................................................................................................7
3.2 Saran..............................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam bahasa Latin, crusta berarti cangkang. Sehingga Crustacea disebut juga hewan
bercangkang. Crustacea telah dikenal kurang lebih 26.000 jenis. Jenis crustacea yang paling
umum adalah udang dan kepiting. Habitatnya sebagian besar di air tawar dan air laut, hanya
sedikit yang hidup di darat.

Tubuh crustacea terdiri atas 2 bagian pokok, yaitu: sefalothoraks (kepala dan dada yang
menyatu) dan badan bagian belakang (abdomen atau perut). Setiap ruas tubuhnya terdapat
sepasang kaki. Pada bagian perut, terdapat 5 kaki renang. Pada bagian sefalothoraks terdapat
sepasang antena, sepasang rahang atas (maksila), dan sepasang rahang bawah (mandibula). Di
bagian kepala - dada terdapat 5 pasang kaki (1 pasang capit dan 4 pasang kaki jalan). Memiliki
kulit keras (karapaks) di daerah kepala. Di bagian anterior terdapat sepasang mata majemuk yang
bertangkai. Badan belakang pada udang melengkung diakhiri dengan ekor. Sistem
pencernaannya dimulai dari mulut ke kerongkongan ke lambung lalu usus dan yang terakhir ke
anus. Crustacea bernapas dengan insang. Sistem sarafnya merupakan susunan saraf tangga tali.
Sistem peredaran darah terbuka. Mengalami fertilisasi internal. Pada umumnya perkembangan
melalui fase larva. Crustacea mempunyai 2 lubang kelamin dibelakang dada. Habitat terutama di
air tawar maupun air laut dan sedikit di darat
Klasifikasi Crustacea dibagi menjadi 2 subkelas :     
1.    Enormostraca (Udang-udangan kecil)
Ciri: berukuran kecil, serta merupakan zooplankton yang banyak terdapat di perairan air laut atau
tawar.
Anggotanya terdiri dari: Ordo Copepoda, Ordo Cladocera, Ordo Ostracoda, dan Ordo
Amphipoda
2.    Malacostraca (Udang-udangan besar)       
Anggotanya terdiri dari:
-  Ordo Isopoda (berkaki seragam) yang biasa hidup dilaut, air tawar maupun darat. Contohnya
yaitu udang belalang

1
-  Ordo Decapoda (berkaki sepuluh) yang mempunyai 5 pasang anggota gerak pada segmen dada
sebagai kaki. Jenisnya seperti udang, ketam, kepiting, rajungan, yuyu
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengolongan dan klasifikasi ordo eucopepoda ?


2. Apa Distribusi geografis ordo eucopepoda ?
3. Bagaimana morfologi ordo eucopepoda ?
4. Bagaimana siklus hidup ordo eucopepoda ?
5. Bagaimana patogenitas ordo eucopepoda ?
6. Bagaimana diagnosis ordo eucopepoda ?
7. Bagaimana pencegahan ordo eucopepoda ?
8. Bagaimana pengobatan infeksi ordo eucopepoda

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengolongan dan klasifikasi ordo eucopepoda.


2. Untuk mengetahui Distribusi geografis ordo eucopepoda.
3. Untuk mengetahui morfologi ordo eucopepoda.
4. Untuk mengetahui siklus hidup ordo eucopepoda.
5. Untuk mengetahui patoganitas ordo eucopepoda.
6. Untuk mengetahui diagnosis ordo eucopepoda.
7. Untuk mengetahui pencegahan ordo eucopepoda.
8. Untuk mengetahui pengobatan infeksi ordo eucopepoda.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Copepoda

Adalah kelompok kecil krustasea ditemukan di hampir setiap air tawar dan air


asin habitat . Beberapa spesies bersifat planktonik (menghuni perairan laut),
beberapa bentik (hidup di dasar laut), sejumlah spesies memiliki fase parasit, dan beberapa
spesies kontinental dapat hidup di habitat limnoterrestrial dan tempat darat basah lainnya, seperti
rawa, di bawah daun. jatuh di hutan basah, rawa, mata air, kolam sementara, dan genangan air,
lumut lembab, atau ceruk berisi air ( phytotelmata) dari tumbuhan seperti
tanaman bromeliad dan kantong semar . Banyak yang hidup di bawah tanah di gua laut dan air
tawar, lubang runtuhan , atau dasar sungai. Copepoda terkadang digunakan sebagai indikator
keanekaragaman hayati .

Seperti krustasea lainnya, copepoda memiliki bentuk larva. Untuk copepoda, telur


menetas menjadi bentuk nauplius , dengan kepala dan ekor tetapi tidak memiliki dada atau perut
yang sebenarnya. Larva berganti kulit beberapa kali sampai menyerupai dewasa dan kemudian,
setelah lebih banyak molting, mencapai perkembangan dewasa. Bentuk nauplius sangat berbeda
dengan bentuk dewasanya sehingga pernah dianggap sebagai spesies tersendiri. Metamorfosis
tersebut, hingga tahun 1832, menyebabkan copepoda salah diidentifikasi
sebagai zoofit atau serangga , (meskipun yang akuatik), atau, untuk copepoda parasit, ' kutu ikan.

Tubuh kelompok ini berbuku-buku dengan bentuk pipih memanjang dan berkaki pendek
dimana anterior lebih lebar. Bentuk dewasa mempunyai sebuah alat penginderaan pertama yaitu
antena yang tersusun dari banyak segmen. Sedangkan antena kedua berfungsi untuk memegang.
Pada daerah oral tubuh, dari beberapa kelompok yang termasuk parasit Copepoda termodifikasi
sebagai mulut yang berbentuk pipa (mouth-tube) yang berfungsi untuk menyedot makanan,
dengan mandibula berbentuk seperti parutan dibagian dalamnya.

Copepod dibagi menjadi 10 ordo, yaitu: Calanoid, Harpacticoid, Cyclopoid, Gelylloida,


Harpacticoida, Misophrioida, Monstrilloida, Platycopioida, Poecilostomatoida, Siphonostoida,

3
dan Argulidae. Sebagian besar anggota dari Copepoda adalah parasit pada invertebrata lain atau
ikan. Kelompok-kelompok parasit menunjukkan sejumlah besar keanekaragaman morfologi dan
memiliki spesialisasi yang luar biasa banyak untuk gaya hidup mereka parasit. Tiga kelompok
yang paling sering hidup bebas,yaitu Calanoida, Harpactacoida, dan Cyclopoida. Para
Harpactacoida bersifat bentik terbukti dengan berbentuk ulat mereka (berbentuk cacing). Para
Calanoida dan Cyclopoida bersifat planktonik dan keduanya sangat penting dalam jaring
makanan pada ekosistem.

2.2 Klasifikasi Eucopepoda

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Kelas : Crustacea

Sub Kelas : Entomostraca

Ordo : Copepoda (Calanoida, Platycopioida, Misophirioida,

Harpacticoida, Mormonilloida, Gellyelloida, Monstrilloida,

Cyclopoida, Poecilostomatoida, dan Siphonostomatoida)

2.3 Distribusi Geografi

Sekitar 79% dari spesies copepoda yang dideskripsikan adalah lautan, tetapi ada juga
sejumlah besar spesies air tawar. kontinental, perairan dan lembab. Misalnya: badan air sesaat,
air asam dan panas, air bawah tanah dan sedimen, fitotelmata, tanah lembab, serasah daun,
habitat buatan dan buatan.Kebanyakan calanoids adalah planktonik, dan sebagai kelompok
mereka sangat penting sebagai konsumen utama dalam jaringan trofik, baik air tawar maupun

4
laut..Harpacticoids telah mendominasi semua lingkungan perairan, biasanya bentik, dan
disesuaikan dengan gaya hidup planktonik. Selain itu, mereka menunjukkan bentuk tubuh yang
sangat dimodifikasi. Distribusinya yang sangat luas dari 0 meter sampai dasar lautan yang
terdalam, tanpa memperdulikan faktor cahaya, suhu, arus, dan ketersediaan makanan.

Kebanyakan Copepoda terdapat di laut dan sebagian lagi di air tawar, baik sebagai
plankton maupun fauna interstisial. Beberapa spesies hidup dalam hamparan lumut dan humus.

1. Habitat Laut

Meskipun copepoda dapat ditemukan hampir di mana air tersedia tetapi sebagian besar yang
dikenal hidup di laut. Karena mereka adalah biomassa terbesar di lautan. Beberapa menyebut
mereka serangga laut. Mereka berkeliaran bebas air, liang melalui sedimen di dasar laut,
ditemukan pada flat pasang surut dan dalam parit laut dalam. Setidaknya sepertiga dari semua
spesies hidup sebagai asosiasi, commensals atau parasit pada invertebrata dan ikan. Salah satu
hotspot keanekaragaman spesies terumbu karang tropis di IndoPacific. Beberapa spesies karang
adalah host untuk sampai dengan 8 spesies copepoda. Seperti flat pasang mangrove berkerumun
dengan kehidupan copepod.

2. Habitat Air Tawar

Spesies dari Calanoida, Cyclopoida dan Harpacticoida telah berhasil dijajah semua jenis
habitat air tawar dari sungai kecil untuk danau gletser tinggi di Himalaya. Meskipun
keanekaragaman jenis di air tawar tidak setinggi dalam kelimpahan laut copepoda terkadang
cukup besar untuk noda air. Bahkan di air tanah copepoda khusus telah berevolusi. Beberapa
spesies copepoda dapat ditemukan pada musim gugur daun hutan basah atau di tumpukan
kompos basah, kadang-kadang dalam kepadatan cukup tinggi. Lainnya tinggal di lumut gambut
atau bahkan dalam phytothelmata (kolam kecil terbentuk di axils meninggalkan tanaman) dari
bromeliad dan tanaman lainnya.

5
2.4 Morfologi

Copepods (berarti "kaki dayung") adalah kecil, udang-seperti krustasea yang berenang di
laut, danau, dan kolam. Copepods sangat penting dalam jaringan makanan karena banyak
binatang memakannya.Ada 10 perintah copepods dan lebih dari 4.500 spesies; beberapa pesanan
bebas-berenang, tetapi banyak adalah parasit (ikan). Berenang bebas copepods bergerak melalui
air pada gerakan tersentak-sentak dengan menggerakkan kaki mereka berenang.
Anatomi: Copepods memiliki exoskeleton yang keras, banyak kaki (digunakan untuk
berenang dan mengumpulkan makanan), sebuah badan tersegmentasi, dan disambung pelengkap.
Kebanyakan copepods berada di bawah 1 mm panjang, tetapi beberapa spesies laut lebih dari 1 /
4 inci (1 cm) lama. Meskipun mereka tidak memiliki mata majemuk, ini arthropoda memiliki
satu mata sederhana di tengah-tengah kepala (kadang-kadang hanya hadir dalam tahap larva);
mata sederhana ini hanya dapat membedakan antara terang dan gelap. Ada dua pasang antena;
satu pasang panjang dan satu pasang pendek. Seperti semua Crustacea, meranggas copepods
exoskeleton mereka saat mereka tumbuh.
 Tubuhnya berbuku-buku
 Memiliki ekor yang membulat

6
 Memiliki antena
 Memiliki cadangan telur dibawah abdomennya
 Memiliki cephalososme : perisai atas kepala dan beberapa segmen yang
menguhubungkan
 Memiliki tubuh yang pendek dan silinder

2.5 Siklus Hidup

Siklus Hidup Copepoda jantan pada umumnya lebih kecil dibandingkan copepoda betina.
Selama melakukan reproduksi atau kopulasi, organ jantan berhubungan dengan betina dengan
adanya peranan antenna, dan meletakkan spermatopora pada bukaan seminal, yang dilekatkan
oleh lemsemen khusus. Telur-telur umumnya lebih dekat ke bagian kantung telur. Telur-telur
ditetaskan sebagai nauplii dan setelah melewati 5-6 fase nauplii (molting), larva akan menjadi
copepodit. Setelah copepodit kelima, akan molting lagi menjadi lebih dewasa. Perkembangan ini
membutuhkan waktu tidak kurang dari satu minggu hingga satu tahun, dan kehidupan copepoda
berlangsung selama enam bulan sampai satu tahun (Lavens dan Sorgeloos, 1996). Dalam satu
siklus hidup copepoda memerlukan waktu selama kurang lebih 6-7 hari (Anindiastuti dkk.,
2002).

7
Apabila kondisi tidak memungkinkan untuk kelangsungan hidup, copepoda akan memproduksi
cangkang atau telur dormant (istirahat) seperti halnya kista. Hal ini juga menyebabkan tingkat
survival berlangsung dengan baik walapun kondisi lingkungan tidak mendukung contohnya pada
suhu dingin (Lavens dan Sorgeloos, 1996).

2.6 Patogenitas

Copepoda adalah golongan udang renik yang sering menyerang tubuh ikan bagian luar
dan insang. Parasit ini dapat hidup di air tawar maupun air asin dan sangat sulit dikontrol.
Anggota copepoda yang bukan parasit sering berperan sebagai inang perantara dari parasit
cacing. Banyak copepoda yang menembus daging ikan tanpa dapat dicegah oleh perlakuan
kimia. Parasit ini mempunyai siklus hidup yang rumit

Argulas sp.

Argulas sp adalah sejenis udang renik yang termasuk kedalam famili argulidae dan
merupakan ektoparasit. Organisme ini mempunyai bentuk tubuh bulat pipih seperti kutu,
sehingga sering disebut kutu ikan (fiish louse). Tubuhnya dilengkapi dengan alat yang dapat
digunakan untuk mengaitkan tubuhnya pasa insang dan menghisap sari makanan.

Serangan parasit ini umumnya tidak menimbulkan kematian pada ikan sebab ia hanya
menghisap darahnya saja sehingga ikan menjadi kurus. Luka bekas alat pengisap ini merupakan

8
bagian yang mudah diserang oleh bakteri atau jamur. Infeksi sekunder inilah yang bisa
menyebabkan kematian ikan secara masal.

2.7 Diagnosis

Ciri-ciri ikan yang terserang argulus adalah tubuhnya terlihat menjadi kurus bahkan
sangat lemah karena kekurangan darah. Bekas serangannya dapat terlihat berwarna kemerah-
merahan, karena terjadi pendarahan. Jika serangan secara besar-besaran, maka Argulius sp. akan
terlihat membentuk koloni disekitar sirip dan insang.

 Luka/memar merah pada kulit ikan


 Terlihat parasit Argulus sp di sekitar Tubuh Ikan
 Ikan yang terjangkit akan menjadi gelisah, meluncur kesana kemari, atau terkadang
melompat keluar dari permukaan air;
 Gatal/rasa tidak nyaman pada ikan ditandai dengan ikan menggosokan badannya pada
dasar akuarium atau dekorasi dan benda lainnya.
 Serangan yang parah bisa menyebabkan ikan manjadi malas
 Kehilangan nafsu makan
 Warna beruabah mejadi opak sebagai akibat produksi lendir yang berlebihan.

2.8 Pencegahan

Cara yang paling efektif untuk mencengah serangan parasit ini adalah dengan melakukan
pengeringan dan pengapuran kolom serta penyaringan air. Sedangkan pengendaliannya dapat
dilakukan dengan menggunakan larutan garam (NaCl) atau larutan garam ammoniak (NH4Cl).
Demikian pula dengan perendaman ikan dalam larutan bromex 0,1 — 0,02 ppm sudah dapat
membunuh Argulus sp. yang berenang bebas dalam waktu 5 jam, sedangkan dosis 0,013 ppm

9
terbukti dapat membunuh secara total setelah 48 jam. Perendaman dalam larutan neguvon 1 gram
perliter air selama 10-30 menit cukup ampuh untuk memberatas parasit ini.

2.9 Pengobatan

 Berikan obat-obatan yang mengandung senyawa-senyawa aktif yang efektif membunuh


parasit kutu air. Rajapet memiliki produk special untuk mengatasi parasit kutu pada air
akuarium dari Italia yaitu PRODAC SNAILSTOP yang mengandung senyawa aktif
yang ampuh membasmi baik telur ataupun kutu air yang telah dewasa dan larva.
 Lakukan aerasi selama proses perendaman dilakukan. Apabila parasit hanya dijumpai
dalam jumlah sedikit maka pengambilan secara fisik bisa dilakukan dengan
menggunakan pincet.
 Luka yang ditinggalkan selanjutnya diberi antiseptic. Pemberian antiseptic untuk
mencegah terjadinya infeksi sekunder akibat jamur atau bakteri yang akan tambah
memperparah luka bekas gigitan kutu Argulus sp . Rajapet memiliki produk antiseptik
yang efektif untuk menghambat dan menghilangkan infeksi bakteri ataupun jamur
yaitu PRODAC MICOMEDIK.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bentuk dan strutur organ tubuh Copepoda memiliki kesamaan yaitumempunyai renang yang
berfungsi sebagai alat gerak, dan memiliki sepasang antennadi kepalanya. Umumnya Copepoda
planktonik bersifat felter feeder dan memakanfitoplankton. Banyak pula jenis yang menangkap
organisme lebih besar disampingsebagai filter feeder, bahkan beberapa spesies merupakan
predator. Reproduksi dan perkembangan Copepoda Dioecious. Betina mempunyai
sebuah atau sepasang ovarydan sepasang seminal receptacle. Copepod jantan yang hidup bebas
biasanyamempunyai sebuah testis dan membentuk spermatofora

3.2 Saran

Dengan pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui Ordo Eucopepoda.Tiada


kesempurnaan di dunia ini, kami sangat mengharapkan kritik maupun saran dari makalah ini
tujuannya hanyalah demi kesempurnaan. Dan semoga makalah yang telah sa susun dapat
bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.Aamiin.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.rajapetshop.com/en/news/PARASIT-ARGULUS-PADA-IKAN

https://duniakumu.com/copepods-copepoda-pengertian-klasifikasi-ciri-umum-ciri-khusus-
habitat-penyakit-yang-disebabkan/

http://konservasi-laut.blogspot.com/2011/08/anatomi-dan-
morfologi.html#:~:text=Copepods%20(berarti%20%22kaki%20dayung%22,laut%2C
%20danau%2C%20dan%20kolam.&text=Anatomi%3A%20Copepods%20memiliki
%20exoskeleton%20yang,badan%20tersegmentasi%2C%20dan%20disambung
%20pelengkap.

http://aanpratama46.blogspot.com/2013/10/copepoda.html

12

Anda mungkin juga menyukai