Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN

KEPERAWATAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL

Disusun Oleh:
Rusnadi Yusup
433131490120036

PRODI STUDI PROFESI NERS REGULER


SekolahTinggiIlmuKesehatan (STIKes) KharismaKarawang
JalanPangkalPerjuangan KM 1 (By Pass), KabupatenKarawang, Jawa Barat 413116,
Indonesia
2020/2021

Kasus
Seorang perempuan berusia 25 tahun, masuk ke rumah sakit jiwa karena tidak mau makan
dan minum serta tidak mau membersihkan diri (mandi). Setelah satu minggu dirawat
didapatkan data pasien senang menyendiri disudut ruangan, jika makan tidak bergabung
dengan temannya, lebih banyak melamun, ketika diajak bicara lebih banyak menunduk.
Ketika ditanyakan, pasien mengatakan bahwa tidak suka bicara dengan orang karena malas.
Tantangan Berpikir Kritis
1) Jelaskan bagaimana terjadinya isolasi sosial pada kasus di atas !
2) Jelaskan mekanisme koping pada pasien dengan isolasi sosial !
3) Bagaiman cara melakukan restrain pada kasus isolasi sosial !
4) Buat justifikasi muncul tanda dan gejala,( data mayor dan minor) pada kasus di atas !
5) Jelaskan indikasi dan implikasi keperawatan dalam pemberian obat obatan pada kasus
di atas !
6) Lengkapi data mayor dan minor (DS+DO) pada kasus diatas.
7) Buatkan pohon masalah berdasarkan problem 3 (Akibat - Core problem - Etiologi )
8) Rumuskan Diagnosis keperawatatan ( Definisi, Penyebab, gejala mayor dan minor)
9) Buat Intervensi keperawatan sesuai kasus diatas!
10) Buat SP tindakan keperawatan pada kasus di atas baik untuk pasien maupun keluarga?

1) Jelaskan bagaimana terjadinya isolasi sosial pada kasus di atas !


Dari Harga diri rendah, kopling maladpatif terjadi isolasi sosial menarik diri di tandai
dengan pasien senang menyendiri disudut ruangan, jika makan tidak bergabung
dengan temannya, lebih banyak melamun, ketika diajak bicara lebih banyak
menunduk. Ketika ditanyakan, pasien mengatakan bahwa tidak suka bicara dengan
orang karena malas .

2). Jelaskan mekanisme koping pada pasien dengan isolasi sosial !


Mekanisme koping
1. Meliputi:
1) Regresi:
- kemunduran akibat stres terhadap perilaku dan merupakan ciri khas dari suatu taraf
perkembangan yang lebih dini
2) Represi:
-Pengesampingan secara tidak sadar tentang pikiran, Impuls atau ingatan yang
menyakitkan atau bertentangan dari kesadaran seseorang
3) Isolasi:
- Pemisahan unsur emosional dari suatu pikiran yang menganggu, dapat bersifat
sementara atau jangka panjang
3). Bagaiman cara melakukan restrain pada kasus isolasi sosial !
 Persiapkan 2 orang
 posisikan 1 orang di bagian kanan dan kiri pasien
 lalu ambil kuda-kuda dengan satu kaki kedepan
 lalu peggang tangan pasien di bagian pergelngan
SOP :
- Restrain merupakan alat pelindung yang digunakan untuk membatasi aktivitas fsik
atau bagian tubuh klien
- Tujuan : memberikan keamanan, menjalankan prosedur diagnostic maupun
terapeutik, mempertahankan pada posisi yang di inginkan.
- Indikasi : Perilaku amuk, Agitasi (kecemasan memuncak) yang tidak dikendalikan
dengan pengobatan, Ancaman terhadap integritas fisik berhubungan dengan
penolakan klien untuk beristirahat, makan, dan minum, Permintaan klien untuk
mengendalikan perilaku eksternal, pastikan tindakan ini telah dikaji dan berindikasi
terapeutik
CARA MELAKUKAN RESTRAIN (EKSTREMITAS)
- Melakukan komunikasi terkait dengan pelaksanaan tindakan
- Memastikan area pemasangan restrain bebas dari lecet / luka, bengkak / memar
- Memasang padding pada ekstremitas
- Memasang restrein dengan menggunakan simpul pangkal diatas padding
- Mengikat tali Restrein pada kaki tempat tidur/ bagian tempat tidur
- Mengatur rentang gerak klien tetap optimal (tidak terlalu mengikat kencang sehingga
pasien masih bisa bergerak optimal)
PENTING !!! :
- Restraint (fisik) merupakan alternative terakhir intervensi jika dengan intervensi
verbal, restrain kimia mengalami kegagalan.
- Untuk pasien dewasa maksimal dilakukan selama 4 Jam.
PENTING!!!
- Tiap 10-15 menit harus dilakukan observasi:
- Tanda-tanda cidera
- Hidrasi dan Nutrisi
- Sirkulasi dan rentang gerak
- Tanda-Tanda Vital

4). Buat justifikasi muncul tanda dan gejala,( data mayor dan minor) pada kasus di atas
Gejala dan Tanda Mayor :
Subjektif :
- pasien senang menyendiri disudut ruangan, jika makan tidak bergabung dengan
temannya, lebih banyak melamun, ketika diajak bicara lebih banyak menunduk. .
Objektif :
- pasien mengatakan bahwa tidak suka bicara dengan orang karena malas
Gejala dan Tanda Minor :
Subjektif :
Objektif :
Justifikasi :
- bersiko gangguan persepsi sensorisi, dari respon maladapatif terjadi tanda isolasi
sosial di atas.

5). Jelaskan indikasi dan implikasi keperawatan dalam pemberian obat obatan pada
kasus di atas
1. Chlorpromazine
 indikasi untuk menangani gejala psikosis pada skizofrenia, agar tenang.
 implikasi : pusing, sakit kepala, mulut kering, penglihatan kabur, mula,
cemas berlebihan, berat badan naik,
2. haloperidol
 indikasi obat untuk mengatasi gejala skizofrenia, agar pikiran teratur.
 implikasi : kantuk, pusih, sakit kepala, sulit tidur, susah buang air kecil,
lemas
3. tryhexyphenidyl
 indikasi obat untuk mengurangi kaku otot
 implikasi : mulut kering, bola mata membesar atau pandangan kabur, lelah
atau pusing, sulit buang air kecil atau sembelit, cemas, gangguan perut,
keringat berkurang.

6. Lengkapi data mayor dan minor (DS+DO) pada kasus diatas.

Gejala dan tanda mayor :


Subjektif :
- Merasa ingin sendirian
- Merasa tidak aman di tempat umum

Objektif :
- Menarik diri
- Tidak berminat/menolak berinteraksi dengan orang lain atau lingkungan

Gejala dan Tanda minor


Subjektif:
- Merasa berbeda dengan orang lain
- Merasa asyik dengan pikiran sendiri
- Merasa tidak mempunyai tujuan yang jelas
Objektif :
- Afek datar
- Afek sedih
- Riwayat ditolak
- Menunjukan permusuhan
- Tidak mampu memenuhi harapan orang lain
- Kondisi difabel
- Tindakan tidak berarti
- Tidak ada kontak mata
- Perkembangan terlambat
- Tidak bergairah/lesu

7.Buatkan pohon masalah berdasarkan problem 3 (Akibat - Core problem - Etiologi )


Jawab :
Halusinasi

Isolasi sosial: menarik diri

Harga diri rendah

8. Rumuskan Diagnosis keperawatatan ( Definisi, Penyebab, gejala mayor dan minor)

Data focus etiologi problem


Definisi : Perubahan status mental Isolasi sosial
- Ketidakmampuan Dari harga diri rendah,
untuk membina terjadi respon maladapatif
hubungan yang erat, kopinh tidak efektif pasien
hangat, terbuka, dan menarik diri : isolasi sosial
interdependen
dengan orang lain
Penyebab :
1. 1.keterlambatan
perkembangan
2. ketidakmampuan
menjalin hubungan
yang memuaskan
3. ketidaksesuain minat
dengan tahap
perkembangan
4. ketidaksesuain nilai-
nilai dengan norma
5. ketidaksesuain
perilaku sosial
dengan norma
6. perubahan
penampilan fisiks
7. 7.perubahna status
mental
8. ketidakadekuatan
sumber daya persinal
(mis.disfungsi
terbuka,
pengendalian diri
buruk)

Gejala dan tanda mayor :


Subjektif :
- Merasa ingin
sendirian
- Merasa tidak aman
di tempat umum
Objektif :
- Menarik diri
- Tidak
berminat/menolak
berinteraksi dengan
orang lain atau
lingkungan

Gejala dan Tanda minor


Subjektif:
- Merasa berbeda
dengan orang lain
- Merasa asyik dengan
pikiran sendiri
- Merasa tidak
mempunyai tujuan
yang jelas
Objektif :
- Afek datar
- Afek sedih
- Riwayat ditolak
- Menunjukan
permusuhan
- Tidak mampu
memenuhi harapan
orang lain
- Kondisi difabel
- Tindakan tidak
berarti
- Tidak ada kontak
mata
- Perkembangan
terlambat
- Tidak bergairah/lesu

Kondisi Klinis Terkait:


1) Penyakit Alzheimer
2) AIDS
3) Tuberkulosis
4) Kondisi yang
menyebabkan
gangguan mobilisasi
5) Gangguan pskiatrik
(mis.depresi mayor
dan schizopherenia)

9.Buat Intervensi keperawatan sesuai kasus diatas!


No Tujuan & KH Intervensi
1. Setelah dilakukan tindakan Promosi sosialisasi
keperawatan 3x24 jam Observasi:
diharapkan status oreintasi Identifikasi kemampuan melakukan interaksi dengan
membaik dengan kritera orang lain
hasil : Identifikasi hambatan melakukan interaksi dengan
- Minat interaksi orang lain
menurun (1) ke cukup Terapeutik:
meningkat (4) Motivasi meningkatkan keterlibatan dalam suatu
- verbalisasi hubungan
ketidakamanan di Motivasi kesabaran dalam mengembangkan suatu
tempat umum hubungan
meningkat (1) ke Motivasi berpartisipasi dalam aktivitas baru dan
cukup menurun (4) kegiatan kelompok
- Verablisasi Motivasi berinteraksi diluar lingkungan (mis.jalan-
sosialmeningkat (1) jalan, ketoko buku)
ke cukup menurun (4) Diskusikan kekuatan dan keterbatasan dalam
- Perilaku menarik diri berkomunikasi dengan orang lain
meningkat (1) ke Diskusikan perencanaan kegiatan dimasa depan
cukup menurun (4) Berikan umpan balik positif dalam perawatan diri
Berikan umpan balik positif pada setiap peningkatan
kemampuan
Edukasi
Anjurkan berinteraksi dengan orang lain secara
bertahap
Anjurkan ikut serta kegiatan social dan
kemasyarakatan
Anjurkan berbagi pengalaman dengan orang lain
Anjurkan meningktakan kejujuran diri dan
menghormati hak orang lain
Anjurkan penggunaan alat bantu (mis.kacamata dan
alat bantu dengar)
Anjurkan membuat perencanaan kelompok kecil
untuk kegiatan khusus
Latih bermain peran untuyk meningkatkan
keterampilan komunikasi
Latih mengekspresikan marah dengan tepat

10. Buat SP tindakan keperawatan pada kasus di atas baik untuk pasien maupun
keluarga?
Pasien Keluarga

SP I SP I
1. Mengidentifikasi penyebab sosial 1. Mendiskusikan masalah yang
dengan pasien dirasakan keluarga dalam merawat
2. Berdiskusi dengan pasien tentang pasien
keuntungan berinteraksi dengn orang 2. Menjelaskan pengertian, tanda dan
lain gejala, dan jenis waham serta proses
3. Berdiskusi dengan pasien tentang terjadinya
kerugian tidak berinteraksi dengan 3. Menjelaskan pasien dengan waham
orang lain cara merawat
4. Mengajarkan pasien cara berkenalan SP II
isolasidengan satu orang 1. Melatih keluarga mempraktikkan
5. Menganjurkan pasien kegiatan cara merawat pasien dengan waham
latihan berbincang-bincang dengan 2. Melatih keluarga melakukan cara
orang lain dalam kegiatan harian merawat langsung kepada pasien
memasukkan waham
SP II
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian SP III
pasien 1. Membantu keluarga membuat
2. Memberikan kesempatan kepada aktivitas jadwal di rumah termasuk
pasien mempraktekkan cara minum obat
berkenalan dengan satu orang 2. 2. Mendiskusikan sumber rujukan
3. Membantu pasien memasukkan bisa dijangkau oleh yang keluarga
kegiatan berbincang-bincang dengan
orang lain sebagai salah satu
kegiatan harian

SP III
1. Mengevaluasi jadwa! kegiatan harian
pasien
2. Memberikan kesempatan kepada
pasien mempraktekkan cara
berkenalan dengan dua orang atau
lebih
3. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam kegiatan harian

SP I
1. Mendiskusikan masalah yang
keluarga dirasakan dalam merawat
pasien
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan
gejala, serta pro ses terjadinya isolasi
sosial
3. Menjelaskan pasien dengan isolasi
sosial cara merawat
SP II
1. Melatih mempraktikkan cara pasien
dengan isolasi sosial
2. Melatih keluarga melakukan cara
merawat langsung kepada pasien
isolasi sosial keluarga merawat
SP III
1. Membantu keluarga membuat jadwal
aktivitas di rumah termasuk minum
obat
1. 2. Menjelaskan follow up pasien
setelah pulang

Anda mungkin juga menyukai