Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Rusnadi Yusup

433131490120036

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKes KHARISMA KARAWANG
Jln. Pangkal Perjuangan Km. 1 By Pass Karawang 41316
2020/2021
A. Pengumpulan data
pengertian metode pengumpulan data menurut ahli metode pengumpulan data berupa suatu
pernyataan (statement) tentang sifat, keadaan, kegiatan tertentu dan sejenisnya. Pengumpulan
data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan
penelitian (Gulo, 2002 : 110).

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka
mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap petanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris,
dan untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data. Data adalah bahan keterangan berupa
himpunan fakta, angka, huruf, grafik, tabel, lambang, objek, kondisi, situasi. Data merupakan
bahan baku informasi. Untuk mencapai tujuan keperawatan komunitas, perawat memerlukan
data yang benar yang dapat diperoleh di lapangan akan memberikan hasil asuhan keperawatan
komunitas yang berkualitas. Data yang akan diambil dalam asuhan komunitas adalah data inti
dan data sub sistem. Pengambilan data dilakukan melalui metoda wawancara, observasi melalui
dua kegiatan yaitu Windshield survey dan pendataan dari rumah ke rumah penduduk.
Windshield survey dilakukan dengan berjalanjalan dilingkungan komunitas untuk menemukan
gambaran tentang kondisi dan situasi yang terjadi di komunitas, lingkungan sekitar komunitas,
kehidupan komunitas dan karakteristik penduduk yang ditemui di jalan saat survey dilakukan.
Untuk memudahkan anda dalam melaksanakan praktik pengumpulan data keperawatan
komunitas, anda harus bekerjasama dengan pemerintah setempat seperti perangkat desa, ketua
RW atau RT dan juga kader kesehatan. Sebagai contoh, bila anda membutuhkan informasi
tentang vital statistik seperti angka kematian, angka kelahiran, maka anda berhubungan
Puskesmas atau perangkat desa dan ketua RW sesuai tingkatanya. Bila anda akan mengunjungi
warga (komunitas) maka anda harus menghubungi ketua RT atau kader kesehatan setempat.
Pelaksanaan pengumpulan data keperawatan komunitas dilakukan melalui tiga tahapan yaitu
persiapan, pelaksanaan dan pelaporan
1. Sumber Data
Ada dua sumber data dan metode pengumpulan data, dua hal tersebut yaitu :
a. Data Primer
Data penelitian yang diperoleh sendiri melalui
a) Wawancara, Observasi, Tes,
b) Kuesioner (Daftar Pertanyaan)
c) Pengukuran Fisik
d) Percobaan Laboratorium
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari sumber kedua, dokumentasi lembaga
a) Biro Pusat Statistik (BPS)
b) Rumah sakit
c) Lembaga atau institusi
2. Metode Pengumpulan Data
a.  Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden. Jawaban
responden atas semua pertanyaan dalam kuesioner kemudian dicatat/direkam
b. Observasi
Pengamatan melibatkan semua indera (penglihatan, pendengaran, penciuman, pembau,
perasa). Pencatatan hasil dapat dilakukan dengan bantuan alat rekam elektronik
c. Wawancara
Pengambilan data melalui wawancara /secara lisan langsung dengan sumberdatanya,
baik melalui tatap muka atau lewat telephone, teleconference. Jawaban responden
direkam dan dirangkum sendiri oleh peneliti.
d. Dokumentasi
Pengambilan data melalui dokumen tertulis mamupun elektronik dari lembaga/institusi.
Dokumen diperlukan untuk mendukung kelengkapan data yang lain.
3. Cara Mengumpulkan data
a. Mengumpulkan data primer
a) Wawancara
- Masyarakat
- Tokoh masyarakat
- Kader
- Aparat kelurahan / desa
- Pemerintah Daerah setempat
b) Observasi
- Norma
- Nilai
- Keyakinan
- Struktur kekuatan
- Proses penyelesaian masalah
- Dinamika kelompok masyarakat
- Pola komunikasi
- Situasi/ kondisi lingkungan wilayah
b. Mengumpulkan data sekunder
Dilakukan dengan cara mencatat data dan informasi dari sumber yang relevan untuk
wilayah yang menjadi tanggung jawabnya.misalnya catatan kelahiran, kematian,
cakupan pelayanan.
c. Membahas data yang terkumpul
Kegiatan yang dilakukan yaitu Lokakarya mini atau pertemuan khusus pada forum
koordinasi. Melalui pembahasan ini dirumuskan masalah serta mencari penyebabnya.

B. Metode / Instrumen Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data pengkajian asuhan keperawatan antara lain Windshield survery,
informant interview, observasi partisipasi, dan focus group discussion (FGD).
1. Windshield Survery
Windshield survery dilakukan dengan berjalan-jalan di lingkungan komunitas untuk
menentukan gambaran tentang kondisi dan situasi yang terjadi di komunitas, lingkungan
sekitar komunitas, kehidupan komunitas, dan karakteristik penduduk yang ditemui di
jalan saat survai dilakukan.
2. Informant Interview
Sebelum terjun ke masyarakat, instrument pengkajian sebaiknya dikembangkan dan
dipersiapkan terlebih dahulu. Instrument yang perlu dikembangkan untuk melakukan
pengkajian terhadap masyarakat antara lain kuesioner, pedoman wawancara, dan
pedoman observasi. Untuk mendapatkan hasil yang akurat dan agar masyarakat membina
rasa percaya (trust) dengan perawat diperlukan kontak yang lama dengan komunitas.
Perawat juga harus menyertakan lembar persetujuan (informed consent) komunitas yang
dibubuhi tanda tangan  atau cap jempol akan melakukan tindakan yang membutuhkan
persetujuan komonitas. Informed consent juga mencantumkan jaminan kerahasian
terhadap isi persetujuan dan dapat yang telah disampaikan. Wawancara dilakukan
kepada key informant atau tokoh yang menguasai program.
3. Observasi Partisipasi 
Setiap kegiatan kehidupan di komunitas perlu diobservasi. Tentukan berapa lama
observasi akan dilakukan, apa, dimana, waktu, dan tempat komunitas yang akan di
observasi. Kegiatan observasi dapat dilakukan menggunakan format observasi yang
sudah disiapkan terlebih dahulu, kemudian catat semua yang terjadi, dengan tambahan
penggunaan kamera atau video. Informasi yang penting diperoleh menyangkut aktivitas
dan arti sikap atau tampilan yang ditemukan di komunitas. Observasi dilakukan terhadap
kepercayaan komunitas, norma, nilai, kekuatan, dan proses pemecahan masalah di
komunitas.
4. Focus Group Discussion (FGD)
FGD merupakan diskusi kelompok terarah yang dilakukan untuk mendapatkan informasi
yang mendalam tentang perasaan dan pikiran mengenai satu topic melaui proses diskusi
kelompok, berdasarkan pengalaman subjektif kelompok sasaran terhadap satu
institusi/produk tertentu FGD bertujuan mengumpulkan data mengenai persepsi terhadap
sesuatu, misalnya, pelayanan yang dan tidak mencari consensus serta tidak mengambil
keputusan menganai tindaka yang harus dilakukan. Peserta FGD terdiri dari 6-12 orang
dan harus homogen, dikelompokkan berdasarkan kesamaan jenis kelamin, usia, latar
belakang social ekonomi (pendidikan,suku, status perkawinan, dsb).  Lama diskusi
maksimal 2 jam. Lokasi FGD  harus memberikan situasi yang  aman dan nyaman
sehingga menjamin narasumber berbicara terbuka dan wajar.

FGD  menggunakan diskusi yang  terfokus sehingga membutuhkan pedoman wawancara


yang berisi pertanyaan terbuka, fasilitator, moderato, notulen, dan observer. Fasilitator
dapat menggunakan prtunjuk diskusi agar diskusi terfokus. Peran fasilitator menjelaskan
diskusi, mengarahkan kelompok, mendorong peserta untuk berpartisipasi dalam diskusi,
menciptakan hubungan baik, fleksibel, dan terbuka terhadap saran, perubahan, gangguan,
dan kurangnya partisipasi.

Perekam jalannya diskusi yang paling utama adalah pengamat merangkap pencatat
(observer dan recorder) hal yang perlu dicatat adalah tanggal diskusi, waktu diskusi
diadakan, tempat diskusi, jumlah peserta, tingkat partisipasi peserta, gangguan selama
proses diskusi, pendapat peserta apa yang membuat peserta menolak menjawab atau
membaut peserta tertawa, kesimpulan  diskusi , dan sebagainya. Pengguanaan alat
perekam saat SGD berlangsung harus mendapat  izin dari responden terlebih dahulu.

Sebelum membuat instrument pengkajian keperawatan komunitas seperti kuisioner,


pedoman wawancara, pedomanobservasi, atau windshield survey, kisi-kisi instrument
pengkajian sebaiknya dibuat terlebih dahulu, agar data yang akan ditanyakan dan dikaji
kepada komunitas tidak tumpang tindih sehingga waktu yang digunakan lebih efektif dan
efisian
DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, wahit iqbal & chayatin, nurul. Ilmu keperawatan komunitas. Jakarta: salemba
medika,2009Juli, soemantri slamet, UGM,2004

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Praktik-Klinik-Keluarga-

dan-komunitas-komprehensif.pdf

http://drdicoret.blogspot.com/2015/12/pengkajian-keperawatan-komunitas-dan.html

https://udayatimade.blogspot.com/2013/04/konsep-asuhan-keperawatan-komunitas.html

Anda mungkin juga menyukai