Anda di halaman 1dari 51

PENGUJIAN

POMPA SENTRIFUGAL
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pompa merupakan mesin konversi energi yang mengubah bentuk energi
mekanik poros menjadi energi spesifik (head) fluida yang berupa zat cair. Energi
mekanik pompa yang menunjukkan kemampuan dari suatu pompa mengangkat
fluida untuk mencapai ketinggian tertentu adalah berupa head pompa, ditunjukkan
oleh besarnya perbedaan antara energi fluida di sisi isap dengan energi fluida di sisi
tekan. Energi fluida merupakan jumlah dari energi tekanan, energi kinetik dan
energi karena elevasi.
Dalam praktikum ini digunakan pompa sentrifugal, karena banyak digunakan
dalam kehidupan manusia sehari-hari, terutama pada bidang industri. Secara umum
pompa sentrifugal digunakan untuk kepentingan pemindahan fluida dari satu tempat
ke tempat yang lain. Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang
digunakan dalam fasilitas gathering station, suatu unit pengumpul fluida dari sumur
produksi sebelum diolah dan dipasarkan, ialah pompa bertipe sentrifugal.
Dalam pelaksanaan operasinya pompa sentifrugal dapat bekerja secara tunggal,
seri, dan paralel. Jenis operasi yang digunakan harus sesuai dengan tujuan dan
kebutuhan penggunaan instalasi pompa. Karakteristik pompa harus terlebih dahulu
diketahui agar didapatkan sistem yang optimal.

1.2 Tujuan Pengujian


Adapun tujuan dari pengujian pompa sentrifugal ini adalah untuk
mendapatkan kurva karakteristik dari:
a. Hubungan antara Kapasitas (Q) terhadap head (H).
b. Hubungan antara Kapasitas (Q) terhadap Daya Air (WHP)
c. Hubungan antara Kapasitas (Q) terhadap Daya Poros (BHP).
d. Perbandingan performansi pompa pada instalasi tunggal, seri, dan paralel.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 46
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori Pompa


2.1.1 Pengertian Pompa
Pompa adalah jenis mesin fluida yang berfungsi untuk memindahkan fluida
melalui pipa dari satu tempat ke tempat lain. Dalam menjalankan fungsinya tersebut,
pompa mengubah energi mekanik poros yang menggerakkan sudu-sudu pompa
mejadi energi kinetik dan tekanan pada fluida.
Spesifikasi pompa dinyatakan dengan jumlah fluida yang dapat dialirkan per
satuan waktu (kapasitas) dan energi angkat (head) dari pompa.
a. Kapasitas (Q)
Merupakan volum fluida yang dapat dialirkan persatuan waktu. Dalam
pengujian ini pengukuran dari kapasitas dilakukan dengan menggunakan
venturimeter. Satuan dari kapasitas (Q) yang digunakan dalam pengujian ini
adalah m3/s.
b. Putaran (n)
Yang dimaksud dengan putaran disini adalah putaran poros (impeler) pompa,
dinyatakan dalam satuan rpm. Putaran diukur dengan menggunakan tachometer.
c. Torsi (T)
Torsi didapatkan dari pengukuran gaya dengan menggunakan dinamometer,
kemudian hasilnya dikalikan dengan lengan pengukur momen (L). Satuan dari
torsi adalah Nm.
d. Daya (P)
Daya dibagi menjadi dua macam, yaitu daya poros yang merupakan daya
dari motor listrik, serta daya air yang dihasilkan oleh pompa. Satuan daya adalah
Watt.
e. Efisiensi (𝜂)
Merupakan perbandingan antara daya air yang dihasilkan dari pompa,
dengan daya poros dari motor listrik.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 47
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

2.1.2 Pengertian Kavitasi


Kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair yang sedang mengalir, karena
tekanannya berkurang sampai dibawah tekanan uap jenuhnya. Sehingga fluida dapat
menguap ketika tekanannya cukup rendah pada temperatur fluida tersebut. Dalam
hal ini temperatur fluida lebih besar dari temperatur jenuhnya.
Mekanisme dari kavitasi ini adalah berawal dari kecepatan air yang tinggi
sehingga tekanannya rendah dan menyebabkan titik didihnya menurun. Karena
fluida mencapai titik didihnya maka menguap dan timbul gelembung-gelembung
yang pada kecepatan tinggi akan menabrak bagian sudu.
Apabila zat cair mendidih, maka akan timbul gelembung-gelembung uap zat
cair. Hal ini dapat terjadi pada zat cair yang sedang mengalir di dalam pompa
maupun di dalam pipa. Tempat-tempat yang bertekanan rendah dan yang
berkecepatan tinggi di dalam aliran, sangat rawan terhadap terjadinya kavitasi. Pada
pompa misalnya, bagian yang mudah mengalami kavitasi adalah sisi isapnya.
Kavitasi akan timbul jika tekanan isapnya terlalu rendah. Kavitasi di dalam pompa
dapat mengakibatkan:
a. Suara yang berisik dan getaran dari pompa.
b. Performasi pompa akan menurun secara tiba-tiba, sehingga pompa tidak dapat
bekerja dengan baik.
c. Jika pompa dijalankan dalam keadaan kavitasi secara terus menerus dalam
jangka lama, maka permukaan dinding akan termakan sehingga menjadi
berlubang-lubang. Peristiwa ini disebut erosi kavitasi, sebagai akibat dari
tumbukan gelembung uap yang pecah pada dinding secara terus menerus.
Karena kavitasi mengakibatkan banyak sekali kerugian pada pompa, maka
kavitasi perlu dihindari. Adapun cara-cara untuk mencegah kavitasi antara lain:
a) Tekanan gas diperbesar di dalam pipa-pipa dimana fluida yang mengalir
dipompakan.
b) Sebuah pompa booster dipasang pada ujung pipa isap.
Dalam perencanaan instalasi pompa, hal- hal berikut ini harus diperhitungkan
untuk menghindari kavitasi:
1. Ketinggian letak pompa terhadap permukaan zat cair yang diisap harus dibuat
serendah mungkin agar head isap statis menjadi rendah pula.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 48
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

2. Pipa isap harus dibuat sependek mungkin. Jika terpaksa memakai pipa panjang
gunakan pipa yang berdiameter besar untuk mengurangi kerugian gesek.
3. Sama sekali tidak dibenarkan memperkecil laju aliran dengan menghambat aliran
sisi isap.
4. Head total pompa harus diatur seperti yang dibutuhkan karena head yang
berlebihan akan membuat kapasitas yang berlebihan pula sehingga akan
membuat kemuungkinan terjadinya kavitasi akan semakin besar.

2.1.3 Pengertian NPSH


Net Positive Suction Head (NPSH) adalah tekanan awal bernilai positif yang
terdapat pada sisi inlet pompa. Seperti diuraikan sebelumnya, bahwa kavitasi akan
terjadi apabila tekanan statis suatu aliran zat cair turun sampai di bawah tekanan uap
jenuhnya/tekanan penguapannya. Untuk menghindari kavitasi harus diusahakan
agar tidak ada satu bagian dari aliran di dalam pompa yang mempunyai tekanan
statis lebih rendah dari tekanan uap jenuh zat cair pada temperatur yang
bersangkutan. Dalam hal ini perlu diperhatikan dua macam tekanan yang memegang
peranan. Pertama, tekanan yang ditentukan oleh kondisi lingkungan dimana pompa
dipasang. Kedua, tekanan yang ditentukan oleh keadaan aliran di dalam pompa.
Oleh karena itu, didefinisikan suatu tekanan kavitasi atau jika dinyatakan dalam
satuan Head disebut dengan Net Positive Suction Head (NPSH). Jadi, NPSH dapat
dinyatakan sebagai ukuran keamanan pompa terhadap kavitasi.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 49
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

Gambar 2.1 NPSH Bila Tekanan Atmosfer Bekerja Pada Permukan Air Yang
Dihisap.
Sumber: Sularso (2000, p.44)

a. NPSH yang Tersedia


Merupakan head yang dimiliki oleh zat cair pada sisi isap pompa (ekuivalen
dengan tekanan absolut pada sisi isap pompa), dikurangi dengan tekanan uap
jenuh zat cair di tempat tersebut. Pada pompa yang mengisap zat cair dari tempat
terbuka dengan tekanan atmosfer pada permukaan zat cair seperti diperlihatkan
pada gambar 2.1, maka besarnya NPSH yang tersedia adalah:

h = − − h − h …….………….………………………... (2-1)

Keterangan:
h : NPSH yang tersedia (m)
P : Tekanan atmosfer (N/m 2)
P : Tekanan uap jenuh pada temperatur fluida (N/m 2)
γ : Berat jenis cairan (N/m3)
h : Head isap statis (m)
h : Head losses (m)
Dengan hs bertanda positif (+) jika pompa terletak di atas permukaan zat
cair yang dihisap dan negatif (-) jika pompa terletak di bawah permukaan zat
cair yang dihisap.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 50
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

Dari persamaan tersebut, dapat dilihat bahwa NPSH yang tersedia


merupakan head tekanan absolut yang masih tersisa pada sisi isap pompa setelah
dikurangi head tekanan uap, head isap statis dan head loss. Besarnya tergantung
pada kondisi luar pompa dimana pompa tersebut dipasang.

Gambar 2.2 NPSH bila Tekanan Uap Bekerja di dalam Tangki Air Hisap yang
Tertutup.
Sumber: Sularso (2000, p.44)

Jika zat cair dihisap dari tangki tertutup seperti pada gambar 2.2, maka P a
menyatakan tekanan absolut yang bekerja pada permukaan zat cair di dalam
tangki tertutup tersebut. Jika tekanan di atas permukan zat cair sama dengan
tekanan uap jenuhnya, maka Pa = Pv, sehingga:
h = − h − h .................................................................................(2-2)
Harga hs adalah negatif (-) karena permukaan zat cair dalam tangki lebih
tinggi daripada sisi isap pompa. Pemasangan pompa semacam ini diperlukan
untuk mendapatkan harga ℎ atau NPSH yang positif (+).

b. NPSH yang Diperlukan


Tekanan terendah di dalam pompa besarnya terdapat di suatu titik didekat
(setelah) sisi masuk sudu impeler. Di tempat tersebut, tekanannya lebih rendah
daripada tekanan pada sisi isap pompa. Hal ini disebabkan kerugian head di
nosel isap, kenaikan kecepatan aliran karena luas penampang yang menyempit,
dan kenaikan kecepatan aliran karena tebal sudu.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 51
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

Jadi, agar tidak terjadi penguapan zat cair, maka tekanan pada lubang masuk
pompa dikurangi penurunan tekanan di dalam pompa, harus lebih tinggi
daripada tekanan uap zat cair. Head tekanan yang besarnya sama dengan
penurunan tekanan ini disebut NPSH yang diperlukan. Agar pompa dapat
bekerja tanpa mengalami kavitasi, maka harus dipenuhi persyaratan sebagai
berikut:
NPSH yang tersedia > NPSH yang diperlukan
Harga dari NPSH yang diperlukan, diperoleh dari pabrik pompa yang
bersangkutan.

2.1.4 Hukum Kesebangunan Pompa


Jika ada dua buah pompa yang geometris sebangun satu dengan yang lain, maka
untuk kondisi aliran yang sebangun pula, berlaku hubungan sebagai berikut:

= ………..................................................................................(2-3)

= ………..................................................................................(2-4)

= ………..................................................................................(2-5)

Keterangan:
D : Diameter impeler (m)
Q : Kapasitas aliran (m3/s)
H : Head total pompa (m)
P : Daya poros pompa (kW)
N : Putaran pompa (rpm)
Dan indeks 1 dan 2 menyatakan berturut- turut pompa nomor satu dan pompa
nomor 2. Hubungan yang dinyatakan di atas disebut Hukum Kesebangunan Pompa.
Hukum ini sangat penting untuk menaksir perubahan performansi pompa bila
putaran pompa diubah. Hukum ini juga berguna untuk memperkirakan performansi
pompa yang direncanakan apabila pompa tersebut geometris sebangun dengan
pompa yang sudah diketahui performansinya.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 52
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

2.1.5 Kecepatan Spesifik Pompa


Kecepatan spesifik pompa adalah suatu nilai yang digunakan untuk
menggambarkan bentuk geometri suatu pompa, atau dengan kata lain besar dari nilai
kecepatan spesifik suatu pompa adalah sama tiap- tiap pompa yang sebangun.
Kecepatan spesifik suatu pompa dapat dicari dengan rumus:
/
ns = n /
………...............................................................................(2-6)

Keterangan:
Q : Kapasitas aliran (m3/s)
H : Head total pompa (m)
n : Putaran pompa (rpm)
Harga ns dapat digunakan sebagai parameter untuk menyatakan jenis pompa.
Jadi jika ns suatu pompa sudah ditentukan maka bentuk impeller pompa tersebut
sudah tertentu pula.

Gambar 2.3 Kecepatan Spesifik Pompa


Sumber: Cengel (2006, p.777)

2.1.6 Performansi
Bentuk pompa pada umumnya tergantung pada kecepatan spesifik. Jadi dapat
dimengerti bila karakterisiknya juga akan tergantung pada kecepatan spesifik.
Karakteristik sebuah pompa dapat digambarkan dalam kurva-kurva
karakteristik yang menyatakan besarnya head total pompa, daya poros, dan efisiensi
pompa, terhadap kapasitas. Kurva performansi tersebut, pada umumnya
digambarkan pada putaran yang tetap.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 53
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

Gambar 2.4 sampai dengan Gambar 2.6 memperlihatkan contoh kurva


performansi untuk tiga jenis pompa dengan harga kecepatan spesifik yang jauh
berbeda beda. Di sini semua besaran kurva karakteristik dinyatakan dalam persen.
Titik 100% untuk harga kapasitas, head total pompa, dan daya pompa, diambila
dalam keadaan efisiensi maksimum.
Dari gambar terlihat bahwa kurva head- kapasitas menjadi semakin curam pada
pompa dengan harga kecepatan spesifik yang semakin besar.
Disini head pada kapasitas nol (shut-off head) semakin tinggi pada kecepatan
spesifik yang semakin besar. Dalam hal pompa aliran aksial, kurva karakteristiknya
memperlihatkan kondisi tak stabil pada head total di sekitar 140 – 160%.
Kurva daya terhadap kapasitas mempunyai harga minimum bila kapasitas aliran
sama dengan nol pada pompa sentrifugal dengan kecepatan spesifik kecil.
Sebaliknya, pada pompa aliran campur dan pompa aliran aksial dengan kecepatan
spesifik besar, harga daya mencapai maksimum pada kapasitas aliran sama dengan
nol.

Gambar 2.4 Kurva Karakteristik Pompa Volute


Sumber: Sularso (2000, p.10)

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 54
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

Gambar 2.5 Kurva Karakteristik Pompa Aliran Campuran


Sumber: Sularso (2000, p.10)

Gambar 2.6 Kurva Karakteristik Pompa Aliran Aksial


Sumber: Sularso (2000, p.10)

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 55
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

2.1.7 Klasifikasi Pompa


Menurut prinsip kerjanya, pompa diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu:
A. Positive Displacement Pump
Merupakan pompa yang menghasilkan kapasitas yang intermittent, karena
fluida ditekan di dalam elemen-elemen pompa dengan volume tertentu. Ketika
fluida masuk, langsung dipindahkan ke sisi buang sehingga tidak ada kebocoran
(aliran balik) dari sisi buang ke sisi masuk. Kapasitas dari pompa ini kurang
lebih berbanding lurus dengan jumah putaran atau banyaknya gerak bolak-balik
pada tiap satuan waktu dari poros atau engkol yang menggerakkan. Pompa jenis
ini menghasilkan head yang tinggi dengan kapasitas rendah. Pompa ini dibagi
lagi menjadi:
1. Reciprocating Pump (pompa torak)
Pada pompa ini, tekanan dihasilkan oleh gerak bolak-balik translasi dari
elemen-elemennya, dengan perantaran crankshaft, camshaft, dan lain-
lainnya. Pompa jenis ini dilengkapi dengan katup masuk dan katup buang
yang mengatur aliran fluida keluar atau masuk ruang kerja. Katup-katup ini
bekerja secara otomatis dan derajat pembukaannya tergantung pada fluida
yang dihasilkan. Tekanan yang dihasilkan sangat tinggi, yaitu lebih dari 10
atm. Kecepatan putar rendah yaitu 250 sampai 500 rpm. Oleh karena itu,
dimensinya besar dan sangat berat. Pompa ini banyak dipakai pada pabrik
minyak dan industri kimia untuk memompa cairan kental, dan untuk pompa
air ketel pada PLTU. Skema pompa torak ditunjukkan pada gambar 2.7.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 56
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

Gambar 2.7 Skema Pompa Torak.


Sumber: Karrasik (2008, p.628)

2. Rotary Pump
Tekanan yang dihasilkan dari pompa ini adalah akibat gerak putar dari
elemen-elemennya atau gerak gabungan berputar. Bagian utama dari pompa
jenis ini adalah:
 rumah pompa yang stasioner
 rotor, yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang berputar dalam
rumah pompa
Prinsip kerjanya adalah fluida yang masuk ditekan oleh elemen-elemen
yang memindahkannya ke sisi buang kemudian menekannya ke pipa tekan.
Karena tidak memiliki katup-katup, maka pompa ini dapat bekerja terbalik,
sebagai pompa maupun sebagai motor. Pompa ini bekerja pada putaran yang
tinggi sampai dengan 5000 rpm atau lebih. Karena keuntungan tersebut,
pompa ini banyak dipakai untuk pompa pelumas dan pada hydraulic power
transmission. Yang termasuk jenis pompa ini adalah:
a. Gear Pump (Pompa Roda Gigi)
Prinsip kerja dari pompa ini adalah berputarnya dua buah roda gigi
berpasangan yang terletak dalam rumah pompa akan menghisap dan

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 57
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

menekan fluida yang dipompakan. Fluida yang mengisi ruang antar gigi
ditekan ke sisi buang. Akibat diisinya ruang antar sisi tersebut maka
pompa ini dapat beroperasi. Aplikasi dari pompa ini adalah pada sistem
pelumasan, karena pompa ini menghasilkan head yang tinggi dan debit
yang rendah. Contoh pompa roda gigi terdapat pada gambar 2.8.

Gambar 2.8 Pompa Roda Gigi.


Sumber: Frank M White (2009, p.761)

B. Dynamic Pump
Merupakan pompa yang ruang kerjanya tidak berubah selama pompa
bekerja. Untuk merubah kenaikan tekanan, tidak harus mengubah volume aliran
fluida. Dalam pompa ini terjadi perubahan energi, dari energi mekanik menjadi
energi kinetik, kemudian menjadi energi tekanan. Pompa ini memiliki elemen
utama sebuah rotor dengan suatu impeler yang berputar dengan kecepatan
tinggi. Yang termasuk di dalam jenis pompa ini adalah pompa aksial dan pompa
sentrifugal.
1. Pompa Aksial
Prinsip kerja dari pompa ini adalah berputarnya impeler akan menghisap
fluida yang dipompakan dan menekannya ke sisi tekan dalam arah aksial.
Pompa ini cocok untuk aplikasi yang membutuhkan head rendah dan
kapasitas tinggi, seperti pada sistem pengairan. Contoh pompa aksial
terdapat pada gambar 2.9.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 58
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

Gambar 2.9 Pompa Aksial


Sumber: Frank M White (2009, p.781)

2. Pompa Sentrifugal
Elemen pokok dari pompa ini adalah sebuah rotor dengan sudu-sudu
yang berputar pada kecepatan tinggi. Fluida yang masuk dipercepat oleh
impeler yang menaikkan tekanan maupun kecepatannya, dan melempar
fluida keluar melalui volute atau rumah siput. Pompa ini digunakan untuk
memenuhi kebutuhan head medium sampai tinggi dengan kapasitas aliran
medium. Dalam aplikasinya, pompa sentrifugal banyak digunakan untuk
proses pengisian air pada ketel dan pompa rumah tangga. Bagian-bagian dari
pompa sentrifugal adalah stuffling box, packing, shaft, shaft sleeve, vane,
casing, eye of impeller, impeller, casing wear ring dan discharge nozzle.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 59
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

Gambar 2.10 Penampang Memanjang Pompa Sentrifugal


Sumber: Cengel (2006, p.755)

2.2 Pompa Sentrifugal dan Prinsip Kerjanya


2.2.1 Bagian-Bagian Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal mempunyai konstruksi sedemikian rupa sehingga aliran zat
cair yang keluar dari impeler akan melalui sebuah bidang tegak lurus poros pompa.
Konstruksi dari pompa sentrifugal dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.11 Bagian-Bagian Pompa Sentrifugal


Sumber: Munson (2009, p.653)

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 60
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

Impeler dipasang pada satu ujung poros dan pada ujung yang lain dipasang
kopling untuk meneruskan daya dari penggerak. Poros ditumpu oleh dua buah
bantalan. Sebuah paking atau perapat dipasang pada bagian rumah yang ditembus
poros, untuk mencegah air bocor keluar atau udara masuk dalam pompa.
a. Impeler
Merupakan bagian yang berputar dari pompa dan memberikan daya pada
air, sehingga air akan mendapatkan energi spesifik berupa kecepatan dan
tekanan. Di dalam rumah siput, kecepatan air secara berangsur-angsur diubah
menjadi tekanan statis. Jenis-jenis impeler ditunjukkan pada gambar 2.12. Jenis-
jenis impeler yaitu:
• Impeler Tertutup
Disebut sebagai impeler tertutup karena baling-baling pada impeler
tetutupi oleh mantel di kedua sisi. Jenis impeler ini banyak digunakan pada
pompa air dengan tujuan mengurung air agar tidak berpindah dari sisi
pengiriman ke sisi penghisapan. Impeler jenis ini memiliki kelemahan pada
kesulitan yang akan didapat jika terdapat rintangan atau sumbatan.
• Impeler Terbuka dan Semi Terbuka
Dengan kondisinya yang terbuka atau semi terbuka, maka kemungkinan
adanya sumbatan pun jauh berkurang. Hal ini memungkinkan adanya
pemeriksaan impeler dengan mudah. Namun, jenis impeler ini hanya dapat
diatur secara manual untuk mendapatkan setelan terbaik.
• Impeler Pompa Berpusar/Vortex
Pompa yang digunakan untuk memompa bahan-bahan yang lebih padat
ataupun berserabut dari fluida cair, impeler vortex dapat menjadi pilihan yang
baik. Pompa jenis ini 50% kurang efisien dari rancangan konvensionalnya.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 61
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

Gambar 2.12 Jenis Impeler


Sumber: Sularso (2000,p.76)

b. Rumah Pompa
Desain rumah pompa ditunjukkan oleh gambar 2.13. Rumah pompa
memiliki beberapa fungsi, antara lain:
1. Berfungsi sebagai pengarah fluida yang dilemparkan impeler. Akibat gaya
sentrifugal yang menuju sisi tekan, sebagian energi kinetik fluida diubah
menjadi tekanan.
2. Menutup impeler pada sisi penghisapan dan pengiriman pada ujung pompa
sehingga berbentuk tangki tekanan.
3. Memberikan media pendukung dan bantalan poros untuk batang torak dan
impeler.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 62
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

Gambar 2.13 Desain Rumah Pompa


Sumber: Edward (1996, p.20)

c. Poros Pompa
Sebagai penerus putaran pengerak kepada impeler dan pompa. Poros pompa
dibedakan menjadi dua, yaitu:
 Poros pompa datar atau horizontal
 Poros pompa tegak atau vertikal
d. Cincin Penahan Keausan atau Cincin Perapat (Wearing Ring)
Untuk mencegah keausan rumah pompa dan impeler pada sambungan yang
bergerak (running joint), maka dipasang cincin penahan keausan (waring ring)
yang disebut juga cincin rumah pompa atau cincin perapat.
e. Bantalan Poros
Bantalan yang banyak dipakai pada pompa sentrifugal adalah bantalan anti
gesek, selongsong, rol bola, dan bantalan kingsbury. Bantalan anti gesek dapat
berupa baris tungal atau ganda. Bantalan rol banyak dipakai untuk poros pompa
berukuran besar. Skema bantalan poros ditunjukkan oleh gambar 2.14.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 63
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

(a) (b) (c) (d)


Gambar 2.14 Bantalan Praktis untuk Pompa (a) Rol, (b) Horizontal, (c) Vertikal dan
(d) Kingsbury
Sumber: Edward (1996, p.22)

f. Selongsong Poros
Berfungsi utuk mencegah kebocoran udara ke dalam pompa bila beroperasi
dengan tinggi isap (suction lift) dan untuk mendistribusikan cairan perapat
secara merata di sekeliling ruang cincin (anular space) antara lubang peti dan
permukaan selongsong poros. Selongsong poros disebut juga sangkar perapat
atau cincin lantern. Skema selongsong poros pompa ditunjukkan oleh gambar
2.15.

Gambar 2.15 Selongsong Poros Pompa


Sumber: Edward (1996, p.22)

Selongsong poros ini menerima cairan yang bertekanan dari pompa atau
sumber tersendiri lainnya. Kadang-kadang digunakan minyak gemuk sebagai
medium perapat apabila cairan yang bersih tidak tersedia atau tidak dapat
dipakai (pompa air kotor).
g. Peti Gasket
Berfungsi untuk mencegah udara bocor ke dalam rumah pompa bila tekanan
di dalamnya berada di bawah tekanan atmosfer.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 64
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

h. Perapat Poros (Perapat Mekanis)


Digunakan untuk mencegah kebocoran di sekeliling poros. Perapat poros
ini juga dipakai apabila peti gasket tidak dapat mencegah kebocoran secara
maksimal. Permukaan perapat tegak lurus terhadap poros pompa dan biasanya
terdiri dari dua bagian yang dihaluskan dan dilumasi. Perapat poros dibedakan
menjadi dua, yaitu jenis dalam dan jenis luar. Jenis luar dipakai apabila cairan
yang dipompa berpasir dan tidak diinginka adanya kebocoran pada peti gasket.
Jenis dalam digunakan untuk cairan yang mudah menguap. Skema perapat
mekanis dapat dilihat pada gambar 2.16.

Gambar 2.16 Perapat Mekanis


Sumber: Edward (1996, p.24)

2.2.2 Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal


Secara garis besar, pompa bekerja dengan cara mengubah energi mekanik dari
poros yang menggerakkan sudu-sudu pompa, kemudian menjadi energi kinetik dan
tekanan pada fluida. Demikian pula pada pompa sentrifugal, agar bisa bekerja
pompa membutuhkan daya dari mesin penggerak pompa. Berputarnya impeler
menyebabkan tekanan vakum pada sisi isap pompa, akibatnya fluida terhisap masuk
ke dalam impeler. Di dalam impeler, fluida mendapatkan percepatan sedemikian
rupa dan terkena gaya sentrifugal, sehingga fluida mengalir keluar dari impeler
dengan kecepatan tertentu. Kecepatan keluar fluida ini selanjutnya akan berkurang
dan berubah menjadi energi tekanan di dalam rumah pompa. Besarnya tekanan yang
timbul tergantung pada besarnya kecepatan fluida.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 65
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

2.3 Teori dan Persamaan yang Mendukung Percobaan


2.3.1 Persamaan Bernoulli
Syarat – syarat berlakunya persamaan Bernoulli adalah:
- Aliran steady (steady flow)
- Aliran tanpa gesekan (frictionless flow)
- Tidak ada kerja poros (no shaft work)
- Aliran incompressible (incompressible flow)
- Tidak ada perpindahan panas (no heat transfer)
- Aliran menurut garis arus (flow along a streamline)
Suatu aliran fluida incompressible yang memiliki tekanan (P), kecepatan (v),
dan beda ketinggian (z) mempunyai energi aliran fluida sebesar:
 Persamaan energi :

m. g. z + P. ∀ + = c ......................................................................(2-7)

m. g. z + P. + = c .......................................................................(2-8)

 Persamaan energi spesifik tiap satuan massa:

g. z + + =c ( ) ........................................................................(2-9)

 Persamaan energi spesifik tiap satuan berat (head):

z+ + = c (m)...........................................................................(2-10)

 Persamaan bernoulli umumnya ditulis dalam bentuk :

z + + = z + + (m) ........................................... (2-11)


. .

dengan: z adalah head elevasi


adalah head tekanan

adalah head kecepatan

Sebagai contoh adalah aliran air di dalam pipa, pada posisi 1 air mempunyai
tekanan P1, luas penampang A1, dan kecepatan v1. Perubahan bentuk energi akan
terjadi bila pada posisi 2 penampangnya diperkecil. Dengan demikian, kecepatan air
akan naik menjadi v2 dan tekanan P2 akan berkurang. Hal ini dapat terlihat jelas
apabila letak pipa dalam keadaan horizontal (z1=z2).

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 66
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

Jadi, persamaan bernoulli dapat dinyatakan sebagai berikut: “pada tiap saat dan
tiap posisi yang ditinjau dari suatu aliran di dalam pipa tanpa gesekan yang tidak
bergerak akan mempunyai jumlah energi ketinggian tempat, tekanan, dan kecepatan
yang sama besarnya”.
2.3.2 Persamaan Kontinuitas
Disebut juga hukum kekekalan massa, menyatakan bahwa laju perubahan
massa fluida yang terdapat dalam ruang yang ditinjau pada selang waktu t harus
sama dengan perbedaan antara jumlah massa yang masuk dan laju massa yang
keluar ke dan dari elemen fluida yang ditinjau.

Gambar 2.17 Aliran Fluida Dalam Tabung


Sumber: Munson (2009, p.112)

Terdapat aliran fluida pada satu saluran dengan perubahan luas penampang
seperti terlihat pada gambar 2.17. Pada fluida tak termampatkan, massa jenis fluida
selalu sama di setiap titik yang dilaluinya. Massa fluida yang mengalir dalam pipa
dengan luas penampang A1 selama selang waktu tertentu:
ρ = .................................................................................................. (2-12)

m = ρV ............................................................................................... (2-13)
m = ρV ............................................................................................... (2-14)
V = A L = A v ∆t .......................................................................... (2-15)
ṁ = ρ A v ......................................................................................... (2-16)

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 67
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

Mengingat bahwa dalam aliran tunak, massa fluida yang masuk sama dengan
massa fluida yang keluar, maka:
ṁ = ṁ ................................................................................................. (2-17)
ρ A v = ρ A v .................................................................................... (2-18)
A v = A v ......................................................................................... (2-19)
Keterangan:
A : Luas penampang 1
A : Luas penampang 2
v : Kecepatan aliran fluida pada penampang 1
v : Kecepatan aliran fluida pada penampang 2
Av : Laju aliran volume V/t atau debit

2.3.3 Segitiga Kecepatan


Fluida mengalir kedalam pompa dikarenakan terhisap oleh impeler yang
berputar. Diasumsikan bahwa aliran fluida yang terjadi adalah aliran dua dimensi,
dan bahwa fluida mengikuti sudu-sudu impeler dengan tepat, maka kecepatan
masuk dan keluar untuk suatu impeler yang mempunyai sudu-sudu mengarah ke
belakang ditunjukkan pada gambar 2.18. u adalah kecepatan keliling suatu titik pada
impeler, w adalah kecepatan partikel fluida relatif terhadap impeler, dan c adalah
kecepatan absolut fluida (kecepatan relatif suatu titik pada impeler relatif terhadap
frame yang diam / tanah). c merupakan hasil penjumlahan secara vektor dari u dan
w. Diagram segitiga kecepatan masuk dan keluar impeler dapat dilihat pada gambar
2.18.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 68
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

Gambar 2.18 Diagram Segitiga Kecepatan Masuk dan Keluar


Sumber: Munson (2009, p.655)

Sudut antara c dan u disebut α, sudut antara w dan perpanjangan u disebut β.


Sudut β juga merupakan sudut yang dibuat antara garis singgung terhadap sudu
impeler dan suatu garis dalam arah gerakan sudu. Umumnya diagram kecepatan
fluida pada impeler seperti pada gambar diatas disederhanakan menjadi bentuk
segitiga kecepatan. Kecepatan relatif w dan kecepatan absolut c dapat diuraikan
menjadi komponen kecepatan tangensial diberi subscript u (searah u) dan komponen
kecepatan meridional dengan subscript m.

2.3.4 Karakteristik Instalasi Pompa Seri dan Pompa Paralel


a. Pompa Seri
Instalasi pompa yang disusun seri bertujuan untuk memperoleh fluida
dengan nilai head tekanan yang sangat tinggi dengan kapasitas fluida yang
rendah. Grafik pada gambar 2.19 menunjukkan bahwa head total yang tinggi
pada pompa yang tersusun seri diperoleh dengan menjumlahkan head pompa 1
dengan head pompa 2:
Htotal = H1 + H2 ..................................................................................(2-20)

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 69
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

Gambar 2.19 Operasi Seri dari Pompa


Sumber: Munson (2009, p.665)

b. Pompa Paralel
Instalasi pompa yang disusun paralel bertujuan untuk memperoleh fluida
dengan kapasitas yang tinggi namun head tekanan yang diperoleh rendah. Pada
gambar 2.20 didapatkan kapasitas (Q) aliran yang tinggi diperoleh dengan cara
menjumlahkan kapasitas aliran pompa 1 (Q1) dengan kapasitas aliran pompa 2
(Q2).
Qtotal = Q 1 + Q2 ................................................................................(2-21)

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 70
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

Gambar 2.20 Operasi Paralel dari Pompa dengan Karakteristik Berbeda


Sumber: Sularso (2000, p.94)

2.4 Rumus Perhitungan


2.4.1 Pompa Tunggal
1. Head (H)
𝐻= (m) ...................................................................................... (2-22)

Keterangan:
𝑃 : Tekanan buang (N/m2)
𝑃 : Tekanan isap (N/m2)
 : berat jenis air = water. g (N)
2. Kapasitas (Q)
0,189 .........................................................................(2-23)
Q h (m 3 / s )
1000

Keterangan:
h = beda ketinggian fluida pada manometer (mmHg)
3. Putaran (n)
Satuan: rpm
4. Torsi (T)
T  F  L ............................................................................................(2-24)
Keterangan:

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 71
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

F = Gaya / beban (N)


L = Panjang lengan momen = 0,179 m
5. Daya (W)
 Daya Poros (W1) :
n
W1  F  (Watt )
k .........................................................................(2-25)
Keterangan:
k = konstanta brake = 53,35
n = putaran (rpm)
 Daya Air (W2) :
𝑊 = (𝑃 − 𝑃 ). 𝑄 (Watt) ..........................................................(2-26)
6. Efisiensi (𝜂)

W2
  100 % .................................................................................. (2-27)
W1

2.4.2 Pompa Seri


1. Head
Berdasarkan persamaan (2-25):
𝑃 − 𝑃
𝐻 =
𝛾
𝑃 − 𝑃
𝐻 =
𝛾
HTotal  H1  H 2 (m)
2. Kapasitas (Q)
Berdasarkan persamaan (2-26):
,
𝑄= √ℎ (𝑚 /𝑠)

3. Torsi (T)
Berdasarkan persamaan (2-27):
𝑇 =𝐹 ⋅𝐿 (𝑁. 𝑚)
𝑇 =𝐹 ⋅𝐿 (𝑁. 𝑚)
TTotal  T1  T2
4. Daya (W)
 Daya Poros (W1) :
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
KELOMPOK 07 72
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

Berdasarkan persamaan (2-28):


𝑛
𝑊, =𝐹 ⋅ (𝑊𝑎𝑡𝑡)
𝑘
𝑛
𝑊, =𝐹 ⋅ (𝑊𝑎𝑡𝑡)
𝑘
𝑊 ,  =𝑊, +𝑊, (𝑊𝑎𝑡𝑡)
 Daya Air (W2) :
Berdasarkan persamaan (2-29):
𝑊 , = (𝑃 −𝑃 )⋅𝑄 (𝑊𝑎𝑡𝑡)
𝑊 , = (𝑃 −𝑃 )⋅𝑄 (𝑊𝑎𝑡𝑡)
𝑊 ,  = 𝑊 , +𝑊, (𝑊𝑎𝑡𝑡)
5. Efisiensi (𝜂):
Berdasarkan persamaan (2-30):
𝑊  ,
𝜂= × 100%
𝑊 , 

2.4.3 Pompa Paralel


1. Head
Berdasarkan persamaan (2-25):
𝑃 −𝑃
𝐻 = (𝑚) 
𝛾
𝑃 −𝑃
𝐻 = (𝑚) 
𝛾
H1  H 2
H Total  (m)
2

2. Kapasitas (Q)
Berdasarkan persamaan (2-26):
0,189
𝑄= √ℎ (𝑚 /𝑠)
1000
3. Torsi (T)
Berdasarkan persamaan (2-27):
𝑇 =𝐹 ⋅𝐿 (𝑁. 𝑚)
𝑇 =𝐹 ⋅𝐿 (𝑁. 𝑚)
𝑇 =𝑇 +𝑇

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 73
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

4. Daya (W)
 Daya Poros (W1) :
Berdasarkan persamaan (2-28):
𝑛
𝑊, =𝐹 ⋅ (𝑊𝑎𝑡𝑡)
𝑘
𝑛
𝑊, =𝐹 ⋅ (𝑊𝑎𝑡𝑡)
𝑘
𝑊 ,  =𝑊, +𝑊, (𝑊𝑎𝑡𝑡)
 Daya Air (W2) :
Berdasarkan persamaan (2-29):
o Jika n sama
W2,1 = (Pd1 – Ps1). (Watt)

W2,2 = (Pd2 – Ps2). (Watt)

W2, total = W2,1 + W2,1 (Watt)


o Jika n berbeda
W2,1 = (Pd1 – Ps1). Q1 (Watt)
W2,2 = (Pd2 – Ps2). Q2 (Watt)
W2, total = W2,1 + W2,1 (Watt)
5. Efisiensi (𝜂)
Berdasarkan persamaan (2-30):
𝑊 , 
𝜂= × 100%
𝑊 , 

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 74
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

BAB III
METODOLOGI PENGUJIAN

3.1 Variabel yang Diamati


3.1.1 Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang dapat ditentukan sendiri dan tidak
dipengaruhi variabel lain. Dalam percobaan pompa sentrifugal ini, variabel bebas
yang diamati adalah besarnya bukaan katup buang.

3.1.2 Variabel Terikat


Variabel terikat adalah variabel yang nilainya dipengaruhi variabel bebas.
Variabel terikat dalam percobaan pompa sentrifugal ini antara lain:
a. Besarnya head pompa yang ditentukan dari perbedaan tekanan isap dan tekanan
buang.
b. Besarnya daya air dan daya poros dari pompa.
c. Besarnya kapasitas pompa yang ditentukan oleh beda ketinggian fluida pada
manometer.
d. Besarnya torsi dari pompa.

3.1.3 Variabel Terkontrol


Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan
sehingga variabel bebas dan variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang
diteliti. Variabel kontrol dalam percobaan pompa sentrifugal ini adalah besarnya
kecepatan putaran motor listrik yang dijaga konstan.

3.2 Spesifikasi Peralatan yang Digunakan


Dalam pengujian pompa sentrifugal ini, digunakan perangkat pompa sentrifugal
dengan spesifikasi sebagai berikut:
Equipment : Two Stage Centrifugal Pump
Serial No. : TE 83/5806
Date : 8 March 1982
Suplied to : Karl Klub KG (for Indonesia)
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
KELOMPOK 07 75
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

Electrical Supply : 220 Volt, 1 Phase, 50 Hz

Tabel 3.1
Spesifikasi Pompa Sentrifugal
1st Stage 2nd Stage
Driving motor Neco Shunt Neco Shunt
type
Serial no. C 166415.C C 166415.B
Speed Variable 0 to 3000 Variable 0 to 3000
rev/min rev/min
Power 0,75 KW (1 HP) 0,75 KW (1 HP)
Electrical control Neco electrical 2AF Neco electrical 2AF
type ISO ISO
Pump type Stuart no 25/2 Stuart no 25/2
Max head 13 m 13 m
Max flow 130 L/minute 130 L/minute

× /
Power Constant : 𝑊𝑎𝑡𝑡𝑠 =
,

Tachometer : Compand Type M 48, No. 62637


Venturi
Calibration : 𝑣 = 0,2√ℎ
Diameters D = 37,5 mm dan d = 22,2 mm
Note : Electrical Warning Labels Fitted
Literature : Winning Diagram 41109

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 76
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

3.3 Instalasi Alat Percobaan dan Bagian-bagian

Gambar 3.1 Skema Instalasi Pompa Sentrifugal


Sumber: Modul Praktikum Mesin-Mesin Fluida FT-UB (2020)

Instalasi percobaan ini terdiri dari 2 pompa sentrifugal, yaitu pompa I (P 1) dan
pompa II (P2) yang masing-masing digerakkan oleh sebuah motor listrik (M) yang
dihubungkan dengan neraca pegas. Sebuah panel pengaturan dan alat ukur
(manometer raksa dan manometer bourdon). Jaringan pipa dilengkapi dengan dua
katup isap yaitu katup pompa I (A) dan katup pompa II (B). Instalasi percobaan juga

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 77
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

dilengkapi dengan sebuah katup pengatur aliran tunggal, seri dan paralel (C), sebuah
katup pengatur keluaran (D) dan sebuah venturi (V).

3.4 Langkah Percobaan


1. Periksa kedudukan alat ukur agar tidak menyimpang.
2. Pastikan tangki terisi air.
3. Pastikan dinamometer dalam keadan setimbang.
4. Katup A dibuka, katup B ditutup (pengujian pompa tunggal).
5. Pompa I dihidupkan.
6. Besar putaran dilihat pada tachometer digital, jaga putaran tetap konstan.
7. Dalam keadan katup buang tertutup, catat data pada alat ukur.
8. Ulangi langkah 7 dengan memutar katup buang 180o, tiap pengambilan data.
Lakukan hingga terbuka penuh.
9. Untuk mengakhiri pengujian, putar perlahan pengatur kecepatan agar kecepatan
melambat. Katup buang ditutup kembali, matikan mesin.
10. Pada pengujian pompa seri, katup C diputar 180o sehingga keluaran dari pompa
I masuk ke sisi isap pompa II. Pompa I dan pompa II dihidupkan. Lakukan
langkah 7 - 9 untuk proses pengambilan data.
11. Pada pengujian pompa paralel, katup C diubah kedudukannya 180 o (seperti
kedudukan awal). Katup B dibuka, pompa I dan pompa II dinyalakan, Langkah
7 - 9 diulangi lagi untuk proses pengambilan data pengujian pompa paralel.
12. Percobaan selesai.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 78
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Percobaan


(Terlampir)

4.2 Pengolahan Data


4.2.1 Contoh Perhitungan
a. Pompa Tunggal
1. Head (H)
( )
𝐻= = = 6,78

2. Kapasitas (Q)
, ,
𝑄= √ℎ = √0 = 0
3. Torsi (T)
𝑇 = 𝐹 ⋅ 𝐿 = 1,8 . 0,179 = 0,3222
4. Daya Poros (W1)
𝑊 = 𝐹 ⋅ = 1,8 ⋅ = 74,23
.

5. Daya air (W2)


𝑊 = (𝑃 − 𝑃 ). 𝑄 = {66500 − (−1000)}. 0 = 0
6. Efisiensi (𝜂)
𝜂= × 100% = × 100% = 0%
,

b. Pompa Seri
1. Head (H)
( )
H1 = = = 6,65
( )
H2 = = = 6,43

Htotal = H1 + H2 = 6,65 + 6,43 = 13,08


2. Kapasitas (Q)
, ,
𝑄= √ℎ = 0=0

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 79
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

3. Torsi (T)
T1 = F1 . L = 2,3 . 0,179 = 0,4117 Nm
T2 = F2 . L = 1,4 . 0,179 = 0,2506 Nm
Ttotal = T1 + T2 = 0,4117 + 0,2506 = 0,6623 Nm
4. Daya Poros (W1)

𝑊, =𝐹 ⋅ = 2,3 ⋅ = 92,69 Watt


.

𝑊, =𝐹 ⋅ = 1,4 ⋅ = 53,796 Watt


.

Wtotal = W1,1 + W1,2 = 92,69 + 53,796 = 146,486 Watt


5. Daya air (W2)
𝑊 , = (𝑃 − 𝑃 ) ⋅ 𝑄 = (58000 − (−1000)) ⋅ (0,000327) = 19,314 Watt
𝑊 , = (𝑃 − 𝑃 ) ⋅ 𝑄 = (102000 − (−53000)) ⋅ (0.000327) = 50,74
Watt
𝑊 ,  = 𝑊 , + 𝑊 , = 19,314 + 50,74 = 70,054 Watt
6. Efisiensi (𝜂)
 , ,
𝜂= × 100% = × 100% = 47,823%
,  ,

c. Pompa Paralel
1. Head (H)
( )
H1 = = = 5,82 m
( )
H2 = = = 5,20 m
, ,
𝐻 = = = 5,51 m

2. Kapasitas (Q)
, ,
𝑄= √ℎ = √2 = 0,000267 m3/s
3. Torsi (T)
T1 = F1 . L = 1,9 . 0,179 = 0,3401 Nm
T2 = F2 . L = 1,8 . 0,179 = 0,3222 Nm
Ttotal = T1 + T2 = 0,3401 + 0,3222 = 0,6623 Nm
4. Daya Poros (W1)
𝑊, =𝐹 ⋅ = 1,9 ⋅ = 76,57 Watt
.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 80
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

𝑊, =𝐹 ⋅ = 1,8 ⋅ = 69,166 Watt


.

Wtotal = W1,1 + W1,2 = 76,57 + 69,166 = 145,736 Watt

5. Daya air (W2)


𝑊 , = (𝑃 − 𝑃 ) ⋅ 𝑄 = 56000 − (−1000) ⋅ 0,000267 = 15,235 Watt
𝑊 , = (𝑃 − 𝑃 ) ⋅ 𝑄 = 51000 − (0) ⋅ 0,000267 = 13,632 Watt
𝑊 ,  = 𝑊 , + 𝑊 , = 15,235 + 13,632 = 28,867 Watt
6. Efisiensi (𝜂)
 , ,
𝜂= × 100% = × 100%= 19,808%
,  ,

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 81
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

4.2.2 Grafik dan Pembahasan


4.2.2.1 Hubungan Kapasitas dan Head (Pompa Tunggal)

Gambar 4.1 Grafik Hubungan Kapasitas terhadap Head pada Pompa Tunggal

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 82
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

Gambar 4.1 menjelaskan mengenai hubungan antara kapasitas (Q) dengan head
yang terdapat pada pompa tunggal. Sumbu X merupakan besarnya kapasitas,
sedangkan sumbu Y merupakan besarnya head.
Head merupakan besarnya energi yang dimiliki oleh fluida per satuan berat.
Kapasitas merupakan banyaknya volume fluida yang mengalir per satuan waktu, Pd
dan Ps merupakan besaran tekanan yang dimiliki fluida pada sisi isap (Ps) dan sisi
buang (Pd). Rumus-rumus dapat dilihat dalam persamaan sebasebagai berikut:
,
Q= √ℎ

𝑄=( )

H=

𝑊 = (𝑃 − 𝑃 ). 𝑄
Dapat dilihat bahwa grafik mengalami penurunan. Semakin
bertambahnya kapasitas fluida maka head akan mengalami penurunan. Dari rumus
diatas dapat kita simpulkan bahwa menurunnya nilai head
dikarenakan menurunnya beda tekanan (Pd – Ps). Menurunnya nilai Pd dipengaruhi
oleh semakin besar bukaan katup buang sedangkan menurunnya nilai P s karena
semakin cepatnya aliran fluida. Menurunnya nilai head secara drastis dikarenakan
turunnya nilai Pd tidak sebanding dengan turunnya nilai Ps dan semakin besar bukaan
katup buang menyebabkan bertambahnya kapasitas fluida yang mengalir masuk ke
venturi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan bertambahnya kapasitas fluida
maka nilai head yang dimiliki fluida akan semakin menurun.
Hal ini bisa terjadi karena pada saat katup buang belum di buka, tekanan yang
dimiliki oleh fluida memiliki tekanan yang paling tinggi. Pada saat katup buang di
buka, tekanan fluida tersebut menurun karena tidak ada komponen yang berfungsi
sebagai penahan. Akibatnya fluida mulai mengalir dan tekanan menurun.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 83
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

4.2.2.2 Hubungan Kapasitas dan Head (Pompa Seri)

Gambar 4.2 Grafik Hubungan Kapasitas terhadap Head pada Pompa Seri

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 84
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

Pada gambar 4.2 menjelaskan tentang hubungan antara kapasitas dan head pada
pompa seri. Sumbu X menjelaskan tentang besaran kapasitas (Q), dan sumbu Y
menjelaskan besaran head.
Head merupakan besarnya energi yang dimiliki oleh fluida per satuan berat.
Kapasitas merupakan banyaknya volume fluida yang mengalir per satuan waktu, Pd
dan Ps merupakan besaran tekanan yang dimiliki fluida pada sisi isap (Ps) dan sisi
buang (Pd). Head dapat dilihat persamaan:
,
Q= √ℎ

H=

H total = H1 + H2 (m)
Dari gambar 4.2 dapat dilihat bahwa semakin bertambahnya kapasitas, maka
head akan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena hubungan antara head
dan kapasitas pompa adalah berbanding terbalik. Penurunan head (H) disebabkan
oleh berkurangnya beda tekanan (Pd – Ps). Penurunan Pd terjadi karena semakin
besar bukaan katup buang. Penurunan Ps terjadi karena aliran fluida semakin cepat.
Beda tekanan (Pd – Ps) semakin kecil karena penurunan Ps tidak sebanding dengan
penurunan Pd. Penurunan beda tekanan (Pd – Ps) juga disebabkan oleh kapasitas
yang bertambah. Pada pompa seri, jumlah Head total adalah penjumlahan head dari
pompa I dan head dari pompa II.
Hal ini bisa terjadi karena fluida setelah melewati pompa 1 sudah memiliki head
tekanan sehingga setelah melewati pompa 2 head tekanannya bertambah. Maka dari
itu, head total dijumlah dengan besaran head dari masing-masing pompa tersebut.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 85
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

4.2.2.3 Hubungan Kapasitas dan Head (Pompa Paralel)

Gambar 4.3 Grafik Hubungan Kapasitas terhadap Head pada Pompa Pararel

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 86
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

Pada gambar 4.3 menjelaskan tentang hubungan antara kapasitas dan head pada
pompa paralel. Sumbu X menjelaskan tentang besaran kapasitas (Q), dan sumbu Y
menjelaskan besaran head.
Head merupakan besarnya energi yang dimiliki oleh fluida per satuan berat.
Kapasitas merupakan banyaknya volume fluida yang mengalir per satuan waktu, Pd
dan Ps merupakan besaran tekanan yang dimiliki fluida pada sisi isap (Ps) dan sisi
buang (Pd). Hubungan antara head dan kapasitas pada pompa parelel adalah
berbanding terbalik sesuai dengan persamaan:
,
Q= √ℎ

H=

𝑄𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑄1 + 𝑄2
Dari grafik hubungan antara kapasitas terhadap head pada pengujian pompa
paralel dapat dilihat bahwa polinomial grafik mengalami penurunan dari putaran
awal sampai pada putaran akhir, dimana semakin bertambahnya kapasitas maka
head akan mengalami penurunan. Penurunan head (H) disebabkan oleh
berkurangnya beda tekanan (Pd – Ps). Penurunan Pd terjadi karena semakin besar
bukaan katup buang. Penurunan Ps terjadi karena aliran fluida semakin cepat. Beda
tekanan (Pd – Ps) semakin kecil karena penurunan Ps tidak sebanding dengan
penurunan Pd. Penurunan beda tekanan (Pd – Ps) juga disebabkan oleh kapasitas yang
bertambah besar pada persamaan. Pada pompa paralel, jumlah kapasitas total adalah
penjumlahan kapasitas dari pompa I dan kapasitas dari pompa II. Sehingga,
kapasitas yang dihasilkan adalah 2 kali lebih besar dibandingkan dengan instalasi
pompa tunggal.
Hal ini disebabkan karena pompa 1 dan pompa 2 bekerja dengan memindahkan
air dari sumber tangki yang berbeda. Maka dari itu, akibat dari dipindahkannya
aliran dari dua pompa, kapasitas yang dimiliki bertambah, dan H totalnya di bagi 2.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 87
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

4.2.2.4 Hubungan Kapasitas dan Daya Poros (Pompa Tunggal, Seri dan
Paralel)

Gambar 4.4 Grafik Hubungan Kapasitas terhadap Daya Poros pada Pompa Tunggal, Seri dan Pararel

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 88
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

Pada gambar 4.4 menjelaskan tentang hubungan antara Daya Poros dan
kapasitas pada pompa tunggal, seri, dan paralel. Sumbu X menjelaskan tentang
besaran kapasitas (Q), dan sumbu Y menjelaskan besar Daya Poros di pompa
tersebut.
Kapasitas merupakan banyaknya volume fluida yang mengalir per satuan
waktu, dan Daya Poros merupakan besaran dari gaya yang dipengaruhi oleh putaran
poros, dan konstanta brake yang dimiliki oleh pompa tersebut. Rumus kapasitas dan
daya poros dapat dilihat sebagai berikut:
,
Q= √ℎ
𝑊 = 𝐹. 𝑛/𝐾(𝑊𝑎𝑡𝑡)
Dari gambar 4.4 dapat dilihat bahwa polinomial grafik mengalami kenaikan
pada setiap jenis pompa hingga mencapai titik optimum. Semakin besar kapasitas
(Q) maka gaya yang dibebankan pada pompa juga akan semakin meningkat,
sehingga daya poros (W1) juga akan mengalami peningkatan seiring dengan
bertambahnya nilai kapasitas (Q).
Penurunan kurva disebabkan oleh sifat kelembaman yang dimiliki oleh poros.
Kelembaman adalah adalah kecenderungan suatu benda untuk tetap
mempertahankan keadaan diam atau gerakannya. Kelembaman ini terjadi akibat
kecepatan putaran poros sudah sangat tinggi sehingga gaya yang diperlukan untuk
menggerakkan poros tidak perlu ditambah.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 89
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

4.2.2.5 Hubungan Kapasitas dan Daya Air (Pompa Tunggal, Seri dan Paralel)

Gambar 4.5 Grafik Hubungan Kapasitas terhadap Daya Air pada Pompa Tunggal, Seri dan Pararel

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 90
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

Pada gambar 4.5 menjelaskan tentang hubungan antara Daya Air dan kapasitas
pada pompa pompa tunggal, seri, dan paralel. Sumbu X menjelaskan tentang besaran
kapasitas (Q), dan sumbu Y menjelaskan besar Daya Air di pompa tersebut.
Dari grafik 4.5 dapat dilihat bahwa pada masing-masing pompa mengalami
kenaikan sampai pada titik tertentu, kemudian mengalami penurunan. Persamaan
daya air dan kapasitas dapat dilihat sebagai berikut:
𝑊 = (𝑃𝑑 − 𝑃𝑠) . 𝑄 (𝑊𝑎𝑡𝑡)
,
Q = √ℎ (m3/s)
Pada persamaan tersebut dapat kita lihat bahwa antara beda tekanan pompa (Pd-
Ps) dan kapasitas (Q) berbanding lurus dengan daya air. Sehingga seiring
bertambahnya kapasitas maka daya air akan mengalami peningkatan pula.
Penurunan daya air setelah mencapai titik optimum tertentu karena beda tekanan
mengalami penurunan yang signifikan dari pada kenaikan debit (Q), sehingga nilai
dari daya air mengalamai penurunan. Pada grafik diatas ditunjukkan bahwa daya air
pada pompa paralel memiliki nilai yang paling tinggi, hal ini disebabkan oleh
kapasitas fluida pada pompa paralel memiliki nilai yang paling tinggi dibandingkan
dengan pompa seri maupun tunggal sehingga daya airnya paling tinggi.
Dapat kita lihat bahwa antara beda tekanan pompa (P d-Ps) dan kapasitas (Q)
berbanding lurus dengan daya air. Sehingga seiring bertambahnya kapasitas maka
daya air akan mengalami peningkatan pula. Penurunan daya air setelah mencapai
titik optimum tertentu karena beda tekanan mengalami penurunan yang signifikan
dari pada kenaikan debit (Q), sehingga nilai dari daya air pada pompa tunggal dan
pompa seri mengalami penurunan.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 91
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

4.2.2.6 Hubungan Kapasitas dan Efisiensi (Pompa Tunggal, Seri dan Paralel)

Gambar 4.6 Grafik Hubungan Kapasitas terhadap Efisiensi pada Pompa Tunggal, Seri dan Pararel

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 92
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

Pada gambar 4.6 menjelaskan tentang hubungan antara Efisiensi dan kapasitas
pada pompa tunggal, seri, dan paralel. Sumbu X menjelaskan tentang besaran
kapasitas (Q), dan sumbu Y menjelaskan besar Efisiensi di pompa tersebut.
Dari gambar 4.6 dapat kita lihat bahwa polinomial grafik mengalami kenaikan
hingga titik tertentu lalu kemudian mengalami penurunan. Hal ini berarti bahwa
seiring dengan bertambahnya kapasitas (Q) maka efisiensi (%) juga akan meningkat
pula sampai pada titik tertentu lalu mengalami penurunan pada persamaan:
𝑊2, 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝜂= 𝑋 100% (%)
𝑊1, 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Dari persamaan diatas dapat kita lihat bahwa nilai efisiensi adalah perbandingan
antara daya air (W2) dengan daya poros (W1). Penambahan kapasitas akan
meningkatkan daya air karena kapasitas dan daya air berbanding lurus. Sehingga
penambahan kapasitas akan meningkatkan nilai efisiensi. Efisiensi cenderung naik,
lalu turun setelah nilai tertinggi, hal ini dikarenakan nilai W1 dan W2 yang cenderung
naik lalu turun setelah mencapai nilai tertinggi.
Pada grafik kurva pompa paralel lebih tinggi dari pompa tunggal dan seri,
karena kenaikan daya poros maupun daya air yang dihasilkan lebih besar dari pompa
tunggal. Hal ini juga dipengaruhi dari perbandingan antara kedua daya dari masing-
masing pompa tersebut.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 93
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER Genap
2020/2021
POMPA SENTRIFUGAL

BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengujian pompa sentrifugal dengan instalasi tunggal, seri dan
pararel didapatkan kesimpulan:
1. Semakin bertambahnya kapasitas, maka head akan mengalami penurunan. Hal ini
disebabkan karena hubungan antara head dan kapasitas pompa adalah berbanding
terbalik
2. Semakin bertambahnya kapasitas, besaran Daya Air yang dihasilkan juga akan
semakin meningkat. Namun pada saat mencapai titik optimal, akibat perbedaan
tekanan yang semakin mengecil, daya air akan menurun.
3. Semakin meningkatnya nilai kapasitas (Q), maka besaran Daya Poros juga
meningkat. Hal ini dikarenakan pengaruh bukaan katup buang. Ketika dibuka
secara bertahap, kapasitas akan semakin tinggi, dan juga berpengaruh terhadap
gaya sentrifugalnya.
4. Seiring dengan bertambahnya kapasitas (Q) maka efisiensi (η) juga akan
meningkat pula sampai pada titik tertentu lalu kemudian grafik untuk efisiensi
(η) pompa mengalami penurunan.

5.2 Saran
1. Untuk laboratorium agar lebih memperhatikan peralatan praktikum supaya data
hasil pengujian lebih akurat.
2. Untuk praktikum sebaiknya mempertimbangkan timeline yang disusun terhadap
kemampuan praktikan dalam menjalaninya.
3. Untuk asisten semoga dapat memberikan ilmu sebanyak – banyaknya kepada
praktikan.
4. Untuk praktikan agar lebih memerhatikan timeline yang sudah diberikan dan
jangan menyepelekan semua kegiatan dalam praktikum.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


KELOMPOK 07 94
DAFTAR PUSTAKA

Arismunandar, Wiranto. (1998). Penggerak Mula Motor Bakar Edisi Keempat. ITB:
Bandung.
Dietzel, K. 1996, Polyurethane flexible foam boom against oil pollution. (in German),
Intermaritec: Hamburg
Dixson S.L, Hall Ca. 2010. Fluid Mechanic and Thermodynamic of Turbomachinery,
6th edn. Butterworth-Heinemann: Elsevier Inc
Sularso,Tahara. 2000. Pompa dan Kompresor. Jakarta : Pradya Paramitha.

Laboratorium Mesin-Mesin Fluida. 2020. Buku Panduan Praktikum Mesin-Mesin


Fluida FT-UB : Malang
Zakapedia. 2013. Aliran Fluida Dalam Tabung
Karassik, Igor J. 2008. Pump Handbook Fourth Edition. McGraw-Hill Book
Company : New York.
Edwards, Theodore W. 1971. Pump Application Engineering. McGraw-Hill Book
Company : New York.
Cengel, Yunus A. 2006. Fluid Mechanics Fundamentals and Applications. McGraw-
Hill Book Company : New York.
Church, A.H, 1986, Pompa dan Blower Sentrifugal. Jakarta, Erlangga
Frank M White, 2009, Fluid Mechanics. McGraw-Hill Book Company : New York
Bruce Roy Munson, 2009, Fundamentals of Fluid Mechanics.

Anda mungkin juga menyukai