Anda di halaman 1dari 9

BAB II

LANDASAN TEORI
MIOMA UTERI

A. Pengertian Mioma Uteri

Neoplasma jinak ini berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang

menumpangnya, sehingga dalam kepustakaan dikenal juga istilah fibromioma,

leiomioma, atau pun fibroid. Mioma uteri belum pernah terjadi setelah

menopause, bahkan yang telah adapun biasanya mengecil bila mendekati

menopause. Fibroid walaupun berasal dari jaringan otot dapat bersifat tunggal

atau ganda dan mencapai ukuran besar, konsistensi keras dengan batas kapsel

yang jelas sehingga dapat dilepaskan dari sekitarnya.

B. Patologi Anatomi

Menurut letaknya, mioma dapat kita dapati sebagai:

a) mioma submukosum: berada di bawah endometrium dan menonjol ke dalam

rongga uterus.

b) mioma intramural: mioma terdapat di dinding uterus di antara serabut

miometrium.

c) mioma subserosum: apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol

pada permukaan uterus, diliputi oleh serosa.


Pertumbuhan mioma diperkirakan memerlukan waktu 3 tahun agar dapat

mencapai ukuran sebesar tinju. Namun kasus ternyata tumbuh cepat. Jarang

sekalai mioma ditemukan pada wanita berumur 20 tahun paling banyak pada

umur 35-45 tahun (25%). Mioma uteri lebih sering didapati pada multipara atau

yang kurang subur. Faktor keturunan juga memegang peran.

C. Perubahan sekunder

1. Atrofi: sesudah menopause atau pun sesudah kehamilan mioma uteri menjadi

kecil.

2. Degenerasi hialin: perubahan ini sering terjadi terutama pada penderita

berusia lanjut. Tumor kehilangan struktur aslinya menjadi homogen.

3. Degenerasi kistik: dapat meliputi daerah kecil maupun luas, dimana sebagian

dari mioma menjadi cair, sehingga terbentuk ruangan-ruangan yang tidak

teratur berisi seperti agar-agar, dapat juga terjadi pembengkakan yang luas

dan bendungan limfe sehingga menyerupai limfangioma. Dengan konsistensi

yang lunak ini tumor sukar dibedakan dari kista ovarium atau suatu

kehamilan.

4. Degenerasi membatu (calrireous degeneration): terutama terjadi pada wanita

berusia lanjut oleh karena adanya gangguan dalam sirkulasi. Dengan adanya

pengendapan garam kapur pada sarang mioma maka mioma menjadi keras

dan memberikan bayangan pada foto Rontgen.

5. Degenerasi merah (carneous degeneration): perubahan ini biasanya terjadi

pada kehamilan dan nifas. Patogenesis: diperkirakan karena suatu nekrosis


subakut sebagai gangguan vaskularisasi. Pada pembelahan dapat dilihat

sarang mioma seperti daging mentah berwarna merah disebabkan oleh pigmen

hemosiderin dan hemofusin. Degenerasi merah tampak khas apabila terjadi

pada kehamilan muda disertai emesis, haus, sedikit demam, kesakitan, tumor

pada uterus membesar dan nyeri pada perabaan.

6. Degenerasi lemak; jarang terjadi, merupakan kelanjutan degenerasi hialin

D. Etiologi

Etiologi belum jelas tetapi asalnya disangka sel-sel otot yang belum matang.

Disangka bahwa estrogen mempunyai peranan penting, tetapi dengan teori ini

sukar diterangkan apa sebabnya pasa seorang wanita, estrogen dapat

menyebabkan mioma sedang pada wanita lain tidak.

E. Gejala dan Tanda

Hampir separuh kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada

pemeriksaan ginekologik karena tumor ini tidak mengganggu. Gejala yang

dikeluhkan sangat tcrgantung pada tempat sarang mioma ini berada (serviks

intramural, submukus, sohsorus), besarnya tumor, perubahan dan komplikasi

yang terjadi. Gejala tersebut dapat digolongkan sebagai berikut.

a. Perdarahan abnormal.

Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah hipermenore, menoragia

dan dapat juga terjadi metroragia. Beberapa faktor yang menjadi penyebab

perdarahan ini, antara lain adalah:


 pengaruh ovarium sehingga terjadilah hiperplasia endometrium sampai

adenokarsinoma endometrium.

 permukaan endometrium yang lebih luas dari pada biasa.

 atrofi endometrium di atas mioma submukosum.

 miometrium tidak dapat berknntraksi optimal karena adanya sarang

mioma di antara serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit

pembuluh darah yang melaluinya dengan baik.

b. Rasa nyeri.

Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas tetapi dapat timbul karena gangguan

sirkulasi darah pada sarang mioma, yang disertai nekrosis setemat dan

peradangan.

c. Gejala dan tanda penekanan.

Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat mioma uteri.

 Penekanan pada kandung kemih akan mcnyehabkan poliuri,

 uretra dapat menyebabkan retensio urine,

 pada uretra dapat menyebabkwa hidroureter dan hidronefrosis,

 pada rektum dapat menyebabkan obstipasi dan tenesmia,

 pada pembuluh darah dan pembuluh limfe di panggul; dapat menyebabkan

edema tungkai dan nyeri panggul


Gejala-gejala Sekunder

 Anemia

 Lemah

 Pusing-pusing

 Sesak napas

 Erythrocytosis pada mioma yang besar

F. Mioma uteri dan kehamilan

Mioma uteri dapat mempengaruhi kehamilan, misalnya menyebabkan:

 Infertilitas

 resiko terjadinya abortus bertambah karena distorsi rongga khususnya pada

mioma submukosum;

 letak janin; menghalangi ke persalinan karena letaknya pada serviks uteri;

 menyebabkan inersia maupun atonia uteri, sehingga menyebabkan perdarahan

pasca persalinan karena adanya gangguan mekanik dalam fungsi miometrium;

menyebabkan plasenta sukar lepas dari dasarnya; dan mengganggu proses

involusi dalam nifas.

Kehamilan sendiri dapat menimbulkan perubahan pada mioma uteri, antara lain:

1. Tumor membesar terutama pada bulan-bulan pertama karena pengaruh

estrogen yang kadarnya meningkat.

2. Dapat terjadi degenerasi merah pada waktu hamil maupun masa nifas sepcrw

telah diutarakan di atas, yang kadang-kadang memerlukan pembedahan segera


guna mengangkat sarang mioma. Anehnya pengangkatan sarang mioma

demikian itu jarang menyebabkan banyak perdarahan.

3. Meskipun jarang mioma uteri bertangkai dapat juga mengalami torsi dengan -

gejala dan tanda sindrom abdomen akut.

G. Diagnosis

Seringkali penderita sendiri mengeluh akan rasa berat dan adanya benjolan

pada perut bagian bawah. Pemeriksaan bimanual akan mengungkapkan tumor

padat uterus, yang umumnya terletak di garis tengah atau pun agak ke samping,

seringkali teraba terbenjol-benjol. Mioma subserosum dapat mempunyai tangkai

yang berhubungan dengan uterus. Mioma intramural akan menyebabkan kavum

uteri menjadi luas, yang ditegakkan dengan pemeriksaan dengan uterus sonde.

Mioma submukosum kadang-kala dapat teraba dengan jari yang masuk ke dalam

kanalis servikalis, dan terasanya benjolan pada permukaan kavum uteri.

Diagnosis banding yang perlu kita pikirkan tumor abdomen di bagian

bawah di atau panggul ialah mioma subserosum dan kehamilan; mioma

submukosum yang dilahirkan harus dibedakan dengan inversio uteri; mioma

intramural harus dibedakan dengan suatu adenomiosis, khorioka_rsinoma,

karsinoma korporis uteri atau suatu sarkoma uteri. USG abdominal dan

transvaginal dapat membantu dan menegakkan dugaan klinis.


H. Pengobatan

Tidak semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah, 5,5% dari semua

mioma uteri tidak membutuhkan suatu pengobatan dalam bentuk apa pun

terutama apabila mioma itu masih kecil dan tidak menimbulkan gangguan atau

keluhan. Walaupun demikian mioma uteri memerlukan pengamatan setiap 3-6

bulan. Dalam menopause dapat terhenti pertumbuhannya atau menjadi lisut.

Apabila terlihat adanya suatu perubahan yang berbahaya dapat terdeteksi dengan

cepat agar dapat diadakan tindakan segera.

Dalam dekade terakhir ada usaha mengobati mioma uterus dengan agonist

(GnRH). Hal ini didasarkan atas pemikiran leiomioma uterus terdiri atas sel-sel

otot yang diperkirakan dipengaruhi oleh estrogen. GnRHa mengatur reseptor

gonadotropin di hipofisis mengurangi sekresi gonadoitropin yang mempengaruhi

leiomioma.

Pemberian GnRHa (buseriline acetate) selama 16 minggu pada mioma uteri

menghasilkan degenerasi hialin di miometrium hingga uterus dalam keseluruh-

annya menjadi lebih kecil. Akan tetapi setelah pemberian GnRHa, dihentikan

leiomioma yang lisut itu tumbuh kembali di bawah pengaruh estrogen oleh arena

mioma itu masih mengandung reseptor estrogen dalam konsentrasi yang tinggi.

Perlu diingat bahwa penderita mioma uteri sering mengalami menopause yang

terlambat.
I. Pengobatan operatif
1. Miomektomi

Adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus. Tindakan

ini dapat dikerjakan misalnya pada mioma submukoum pada myom geburt

dengan cara ekstirpasi lewat vagina. Pengambilan sarang mioma subserosum

dapat mudah dilaksanakan apabila tumor bertangkai. Apabila momektomi ini

dikerjakan karena keinginan memperoleh anak, maka kemungkinan akan

terjadi kehamilan adalah 30-50%.

2. Histerektomi

Adalah pengangkatan uterus, yang umumnya rupakan tindakan terpilih.

Histerektomi dapat dilaksanakan perabdominam atau pervaginam. Yang akhir

ini jarang dilakukan karena uterus harus lebih kecil dari telor angsa dan tidak

ada perlekatan dengan sekitarnya. Adanya prolapsus uteri akan mempermudah

prosedur pembedahan. Histerektomi total umumnya dilakukan dengan alasan

mencegah akan timbulnya karsinoma visis uteri. Histerektomi supravaginal

hanya dilakukan apabila terdapat kesukaran teknis dalam mengangkat uterus

keseluruhannya.

J. Radio Terapi

Tindakan ini bertujuan agar ovarium tidak berfungsi lagi sehingga penderita

mengalami menopause. Radioterapi ini umumnya hanya dikerjakan kalau terdapat

kontrak indikasi untuk tindakan operatif. Akhir-akhir ini kontra indikasi tersebut

makin berkurang. Radioterapi hendaknya hanya dikerjakan apabila tidak ada

keganasan pada uterus.


K. Adenimiosis

Adenemiosis adalah adanya sarang endemetriosis di antara serabut miometium.

L. Hemangioma

Tumor jinak pembuluh darah ini jarang sekali ditemukan. Umumnya didapatkan

secara kebetulan pada pemeriksaan histologik uterus yang diangkat karena

perdarahan.

Anda mungkin juga menyukai