Anda di halaman 1dari 12

Hubungan Perusahaan dengan Bank

Mata Kuliah Pengantar Bisnis

Disusun Oleh:

Elsa Bernicha 1811521012

Nurul Aisy 1811521014

Tri Agung Wahyu Pamungkas 1811521052

Bella Renatha Emmerich 1811521062

Anggar Dwi Nugroho 1811521065

PROGRAM STUDI SARJANA INDUSTRI PERJALANAN WISATA FAKULTAS


PARIWISATA

UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Singkat Perbankan di Indonesia


Industri perbankan di Indonesia dilihat dari sudut usianya sudah cukup berumur.
Bank-bank komersial pertama dibentuk pada akhir abad-19 yang dimaksudkan sebagai
lembaga yang dapat menunjang penanaman modal kapitalis Belanda. Kemudia setelah
Indonesia merdeka, bank-bank tersebut kemudian berubah menjadi bank-bank milik
pemerintah.
Industri perbankan di Indonesia sampai dengan tahun 1951 relatif belum
memasuki periode yang teratur. Pada periode berikutnya sampai dengan tahun 1965
relatif industri perbankan mengalami pertumbuhan yang kurang menyenangkan dengan
ditandai dengan tangkat inflasi yang tinggi, hubungan antara sumber-sumber ekonomi
menjadi terganggu dan industri perbankan mengalami masa sulit tidak menentu. Setelah
di keluarkan Undang-Undang Pokok Perbankan pada Tahun 1967, industri perbankan
menjadi lebih maju.
Tata perbankan di Indonesia, baik mengenai organisasinya maupun strukturnya
dibentuk menjadi sedemikian ruaoa sehingga Bank Indonesia sebagai Bank Sentral
bertindak sebagai pembimbing pelakasaan kebijakan moneter. Dalam hal ini Bank
Indonesia mengkoordinasikan, membina serta mengawasi semua perbankan yang ada,
baik terhadap bank-bank Pemerintah maupun bank Swasta Nasional serta Bank Asing di
Indonesia.
2.2. Sistem Perbankan di Indonesia
Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok Perbankan, disebutkan
yang dimaksud dengan:
1. Bank
Adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah memberikan kredit jasa-jasa
dalam lału lintas pembayaran dan peredaran uang.
2. Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan adalah semua badan yang mełalui kegiatan-kegiatannya di bidang
keuangan menani uang dari dan menyaturkannya ke dalam masyarakat.
a. Bank Sentral (Central Bank)
Yaitu Bank Indonesia yang bertugas mengatur, menjaga dan memelihara
kestabilan nilai rupiah, membimbing pelaksanaan kebijakan moneter serta
mengkoordinasikan membina dan mengawasi semua perbankan.
b. Bank Umum (Commercial Bank)
Adalah bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan
dalam bentuk giro dan deposito dan dalam usahanya terutama memberikan kredit
jangka pendek.
c. Bank Tabungan (Saving Bank)
lalah bank yang dalam pengumpulan dananya menerima simpanan dalam bentuk
tabungan dan dalam usahanya terutama membungakan dananya dalam kertas
berharga.
d. Bank Pembangunan (Development Bank)
Yaitu bank yang dalam pengumpulannya dananya terutama menerima simpanan
dalam bentuk deposito dan atau mengeluarkan kertas berharga jangka menengah
dan panjang, dalam usahanya terutama memeberikan kredit jangka menengah dan
panjang di bidang pembangunan.
e. Bank Desa (Rural Bank)
Adalah bank yang menerima simpanan dalam bentuk uang dan natura (padi,
jagung, dan lain-lain) dan dalam usahanya memberikan kredit jangka pendek
dalam bentuk uang maupun dalam bentuk natura kepada sector pertanian dan
pedesaan.
Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan Bab I
dinyatakan bahwa, yang di maksud dengan:
f. Bank Campuran
Adalah Bank Umum yang didirikan bersama oleh satu atau lebih Bank Umum
yang berkedudukan di Indonesia dan didirikan oleh warga negara Indonesia dana
tau badan hokum Indonesia yang dimiliki sepenuhnya oleh warga negara
Indonesia, dengan satu atau lebih bank yang berkedudukan di luar negeri.
g. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka,
tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;
Usaha Bank Perkreditan Rakyat meliputi:
1) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentak simpanan berupa deposito
berjangka, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;
2) Memberi kredit;
3) Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah;
4) Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI),
deposito berjangka, sertifikat deposito dan/atau tabungan pada Bank lain.
Dalam hal ini Bank Perkreditan Rakyat dilarang:
a) menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas
pembayaran
b) melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing
c) melakukan penyertaan modal
d) melakukan usaha perasuransian
e) melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana tersebut di
muka.
Bentuk hukum suatu Bank Perkreditan Rakyat dapat berupa salah satu
dari:
1. Perusahaan Daerah
2. Koperasi
3. Perseroan Terbatas
4. Bentuk lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

2.3. Tugas dan Fungsi Bank


Pengaturan tata perbankan di Indonesia sesuai jiwa makna Ketetapan MPRS
Nomor MPRS/1 966 pada dasarnya bertujuan untuk dapat memobilisasikan dan
mengembangkan kekuatan ekonomi potensial guna dikerahkan bagi peningkatan
kemakmuran rakyat.
1. Tata perbankan harus merupakan suatu kesatuan sistem dan menjamin adanya
kesatuan pimpinan di dalam mengatur seluruh perbankan di Indonesia serta
mengawasi pelaksanaan kebijakan moneter Pemerintah di bidang perbankan.
2. Memobilisasi dan mengembangkan seluruh potensi ekonomi nasional yang bergerak
di bidang perbankan berdasarkan asas-asas demokrasi ekonomi.
3. Membimbing dan memanfaatkan segala potensi tersebut bagi kepentingan perbaikan
ekonomi rakyat. Hal tersebut dilaksanakan bank dengan mengingat bahwa perbankan
di Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan
menggunakan prinsip kehati-hatian.
Sedangkan tugas-tugas pokok dalam penetapan prioritas Bank Pemerintah pada setiap
bank berbeda. Secara umum adalah sebagai berikut:
1. Memberikan kredit (pinjaman) kepada orang atau badan usaha yang
membutuhkannya. Kredit ini untuk tujuan kegiatan yang produktif dan dapat
diberikan dengan kredit jangka panjang, kredit jangka menengah serta kredit jangka
pendek.
2. Menarik uang dari masyarakat
Dalam hal ini masyarakat dapat menyimpan uang yang tidak atau belum
dipergunakan dalam bentuk rekening koran giro, deposito berjangka, Tabanas dan
lain-lain.
3. Memberikan jasa-jasa dalam bidang lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Jasa
ini dapat berupa pengeluaran cek pengiriman uang, membeli dan menjual wesel,
penukaran valuta asing (mata uang asing).
4. Kegiatan lain, misalnya memberikan jaminan bank menyewakan tempat untuk
menyimpang barang-barang berharga.
Fungsi Bank:
Fungsi pokok bank adalah sebagai alat penarik uang yang ada di dalam
masyarakat, baik uang kartal (tunai) maupun uang giral dan sebagai penyalur dana
masyarakat. Bank dalam kedudukannya sebagi suatu Lembaga Keuangan dan tugasnya
tidak bertindak sendiri-sendiri, tetapi dibina dan diawasi oleh Bank Sentral (Bank
Indonesia).
Gambar 2.1 Fungsi Pokok Perbankan di Indonesia

Secara lebih spesifik bank dapat berfungsi sebagai berikut :

1. Agent of trust yaitu lembaga yang landasannya kepercayaan. Dasar utama kegiatan perbankan
adalah kepercayaaan (trust), baik dalam penghimpunan dana maupun dalam penyaluran dana.
Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi dengan kepercayaan.

2. Agent of development yaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi.
Kegiatan perekonomian masyarakat di sector moneter dan sector riil tidak dapat dipisahkan.
Kedua sector tersebut selalu berinteraksi dan saling mempengaruhi. Sector riil tidak akan dapat
berkinerja dengan baik apabila sector moneter tidak berkinerja dengan baik. Kegiatan bank
tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta
kegiatan konsumsi barang dan jasa, mengingat bahwa kegiatan investasi-distribusi-konsumsi ini
tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi-distribusi-
konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian.

3.Agent of servies yaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi.
Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana, bank juga
memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa yang ditawarkan bank
ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa ini antara lain
dapat berupa jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga, dan penyelesaian tagihan.

Ketiga fungsi bank diatas dapat memberikan gambaran yang menyeluruh dan lengkap mengenai
fungsi bank dalam perekonomian, sehingga bank tidak hanya dapat diartikan sebagai lembaga
perantara keuangan.
2.4. Peranan Bank
1. Peranan di dalam negeri adalah untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dalam arti
bahwa, semua kegiatan yang dilakukan oleh bank itu menyangkut soal dalam
kegiatan-kegiatan itu meliputi: administrasi keuangan, penggunaan uang,
penampungan uang, perdagangan dan penukaran, perkreditan, kiriman uang dan
pengawasannya.
2. Peranan di luar negeri yaitu merupakan jembatan antara dunia internasional, dalam
lalu lintas devisa (uang), hubungan moneter dan perdagangan. Hubungan antar bank
di dalam dan di luar negeri, meungkinkan berlangsungnya ekspor dan impor, kiriman
uang, kepariwisataan dan lain-lain.
3. Peranan Bank Dalam Dunia Usaha
a. Dalam Perusahaan Dagang
Kegiatan utama badan usaha ini ialah melakukan pembelian dan penjualan bahan
baku, barang setengah jadi dan barang jadi.
b. Dalam perusahaan Industri
Kegiatan pokok perusahaan industri adalah memproses bahan baju atau barang
setengah jadi menjadi barang jadi yang siao dipakai oleh pemebeli.

2.5. Hubungan Bank dengan Perusahaan sebagai Nasabahnya


Perusahaan pada masa sekarang dapat dikatakan sangat memerlukan jasa-jasa
dari bank, baik itu berupa pengambilan pinjaman(kredit) maupun melalui transaksi jasa
pengiriman uang,penyimpanan uang dalam bentuk rekening koran giro, inkaso, kliring
dan sebagainya. Di lain pihak, bank sebagai lembaga keuangan menjual kepercayaan
(kredit)dan jasa-jasa tersebut.Untuk itu bank memperoleh bunga, komisi atau provisi
dari penjualan kredit dan pemberian jasa itu. Dengan demikian bank berusaha sebanyak
mungkin menarik nasabah degan cara memperbesar dana, memperluas pemberian kredit
dan jasa-jasa bank, peningkatan kualitas pelayanan dengan sistem pemasaran yang
terpadu.

1. Perkreditan
Perkreditan adalah penyerahan barang, jasa, atau utang dari satu pihak (kreditor/atau
pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (nasabah atau
pengutang/borrower) dengan janji membayar dari penerima kredit kepada pemberi
kredit pada tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak.
Fungsi yang dijalankan oleh Perkreditan
a. Adanya kredit menyebabkan tersedianya modal.
b. Dengan kredit maka akan menyebabkan perusahaan dapat menyesuaikan bisnis
pada kebutuhan yang berlainan.
c. Kredit dapat berlaku sebagi alat tukar, sehingga transaksi dapat diselesaikan
dengan cepat tanpa pertukaran uang.
Instrumen Kredit
Untuk memperoleh modal kerja dalam jangka pendek, perushaan dapat
menggunakan instrument kredit yang terbagi menjadi dua kelompok yaitu:
1) Janji untuk membayar (Promise to Pay)
Kelompok ini terdiri dari surat-surat promes (Promissory Notes)
2) Perintah untuk membayar (Orders to Pay)
Kelompok ini meliputi semua jenis wesel (Drafts) dan tanda aksep perdagangan
(Trade Acceptances)
Namun demikian, perusahaan perlu hati-hati dalam menentukan pada bank mana
perusahaan akan berhubungan. Untuk mengetahui apakah suatu bank cukup kuat, maka
sebaiknya perusahaan membaca neraca rugi/laba bank yang setiap tiga bulan dapat dibaca
disurat-surat kabar termasuk didalamnya dan perlu mengetahui rasio keuangannya yang
dapat dihitung bedasarkan:

1. Likuiditas, yaitu kemampuan bank dalam melunasi kewajiban finansialnya yang segera
dapat ditarik
2. Solvabilitas (leverage), yaitu kemampuan bank untuk membayar semua hutangnya
kepada pihak ke tiga. Hutang ini biasanya digolongkan dalam jangka menenah dan
jangka Panjang
3. Rentabilitas (Provitabilitas), yaitu kemampuan bank untuk memperoleh keuntungan
atau laba. Laba merupakan pencerminan dan penilaian terhadap keterampilan dan
kecakapan bank.
Salah satu modal utama bagi bank adalah kepercayaan masyarakat terhadapnya.
Bank yang memiliki nasabah yang banyak menunjukan bahwa bank sangat dipercaya oleh
masyarakat. Sebaliknya bila kepercayaan masyarakat terhadap bank itu kurang, akan
mengakibatkan berkurangnya pula nasabah.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Lembaga keuangan bank atau bukan bank merupakan lembaga keuangan yang
memberikan jasa keuangan yang paling lengkap, di samping menyalurkan dana atau
pinjaman juga usaha menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan.
Peranan lembaga keuangan bank yaitu untuk mencetak uang rupiah, menerbitkan uang,
pemberian fasilitas mengenai aliran dana dari pihak yang kelebihan dana ke pihak yang
membutuhkannya. Peranan lembaga keuangan non bank yaitu untuk membantu usaha
meningkatkan produktivitas baraang/jasa, memperlancar distribusi barang, dan
mendorong terbukanya lapangan pekerjaan. Perkembangan lembaga keuangan semakin
lama berkembang ke arah positif pada sektor perbankan sejak dilaksanakannya program
stabilisasi antara lain tampak pada pemberian kredit yang mulai meningkat pada inovasi
produk yang mulai berjalan, seperti pengembangan produk derivatif, serta kerjasama
produk dengan lembaga lain.
DAFTAR PUSTAKA

Sumarni, Murti. 2014. Pengantar Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan Edisi Enam. Yogyakarta.
Liberty
Blogspot. 2017. Hubungan Bank dengan Perusahaan. Diakses pada 11 Maret 2021.
http://molamakalah.blogspot.com/2017/12/makalah-hubungan-bank-dengan-
perusahaan.html/dikutip 11 maret 2021
Blogspot. 2016. Hubungan Perusahaan dengan Bank. Diakses pada 11 Maret 2021.
http://mysunsetland.blogspot.com/2016/11/hubungan-perusahaan-dengan-
bank.html/dikutip 11 maret 2021

Anda mungkin juga menyukai