Anda di halaman 1dari 10

Tugas 1

MAKALAH URGENSI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN


KARAKTER DI SEKOLAH DASAR

ARSITA NOVELIA ;2011031288


Kelas ;F

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini
dengan tepat waktu yang berjudul “Urgensi Pembelajaran Pendidikan Karakter di
Sekolah Dasar” untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar IPS.

Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian Pendidikan Karakter di


sekitar kita atau yang ditujukan pada pembelajaran di Sekolah Dasar. Saya berharap
makalah ini dapat berguna bagi para pembaca untuk menyadari akan pentingnya
pendidikan karakter dalam pembelajaran peserta didik sejak dini.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dalam proses
pembuatannya Oleh karena itu, saya berharap adanya kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun demi pembuatan tugas dimasa mendatang.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami dan akhir kata saya memohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan, atas perhatiannya saya
sampaikan terimakasih.

Jakarta, 2 Oktober 2020

Arsita Novelia

ii
DAFTAR ISI

Sampul Depan ..................................................................................................... i

Kata Pengantar .................................................................................................... ii

Daftar Isi ............................................................................................................. iii

BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 1
BAB II Pembahasan
2.1 Pengertian Pendidikan ............................................................................. 2
2.2 Pengertian Pendidikan Karakter .............................................................. 2
2.3 Perbedaan antara Kepribadian dengan Karakter ..................................... 3
2.4 Pentingnya Pembelajaran Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar ......... 3
2.5 Dampak Pembelajaran Pendidikan Karakter bagi Peserta Didik ........... 4
2.6 Peranan Guru sebagai Pendidik dalam Pengembangan Karakter ........... 5
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 6
3.2 Saran ...................................................................................................... 6
Daftar Pustaka .................................................................................................... 7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Para pakar, filsuf, dan orang-orang bijak mengatakan bahwa faktor moral (akhlak)
adalah hal utama yang harus dibangun terlebih dahulu agar dapat membangun sebuah
masyarakat yang tertib, aman dan sejahtera. Salah satu kewajiban utama yang harus
dijalankan oleh orang tua dan para pendidik diantaranya nilai-nilai moral kepada anak-
anak. Nilai-nilai moral merupakan fondasi penting bagi terbentuknya sebuah tatanan
masyarakat yang beradab dan sejahtera.
Banyak para orang tua yang lalai akan tugas dan kewajiban yang seharusnya
mereka emban. Peranan orang tua sebagai pendidik pertama bagi anak, seringkali
dilupakan. Bukti belum maksimalnya penanamandan pengembangan pendidikan
karakter tersebut adalah masih banyaknya kasus-kasus kekerasan yang terjadi di
masyarakat, baik pisik maupun psikis, baik dilakukan oleh individu maupun kelompok.
Masih banyaknya kasus-kasus kekerasan yang tejadi di sekolah-sekolah, tawuran antar
pelajar, tawuran antar mahasiswa, sampai mengakibatkan meregangnya nyawa
seseorang hanya karena tawuran.
Masih banyaknya tindakan-tindakan tercela yang terjadi di masyarakat. Makin
maraknya tindak kejahatan, dan berkembangnya tindakan-tindakan asusila, rusaknya
kehidupan generasi muda serta maraknya pergaulan bebas, free sex, kasus-kasus aborsi
dan sebagainya. Rendahnya moralitas bangsa, menunjukkan bahwa kekerasan semakin
membudaya di masyarakat. Hal ini merupakan sebagian dari bukti nyata bahwa
pendidikan karakter masih berupa slogan, kurang diimplementasikan dengan optimal
dalam kehidupan sehari-hari, dan kehidupan bersama baik di dalam keluarga,
masyarakat maupun di sekolah-sekolah.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun beberapa masalah yang akan dibahas dalam karya tulis ini antara lain :
1. Apa itu pengertian pendidikan ?
2. Apa itu pengertian dari pendidikan karakter ?
3. Apa perbedaan antara kepribadian dengan karakter ?
4. Mengapa pembelajaran pendidikan karakter itu penting di Sekolah Dasar ?
5. Apa dampak dari pembelajaran pendidikan karakter bagi peserta didik ?
6. Apa peranan dari guru sebagai tenaga pendidik dalam pengembangan karakter
pendidikan peserta didik ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain :
1. Menjelaskan pengertian dari pendidikan.
2. Menjelaskan pengertian dari pendidikan karakter.
3. Menjelaskan perbedaan antara kepribadian dengan karakter.
4. Menjelaskan pembelajaran pendidikan karakter itu penting di Sekolah Dasar.
5. Menjelaskan dampak dari pembelajaran pendidikan karakter bagi peserta didik.
6. Menjelaskan peranan dari guru sebagai tenaga pendidik dalam pengembangan
karakter pendidikan peserta didik.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dari Pendidikan


Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan
sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan
orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Adapun definisi lain dari
pendidikan adalah usaha yang disengaja dan dilakukan secara sistematis agar suasana
belajar kondusif sehingga para peserta didik bisa mengembangkan bakat dan
kemampuan dirinya dengan lebih maksimal lagi. Dengan mengikuti pendidikan yang
sudah ditempuh, harapannya para peserta didik mampu memiliki akhlak yang mulia,
berkepribadian luhur, tinggi kemampuan spiritualitasnya, memiliki kecerdasan yang
luar biasa dan juga mempunyai keterampilan yang nantinya berguna bagi dirinya sendiri
dan juga bagi masyarakat sekitar.
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Belajar menurut Spears dalam
Suprijono (2009:2) pendidikan adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu,
mendengar dan mengikuti arah tertentu. Jadi belajar adalah proses perubahan perilaku
secara aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu, proses
yang diarahkan kepada suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman,
proses melihat, mengamati, memahami sesuatu dipelajari. Pendidikan juga harus
mampu untuk membentuk kepribadian (karakter), penguasaan terhadap tsaqâfah
(kebudayaan) dan penguasaan ilmu kehidupan (IPTEK, keahlian dan ketrampilan).

2.2 Pengertian dari Pendidikan Karakter


Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan
aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut
Thomas Lickona, tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif.
Dengan pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan,
seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini adalah bekal penting
dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena seseorang akan lebih
mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk
tantangan untuk berhasil secara akademis.
Meenurut Doni Koesoema A.Ed. “Pendidikan karakter yang utuh dan menyeluruh
tidak sekedar membentuk anak-anak muda menjadi pribadi yang cerdas dan baik,
melainkan juga membentuk mereka menjadi pelaku baik bagi perubahan dalam
hidupnya sendiri, yang pada gilirannya akan menyumbangkan perubahan dalam tatanan
sosial kemasyarakatan menjadi lebih adil, baik, dan manusiawi”. Pendidikan karakter
sangat penting bagi kita terutama bagi anak-anak yang masih dalam dunia pendidikan,
karena pendidikan karakter dalam dunia pendidikan ini dijadikan sebagai wadah atau
proses untuk membentuk pribadi anak agar menjadi pribadi yang baik.

2
2.3 Perbedaan antara Kepribadian dengan Karakter
Kepribadian sangat perlu diketahui dan dipelajari karena kepribadian sangat
berkaitan erat dengan pola penerimaan lingkungan sosial terhadap seseorang. Orang
yang memiliki kepribadian sesuai dengan pola yang dianut oleh masyarakat di
lingkungannya, akan mengalami penerimaan yang baik, tetapi sebaliknya jika
kepribadian seseorang tidak sesuai, apalagi bertentangan dengan pola yang dianut
lingkungannya, maka akan terjadi penolakan dari masyarakat.
Karakter adalah perilaku seseorang (yang relatif permanen) ketika berinteraksi
dengan lingkungan yang dilandasi dengan pengetahuan tentang moral (Naftalia, 2006).
“Bagaimana seseorang mempertanggungjawabkan hidupnya pada Tuhannya, itulah
karakter”. Sedangkan kepribadian adalah sejumlah karakteristik sifat yang muncul
dalam perilaku tanpa adanya penilaian moral. Sekedar deskripsi saja tentang seseorang,
misalnya pemarah, penyabar, tahan uji, mudah iba, mudah tersinggung, bangga, dan
sebagainya.
Setiap kesalahan yang dilakukan, manusia akan mencoba untuk memperbaiki
kesalahan yang dilakukannya dan memunculkan sisi positif untuk terus memperbaiki
diri, inilah yang disebut dengan Karakter. Misalnya, terdapat seorang anak yang
memiliki kepribadian Sanguin yang suka bercanda dan terkesan tidak serius, lalu anak
tersebut sadar dan mulai belajar sehingga membuktikan dirinya juga dapat bersikap
serius dalam situasi yang membutuhkan ketenangan dan perhatian fokus, itulah yang
disebut dengan karakter.
Ciri dari karakter yaitu tidak bisa diwariskan, karakter tidak dapat dibeli dan tidak
bisa ditukar. Karakter muncul jika dibangun dan dikembangkan secara sadar hari demi
hari. Proses pembentukan karakter perlu mlalui suatu proses yang tidak instan dan
proses ini membutuhkan banyak kesabaran. Karakter bukanlah sesuatu bawaan sejak
lahir yang tidak dapat diubah lagi seperti dna manusia.

2.4 Pentingnya Pendidikan Karakter


Terlepas dari urgensi penguatan Pendidikan karakter, Presiden Joko Widodo telah
menetapkan program penguatan Pendidikan karakter (PPK) sebagai salah satu program
utamanya yang masuk dalam Nawacita Presiden Joko Widodo. Kebijakan PPK ini
menjadi bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Aspek-aspek perilaku
yang menjadi sasaran perubahan adalah perubahan cara berpikir, bersikap, dan
bertindak menjadi lebih baik. Nilai-nilai utama PPK adalah religius, nasionalis, mandiri,
gotong royong, integritas. Untuk mewujudkannya, perlu implementasi PPK melalui
sistem pendidikan nasional agar diketahui, dipahami, dan diterapkan di seluruh sendi
kehidupan di sekolah dan di masyarakat. Untuk menjadikannya sebagai gerakan
nasional, Presiden Joko Widodo mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 87
Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter.
Di era globalisasi saat ini, bangsa Indonesia tidak henti-hentinya untuk selalu
melakukan pembangunan diseg bidang kehidupan, baik pembangunan material maupun
spiritual. Termasuk di dalamnya yaitu sumber daya manusia yang menjadi salah satu
faktor penunjang pembangunan atau peningkatan sumber daya manusia yaitu melalui
pendidikan. Pendidikan tidak hanya selalu berbicara mengenai pembelajaran, namun
pendidikan juga berbicara mengenai pembentukan karakter kepribadian, moral serta
akhlak seseorang. Saat seseorang hanya unggul dalam berprestasi, namun tidak
memiliki kepribadian serta karakter yang baik, bahkan tidak mau atau berusaha untuk

3
memperbaiki diri, prestasi tersebut akan terkubur dalam karna perilakunya yang sama
sekali tidak dapat diterima lingkungan.
Lingkungan paling dekat untuk menanamkan nilai-nilai positif bagi anak, aman dan
nyaman bagi kehidupan beserta perkembangan dan pertumbuhannya adalah lingkungan
keluarga. Waktu yang paling banyak dihabiskan oleh seorang anak adalah rumah.
Tetapi tidak sedikit orang tua yang meninggalkan anaknya karena sibuk dengan
pekerjaan atau bahkan menitipkan anaknya kepada pembantu. Peran penting orang tua
dalam mengajarkan dan menemani anak pada masa tumbuh kembangnya sudah
tergantikan degan benda yang namanya televisi atau benda-benda elektronik lainnya.
Padahal kenyataan yang sebenarnya keluargalah menjadi tempat karakter anak mulai
terbentuk. Pendidikan karakter pada anak usia sekolah dasar sangat diperlukan,
dikarenakan saat ini Bangsa Indonesia sedang mengalami krisis karakter dalam diri
anak bangsa.
Utamanya pendidikan karakter ini memang seharusnya dimulai sejak dini. Para ahli
psikologi menyebut bahwa pada usia kanak-kanak merupakan usia emas (golden age).
Pada usia ini, anak-anak mulai bereksplorasi dan mengembangkan potensi yang
dimilikinya.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar lima puluh persen variabilitas
kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia empat tahun. Peningkatan
tiga puluh persen berikutnya terjadi pada usia delapan tahun (SD), dan dua puluh persen
sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua (SMP). Sudah sepatutnya untuk
mulai memberikan pembelahjaran yang dapat membentuk karakter anak melalui
pendidikan karakter ini sejak dini.

2.5 Dampak Pendidikan Karakter bagi Peserta Didik


Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan
aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut
Thomas Lickona, tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif.
Dengan pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan,
seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini adalah bekal penting
dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena seseorang akan lebih
mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk
tantangan untuk berhasil secara akademis.
Dalam buku yang berjudul Emotional Intelligence and School Success (Joseph Zins,
et.al, 2001) mengumpulkan berbagai hasil penelitian mengenai pengaruh positif
kecerdasan emosi anak terhadap keberhasilan di sekolah. Dikatakan bahwa ada
beberapa faktor-faktor resiko penyebab kegagalan anak di sekolah. Faktor-faktor resiko
yang disebutkan nyatanya bukan terletak pada kecerdasan otak, melainkan pada
karakter, yaitu rasa percaya diri, kemampuan bekerja sama, kemampuan bergaul,
kemampuan berkonsentrasi, rasa empati, dan kemampuan berkomunikasi seseorang.
Anak-anak yang mempunyai masalah dalam kecerdasan emosinya, akan mengalami
kesulitan belajar, bergaul dan tidak dapat mengontrol emosinya. Anak-anak yang
bermasalah ini cirinya sudah dapat terlihat sejak usia prasekolah, dan jika tidak
ditangani akan terbawa sampai usia dewasa. Sebaliknya para remaja yang berkarakter
akan terhindar dari masalah-masalah umum yang dihadapi oleh remaja seperti
kenakalan, tawuran, narkoba, miras, perilaku seks bebas dan sebagainya.
Tujuan pendidikan karakter itu sendiri adalah untuk membentuk penyempurnaan
diri individu secara terus-menerus dan melatih kemampuan diri demi menuju kearah
hidup yang lebih baik. Pendidikan memiliki peran penting karena pendidikan tidak

4
hanya menentukan keberlangsungan masyarakat, namun juga menguatkan identitas
individu dalam masyarakat. Melalui pendidikan karakter ini, dampak bagi peserta didik
sangat positif, selain itu pendidikan karakter ini jugaberdampak bagi lingkungan sekitar.
Pendidikan karakter ini tentunya dapat membentuk karakter seseorang serta
menumbuhkan rasa tanggung jawab bagi peserta didik. Selain itu saat melakukan
interaksi dengan orang lain peserta didik dapat berkomunikasi dengan baik. Rasa saling
menghormati dan menghargai antara satu dan yang lainnya juga tertanam dalam
pendidikan karakter ini. Sehingga diharapkan peserta didik dapat menjadi generasi
bangsa yang selain cerdas juga berkarakter sesuai nilai-nilai luhur bangsa dan agama.

2.6 Peranan Guru sebagai Pendidik dalam Pengembangan Karakter


Guru adalah pendidik professional yang mempunyai tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik atau siswa. Guru memiliki peran yang penting sebagai tenaga pendidik di sekolah.
Tak hanya dalam masalah kegiatan belajar mengajar saja, melainkan dalam hal
mendidik karakter dan moral peserta didik. Karena perannya yang penting guru
bertanggung jawab dalam mendidik serta membentuk karakter peserta didik terutama
peserta didik di Sekolah Dasar. Dalam konteks pencapaian tujuan pendidikan karakter,
guru menjadi ujung tombak keberhasilan tersebut. Sebagai seorang pendidik, guru
menjadi sosok figur dan teladan bagi peserta didik.
Profesi guru mempunyai 2 (dua) tugas penting, yaitu mengajar dan mendidik.
Kedua tugas tersebut selalu mengiringi langkah sang guru baik pada saat menjalankan
tugas maupun diluar tugas (mengajar). Mengajar adalah tugas membantu dan melatih
anak didik dalam memahami sesuatu dan mengembangkan pengetahuan. Sedangkan
mendidik adalah mendorong dan membimbing anak didik agar maju menuju
kedewasaan secara utuh. Kedewasaan yang mencakup kedewasaan intelektual,
emosional, sosial, fisik, seni spiritual, dan moral. Pendidikan karakter dewasa ini
menjadi solusi alternatif bagi perkembangan siswa mejadi insan ideal. Pendidikan
karakter diarahkan untuk menanamkan karakter bangsa secara menyeluruh, baik
pengetahuan (kognitif), nilai hidup (afektif), maupun tindakan terpuji (psikomotor).
Peranan guru sebagai pendidik dalam mengembangkan pendidikan karakter dapat
dimulai dari pengoptimalisasiaan peran guru dalam proses belajar. Guru sebaiknya
dapat mengarahkan, membimbing serta memfasilitasi peserta didik dalam proses
pembelajaran. Guru juga dituntut untuk perduli terhadap konsep-konsep pendidikan
karakter pada materi-materi pembelajaran untuk terus menambah wawasan ilmu
pengetahuan yang berkaitan dengan pendidikan karakter, yang dapat diintergrasikan
dalam proses pembelajaran. Kegiatan pembiasaan diri yang berwawasan pengembangan
budi pekerti dan akhlak mulia juga bisa dioptimalkan oleh tenaga pendidik.
Selanjutnya tugas guru adalah menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif
untuk tumbuh dan berkembangnya karakter peserta didik. Pengaruh lingkungan bagi
peserta didik juga terbukti berperan penting dalam pembentukan karakter. Dengan
menjalin kerjasama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam
pengembangan pendidikan karakter. Selain itu guru juga menjadi figur teladan bagi
peserta didik. Dalam proses pembelajaran, intergrasi nilai-nilai karakter tidak hanya
dapat diintegrasikan ke dalam subtansi atau materi pelajaran, tetapi juga pada prosesnya.
Singkatnya peranan guru dalam pengembangan pendidikan karakter di sekolah yang
berkedudukan sebagai katalisator atau teladan, inspirator, motivator, dinamisator, dan
evaluator.

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan
aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut
Thomas Lickona, tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif.
Dengan pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan,
seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini adalah bekal penting
dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena seseorang akan lebih
mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk
tantangan untuk berhasil secara akademis.
Tujuan pendidikan karakter itu sendiri adalah untuk membentuk penyempurnaan
diri individu secara terus-menerus dan melatih kemampuan diri demi menuju kearah
hidup yang lebih baik. Pendidikan memiliki peran penting karena pendidikan tidak
hanya menentukan keberlangsungan masyarakat, namun juga menguatkan identitas
individu dalam masyarakat. Melalui pendidikan karakter ini, dampak bagi peserta didik
sangat positif, selain itu pendidikan karakter ini jugaberdampak bagi lingkungan sekitar.
Pendidikan karakter ini tentunya dapat membentuk karakter seseorang serta
menumbuhkan rasa tanggung jawab bagi peserta didik. Selain itu saat melakukan
interaksi dengan orang lain peserta didik dapat berkomunikasi dengan baik. Rasa saling
menghormati dan menghargai antara satu dan yang lainnya juga tertanam dalam
pendidikan karakter ini. Sehingga diharapkan peserta didik dapat menjadi generasi
bangsa yang selain cerdas juga berkarakter sesuai nilai-nilai luhur bangsa dan agama.

3.2 Saran
Pendidikan karakter merupakan tonggak kehidupan berkebangsaan yang nilai-
nilainya tertuang dalam dasar Negara. Pembentukan karakter yang pada umumnya
terjadi pada masa anak-anak, mendorong para orangtua maupun guru sebagai pendidik
untuk bersikap serius dalam masalah ini. Orangtua dan guru harus memberikan
pendidikan yang baik dalam rangka membentuk karakter anak. Sehingga diharapkan
lahir generasi penerus bangsa yang memiliki karakter kuat dalam rangka memajukan
bangsa dan negara.

6
DAFTAR PUSTAKA

https://tirto.id/tipe-kepribadian-manusia-sanguinis-plegmatis-koleris-melankolis-ehcS

https://www.silabus.web.id/pengertian-pendidikan-dan-makna-
pendidikan/#:~:text=Menurut%20Undang%2DUndang%20No.%2020,%2C%20kecerda
san%2C%20akhlak%20mulia%2C%20serta

https://www.kompasiana.com/fatiiim/590ff69fa5afbd8508fef994/pentingnya-pendidikan-
karakter-dalam-dunia-
pendidikan#:~:text=Pendidikan%20karakter%20adalah%20pendidikan%20yang,agar%
20menjadi%20pribadi%20yang%20baik.

https://www.kompasiana.com/daradtm/57b705087797734e1b619b63/kurangnya-pendidikan-
karakter-di-indonesia

https://www.kompasiana.com/ahmadturmuzi/5508f697a333112a632e3a4d/peranan-guru-dalam-
pengembangan-pendidikan-karakter-di-sekolah

https://www.kompasiana.com/radenarif/5a267cd1b3f86c5d2c67ab02/pentingnya-pendidikan-
karakter-disekolah?page=all

http://koranbogor.com/berita/kampus-kita/peran-guru-terhadap-pendidikan-karakter-siswa/

https://www.kompasiana.com/naftalia/54f40c9d7455139d2b6c841c/apa-bedanya-kepribadian-
dan-karakter

Anda mungkin juga menyukai