Limbah Padat UU
Limbah Padat UU
NIM : 081811133025
KELAS : LKT301/ Manajemen Limbah Padat
Beberapa Standar Nasional Indonesia yang digunakan untuk acuan pengelolaan limbah padat
antara lain:
a. SNI 19-2454-2002
Standar SNI 19-2454-2002: Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan merupakan
kaji ulang serta revisi dari SNI 19-2454-1991 mengenai tata cara pengelolaan teknik sampah
perkotaan mulai dari pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, pengolahan
persampahan disertai dengan kegiatan pemilahan pendekatan konsep 3M sejak dari
sumbernya, di pemindahan sampai di buangan akhir sampah. Tata cara teknik operasional
pengelolaan sampah perkotaan meliputi dasar-dasar perencanaan untuk :
1. Daerah pelayanan
2. Tingkat pelayanan
3. Teknik operasional mulai dari :
1) Pewadahan sampah
2) Pengumpulan sampah
3) Pemindahan sampah
4) Pengangkutan sampah
5) Pengolahan dan pemilahan sampah
6) Pembuangan akhir sampah
Kegiatan pemilahan dan daur ulang semaksimal mungkin dilakukan sejak dari pewadahan
sampah dengan pembuangan akhir sampah.
b. SNI 3234-2008
Standar Nasional Indonesia (SNI) 3234-2008 tentang ’Pengelolaan sampah di
permukiman’ adalah revisi dari SNI 03-3242-1994, Tata cara pengelolaan sampah di
permukiman, dengan perubahan sebagian pada penerapan 3R mulai dari kegiatan di sumber
sampai dengan TPS. Materi yang direvisi dalam tata cara ini adalah menerapkan 3R (reuse,
reduce dan recycling) di sumber dengan melibatkan masyarakat untuk ikut serta mengelola
sampah mulai dari pemilahan sampah organik dan an-organik, mengolah sampah organik
dengan menggunakan komposter rumah tangga. Selain dari itu, di TPS dengan melibatkan
pengelola yang berasal dari masyarakat setempat melakukan pendaur ulangan sampah
anorganik dan pengomposan skala lingkungan.
c. SNI 19-3983-1995
Standar Nasional Indonesia 19-3983-1995: Spesifikasi Timbulan Sampah untuk Kota
Kecil dan Kota Sedang di Indonesia memuat pengertian dan kriteria perencanaan
persampahan. Kriteria perencanaan meliputi sumber dan timbulan sampah untuk kota kecil
dan sedang, sedangkan untuk kota besar, metropolitan diharuskan mengadakan pengambilan
dan pengukuran contoh timbulan sampah. Spesifikasi ini dimaksudkan sebagai acuan dan
pegangan bagi perencana dan pengelolaan sampah di kota masing-masing dengan tujuan
untuk memberikan kriteria perencanaan persampahan untuk kota sedang dan kota kecil di
Indonesia. Spesifikasi sumber sampah berasal dari perumahan (rumah permanen, rumah semi
permanen, rumah non permanen) dan non perumahan (kantor, toko/ruko, pasar, sekolah).