Anda di halaman 1dari 7

NAMA : Azzahra Aulia Haya

NIM : 081811133025
KELAS : LKT301/ Manajemen Limbah Padat

Resume Peraturan yang Mengatur Limbah Padat


Limbah padat atau sampah padat merupakan salah satu bentuk limbah yang terdapat
di lingkungan. Bentuk, jenis, dan komposisi sampah padat sangat dipengaruhi oleh tingkat
budaya masyarakat dan kondisi alamnya. Besarnya sampah yang dihasilkan suatu daerah
tertentu sebanding dengan jumlah penduduk, jenis aktivitas, dan tingkat konsumsi penduduk
tersebut terhadap barang/material. Semakin besar jumlah penduduk atau tingkat konsumsi
terhadap barang maka semakin besar pula volume sampah yang dihasilkan. Pada prinsipnya
pengelolaan sampah haruslah dilakukan sedekat mungkin dengan sumbernya, sehingga
permasalahan sampah yang dihadapi selama ini dapat teratasi dengan baik tanpa harus
mengeluarkan banyak waktu, tempat dan biaya. Permasalahan pengelolaan sampah erat
kaitannya dengan pengaturan terhadap penimbunan, penyimpanan, pengumpulan,
pemindahan, pengangkutan, pembuangan atau pemusnahan dan pemanfaatan sesuai dengan
prinsip-prinsip kesehatan masyarakat (human health principle), ekonomi (economi),
keindahan (esthetic) dan pertimbangan-pertimbangan lingkungan lainnya serta disesuaikan
dengan kondisi masyarakat setempat. Penanganan masalah sampah perlu dikelola dengan
baik dan penuh tanggung jawab agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan terhadap
tanah dan air sehingga hasil pengelolaan sampah tersebut bermanfaat bagi kehidupan dan
kesehatan masyarakat. Pengelolaan sampah yang baik yaitu yang memenuhi syarat kesehatan
lingkungan seperti terciptanya lingkungan yang bersih dan nyaman; tidak menimbulkan bau
yang tidak sedap; tidak mencemari permukaan tanah, air, maupun udara; serta tidak menjadi
tempat berkembangbiaknya serangga dan binatang pengerat/vektor penyakit (Suprapto,
2005).
a. Undang-Undang No. 18 tahun 2008
Pengelolaan limbah padat juga diatur dalam Undang-Undang No. 18 tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah. Undang-undang ini terdiri dari 18 Bab dan 49 Pasal. Pokok kebijakan
dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengatur tentang
penyelenggaraan pengelolaan sampah secara terpadu dan komprehensif, pemenuhan hak dan
kewajiban masyarakat, serta tugas dan wewenang Pemerintah dan pemerintahan daerah untuk
melaksanakan pelayanan publik. Pengaturan hukum pengelolaan sampah dalam UU 18 tahun
2008 tentang Pengelolaan Sampah ini berdasarkan asas tanggung jawab, asas berkelanjutan,
asas manfaat, asas keadilan, asas kesadaran, asas kebersamaan, asas keselamatan, asas
keamanan, dan asas nilai ekonomi.
Pembentukan Undang-Undang ini diperlukan dalam rangka:
a. kepastian hukum bagi rakyat untuk mendapatkan pelayanan pengelolaan sampah yang
baik dan berwawasan lingkungan;
b. ketegasan mengenai larangan memasukkan dan/atau mengimpor sampah ke dalam
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
c. ketertiban dalam penyelenggaraan pengelolaan sampah;
d. kejelasan tugas, wewenang, dan tanggung jawab Pemerintah dan pemerintahan daerah
dalam pengelolaan sampah; dan
e. kejelasan antara pengertian sampah yang diatur dalam Undang-Undang ini dan
pengertian limbah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup

b. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2020


Peraturan yang mengatur tentang sampah salah satunya adalah Peraturan Pemerintah
Nomor 27 tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah Spesifik. PP 27 tahun 2020 tentang
Pengelolaan Sampah Spesifik adalah aturan pelaksanaan UU 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam
yang berbentuk padat. Sampah Spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi
dan/atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus. PP 27 tahun 2020 tentang Pengelolaan
Sampah Spesifik melaksanakan Pasal 23 ayat (2) UU 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah. Pengelolaan Sampah Spesifik adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan. Sampah Spesifik berbeda
dengan jenis sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga yang
pengelolaannya telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah Spesifik
pengaturan Pengelolaan Sampah Spesifik jauh lebih kompleks dan beragam. Sampah Spesifik
merupakan timbulan Sampah yang perlu penanganan secara spesifik, baik karena
karakteristiknya, volumenya, frekuensi timbulnya ataupun karena faktor lainnya yang
memerlukan cara penanganan yang tidak normatif berurutan, tetapi memerlukan suatu
metodologi yang hanya sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012
Sampah rumah tangga diatur di dalam Pasal 1 Angka 1 Peraturan Pemerintah Nomor 81
Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga. Pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012
tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
sebagai pelaksanaan UU No 18 tahun 2008. Peraturan Pemerintah ini dibentuk dengan tujuan
untuk melindungi kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan, menekan terjadinya
kecelakaan dan bencana yang terkait dengan pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah
sejenis sampah rumah tangga, serta mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Tujuan tersebut tercantum di dalam Penjelasan peraturan pemerintah tersebut. PP No. 81
Tahun 2012 juga memberikan landasan bagi penyelenggaraan pengelolaan sampah di
Indonesia, khususnya di daerah. Sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari
kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga yang tidak termasuk tinja dan sampah spesifik.
Sampah rumah tangga yang dihasilkan setiap harinya bila tidak dikelola dengan baik dan
tidak berwawasan lingkungan maka lama-kelamaan akan mengakibatkan adanya
penumpukan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Adanya penumpukan sampah
rumah tangga yang tidak dikelola secara baik dengan cara yang berwawasan lingkungan
maka akan menyebabkan timbulnya berbagai dampak, baik bagi lingkungan hidup maupun
bagi kesehatan masyarakat.

d. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010


Sebelum lahirnya PP No. 81 Tahun 2012, Menteri Dalam Negeri mengeluarkan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan
Sampah (Permendagri No. 33 Tahun 2010) yang menjadi landasan bagi pemerintah daerah
dalam pengelolaan sampah. Pasal 2 Permendagri No. 33 Tahun 2010 menyebutkan bahwa
Pemerintah daerah menyusun rencana pengurangan dan penanganan sampah yang dituangkan
dalam rencana strategis dan rencana kerja tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang
sekurang-kurangnya memuat:
a. target pengurangan sampah;
b. target penyediaan sarana dan prasana pengurangan dan penanganan sampah mulai
dari sumber sampah sampai dengan tempat pembuangan akhir;
c. pola pengembangan kerjasama daerah, kemitraan, dan partisipasi masyarakat;
d. kebutuhan penyediaan pembiayaan yang ditanggung oleh pemerintah daerah dan
masyarakat; dan
e. rencana pengembangan dan pemanfaatan teknologi yang ramah lingkungan dalam
memenuhi kebutuhan mengguna ulang, mendaur ulang, dan penanganan akhir
sampah.

e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 3 Tahun 2013


Penanganan sampah yang menjadi tugas dari pemerintah kabupaten/kota sebagaimana
yang dimaksud dalam UU Pengelolaan Sampah yang diturunkan dalam PP Nomor 81 Tahun
2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sejenis Sampah Rumah Tangga,
kemudian didetailkan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 3 Tahun 2013
tentang Pengelolaan Persampahan Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga.
Pengelolaan Persampahan Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
meliputi:
a. pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis,
jumlah, dan/atau sifat sampah;
b. pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber
sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu;
c. pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau tempat
penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu menuju
ke tempat pemrosesan akhir;
d. pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah;
e. pemrosesan sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau residu hasil; dan
f. pengolahan sebelum di buang ke media lingkungan secara aman.

f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 Tahun 2006


Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 21 tahun 2006 tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan ini didasari oleh adanya
Kebutuhan Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan
Persampahan sebagai salah satu pedoman penyehatan lingkungan permukiman (sebagaimana
diamanatkan Peraturan Pemerintah No.16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah), adanya
Deklarasi sidang-sidang PBB khususnya Deklarasi Habitat dan Agenda 21 tentang tempat
tinggal yang layak bagi manusia dan pembangunan permukiman berkelanjutan yang perlu
diwujudkan dalam kebijakan dan strategi penanganan persampahan permukiman, serta
adanya KTT Millenium PBB bulan September 2000 yang menghasilkan Tujuan
Pembangunan Millenium atau Millenium Development Goals (MDG) dalam rangka
mewujudkan lingkungan kehidupan yang lebih baik. Peraturan ini memiliki misi antara lain:
a. Mengurangi timbulan sampah dalam rangka pengelolaan persampahan yang
berkelanjutan.
b. Meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan sistem pengelolaan persampahan.
c. Memberdayakan masyarakat dan meningkatkan peran aktif dunia usaha/swasta.
d. Meningkatkan kemampuan manajemen dan kelembagaan dalam sistem pengelolaan
persampahan sesuai dengan prinsip good and cooperate governance.
e. Memobilisasi dana dari berbagai sumber untuk pengembangan sistem pengelolaan
persampahan.
f. Menegakkan hukum dan melengkapi peraturan perundangan untuk meningkatkan
sistem pengelolaaan persampahan.

g. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2011


Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2011 tentang Pedoman
Materi Muatan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga bertujuan untuk memberikan panduan bagi
pemerintahan daerah dalam perumusan materi muatan Rancangan Peraturan Daerah Tentang
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2011 memuat hak dan kewajiban,
perizinan, penanganan sampah, pembiayaan dan kompensasi, peran masyarakat, larangan,
pengawasan, dan sanksi administratif. Dalam penyelenggaraan penanganan sampah rumah
tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga, gubernur atau bupati/walikota menetapkan
kebijakan dan strategi penanganan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah
tangga. Kebijakan tersebut memuat arah kebijakan penanganan sampah, dan program
penanganan sampah. Penanganan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah
tangga yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota meliputi:
a. Pemilahan sampah
b. Pengumpulan sampah
c. Pengangkutan sampah
d. Pengolahan sampah
e. Pemrosesan akhir sampah
Rencana induk paling sedikit memuat pemilahan sampah, pengumpulan sampah,
pengangkutan sampah, pengolahan sampah, pemrosesan akhir sampah, dan pendanaan.
Rencana induk tersebut ditetapkan untuk jangka waktu paling sedikit 10 (sepuluh) tahun.

h. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2012


Salah satu kebijakan sampah menjelaskan tentang pengelolaan sampah adalah Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No 13 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan
Reduce, Reuse, dan Recycle Melalui Bank Sampah. Kegiatan reduce, reuse, dan recycle atau
batasi sampah, guna ulang sampah dan daur ulang sampah yang selanjutnya disebut Kegiatan
3R adalah segala aktivitas yang mampu mengurangi segala sesuatu yang dapat menimbulkan
sampah, kegiatan penggunaan kembali sampah yang layak pakai untuk fungsi yang sama atau
fungsi yang lain, dan kegiatan mengolah sampah untuk dijadikan produk baru. Bank sampah
adalah tempat pemilahan dan pengumpulan sampah yang dapat didaur ulang dan/atau diguna
ulang yang memiliki nilai ekonomi. Konsep pengelolaan sampah melalui Bank Sampah ini
merupakan suatu metode dalam membangun sistem pengelolaan sampah dengan yang lebih
memberdayakan masyarakat dengan memberikan ganjaran berupa uang kepada masyarakat
yang memilah dan menyetor sampah. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 13
Tahun 2012 meliputi persyaratan bank sampah, mekanisme kerja bank sampah, pelaksanaan
bank sampah dan pelaksana bank sampah.

Beberapa Standar Nasional Indonesia yang digunakan untuk acuan pengelolaan limbah padat
antara lain:
a. SNI 19-2454-2002
Standar SNI 19-2454-2002: Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan merupakan
kaji ulang serta revisi dari SNI 19-2454-1991 mengenai tata cara pengelolaan teknik sampah
perkotaan mulai dari pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, pengolahan
persampahan disertai dengan kegiatan pemilahan pendekatan konsep 3M sejak dari
sumbernya, di pemindahan sampai di buangan akhir sampah. Tata cara teknik operasional
pengelolaan sampah perkotaan meliputi dasar-dasar perencanaan untuk :
1. Daerah pelayanan
2. Tingkat pelayanan
3. Teknik operasional mulai dari :
1) Pewadahan sampah
2) Pengumpulan sampah
3) Pemindahan sampah
4) Pengangkutan sampah
5) Pengolahan dan pemilahan sampah
6) Pembuangan akhir sampah
Kegiatan pemilahan dan daur ulang semaksimal mungkin dilakukan sejak dari pewadahan
sampah dengan pembuangan akhir sampah.

b. SNI 3234-2008
Standar Nasional Indonesia (SNI) 3234-2008 tentang ’Pengelolaan sampah di
permukiman’ adalah revisi dari SNI 03-3242-1994, Tata cara pengelolaan sampah di
permukiman, dengan perubahan sebagian pada penerapan 3R mulai dari kegiatan di sumber
sampai dengan TPS. Materi yang direvisi dalam tata cara ini adalah menerapkan 3R (reuse,
reduce dan recycling) di sumber dengan melibatkan masyarakat untuk ikut serta mengelola
sampah mulai dari pemilahan sampah organik dan an-organik, mengolah sampah organik
dengan menggunakan komposter rumah tangga. Selain dari itu, di TPS dengan melibatkan
pengelola yang berasal dari masyarakat setempat melakukan pendaur ulangan sampah
anorganik dan pengomposan skala lingkungan.

c. SNI 19-3983-1995
Standar Nasional Indonesia 19-3983-1995: Spesifikasi Timbulan Sampah untuk Kota
Kecil dan Kota Sedang di Indonesia memuat pengertian dan kriteria perencanaan
persampahan.  Kriteria perencanaan meliputi sumber dan timbulan sampah untuk kota kecil
dan sedang, sedangkan untuk kota besar, metropolitan diharuskan mengadakan pengambilan
dan pengukuran contoh timbulan sampah. Spesifikasi ini dimaksudkan sebagai acuan dan
pegangan bagi perencana dan pengelolaan sampah di kota masing-masing dengan tujuan
untuk memberikan kriteria perencanaan persampahan untuk kota sedang dan kota kecil di
Indonesia. Spesifikasi sumber sampah berasal dari perumahan (rumah permanen, rumah semi
permanen, rumah non permanen) dan non perumahan (kantor, toko/ruko, pasar, sekolah).

Anda mungkin juga menyukai