DI SUSUN OLEH :
Segala Puji Syukur kami Panjatkan Kehadiratmu Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkatnya maka kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Komunikasi
terapeutik pada Anak dan Bayi” ini dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kulia Komunikasi Dalam Keperawatan. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk
menambah wawasan atau pengetahuan tentang “komunikasi terapeutik pada bayi
dan anak” bagi para pembaca dan juga bagi kami sebagai penulis makalah ini.
Kami menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik
dan saran yang membagunakan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
1. Tangis
Pada awal kehidupan pasca lahir, menangis merupakan salah satu cara
pertama yang dapat dilakukan bayi untuk berkomunikasi dengan dunia
luar. Melalui tangisan dia memberitahu kebutuhannya seperti lapar,
dingin, panas, lelah, dan kebutuhan untuk diperhatikan. Jika
kebutuhanya segera dipenuhi, bayi hanya akan menangis bila ia mmerasa
sakit atau tertekan. Perawat harus banyak berlatih mengenal macam-
macam arti tangisan bayi karena ibu muda memerlukan bantuan ini.
Setelah berusia 2 minggu, kebanyakan kasus disebabkan karena orang
tua yang tidak cepat tanggap terhadap arti tangis bayinya dan tidak
konsisten dalam menanggapinya. Bayi yang sehat dan normal frekuensi
tangisan menurun pada usia 6 bulan karena keinginan dan kebutuhan
mereka cukup terpenuhi. Frekuensi tangisan seharusnya menurun sejalan
dengan meningkatnya kemampuan berbicara.
2. Ocehan dan Celoteh
Bentuk komunikasi prabicara disebut “ ocehan “ (cooing) atau “ celoteh
“ (babbling). Ocehan timbul karena bunyi eksplosif awal yang
disebabkan oleh perubahan gerakan mekanisme ‘suara’. Ocehan ini
terjadi pada bulan awal kehidupan bayi seperti : merengek, menjerit,
menguap, bersin, menangis, dan mengeluh. Sebagian ocehan akan
berkembang menjadi celoteh dan sebagian akan hilang. Celotehan
merupakan mekanisme otot saraf bayi berkembang dan sebagian bayi
mulai berceloteh pada awal bulan kedua, kemudian meningkat cepat
antara bulan ke -6 dan ke-8.
Nilai celoteh :
Contoh :
2. Menggambar
Menggambar adalah salah satu bentuk komunikasi
berharga melalui pengamatan gambar. Dasar asumsi
dalam menginterpretasi gambar adalah bahwa anak-anak
mengungkapkan tentang dirinya.
c. Tipe kinestetis
Orang yang memiliki kecenderungan belajar dari
manipulasi objek.
untuk berlatiAgar bayi atau anak dapat segera bicara, maka bayi
perlu diajarkan atau diberikan untuk meniru kata-kata yang sering
kita ucapkan.
e. Motivasi dan tantangan
Ajaran dan dorongan bayi untuk mengucapkan dan apa yang bisa
diucapkan oleh bayi. Dalam hal ini perlu disadari bahwa yang
diucapkan bayi belum sempurna, mungkin yang keluar baru berupa
suara-suara atau kata-kata yang belum jelas sehingga butuh
kesabaran dan ketelatenan dalam mengajarkan bicara kepada
bayi/anak.
f. Bimbingan
Upaya untuk membantu keterampilan bicara anak dapat dilakukan
dengan cara : menyediakan model yang baik, mengatakan dengan
perlahan dan jelas, serta membetulkan kesalahan yang diucapkan si
anak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang
disampaikan melalui lambang-lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh
penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan. Tujuan komunikasi yaitu pesan
yang disampaikan oleh komunikator dapat dimengerti oleh si komunikan. Dalam
melakukan komunikasi pada anak dan remaja, perawat perlu memperhatikan
berbagai aspek diantaranya adalah cara berkomunikasi dengan anak, tehnik
komunikasi, tahapan komunikasi dan faktor yang mempengaruhi komuikasi.
Komunikasi dengan anak merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga
hubungan dengan anak, melalui komunikasi ini pula perawat dapat memudahkan
mengambil berbagai data yang terdapat pada diri anak yang selanjutnya digunakan
dalam penentuan masalah keperawatan atau tindakan keperawatan.
B. Saran
Pada saat pembuatan makalah kami menyadari bahwa banyak sekali kesalahan dan
jauh dari kata sempurna, sehingga kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang sifatnya dapat membangun kami kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Dalami, Ermawati., dkk. 2009. Buku Saku Komunikasi Keperawatan. Jakarta: Trans
Info Media.