Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Tahun : 2019
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknik kromatografi adalah metode pemisahan yang digunakan untuk sintesis
senyawa murni (atau hampir murni). Pada umumnya sebelum suatu senyawa
diidentifikasi dan dapat di ukur kadarnya, perlu di pisahkan dari matriknya. Oleh karena
itu, pemisahan merupakan langkah penting dalam analisi kualitatis. Suatu analisis kimia
menjadi meragukan jika pengukuran sifat tidak berhubungan dengan sifat spesifik
senyawa terukur. Terdapat banyak teknik pemisahan tetapi kromatografi merupakan
teknik yang paling banyak di gunakan. Salah satunya yaitu kromatografi kolom.
Berbagai metode kromatografi memberikan cara pemisahan paling kuat. Karena
pemanfaatannya yang leluasa, dipakai secara luas untuk pemisahan analitik dan
preparatif. Biasanya, kromatografi analitik dipakai pada tahap permulaan untuk semua
cuplikan, dan kromatografi preparatif hanya dilakukan jika diperlukan fraksi murni dari
campuran. Pemisahan secara kromatografi dilakukan dengan cara mengotak-atik
langsung beberapa sifat fisika umum dari molekul. Pemisahan senyawa biasanya
menggunakan beberapa teknik kromatografi. Pemilihan teknik kromatografi sebagian
besar bergantung pada sifat kelarutan senyawa yang akan dipisahkan. Berdasarkan uraian
tersebut, maka pada makalah ini akan dibahas tentang metode kromatografi kolom.
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kromatografi kolom
2. Untuk mengetahui prinsip dari kromatografi kolom
3. Untuk mengetahui fase diam dan fase gerak dari kromatografi kolom
4. Untuk mengetahui proses pemisahan / mekanisme pemisahan pada kromatografi
kolom
5. Untuk mengetahui analisis kualititatif dan kuantitatif kromatografi kolom
6. Untuk mengetahui penerapan kromatografi kolom dalam kehidupan.
3
BAB II
4
Keuntungan kromatografi kolom yaitu dapat digunakan untuk analisis dan
aplikasi preparatif, digunakan untuk menentukan jumlah komponen campuran digunakan
untuk memisahkan dan purifikasi substansi. Kerugian dari kromatografi kolom yaitu
untuk mempersiapkan kolom dibutuhkan kemampuan teknik dan manual, sehingga
metode ini sangat membutuhkan waktu yang lama.
5
BAB III
Dalam kromatografi terdapat istilah fase diam dan fase gerak. Ditinjau dari pengertian
keduanya dimana fase diam (Stationary phase) merupakan salah satu komponen yang penting
dalam proses pemisahan dengan kromatografi karena dengan adanya interaksi dengan fase
diamlah terjadi perbedaan waktu retensi (tR) dan terpisahnya komponen suatu senyawa analit.
Fase diam dapat berupa bahan padat atau porous (berpori) dalam bentuk molekul kecil atau
cairan yang umumnya dilapiskan pada padatan pendukung.
Sedangkan fase gerak (Mobile phase) merupakan pembawa analit, dapat bersifat inert
maupun berinteraksi dengan analit tersebut. Fase gerak dapat berupa bahan cair dan dapat juga
berupa gas inert yang umumnya dapat dipakai sebagai carrier gas senyawa yang mudah
menguap (volatile).
Pada kromatografi kolom, kolomnya (tabung gelas) diisi dengan bahan seperti pati yang
dicampur dengan adsorben, dan pastanya diisikan kedalam kolom. Larutan sampel kemudian
diisikan kedalam kolom dari atas sehingga sampel diasorbsi oleh adsorben. Kemudian pelarut
(fase gerak) ditambahkan tetes demi tetes dari atas kolom. Partisi zat terlarut berlangsung di
pelarut yang turun ke bawah (fasa gerak) dan pelarut yang teradsorbsi oleh adsorben (fase diam).
Berdasarkan uraian diatas maka dapat kita simpulkan bahwa fase gerak dalam kromatografi
kolom merupakan pelarut sedangkan fase diamnya adalah adsorbenUntuk kromatografi jenis ini
dasarnya adalah senyawa yang memiliki kemiripan sifat fisika kimia dengan fase diam akan
tertambat lebih lama pada fase diam –> tR lebih besarSebagai contoh jika kita ingin memisahkan
kafein dan parasetamol pada sampel obat flu dengan fase diam ODS (Oktadesil silika) yang
nonpolar, maka parasetamol akan lebih dulu keluar dari kolom atau tR lebih kecil daripada
kafein. karena Kafein sifatnya nonpolar dan lebih terlarut pada fase diam, sedangkan parasetamol
bisa terlarut sedikit tapi hanya sebentar saja.
6
BAB IV
Pada sistem partisi, ialah pemisahan komponen yang didasarkan atas perbedaan
polaritas pada fase diam. Sistem ini terjadi pada kromatografi yang menggunakan
fase diam dan fase bergeraknya berupa cairan, fase diam dan fase bergeraknya berupa
7
gas, fase diam berupa cairan sedangkan fase bergerak berupa gas, atau fase diam
berupa gas sedangkan fase diamnya berupa cairan.
2. Teknik Elusi
Ada beberapa cara mengelusi sampel. Yang pertama dengan cara bertahap
(batch elution atau stepwise elution), yaitu mengelusi kolom dengan suatu jenis
pelarut (dapat merupakan campuran dua macam atau lebih pelarut) sampai
sejumlah volume eluat tertentu dikumpulkan, kemudian elusi dilanjutkan dengan
jenis pelarut lain dengan cara yang sama, demikian seterusnya dengan jenis
8
pelarut yang lain lagi sampai selesai. Keuntungan dengan menggunakan cara ini
adalah mudah dilakukan penyeimbangan (conditioning) kolom. Dengan demikian
fraksi fraksi yang ingin dipisahkan dapat dielusi dengan sesedikit mungkin eluen.
Cara yang kedua adalah mengalirkan eluen secara berterusan (continuous
elution). Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan pompa peristaltik atau
secara sederhana dengan meletakkan tangki penyedia freservoir) pelarut tepat di
atas kolom.
Cara yang ketiga adalah mengelusi kolom dengan dua macam atau lebih
pelarut sekaligus dengan rasio yang berubah selama elusi. Cara ini lazim disebut
sebagai pengelusian bertingkat (gradient elution).
C. Kromatografi Kolom Adsorpsi
Berbeda dengan kromatografi partisi, maka dalam kromatografi adsorpsi yang
menjadi fase diam adalah berupa padatan yang sekaligus juga berperan sebagai
penyangga. Permukaan partikel-partikel penyangga mempunyai sifat aktif yang dapat
mengikat komponen-komponen atau molekul-molekul tertentu.
Pada kromatografi kolom adsorpsi juga digunakan tabung seperti halnya pada
kromatografi kolom partisi dan cara penyiapannya juga tidak berbeda dengan
penyiapan kolom partisi. Pada umumnya penyangga merupakan komponen yang
mempunyai polaritas tinggi, sehingga penyerapan solut pada permukaan penyangga
sangat tergantung pada polaritas solut. Sedangkan eluennya digunakan pelarut yang
polaritasnya rendah.
9
BAB V
ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF
A. Analisis Kuantitatif
Komponen (eluat) yang diperoleh dapat diteruskan untuk ditetapkan kadarnya
dengan cara titrasi ataupun spektofotometri.
B. Analisis Kualitatif
Pergerakan komponen melalui kolom akan terjadi kesetimbangan baru antara
bahan penyerap, komponen campuran dan eluen. Kesetimbangan dikatakan tetap bila
suatu komponen yang satu dengan lainnya bergerak ke bagian bawah kolom dengan
waktu atau kecepatan berbeda-beda sehingga terjadi pemisahan dengan terbentuk pita-
pita (zona-zona) yang setiap zona berisi satu macam komponen (eluat). Setiap zona yang
keluar dari kolom dapat ditampung dengan sempurna sebelum zona yang lain keluar dari
kolom.
10
BAB VI
APLIKASI KROMATOGRAFI KOLOM DALAM KEHIDUPAN
11
12