Anda di halaman 1dari 4

Nama : Tiara Ridho Gusti

NPM : 200110190104
Kelas : Praktikum Fisiologi Ternak-A

1. Pengertian larutan Hipertonis, Hipotonis, dan Isotonis


Jawaban:
Larutan hipertonik adalah larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut tinggi.Pada
larutan hipertonik, sebagian besar molekul air terikat/tertarik ke molekul terlarut,sehingga
hanya sedikit molekul air yang bebas dan bisa melewati membran. Jika selberada pada
larutan hipertonik, maka sel banyak kehilangan molekul air, sehingga selmenjadi kecil
dan dapat menyebabkan kematian.
Larutan hipotonik adalah larutan dengan konsentrasi terlarut rendah. Pada
larutanhipotonik, memiliki lebih banyak molekul air yang bebas (tidak terikat oleh
molekulterlarut), sehingga lebih banyak molekul air yang melewati membran. Jika sel
terdapatpada larutan yang hipotonik, maka sel tersebut akan mendapatkan banyak air,
sehinggabisa menyebabkan lisis (pada sel hewan), atau turgiditas tinggi (pada sel
tumbuhan).
Larutan isotonik adalah larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut sama denganzat
pelarutnya. Sel yang terletak pada larutan isotonik, maka volumenya akan konstan.Dalam
hal ini, sel akan mendapat dan kehilangan air yang sama.

2. Proses Osmosis dan Difusi


 Mekanisme Osmosis
Proses osmosis terjadi ketika adanya perpindahan molekul pelarut melalui selaput
semipermiabel dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat atau dari
bagian yang konsentrasi pelarut rendah (hipotonis) ke konsentrasi pelarut tinggi
(hipertonis). Beberapa contoh peristiwa osmosis dalam kehidupan sehari hari antara
lain: Penyerapan air oleh akar tanaman, potongan wortel yang semakin berat saat
direndam air, dan terjadinya hemolisis pada eritrosit saat direndam aquades.
 Mekanisme Difusi
Difusi melalui membran dapat berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu difusi
sederhana, difusi melalui saluran yang terbentuk oleh protein transmembran, dan
difusi difasilitasi. Difusi sederhana melalui membran berlangsung karena
molekul-molekul yang berpindah atau bergerak melalui membran bersifat larut dalam
lemak (lipid) sehingga dapat menembus lipid bilayer pada membran secara langsung.
Membran sel permeabel terhadap molekul larut lemak seperti hormon steroid, vitamin
A, D,E, dan K serta bahan-bahan organik yang larut dalam lemak, Selain itu,
memmbransel juga sangat permeabel terhadap molekul anorganik seperti O,CO2, HO,
dan H2O. Beberapa molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion
tertentu,dapat menembus membran melalui saluran atau chanel. Saluran ini terbentuk
dari protein transmembran, semacam pori dengan diameter tertentu
yangmemungkinkan molekul dengan diameter lebih kecil dari diameter pori
tersebutdapat melaluinya. Sementara itu, molekul–molekul berukuran besar seperti
asam amino, glukosa, dan beberapa garam–garam mineral, tidak dapat menembus
membran secara langsung, tetapi memerlukan protein pembawa atau transporter untuk
dapat menembus membran. Proses masuknya molekul besar yang melibatkan
transforter dinamakan difusi difasilitasi. Beberapa contoh peristiwa difusi dalam
kehidupan sehari hari antara lain: Pertukaran O2 dan CO2 di alveolus dan penyerapan
sari sari makanan di usus halus.

3. Proses pecahnya sel darah merah atau proses Hemolisis


Penghancuran sel-sel darah merah terjadi setelah mengalami tiga sampai empat
bulan. Sel-sel darah merah mengalami disintegrasi, melepaskan Hb ke dalam darah dan
debris sel yang rusak itu disisihkan dari sirkulasi oleh system makrofag yang terdiri dari
sel-sel khusus di dalam hati, limpa, sum-sum tulang dan nod limfa. Sel-sel makrofag ini
melakukan fagositosis debris. Fragmennya dicerna dan dilepaskan ke dalam darah. Unsur
protein globin dari hemoglobin mengalami degradasi menjadi asam amino.
Pecahnya membran eritrosit, sehingga hemoglobin besar di dalam medium dapat
bebas dan berada di sekelilingnya. Kerusakan membran eritrosit dapat disebabkan oleh
penambahan larutan hipotonis, hipertonis ke dalam aliran darah. Penurunan tekanan
permukaan membran eritrosit, zat/unsur kimia tertentu, pemanasan dan pendinginan akan
menyebabkan rapuh karena ketuaan dalam sirkulasi darah dan lain-lain. Apabila medium
disekitar wajah atau permukaan eritrosit menjadi hipotonis (karena penambahan larutan
NaCl), maka medium tersebut akan masuk kedalam eritrosit melalui membran yang
bersifat semipermeabel dan dapat berakibat sel eritrosit mengembang. Bila membran
tidak kuat lagi menahan tekanan yang ada dalam sel eritrosit itu sendiri, maka sel itu akan
pecah dan akibatnya hemoglobin akan bebas melalui sekelilingnya. Sebaliknya bila
eritrosit akan menuju keluar eritrosit, akibatnya eritrosit akan keriput atau krenasi.
Keriput ini dapat dikembalikkan dengan cara menambahkan cairan isotonis.

4. Proses terjadinya sel sel darah merah mengkerut atau proses Kernasi
Krenasi adalah proses pengkerutan sel darah akibat adanya larutan hipotonis dan
hipertonis. Faktor penyebab krenasi yaitu adanya peristiwa osmosis yang menyebabkan
adanya pergerakan air dalam sel sehingga ukuran sel menjadi berkurang atau mengecil.
Proses yang sama juga terjadi pada tumbuhan yaitu plasmolisis dimana sel tumbuhan
juga mengecil karena dimasukkan dalam larutan hipertonik.
Krenasi ini dapat dikembalikkan dengan cara menambahkan cairan isotonis ke dalam
medium luar eritrosit. Krenasi juga merupakan kontraksi atau pembentukan nokta tidak
normal di sekitar pinggir sel setelah dimasukkan ke dalam larutan hipertonik karena
kehilangan air melalui osmosis. Osmosis menyebabkan pergerakan air keluar dari sel
yang dapat menyebabkan sitoplasma berkurang volumenya, sebagai akibat sel mengecil
atau mengkerut.
5. Proses pembekuan darah atau proses koagulasi.
Ketika perdarahan mulai terjadi, pembuluh darah akan mengerut dan menyempit
untuk mengontrol jumlah darah yang keluar. Pembuluh darah yang mengkerut akan
mengurangi aliran darah pada area yang terluka.
Tubuh akan mengaktifkan platelet sebagai respons atas munculnya luka. Platelet-
platelet ini akan mengeluarkan semacam sinyal kimia yang bisa menarik sel-sel tubuh ke
area yang terluka. Platelet dan sel tubuh akan menggumpal, sehinga membentuk
sumbatan pada luka. Proses ini membutuhkan peran dari protein bernama faktor von
Willebrand, yang membuat platelet bisa saling menempel dan menjadi gumpalan.
Kerusakan pada pembuluh darah akan mengaktifkan faktor koagulasi di dalam darah.
Protein-protein faktor koagulasi akan mendorong produksi fibrin, yaitu helai-helai protein
yang sangat kuat dan saling terjalin untuk menutup area yang terluka. Helaian fibrin
tersebut akan diproduksi selama berhari-hari dan berminggu-minggu sampai luka di
pembuluh darah tertutup serta sembuh sepenuhnya.
DAFTAR PUSTAKA

Durachim, A., dan Astuti, D. 2018. Hemostasis. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia
Kesehatan. Kementrian Kesehatan RI.
Kelas Pintar. 2020. Apa yang Dimaksud Tekanan Osmosis?. Kelaspintar.id. (retrivied from
https://www.kelaspintar.id/apa-yang-dimaksud-tekanan-osmosis 24 November 2020, jam
12.43 WIB)
Lauralee, S. L. 2001. Fisiologi manuisa : dari sel ke sistem/sheerwood, lauralee; alih bahasa
Brahm U. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai