9169 40907 1 PB
9169 40907 1 PB
Heru Setiawan1
Abstract
In this paper we attempt to analyze effects of fiscal and monetary policy on output,
inflation and interest rates in Indonesia using Structural Vector Autoregression (SVAR)
for the period 2001:1 – 2017:3. We follow Blanchard and Perotti (2002) methodology to
identify the structural shocks and analyze the transmission mechanisms of fiscal and
monetary policy on economic activity. The estimation results show that expansionary
fiscal policy through increase in government spending are found to have relatively small
(though positive) effect on output. Moreover, the increase in government spending lead
to relatively higher inflation and interest rate. A tax shock, which is mean the
contractionary fiscal policy, give negative effect on the output but turn into positive effect
after one year. A shock in interest rate follow by decrease in inflation, which is
accordance with Taylor Rule. Overall, the empirical result indicate the less potent fiscal
policy to stimulate output in short-time period while putting upward pressure on inflation
and nominal interest rate.
Keywords : fiscal policy, monetary policy, Structural Vector Autoregression (SVAR)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis dampak kebijakan fiskal dan moneter di
Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), inflasi dan tingkat suku bunga
menggunakan model Structural Vector Autoregression (SVAR) dengan periode
observasi 2001:1 sampai dengan 2017:3. Penelitian ini menggunakan metodologi
Blanchard dan Perotti (2002) untuk mengidentifikasi structural shocks dan menganalisis
mekanisme transmisi dampak kebijakan fiskal dan moneter terhadap aktivitas ekonomi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan fiskal ekspansif melalui kenaikan
belanja pemerintah memberikan dampak positif terhadap PDB dan memicu terjadinya
kenaikan inflasi serta tingkat suku bunga. Shock pada penerimaan pajak (kebijakan fiskal
kontraktif) berdampak negatif terhadap output tetapi dampak tersebut berubah positif
setelah satu tahun. Shock pada tingkat suku bunga diikuti dengan menurunnya tingkat
inflasi sesuai dengan kaidah Taylor Rule. Secara umum, kebijakan fiskal di Indonesia
belum mampu menstimulasi output dalam jangka pendek dengan cepat dan justru
memberi tekanan pada kenaikan inflasi dan tingkat suku bunga nominal.
Kata kunci : kebijakan fiskal, kebijakan moneter, Structural Vector Autoregression
(SVAR)
1
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wonocolo Surabaya
23
Jurnal Ilmu Ekonomi Terapan Desember 2018; 03(2): 23-43 ISSN 2541-1470
Latar Belakang
Filosofi kebijakan fiskal didasari dampak pengganda fiskal (multiplier
oleh teori Keynes yang lahir sebagai effect) atas belanja tersebut (Mankiw,
reaksi atas terjadinya depresi besar 2013:303).
(great depression) yang melanda Tujuan penelian ini adalah
perekonomian Amerika pada tahun menganalisis dampak dinamis
1930-an. Keynes mengkritik pendapat kebijakan fiskal dan moneter terhadap
ahli ekonomi Klasik yang menyatakan aktivitas ekonomi di Indonesia.
bahwa perekonomian akan selalu Metodologi ekonometrik yang
mencapai full employment sehingga digunakan adalah model Structural
setiap tambahan belanja pemerintah Vector Autoregression (SVAR) yang
akan menyebabkan turunnya pertama kali dikembangkan oleh
pengeluaran swasta (crowding out) Blanchard dan Perotti (2002). Model
dalam jumlah yang sama atau demgan SVAR yang digunakan pertama kali
kata lain setiap tambahan belanja hanya mengunakan tiga variabel yaitu
pemerintah tersebut tidak akan belanja pemerintah riil, penerimaan
mengubah pendapatan agregat. pajak riil dan PDB riil. Namun
Keynes mengemukakan bahwa demikian, dalam penelitian ini
sistem pasar bebas tidak akan dapat ditambahkan dua variabel lain terkait
membuat penyesuaian-penyesuaian sektor moneter yaitu inflasi dan tingkat
menuju kondisi full employment. Untuk suku bunga pasar.
mencapai kondisi tersebut, diperlukan Selain metode SVAR yang
campur tangan pemerintah dalam digunakan oleh Blanchard dan Perotti
bentuk berbagai kebijakan, salah satu (2002), studi empiris tentang dampak
perwujudannya adalah kebijakan fiskal kebijakan fiskal terhadap
dan moneter. Menurut Keynes, setiap perekonomian secara umum di
tambahan belanja pemerintah tidak lakukan menggunakan empat model
hanya merelokasi sumber daya dari pendekatan yaitu (1) Bayesian
sektor swasta kepada pemerintah, Structural VAR yang digunakan oleh
tetapi juga disertai dengan adanya Afonso dan Sousa (2009), (2) Sign
24
Jurnal Ilmu Ekonomi Terapan Desember 2018; 03(2): 23-43 ISSN 2541-1470
25
Jurnal Ilmu Ekonomi Terapan Desember 2018; 03(2): 23-43 ISSN 2541-1470
Penelitian ini disajikan dalam 5 yang lebih baik yang ditandai dengan
bagian yaitu pendahuluan, tinjauan pertumbuhan ekonomi dan
literatur mengenai dampak kebijakan kesejahteraan masyarakat (welfare
fiskal dan moneter terhadap economics). Menurut Keynes,
perekonomian, metodologi SVAR dan kebijakan fiskal akan menghasilkan
deskripsi data yang digunakan, hasil angka pengganda fiskal (multiplier
empiris penelitian yaitu analisis effect) bagi output nasional. Dasar
Impulse Response Function dan pemikiran dari Keynes adalah bahwa
Variance Decomposition VAR serta ekspansi fiskal menimbulkan dampak
bagian terakhir kesimpulan. pengganda terhadap permintaan
agregat kemudian sejalan dengan
TINJAUAN LITERATUR
kondisi penawaran agregat yang
Mankiw (2013:68) menguraikan
masih mampu untuk merespon
definisi kebijakan fiskal sebagai
kenaikan permintaan agregat, maka
“kebijakan ekonomi yang digunakan
hal itu tidak menyebabkan terjadinya
oleh pemerintah untuk
kenaikan harga (Abimanyu, 2005:3).
mengelola/mengarahkan
Pada dasarnya instrumen
perekonomian ke kondisi yang lebih
kebijakan fiskal sangat beragam dan
baik atau diinginkan dengan cara
berkaitan dengan keuangan negara
mengubah-ubah penerimaan dan
seperti perpajakan, bea cukai, utang,
belanja pemerintah.” Pada umumnya
desentralisasi fiskal, dan sebagainya.
dikenal dua jenis kebijakan fiskal yaitu
Namun, secara umum kebijakan fiskal
kebijakan fiskal ekspansif dan
ditempuh melalui dua sarana yaitu
kontraktif. Kebijakan fiskal ekspansif
dengan mengubah-ubah penerimaan
diharapkan dapat meningkatkan
dan belanja pemerintah yang
pendapatan nasional dan menurunkan
tercermin dalam APBN setiap tahun
tingkat pengangguran. Sebaliknya
anggaran.
kebijakan fiskal kontraktif ditujukan
Sementara itu,kebijakan
untuk menurunkan tingkat inflasi dan
moneter merupakan kebijakan yang
memperkecil defisit neraca
dijalankan oleh bank sentral terkait
pembayaran luar negeri (Mankiw,
dengan manajemen uang beredar dan
2013:392).
tingkat suku bunga untuk
Kebijakan fiskal bertujuan untuk
mempengaruhi variabel di dalam
mengarahkan perekonomian ke arah
26
Jurnal Ilmu Ekonomi Terapan Desember 2018; 03(2): 23-43 ISSN 2541-1470
27
Jurnal Ilmu Ekonomi Terapan Desember 2018; 03(2): 23-43 ISSN 2541-1470
29
Jurnal Ilmu Ekonomi Terapan Desember 2018; 03(2): 23-43 ISSN 2541-1470
shock (vt) dalam persamaan (2) dapat seasonally adjusted dapat digunakan
dituliskan sebagai berikut: untuk identifikasi structural shock pada
belanja dan pajak yang dinyatakan
= + + + +
dalam persamaan sebagai berikut:
(5) =– ( ++) =
,
= + + + +
+ (7)
(6)
,
=– ( ++ )=
1 0 0
0 0 0 0
Teori yang mendasari ini adalah Hal ini didasari teori bahwa jika bank
kebijakan terkait belanja yang akan sentral menaikkan suku bunga maka
dikeluarkan oleh pemerintah dampaknya akan ditransmisikan ke
dialokasikan terlebih dahulu daripada pasar keuangan baru kemudian
kebijakan terkait penerimaan pajak. ditransmisikan ke indikator
Identifikasi ini sama dengan penelitian perekonomian yang lain. Proses ini
yang dilakukan oleh Cazacu (2015), memerlukan waktu lebih dari satu
Boiciuc (2015), Ravnik dan Zilic (2011) kuartalan, selain itu dalam jangka
serta Blanchard dan Perotti (2002). pendek, harga komoditas cenderung
2) Koefisien dan = 0. kaku (sticky).
Hal ini disebabkan wewenang belanja 5) Koefisien = 0,9327.
secara rata-rata hanya sebesar dan suku bunga inilah yang menjadi
0,0032. Hasil uji variance salah satu faktor penyebab target
decomposition menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak tercapai
fluktuasi PDB lebih banyak ketika kebijakan fiskal ekspansif
dipengaruhi oleh belanja dan dapat ditempuh.
dijelaskan dengan baik oleh belanja Tabel 4 Respon Variabel Endogen
terhadap Shock Penerimaan Pajak
pemerintah dengan persentase rata-
rata sebesar 38%. Respon Variabel Endogen
Uraia Suku Belanja PDB Inflasi
Dengan demikian dapat n Bung Pemeri
a ntah
dikatakan bahwa berdasarkan hasil Shock Positif Positif, Negat Positif
penelitian, kebijakan fiskal ekspansif pada , kecuali if, ,
variab kecua kuartal kuart kuart
melalui peningkatan belanja el li V, VIII al II al I
Pajak kuart dan IX samp dan
pemerintah berdampak positif
al II ai VI
terhadap pertumbuhan ekonomi yang dan deng
VI an IV
dampaknya mulai terlihat sejak kuartal Nilai 0,001 0,0442 - 0,000
III. Besaran pengganda fiskal atas Resp 921 32 0,009 709
on (kuart (kuartal 668 (kuart
kenaikan belanja cenderung lemah Maksi al I) II) (kuart al VI)
mal al II)
terhadap nilai output riil. Lemahnya Nilai 0,001 0,0043 0,005 0,001
besaran pengganda fiskal tersebut rata- 4 0 9
rata
dapat disebabkan oleh beberapa respo
n
faktor yaitu tingkat produktivitas
Sumber: Hasil estimasi Eviews 6.0
belanja pemerintah masih rendah Berdasarkan Tabel 4 di atas,
karena sebagian besar digunakan
hasil penelitian atas shock pada
untukbelanjapegawaidan variabel pajak menunjukkan bahwa
kemungkinan adanya dampak respon PDB menunjukkan arah negatif
crowding out. pada kuartal II sampai dengan VI. Jika
Berdasarkan hasil penelitian ini, pemerintah menaikkan target
kenaikan belanja pemerintah tidak penerimaan pajak, maka hal ini
terbukti secara signifikan menyebabkan biaya perusahaan atau
menyebabkan kenaikan inflasi dan perorangan menjadi lebih tinggi. Efek
suku bunga, meskipun demikian hasil berikutnya, konsumsi rumah tangga
uji IRF menunjukkan adanya kenaikan perusahaan dan perekonomian dapat
inflasi mulai kuartal V. Kenaikan inflasi
35
Jurnal Ilmu Ekonomi Terapan Desember 2018; 03(2): 23-43 ISSN 2541-1470
nilai forecast error variance rata-rata forecast error variance dari variabel
38
Jurnal Ilmu Ekonomi Terapan Desember 2018; 03(2): 23-43 ISSN 2541-1470
39
Jurnal Ilmu Ekonomi Terapan Desember 2018; 03(2): 23-43 ISSN 2541-1470