Sudut jurusan dan jarak kemudian digambarkan dengan busur derajat atau
dengan system koordinat. Sudut-sudut diukur dengan theodolite searah jarum
jam dan sudut jurusan dihitung dari sudut yang diukur.
Jarak mendatar dari setiap garis dari polygon harus diukur. Dibandingkan
dengan pengukuran sudut, pengukuran jarak biasanya lebih sulit dan untuk
mencapai hasil yang baik harus dilakukan pengukuran dengan teliti/cermat,
dan diberikan koreksi-koreksi untuk mendapatkan jarak mendatar. Prosedur
untuk mengukur jarak dan sudut akan diterangkan kemudian.
A
C D
Pada polygon ini, kesalahan dalam pengukuran sudut maupun jarak tidak
dapat dikontrol/diketahui. Kontrol hanya dapat dilakukan dengan
melakukan pengukuran ulang untuk keseluruhan polygon atau
melakukan pengukuran dengan arah yang berlawanan (dari F ke A).
TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN 361
ILMU UKUR TANAH 2
B. Polygon Tertutup
Pada polygon ini, titik awal dan titik akhir merupakan suatu titik yang
sama (gambar 16.2.). Panjang dari pada garis dan sudut-sudut diukur.
Sudut-sudut yang diukur dinyatakan dengan garis tebal/utuh adalah sudut
luar dari polygon. Dan pengukuran dilakukan searah jarum jam.
Dalam hal ini, kita dapat melakukan kontrol dari pengukuran, karena
jumlah dari sudut luar segi banyak harus sama dengan (2n + 4) x 90º,
dimana n adalah jumlah titik. Dalam gambar ini, jumlah dari sudut harus
((2 x 6) + 4)) x 90º = 1440º.
RO
A
C
D
Dalam type ini, kita dapat melakukan checking dimana sudut jurusan CD
yang dihitung dari hasil pengukuran sudut harus sesuai dengan sudut jurusan
CD yang diketahui. Biasanya, kedua harga sudut jurusan tersebut tidak
sesuai dan toleransi yang diberikan, ± √n menit, dimana n adalah jumlah titik
pengukuran sudut. Seperti halnya dalam kasus terdahulu, kita disini harus
melakukan perataan. Contohnya akan diberikan kemudian.
B Poligon terdahulu
Sudut Jurusan
(diketahui)
P Q
acuan dan titik pertama bisa didapatkan dari peta topografi yang ada
dengan ketelitian dalam menit.
2
2062,58" 82,50 detik.
50
4. Untuk mengontrol hasil ukuran, sebaiknya kedudukan titik itu
diusahakan seperti gambar 16.5.
5. Untuk dapat mencari titik dengan mudah, usahakanlah titik-titik tersebut
terletak dekat dengan objek-objek yang mudah dikenal seperti pohon,
tiang listrik dan lain-lain.
1. Pita ukur baja dengan skala terkecil dalam satuan cm. Titik nol dan
titik akhir dari skala harus terletak kira-kira 30cm dari ujung pita.
2. Spring balance harus dikalibrasi dahulu.
3. Pakailah tatakan ukur untuk di daerah yang tanahnya lunak. Untuk
daerah yang dasarnya keras cukup dengan memberi tanda dengan
kapur.
Prosedur
Apabila jarak yang akan diukur lebih panjang dari panjang pita ukur, maka
jarak tersebut harus dibagi-bagi menjadi beberapa seksi/bagian dan
biasanya panjang setiap seksi tersebut sesuai dengan perubahan dari bentuk
permukaan bumi (lihat gambar 16.6.). Sudut miring dari setiap seksi (θ1, θ2,
θ3, θ4) diukur dengan theodolite dan secara meloncat. Kemudian sudut ini
dicatat dalam buku ukur seperti dalam tabel 16.1.
Contoh: Garis AB
Seksi 1 jarak mendatar = 29,8013 x cos 02º10'50" = 29,780
Seksi 2 jarak mendatar = 29,8100 x cos 04º20'15" = 29,725
Seksi 3 jarak mendatar = 21,6157 x cos 06º23'42" = 21,680
Seksi 4 jarak mendatar = 32,4170 x cos 03º10'45" =32,367+
Jarak Mendatar AB = 113,552
Contoh:
Pengamatan di bawah ini (tabel 16.2) didapatkan dari hasil pengukuran
polygon theodolite (gambar 16.8).
+ 041900
P + 032530 - 003040
Jarak Mendatar PQ
Pemecahan:
Koreksi karena kesalahan pita baja = (L – l) per panjang pita
= (30,004 – 30,000) per pita.
Seksi 1
Jumlah bentangan pita = 53,220/30 = 1,774 kali
Koreksi = 0,004 x 1,774 = 0,007m
Jarak miring setelah dikoreksi = 53,220 + 0,007 = 53,227m
Seksi 2
Jumlah bentangan pita = 29,610/30 = 0,987 kali
Koreksi = 0,004 x 0,0987 = 0,004m
Jarak miring setelah dikoreksi = 29,619 + 0,004 = 29,614m
Seksi 3
Jumlah bentangan pita = 17,325/30 = 0,5775 kali
Koreksi = 0,004 x 0,5775 = 0,002m
Jarak miring setelah dikoreksi = 17,325 + 0,002 = 17,327m
Dalam gambar 16.9, theodolite terpasang dititik A dalam keadaan biasa dan
mengukur sudut antara RO dan B. Kemudian mengukur lagi sudut antara RO
dan B dalam keadaan luar biasa sehingga akan kita dapatkan harga rata-rata
dari sudut ROAB. RO adalah titik belakang dan B adalah titik depan.
N
N
F
E N
RO N
D
N
C N
B
A
Kalau titik tersebut tidak terlihat, maka suatu jenis target harus dipasang di B
dan stasiun-stasiun berikutnya. Biasanya digunakan jalon, dimana jalon
tersebut harus ditegakkan dengan bantuan nivo tabung. Namun demikian,
jenis-jenis target lainnya pun dapat digunakan tergantung dari kreativitasnya
juru ukur. Sejenis target lainnya seperti gambar 16.10 dibuat dari gabungan 3
buah jalon/tongkat dengan benang unting-unting ditengahnya dan tepat di
atas titik.
Sudut ABC diukur dengan aturan yang telah diterangkan dan sudut
selanjutnya (sudut BCD) diukur dengan cara memindahkan tripod A ke titik
D, target A ke B dan theodolite B ke C dan target C ke D.
Dengan cara ini, pengaturan tripod dan optis tidak diperlukan lagi karena
tripod dan system optis di C sudah terpasang, demikian juga dengan target di
B. Harga sudut hasil pengukuran dari polygon terbuka AF pada gambar 16.9
ditulis seperti dalam tabel 16.3.
Sudut Jurusan AB adalah 65º34'20". Ini adalah sudut jurusan ke depan. Pada
gambar 16.12, meridian digambarkan melalui B. Sudut jurusan ke belakang
dari garis ini adalah dari B ke A dan azimuthnya adalah 65º34'20".+
180º00'00" = 245º34'20".
N
1100520
B 1800000
653420
653420
Sudut ABC (searah jarum jam) adalah 110º05'20" (lihat tabel 16.4) dari
gambar 16.11. Azimuth garis BC adalah sama dengan sudut ABC (jarum
jam).
Sudut NBC = sudut NBA + sudut ABC
= azimuth BA + sudut ABC
= 248º34'20". +110º05'20". = 355º39'20".
Sering terjadi bahwa penjumlahan ini melebihi 360. Dalam hal ini kita harus
menguranginya dengan 360 untuk mendapatkan azimuth yang betul.
Contoh: Diketahui:
Garis Sudut Harga Sudut Jarak Datar
EF DEF 85º31'20" 49,380
FG EFG 260º14'00" 114,675
GH FGH 195º31'20" 350,201
HJ GHJ 195º30'40" 210,110
Jawab:
Dari gambar 16.12 di bawah ini di dapat jawabannya pada tabel 16.5
E D
J
H F
G
C
RO
D
N
Sudut jurusan garis AB diturunkan dari sudut ROAB, adalah 43º40'45" dan
sudut jurusan lainnya dihitung dalam tabel 16.6, seperti contoh di atas.
Contoh:
Gambar 16.14 merupakan polygon tertutup dan sudut rata-rata hasil ukuran:
N
Jawab:
Jumlah sudut dalam seharusnya = (2n – 4) x 90
= 360 º
Jumlah sudut dalam hasil ukuran = 360º00'16"
Kesalahan = + 16”
Koreksi kesalahan per sudut = - ¼ x 16” = - 04”
Sudut jurusan dihitung persis seperti yang telah diterangkan di atas dan
hasilnya adalah sebagai berikut:
Sudut jurusan yang betul dari garis AP akan bertambah besar + 04" dari
harga semula dan sudut jurusan selanjutnya PQ akan bertambah 2 kali + 04"
= + 08". Jadi, setiap sudut jurusan akan bertambah besar dengan kelipatan +
04" dari harga semula dan sudut jurusan DC akan bertambah dengan 5 kali +
04" = + 20". Jadi, koreksi-koreksi akan lebih cepat didapat dengan
menghitung koreksi per sudut dan menambahkannya kepada sudut jurusan
masing-masing.
Contoh:
AB dan FG adalah dua garis dari polygon utama dengan sudut jurusannya
masing-masing 39º40'20" dan 36º18'30" seperti yang terlihat pada gambar
16.15. Sudut jurusan ini tidak perlu berubah. Polygon cabang diukur antara
kedua garis tersebut dan hasilnya adalah sebagai berikut:
Sudut Sudut Ukuran
ABC 179º59'40"
BCD 210º06'40"
CDE 149º44'40"
DEF 177º46'40"
EFG 179º02'20"
N C
RO N
D
0
B
270
90
N
N
180
0 0
270
270
90
90
A C
180 180
Contoh:
Data di bawah ini merupakan data lapangan dari polygon terbuka (gambar.
16.12).
Tabel 16.9. Data Lapangan Polygon Terbuka Garis DE, EF, FG,GH dan HJ
Kwadran Sudut Jarak
Garis Azimuth
Jurusan Datar (m)
DE 269º50'00"
EF 175º21'30" 04º38'30" S-T 49,38
FG 255º35'30" 75º35'30" S-B 114,67
GH 271º06'50" 88º53'10" U-B 350,20
HJ 286º37'50" 73º22'30" U-B 210,11
Titik D dan E adalah titik-titik dari polygon lain dan koordinat titik E adalah
X = 513,12 dan Y = 494,65m
Hitunglah koordinat titik-titik F, G, H dan J.
Jawab:
Polygon ini digambarkan pada gambar 16.12 dan jawaban hitungannya pada
tabel 16.10
Tabel 16.10. Koordinat Titik-Titik F, G, H dan J.
Kwadran Sudut Selisih Koordinat Koordinat
Garis Jarak X+ X- Y+ Y- x y Titik
Jurusan
+513.21 +494.65 E
EF 04º38'30" S-T 49,38 4.00 - - 49.27 +517.21 +415.43 F
FG 75º35'30" S-B 114,67 - 111.06 - 28.53 +406.15 +416.90 G
GH 88º53'10" U-B 350,20 - 350.13 6.81 - +56.02 +423.71 H
HJ 73º22'30" U-B 210,11 - 210.33 60.11 - -145.31 +483.82 J
4.00 662.52 66.92 77.75 -658.52 -10.83
-662.52 -77.75
-658.52 -10.83
Contoh:
Sudut jurusan yang betul dari polygon tertutup QRSTQ dan jarak datarnya
diberikan seperti di bawah ini.
S
T
dimana, 2
2
= 0,033 2 0,183
2
= 0,1855m
salah _ penutup _ linear
c. Ketelitian polygon =
jumlah _ jarak
0,1855 1
494,610 2666
i
i
i
i
Karena
i
adalah konstan untuk satu jarring polygon, maka
i
xi k1 i
i
i
i
i
Jadi, tidaklah efisien untuk menghitung langsung koordinat seperti pada tabel
16.12 jika itu diketahui akan menjadi salah. Kesalahan penutup absis dan
ordinat akan terlihat setelah dihitung x dan y.
Salah penutup absis = jumlah dari xi + dan xi - = xi + + xi –
Salah penutup ordinat = jumlah dari yi + dan yi - = yi + + yi –
0,033
Jadi, k1 304,172
0,183
Jadi, k2 316,423
Contoh: Daftar di bawah ini adalah selisih koordinat dari polygon tertutup
sederhana.
Tabel 16.14. Selisih Koordinat Polygon Tertutup Titik-Titik ABCDEA
Selisih Koordinat
Garis
D X+ D X- DY+ DY-
AB 95.34 55.52
BC 197.26 71.79
CD 22.55 128.31
DE 265.95 46.88
EA 3.80 97.90
0 0
AB 95.34 55.52 0.049 -0.028 95.291 55.492 95.291 -55.492 A
BC 197.26 - 71.79 0.101 -0.036 197.159 71.826 292.450 16.334 B
CD - 22.55 128.31 0.012 -0.064 22.562 128.31 269.888 144.644 C
DE - 265.95 46.88 0.136 -0.023 266.086 46.857 3.802 97.787 D
EA - 3.8 97.9 0.002 -0.049 3.802 97.851 0.000 -0.064 E
292.6 292.3 200.1 200.3 0.27 -0.230
292.3 200.3
0.3000 -0.2
Σx = + 0,30m
Σy = - 0,20m
i 152,102 152,063 584,90m
0,30
Jadi, k1 584,90
0,20
Jadi, k 2 400,40