Anda di halaman 1dari 2

K-1 NUR EL FAJRI – MK PIPK SMT GANJIL 2020-2021

KUIS 1

MK PENGANTAR ILMU PERIKANAN DAN KELAUTAN

SEMESTER GANJIL 2020-2021

Nama : JULLYA TOYA

NIM : 2004112912

ILMU KELAUTAN-A

Kuis :

1. Beberapa tahun terakhir ini di seluruh Indonesia, termasuk di daerah Riau sering terjadi banjir besar dan
kecil maupun banjir bandang setiap tahunnya, contoh adalah banjir yang terjadi pada aliran Sungai
Kampar. Sungai ini hulu berada di Provinsi Sumatera Barat. Sebelumnya, banjir tetap ada tetapi tidak
besar, dan kalaupun ada banjir bandang biasanya berlangsung dalam periode 10, 25, 50 dan 100 tahun
sekali. Mengapa fenomena banjir antara dulu dan sekarang berbeda ? Jelaskan secara rinci dan
komprehensif.

Jawaban :

Perubahan iklim global berdampak pada terjadinya akumulasi curah hujan tinggi dalam waktu
singkat. Curah hujan tahunan yang relatif sama, dengan durasi singkat berdampak pada meningkatnya
intensitas banjir yang terjadi (Utama & Naumar, 2015).

Banjir bandang (flash flood) adalah penggenangan akibat limpasan keluar alur sungai karena debit
sungai yang membesar tiba-tiba melampaui kapasitas aliran, terjadi dengan cepat melanda daerah-
daerah rendah permukaan bumi, di lembah sungai-sungai dan cekungan-cekungan dan biasanya
membawa debris dalam alirannya (Mulyanto et al., 2012).

Penyebab utama terjadinya banjir bandang adalah curah hujan yang tinggi, kondisi topografi yang
curam dan berkurangnya vegetasi di lokasi tersebut (Mahmood et al., 2016).

Banjir bandang merupakan bencana iklim yang tidak dapat diprediksi dibandingkan dengan banjir
sungai yang terjadi karena meningginya luapan air sungai. Banjir bandang terjadi secara tiba-tiba dan
mendadak, pergerakannya begitu cepat dan mengganas, sehingga menimbulkan banyak korban jiwa
karena ketidaksiapan mengahadapinya terutama bila terjadi di waktu malam hari (Rahman et al., 2016).

Jarang terjadi banjir bandang beberapa ratus dan puluhan tahun lalu karena hutan masih terjaga dan
berdiri kokoh tanpa gangguan manusia untuk kebutuhan industri atau bisnis. Hutan memegang peranan
terpenting sebagai penahan atau peresap alami. Jika terjadi hujan deras dan berpotensi mengakibatkan
banjir bandang, air akan teresap dengan cepat karena hutan yang masih luas baik dari pesisir hulu
sampai hilir. Tetapi sekarang terjadi banjir bandang khususnya di Kampar tiap tahunnya, itu dikarenakan
pembukaan lahan untuk hunian (bangunan di daerah resapan air) atau proyek-proyek lain dari swasta
dan pembukaan lahan kebun dengan pembakaran oleh masyarakat setempat atau dari pihak swasta
juga.

Contoh Kasus:

Berita 1. Pembukaan Lahan 1.500 Ha di Kabupaten Kampar di Duga Tidak Memiliki Izin, sumber dari
www.jurnalpolisi.id

-informasi dari seorang pemancing tentang pembukaan lahan di area hutan alam. Tim menggali
keterangan lebih lanjut dengan pengawas lokasi di gubuk pengelola hutan bernama Topan, mengenai
izin pembukaan hutan alam hanya menyebutkan pola KKPA tapi surat izin tak dapat diperlihatkan
berbentuk apapun kepada tim. Diduga keras sudah 200 hektar hutan alam ditebas, tapi tidak ada plang
aktivitas dan tidak dapat menunjukkan izin dari pemerintah.

Berita 2. Polisi Tangkap Warga Kampar Pembakar Lahan Untuk Kebun Cabai, sumber dari
riau.antaranews.com
-Pelaku awalnya menebas dan membakar semak untuk membuka lahan untuk kebun cabai di lahan
gambut Desa Parit Baru Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar. Tersangka sengaja membuka lahan
seluas dua hektar dengan cara dibakar menggunakan mancis. Api susah dipadamkan karena dibakar di
lahan gambut sehingga kebakaran meluas.

Berita 3. Empat Sungai Besar di Riau Mulai Dangkal, Gubernur Riau Syamsuar Mengadu ke Kementrian
PUPR, sumber dari spiritriau.com
-Di Riau ada empat sungai besar, termasuk Sungai Kampar yang kondisinya semakin dangkal, disebabkan
akibat terjadinya longsor. “Oleh sebab itu, karena penanganan 4 sungai besar ini menjadi kewenangan
Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian PUPR, kami berharap ada perhatian yang serius dari
pemerintah pusat.” Kata Gubri Syamsuar saat melakukan koordinasi dengan Dirjen Sumber Daya Air
(SDA) Kementerian PUPR di Jakarta, Jumat (26/6/2020).

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Riau menyatakan, faktor yang menyebabkan
terjadinya banjir bandang di Kampar, karena maraknya praktik pembalakan liar (illegal logging), praktik
pembabatan liar mengakibatkan hutan jadi gundul. Tidak hanya illegal logging, penyebab banjir
bandang juga akibat pemberian izin konsesi hutan untuk Hutan Tanaman Industri (HTI) sejumlah
perusahaan. Seharusnya pemerintah cepat tanggap, dengan melakukan reboisasi hutan. Disana juga ada
kawasan Suaka Marga Satwa Rimbang Baling yang kondisinya juga rusak akibat pembabatan hutan
secara illegal.

Secara keseluruhan, maka dapat disimpulkan fenomena banjir antara dulu dan sekarang berbeda
karena perubahan iklim global, curah hujan yang tinggi dalam waktu singkat, penurunan tanah atau
kondisi topografi, pendangkalan sungai dan berkurangnya vegetasi di lokasi tersebut atau kawasan
hutan yang tiap tahun berkurang karena dialih fungsikan menjadi kawasan industri, perumahan,
perkebunan, pertanian, pertambangan, perminyakan dll.

Anda mungkin juga menyukai