Anda di halaman 1dari 7

UJIAN TENGAH SEMESTER

MATA KULIAH : MANAJEMEN


KELAS : 20-1 EB
HARI/ TANGGAL : SABTU/14 November 2020
WAKTU : 13.00 – 16.00 WIB
PROGRAM PASCASARJANA DOSEN : Dr. H. Indra Bangsawan, M.M
UNIVERSITAS SANG BUMI RUWA SIFAT UJIAN : ONLINE
JURAI

Petunjuk Mengerjakan Soal:

- Batas waktu pengumpulan sampai dengan Sabtu 14 November 2020 Pukul 20.00 WIB
- Silahkan di Kumpul Dalam Ruang Kelas Tugas (Classroom).
- Bagi yang mengumpul hasil jawaban di forum akan di anggap tidak mengikuti ujian!!!

1. a. Sebutkan jenis-jenis organisasi !


b. Organisasi jenis mana saja yang perlu dikelola dengan manajemen dengan
baik agar dapat mencapai tujuannya agar efektif dan efisien !
2. a. Unit kerja (Subag, Bagian, Seksi) apa yang melaksanakan fungsi perencanaan
di kantor tempat anda bertugas sekarang !
b. Sebutkan kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan diunit kerja tersebut !
3. Kegiatan apa saja yang dilaksanakan dalam fungsi pengarahan dan implementasi !
4. Berdasarkan fungsinya, kita mengenal menajer umum dan manajer fungsional,
berikan contoh di instansi tempat anda bertugas sekarang yang mana manajer
umum dan mana yang manajer fungsional !
5. Menurut Chowdury manajemen pada abad 21 akan tergantung pada 3 faktor
yang menopangnya, yaitu kepemimpinan, proses dan organisasi, asset yang
paling berharga bagi pemimpin abad 21 adalah kemampuan untuk membangun
impian seperti yang dilakukan para entrepreneur !
Jelaskan apa maksudnya !
6. Jelaskan apa yang dimaksud Gaya kepemimpinan, Tipologi kepemimpinan dan
Model kepemimpinan? berikan contoh !
7. Pemimpin tertinggi diinstansi anda bertugas sekarang, termasuk dalam gaya
kepemimpinan yang mana !
Tipologi yang mana dan model yang mana !
8. Ancaman globalisasi antara lain
Ancaman terhadap budaya bangsa, lunturnya identitas bangsa dan lunturnya
batas-batas negara jelaskan maksudnya !
Bagaimana cara membendungnya !
UJIAN TENGAH SEMESTER
NAMA : MAISURI
KELAS : 20-1 EB
NIM : 20611011123

1. A. Jenis – jenis Organisasi

Organisasi Profit

Perusahaan Besar  : Perusahaan manufaktur, Bank Umum, Perusahaan Asuransi, Perusahaan Ritel, dll

Perusahaan Kecil

Koperasi

Perusahaan Multinasional

Dll

Organisasi Non Profit/Nirlaba

  Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Pemerintah Kota

Lembaga Pendidikan Negeri

Yayasan Sosial,

Dll

B. Menejemen Produksi
ini menyangkut tentang pengaturan dan perencanaan terkait dengan ketersediaan bahan baku yang
akan digunakan untuk proses produksi pada suatu bidang usaha. Selain itu, proses jalannya produksi
dalam menghasilkan sebuah produk berkualitas juga menjadi bagian manajemen ini.
Manajemen Pemasaran
Hal – hal yang menyangkut mengenai perencanaan, bentuk, target, serta tujuan marketing merupakan
bagian dari manajemen pemasaran. Hal yang paling dianggap penting pada sebuah manajemen
pemasaran adalah bagaimana meningkatkan penjualan serta memperkenalkan produk kepada
masyarakat luas atau calon konsumen. Perusahaan yang tidak menata bidang pemasaran dengan baik
akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan penghasilan dari usaha yang telah dilakukan
Manajemen distribusi
Perusahaan tak akan berjalan dengan baik bila sistem yang menyangkut distribusi tidak dikelola secara
profesional. Meskipun manajemen pemasaran telah dilakukan secara optimal, namun jika distribusi
tidak diperhatikan dengan baik sehingga mengalami berbagai kendala dan hambatan, maka pemasaran
juga akan mengalami gangguan. Semakin baik dalam pengelolaan manajemen distribusi, maka
kepuasan pelanggan atau tersebarnya / tersalurkannya hasil produksi akan menjadi lebih optimal.
Manajemen finansial
Transparansi dan pengelolaan sirkulasi keuangan milik perusahaan merupakan hal yang dikelola dalam
manajemen finansial. Dengan manajemen finansial yang baik, maka penyaluran atau distribusi
keuangan perusahaan dengan anggaran yang telah dipatok akan berjalan sesuai dengan rencana yang
ditetapkan. Perusahaan yang tidak memiliki manajemen keuangan yang baik akan sulit dalam
mengelola data keuangan secara lebih jelas.

2. A. Unit Rekam Medis merupakan sub organisasi di rumah sakit yang harus membuat perencanaan.

B. Kegiatan dari unit rekam medis dikelompokkan mejadi tiga pekerjaan, yaitu pekerjaan dasar,
pekerjaan kedua dan pekerjaan tingkat ketiga. Pekerjaan dasar meliputi system-sistem rekam medis
dan informasi kesehatan. Sistem dimulai dari pendaftaran, pendistribusian, penataan, analisis,
klasifikasi diagnose dan tindakan, statistic dan pelaporan, penyimpanan rekam medis, pengambilan
kembali, penyusutan dan pemusnahan.

Pekerjaan kedua meliputi statistic dan pelaporan diantaranya dari sensus harian pasien hingga harus
menghitung pengisian tempat tidur, hari rawat, lama perawatan, kematian dan kelahiran, yang harus
disajikan dalam bentuk laporan indikator rumah sakit. Pekerjaan tingkat ketiga meliputi pekerjaan
yang lebih professional diantaranya lebih kearah manajemen informasi kesehatan secara
professional.

3. Kegiatan dalam Fungsi Pengarahan dan Implementasi yaitu mengimplementasikan proses


kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja
secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan, memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai
pekerjaan, menjelaskan kebijakan yang ditetapkan.

4. Menajer umum : Direktur Rumah Sakit


Menajer fungsional : Kabag Keuangan, Kepala Bidang Pelayanan Medik, Kepala Bidang Pelayanan
Keperawatan, Kepala Bidang Pelayanan Penunjang, Kabag Admin dan Umum

5. Maksudnya adalah para pemimpin ini akan mencari mimpi mereka,mengembangkannya,dan berusaha
mewujudkannya. Dan mimpi sebenarnya tak lain dari ide yang diimplementasikan dengan efektif.
Pemimpin yag berhasil akan bertindak berdasarkan mimpinya menggunakan teknik komnikasi yang
baik,sehingga bisa menginspirasi semua orang di perusahaanya untuk meyakini mimpi mereka juga.
Jika seorang pemimpin telah behasil mewujudkan sebuah mimpi, dia akan berusaha
mencari,mengembangkan, dan mewujudkan mimpi baru. Pencarian mimpi secara terus menerus dan
melakukan tindakan efektif untuk mewujudkan mimpi tersebut adalah inti dari kepemimpinan
pengejar mimpi.

6. Gaya kepemimpinan pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan tingkah laku
dari seorang pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin. Perwujudan tersebut
biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu.
Gaya kepemimpinan dapat diterangkan dari 3 teori beikut:

Teori Genetis (Keturunan) inti dari teori menyatakan bahwa “Leader are born and nor made”
(pemimpin itu dilahirkan (bakat) bukannya dibuat). Para penganut aliran teori ini mengetengahkan
pendapatnya bahwa seorang pemimpin akan menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan
bakat kepemimpinan. Dalam keadaan yang bagaimanapun seseorang ditempatkan karena ia telah
ditakdirkan menjadi pemimpin, sesekali kelak ia akan timbul sebagai pemimpin.

Teori Sosial Jika teori pertama di atas adalah teori yang ekstrim pada satu sisi, maka teori inipun
merupakan ekstrim pada sisi lainnya. Inti aliran teori sosial ini ialah bahwa “Leader are made and not
born” (pemimpin itu dibuat atau dididik bukannya kodrati). Jadi teori ini merupakan kebalikan inti teori
genetika. Para penganut teori ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang
bisa menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup.

Teori Ekologis Kedua teori yang ekstrim di atas tidak seluruhnya mengandung kebenaran, maka
sebagai reaksi terhadap kedua teori tersebut timbullah aliran teori ketiga. Teori yang disebut teori
ekologis ini pada intinya berarti bahwa seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik
apabila ia telah memiliki bakat kepemimpinan. Bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui
pendidikan yang teratur dan pengalaman yang memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut. Teori
ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori terdahulu sehingga dapat dikatakan merupakan
teori yang paling mendekati kebenaran.

Tipologi Kepemimpinan Dalam praktiknya, dari ketiga gaya kepemimpinan tersebut berkembang
beberapa tipe kepemimpinan; di antaranya adalah sebagian berikut

1. Tipe Otokratis Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri
sebagai berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi, Mengidentikkan tujuan pribadi
dengan tujuan organisasi, Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, Tidak mau menerima
kritik, saran dan pendapat, Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya, Dalam tindakan
pengge-rakkannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan
bersifat menghukum.

2. Tipe Militeristis. Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin
tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin yang
bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut : Dalam menggerakan
bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan, Dalam menggerakkan bawahan senang
bergantung kepada pangkat dan jabatannya, Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan,
Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, Sukar menerima kritikan dari bawahannya,
Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.

3. Tipe Paternalistis. Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah
seorang yang memiliki ciri sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak
dewasa, bersikap terlalu melindungi (overly protective), jarang memberikan kesempatan kepada
bawahannya untuk mengambil keputusan, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya
untuk mengambil inisiatif, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, dan sering bersikap maha tahu.

4. Tipe Karismatik. Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa
seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian
mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang
jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa
mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab
seseorang menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang
demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supra natural powers). Kekayaan, umur, kesehatan,
profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma. Gandhi bukanlah seorang yang
kaya, Iskandar Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik sehat, John F Kennedy adalah seorang
pemimpin yang memiliki karisma meskipun umurnya masih muda pada waktu terpilih menjadi
Presiden Amerika Serikat. Mengenai profil, Gandhi tidak dapat digolongkan sebagai orang yang
‘ganteng”.

5. Tipe Demokratis.
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang
demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe
kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut : dalam proses penggerakan bawahan
selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia,
selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan
tujuan pribadi dari pada bawahannya, senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari
bawahannya, selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai
tujuan, ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat
kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama,
tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain, selalu berusaha untuk menjadikan
bawahannya lebih sukses daripadanya, dan berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya
sebagai pemimpin.

MODEL KEPEMIMPINAN

Model kepemimpinan didasarkan pada pendekatan yag mengacu ada hakikat kepemimpinan yang
berlandaskan pada perilaku dan keterampilan seseorang yang berbaur kemudian membentuk gaya
kepemimpinan yang berbeda.
Beberapa model yang menganut pendekatan ini diantaranya adalah sebagai berikut :
 Model Kepemimpinan Kontinum
Pemimpin mempengaruhi pengikutnya melalui beberapa cara, yaitu dari cara yang menonjolkan sisi
ekstrim yang disebut dengan perilaku otokratis sampai dengan cara yang menonjolkan sisi ekstrim lainnya
yang disebut dengan perilaku demokratis. Perilaku otokratis pada umumnya dinilai bersifat negatif, dimana
sumber kuasa atau wewenang berasal dari adanya pengaruh pimpina, karena pemusatan kekuatan dan
pengambilan keputusan ada pada dirinya serta memegang tanggung jawab penuh, sedangkan bawahannya
dipengaruhi melalui ancaman dan hukuman. Selain bersifat negative, model kepemimpinan ini mempunyai
manfaat antara lain, pengambilan keputusan cepat, dapat memberikan kepuasan pada pimpinan serta dapat
memberikan rasa aman kepada bawahan. Selain itu, orientasi utama dari perilaku otokratis ini adalah pada
tugas dan selalu memberikan arahan kepada bawahan.
 memberitahu anggota kelompok tentang hal-hal yang diharapkan dari mereka (Umiarso, 2009) Model
Kepemimpinan Ohio
Dalam penelitiannya, Universitas Ohio melahirkan teori dua factor tentang model kepemimpinan yaitu
struktur inisiasi dan konsiderasi. Struktur inisiasi mengacu kepada perlaku pemimpin dalam
menggambarkan hubungan antara dirinya dengan anggota kelompok kerja dalam upaya membentuk
pola organisasi, saluran komunikasi, dan metode atau prosedur yang ditetapkan dengan baik. Adapun
konsiderasi mengacu kepada perilaku yang menunjukkkan persahabatan, kepercayaan timal balik, rasa
hormat dan kehangatan dalam  hubungan antara pemimpin dengan anggota stafnya (bawahan).
Adapun contoh dari factor konsiderasi misalnya; pemimpin menyediakan waktu untuk menyimak
anggota kelompok, pemimpin mau mengadakan perubahan, dan pemimpin bersikap bersahabat dan
dapat didekati. Sedagkan contoh untuk factor struktur inisiasi misalnya pemimpin menugaskan tugas
tertentu kepada anggota kelompok, pemimpin meminta anggota kelompok mematuhi tata tertib dan
peraturan standar, dan pemimpin
 Model Kepemimpinan Likert (Likert’s Management System)
Likert mengembangkan suatu pendekatan penting untuk memahami perilaku pemimpin. Ia
mengembangkan teori kepemimpinan dua dimensi, yaitu orientasi tugas dan individu. Melalui
penelitian ini akhirnya Likert berhasil merancang empat system kepemimpinan seperti yang
diungkapkan oleh Thoha yang dikutip oleh E. Mulyasa yaitu system otoriter, otoriter yang bijaksana,
konsultatif dan partisipatif (Umiarso, 2009).
 Model Kepemimpinan Managerial Grid
Teori ini dikemukakan oleh Robert K. Blake dan Jane S. Mounton yang membedakan dua dimensi
dalam kepemimpinan, yaitu concern for people dan concern for production. Pada dasarnya teori
managerial grid ini mengenal lima gaya kepemimpinan yang didasarkan atas dua aspek utama tadi,
yaitu, pertama menekankan pada produksi (tugas) dan yang kedua menekankan pada hubungan antar
individu ( Rosmiati dan Dedi, 2010).
 Model Kepemimpinan Kontingensi (Fiedler)
Model kepemimpinan Fiedler (1967) disebut sebagai model kontingensi karena model tersebut
beranggapan bahwa kontribusi pemimpin terhadap efektifitas kinerja kelompok tergantung pada cara
atau gaya kepemimpinan (leadership style) dan kesesuaian situasi (the favourableness of the situation)
yang dihadapinya. Menurut Fiedler, ada tiga faktor utama yang mempengaruhi kesesuaian situasi dan
ketiga faktor ini selanjutnya mempengaruhi keefektifan pemimpin. Ketiga faktor tersebut adalah
hubungan antara pemimpin dan bawahan (leader-member relations), struktur tugas (the task
structure) dan kekuatan posisi (position power). Hubungan antara pemimpin dan bawahan
menjelaskan sampai sejauh mana pemimpin itu dipercaya dan disukai oleh bawahan, dan kemauan
bawahan untuk mengikuti petunjuk pemimpin.

7. Direktur Rumah Sakit

Gaya Kepemimpinan

Tipe Demokratis.
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah
yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki
karakteristik sebagai berikut : dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat
bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan
kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya,
senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya, selalu berusaha
mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan, ikhlas memberikan
kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian
diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat
kesalahan yang lain, selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya, dan
berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin

8. GLOBALISASI merupakan sebuah proses dimana batas-batas dalam suatu negara memudar atau
menjadi bertambah sempit, karena adanya kemudahan dalam berintraksi antar negara baik dalam
bentuk perdagangan, informasi, budaya, ilmu pengetahuan maupun dalam bentuk interaksi yang lain.
Globalisasi faktanya membawa dampak yang besar bagi kehidupan kelompok masyarakat juga pada
setiap individu. Kenapa bisa begitu? Karena di era globalisasi seperti sekarang, seorang remaja dapat
dengan mudah mengakses berita-berita, musik, film, dan gaya hidup masyarakat di negara lain melalui
internet. Percepatan dan keterbukaan arus informasi inilah yang kemudian mengubah gaya hidup dan
cara pandang seseorang .
Globalisasi membawa masyarakat pada keadaan culture shock atau gegar budaya, di mana masyarakat
dalam keadaan tidak siap atau terkejut dengan kebudayaan baru yang masuk di kehidupan sehari-hari
mereka. Akibatnya, kebiasaan-kebiasaan dan norma-norma lama yang berlaku mulai pudar karena
masuknya budaya asing.
Upaya menghadapi globalisasi dalam kehidupan sehari-hari :

 Mencintai produk dalam negeri

Mencintai produk dalam negeri adalah sikap yang bisa dikembangkan untuk menghindari gaya hidup ala Barat
yang berlebihan.

 Menyaring budaya asing sesuai dengan panduan nilai, norma, dan keyakinan agama

Untuk menghadapi globalisasi dan kemajemukan budaya, semua orang harus bisa menyaring kebudayaan
asing sesuai dengan kebudayaan lokal.

 Memahami nilai-nilai kebangsaan dan pancasila dengan baik

Cinta akan nilai-nilai pancasila akan membantu kita untuk tetap menghormati budaya Indonesia meski sudah
banyak budaya asing yang masuk ke kehidupan sehari-hari kita.

Lalu apakah hanya kita saja yang harus berupaya menghadapi arus globalisasi? Hmm tentunya tidak, karena
negara dengan pemerintahannya pun turut bertanggung jawab.

Anda mungkin juga menyukai