Anda di halaman 1dari 15

BIMBINGAN KONSELING

FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DAN SASARAN RUANG


LINGKUP BIMBINGAN DISEKOLAH

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

ELY PUSPITA

SITI SAUDAH ELISAWATI

SYARIFAH SANDRA NIRWANA

KELAS 6D

PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2020/2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………...

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah ………………………………………………………………..


2. Rumusan Masalah ……………………………………………………………………...
3. Tujuan Penulisan ……………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN

1. Fungsi Bimbingan dan Konseling ……………………………………………………...


2. Sasaran Bimbingan dan Konseling ……………………………………………………..
3. Ruang Lingkup Pelayanan Bimbingan dan Konseling …………………………………
4. Bimbingan dan Konseling dalam Lingkungan yang Lebih Luas……………………….

BAB III PENUTUPAN

1. Kesimpulan ……………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugerah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING DI
SEKOLAH DAN SASARAN RUANG LINGKUP BIMBINGAN DISEKOLAH”. Shalawat
dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad
SAW yang telah menunjukkan kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang
sempurna dan menjadi anugerah terbesar bagi seluruh alam semesta.

Kami sangat besyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas mata
kuliah Bimbingan dan Konseling. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada Bapak Muhammad Subhan S.Pd., M.Pd selaku dosen mata kuliah Bimbingan dan
Konseling dan kepada semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya makalah
ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat
diperbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak kekurangannya.

Pekanbaru, Maret 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupan


manusia.Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya menghadapi
persoalan- persoalan yang silih berganti.. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik
dalam sifatmaupun kemampuannya. Ada manusia yang sanggup mengatasi persoalan tanpa
bantuan pihaklain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila
tidak dibantu oranglain. Khususnya bagi yang terakhir inilah bimbingan dan konseling
diperlukan.

Pada pelaksanaan bimbingan dan konseling di Sekolah guru memiliki perananan


yangsangat penting karena guru merupakan sumber yang sangat menguasai informasi
tentangkeadaan siswa. Di dalam melakukan bimbingan dan konseling, kerja sama konselor
dengan personel lain di sekolah merupakan suatu syarat yang tidak boleh ditinggalkan. Kerja
sama iniakan menjamin tersusunnya program bimbingan dan konseling yang komprehensif,
memenuhisasaran, serta realistik.

Meskipun keberadaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah sudah lebih


diakuisebagai profesi, namun masih ada persepsi negatif tentang bimbingan dan konseling
terutamakeberadaannya di sekolah dari para guru, sebagian pengawas, kepala sekolah, para
siswa, orangtua siswa bahkan dari guru BK sendiri. Selain persepsi negatif tentang BK, juga
sering muncultudingan miring terhadap guru bimbingan dan konseling di sekolah.

2. Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :

1) Apa fungsi bimbingan dan konseling


2) Apa sasaran bimbingan dan konseling
3) Bagaimana ruang lingkup pelayanan bimbingan dan konseling
4) Bagaimana bimbingan dan konseling dalam lingkungan yang lebih luas
3. Tujuan Masalah

Tujuan pembuatan makalah ini adalah :

1) Untuk mengetahui fungsi bimbingan dan konseling


2) Untuk mengetahui sasaran bimbingan dan konseling
3) Untuk mengetahui ruang lingkup pelayanan bimbingan dan konseling
4) Untuk mengetahui bagaimana bimbingan dan konseling dalam lingkungan yang lebih
luas
BAB II

PEMBAHASAN

1) Fungsi Bimbingan dan Konseling


Fungsi bimbingan dan konseling di jalur persekolahan, luar sekolah dan
lingkungan masyarakat (keluarga) secara umum sama, artinya tidak ada perbedaan.
Oleh karena itu, untuk fungsi diambil dari Buku Penataan Pendidikan Profesional
Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal
(ABKIN, 2008: 200). Fungsi bimbingan adalah sebagai berikut:
a. Fungsi preventif (Pencegahan)
Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk
senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan
berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui
fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara
menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya.
Adapun teknik yang dapat digunakan adalah pelayanan orientasi, informasi,
dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu diinformasikan
kepada para konseli dalam rangka mencegah terjadinya tingkah laku yang
tidak diharapkan, diantaranya: bahayanya minuman keras, merokok,
penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan bebas (free sex)

b. Fungsi penyaluran
Fungsi Penyaluran yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu
konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan
memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat,
keahlian dan ciri ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini,
konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar
lembaga pendidikan.

c. Fungsi penyesuaian
Fungsi Penyesuaian yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu
konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara
dinamis dan konstruktif.

d. Fungsi perbaikan
Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu
konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan
dan bertindak (berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan
perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional
dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka
kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif.

e. Fungsi pengembangan
Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya
lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi
perkembangan konseli. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya
secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama
merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan
berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas
perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah
pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain
storming), home room, dan karyawisata

f. Fungsi pemahaman
Dewa Ketut Sukardi (2008: 26) menyatakan bahwa fungsi pemahaman yaitu
fungsi Bimbingan dan Konseling yang akan menghasilkan pemahaman
tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan keperluan
pengembangan siswa yang mencakup pemahaman tentang diri siswa,
lingkungan siswa, dan lingkungan yang lebih luas terutama oleh siswa.

g. Fungsi penyembuhan
Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat
kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada
konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek sosial-pribadi,
belajar, dan karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling dan remedial
teaching

h. Fungsi adaptasi
Fungsi Adaptasi yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala
Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program
pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan
kebutuhan konseli. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai
konseli, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam
memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun
materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun
menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseli.

i. Fungsi fasilitasi
Fungsi Fasilitasi yaitu memberikan kemudahan kepada konseli dalam
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan
seimbang seluruh aspek dalam diri konseling.

2) Sasaran Bimbingan dan Konseling


Pada prinsipnya sasaran bimbingan dan konseling adalah untuk menghindari
segala jenis hambatan belajar anak, baik dari faktor internal maupun faktor eksternal.

Sebagai contoh anak yang baru saja pindah rumah mengikuti orang tuanya ke
lingkungan masyarakat yang baru, seperti dari lingkungan masyarakat pedesaan ke
masyarakat perkotaan, menyebabkan berbagai kesulitan anak untuk melakukan
penyesuaian diri dengan lingkungan sekitar, ia belum dapat menyesuaikan diri dengan
teman-teman sebaya, ia juga belum terbiasa hidup dalam suasana hiruk pikuk, juga
tidak mudah untuk mendapatkan kedamaian hati dan konsentrasi belajar karena
gangguan keramaian lalu lintas dan sebagainya.

Disamping itu, faktor pengganggu perasaan lainnya misalnya berkurangnya


perhatian orang tua terhadap dirinya akibat mereka terlalu sibuk mencari nafkah guna
mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari yang lebih berat daripada di pedesaan, juga
disebabkan oleh keragaman teman yang harus ia jadikan sebagai teman sepergaulan
yang jauh berbeda sikap dan perilakunya, makanannya, dan kendaraannya.

Faktor – faktor tersebut menjadi sumber penyebab dari tekanan perasaan anak
bimbing yang memerlukanbantuan pelayanan dari pembimbing/ konselor agar tidak
berlarut-larut mempengaruhi sikap dan perasaan anak bombing tersebut yang akan
mengganggu konsentrasi belajar mereka.

Dalam kaitannya dengan tugas bimbingan dan konseling di sekolah dasar, Gilbert
Wrenn seorang guru Universitas Arizoma, Amerika Serikat berpendapat bahwa tugas
lain yang penting dari seorang konselor/ pembimbing adalah memahami bahwa salah
seorang dari sekian banyak orang yang dianggap penting oleh siswa adalah konselor,
guru, dan orang tuanya. Hubungan ketiga tokoh ini harus dipertahankan melalui kerja
sama yang harmonis antara mereka.

Dalam kaitannya dengan tugas konselor tersebut, komisi bimbingan di Amerika


Serikat menyarankan agar job description (gambaran pekerjaan) bagi konselor di
sekolah terdiri dari tugas-tugas sebagai berikut:

a. Memberikan konseling kepada murid.


b. Melaksanakan konsultasi dengan guru, administrator, dan orang tua mereka tentang
bagaimana seharusnya ia berbuat terhadap anaknya.
c. Mempelajari fakta-fakta populasi siswa yang mengalami perubahan.
d. Melakukan koordinasi sumber-sumber daya yang dapat  dimanfaatkan untuk kegiatan
konseling dalam sekolah dengan masyarakat.

Jelaslah bahwa tugas seorang konselor bersasaran luas, dan tidak terbatas pada
pemberian pelayanan pada anak bimbing (murid atau siswa) semata-mata, melainkan
mencakup tugas konseling yang bersasaran pada penyadaran dan pengertian orang tua
siswa dan guru, sehingga terjalin hubungan antara dirinya selaku konselor dengan
orang tua anak bimbing (siswa) dan guru serta sumber-sumber konseling lainnya,
intra sekolah dan ekstra sekolah dapat berjalan lancar.

Namun tugas pokok seorang konselor pada umumnya terletak pada kegiatan
pelayanan terencana terhadap anak bimbingan untuk memecahkan problematika
pribadinya yang menghambat kelancaran proses belajar mengajar di sekolah, baik
karena pengaruh faktor internal maupun faktor eksternal.

Pekerjaan membimbing adalah rumit karena sasarannya ditujukan pada anak


bimbing yang sedang tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan mengandung pengertian
perubahan - perubahan yang berhubungan dengan jasmani manusia. Sedangkan
perkembangan mengandung arti perubahan - perubahan yang berhubungan dengan
kejiwaan manusia.

3) Ruang Lingkup Pelayanan Bimbingan dan Konseling


Sekolah merupakan lembaga formal yang secara khusus dibentuk untuk
menyelenggarakan pendidikan bagi warga masyarakat. Dalam lembaga sekolah
terdapat berbagai macam bidang kegiatan dan bidang pelayanan bimbingan dan
konseling mempunyai peranan yang khusus. Bidang-bidang tersebut diantaranya:
Pertama, bidang kurikulum yang meliputi semua bentuk pengembangan kurikulum
dan pelaksanaan pengajaran yaitu penyampaian dan pengembangan pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan kemampuan berkomunikasi peserta didik.

Kedua, bidang administrasi atau kepemimpinan yaitu bidang yang meliputi


berbagai fungsi berkenaan dengan tanggung jawab dan pengambilan kebijaksanaan
serta bentuk kegiatan pengelolaan dan administrasi sekolah seperti perencanaan,
pembiayaan, pengadaan dan pengembangan staff. Ketiga, bidang kesiswaan yaitu
bidang yang meliputi berbagai fungsi dan kegiatan yang mengacu kepada pelayanan
kesiswaan secara individu agar masing-masing peserta didik dapat berkembang sesuai
dengn bakat, potensi dan minatnya. Dan bidang ini dikenal sebagai bidang pelayanan
bimbingan dan konseling.

Pelayanan bimbingan di sekolah pun mempunyai lingkup yang cukup luas. Sukardi
& Kusmawati, (2008: 9) menyatakan bahwa Lingkup bimbingan konseling disekolah
dapat ditinjau dari berbagai segi, yaitu dari segi fungsi, segi sasaran, segi layanan dan
segi masalah.
a) Segi fungsi
Ditinjau dari segi fungsinya, bimbingan konseling di sekolah berfungsi untuk:
- Fungsi pemahaman
- Fungsi pencegahan
- Fungsi pemeliharaan
- Fungsi pengembangan
- Fungsi pengentasan

b) Segi sasaran
Ditinjau dari segi sasarannya, pelayanan bimbingan konseling di sekolah
diperuntukkan untuk seluruh siswa di sekolah agar siswa dapat mencapai
pengembangan yang optimal melalui kemampuannya dalam pengenalan
penerimaan diri dan lingkungan, membantu siswa untuk mengembangkan
motif dan motivasi belajar, dan memberikan dorongan dalam mengarahkan
diri, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dalam pendidikan.

c) Segi pelayanan
Kerangka kerja layanan BK dikembangkan dalam suatu program BK yang
dijabarkan dalam 4 (empat) kegiatan utama, yakni:
- Layanan dasar bimbingan, adalah bimbingan yang bertujuan untuk
membantu seluruh siswa mengembangkan perilaku efektif dan
ketrampilan-ketrampilan hidup yang mengacu pada tugas-tugas
perkembangan siswa SD.
- Layanan responsif, adalah layanan bimbingan yang bertujuan untuk
membantu memenuhi kebutuhan yang sangat penting bagi peserta didik
saat ini. Strategi yang digunakan adalah konseling individual, konseling
kelompok, dan konsultasi.
- Layanan perencanaan individual adalah layanan bimbingan yang
membantu seluruh peserta didik dan mengimplementasikan rencana-
rencana pendidikan, karir, dan kehidupan sosial dan pribadinya. Tujuan
utama dari layanan ini untuk membantu siswa memantau pertumbuhan dan
memahami perkembangan sendiri.
- Dukungan sistem, adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan
memantapkan, memelihara dan meningkatkan progam bimbingan secara
menyeluruh.
d) Segi masalah
Ditinjau dari segi masalah yang dihadapi oleh siswa, bimbingan di sekolah
mencangkup 4 bidang yaitu:
- Bimbingan Pribadi. Dalam bidang bimbingan pribadi ini dapat membantu
siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mandiri serta sehat jasmani dan
rohani.
- Bimbingan Sosial. Dalam bidang bimbingan sosial ini dapat membantu
siswa mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang
dilandasi budi pekerti, tanggung jawab kemasyarakatan.
- Bimbingan Belajar. Dalam bidang bimbingan belajar ini dapat membantu
siswa mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk
menguasai pengetahuannya guna persiapan melanjutkan pendidikan ke
tingkat yang lebih tinggi.
- Bimbingan Karier. Dalam bimbingan karier ini dalpat membantu siswa
merencanakan dan mengembangkan masa depan karier nya

4) Bimbingan dan Konseling dalam Lingkungan yang Lebih Luas


Permasalahan yang dialami oleh masyarakattidak hanya terjadi dilingkungan
sekolah ataupun keluarga saja, melainkan juga diluar keduanya. Msyarakat
dilingkungan perusahaan, industri, bahkan di lembaga masyarakat tidak terhindardari
kemungkinan menghadapi masalah. Oleh karena itu, pelayanan bimbingan dan
konseling sangat diperlukan.

Adapun fungsi layanan bimbingan dan konseling di masyarakat sebagai berikut:

- Fungsi pemahaman. Fungsi pemahaman membantu konseling agar


memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya
(pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini
konseling diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara
optimal dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan
konstruktif.
- Fungsi Pencegahan Fungsi pencegahan berkaitan dengan upaya konselor
untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi
dan berupaya untuk mencegahnya, agar tidak dialami oleh konseling.
Melalui fungsi ini dapat memberikan bimbingan kepada konseling tentang
tata cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang
membahayakan dirinya, diantaranya dengan memberikan pengetahuan dan
ketrampilan sebanyak-banyaknya kepada konseling
BAB III

PENUTUPAN

Kesimpulan

Bimbingan dan konseling adalah Kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka
memberikan bantuan kepada orang lain yang mengalami kesulitan-kesulitan rohaniah dalam
lingkungan hidupnya agar orang tersebut mampu mengatasinya sendiri karena timbul
kesadaran atau penyerahan diri terhadap kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, sehingga timbul
pada diri pribadinya suatu cahaya harapan kebahagian hidup saat sekarang dan dimasa yang
akan datang.

Tujuan akhir dari bimbingan dan konseling adalah agar klien terhindar dari berbagai
masalah, apakah masalah tersebut berkaitan dengan gejala penyakit mental (neurona dan
psychose), sosial maupun spritual, atau dengan kata lain agar masing-masing individu
memiliki mental yang sehat.

Adapun fungsi dari bimbingan konseling adalah: (1) Fungsi Pemahaman, (2) Fungsi
Preventif; (3) Fungsi Pengembangan; (4) Fungsi Penyembuhan, (5) Fungsi Penyaluran; (6)
Fungsi Adaptasi; (7) Fungsi Penyesuaian; (8) Fungsi Perbaikan; (9) Fungsi Fasilitasi; dan
(10) Fungsi Pemeliharaan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar, Saiful, 2015. Konseling Islami “Dalam Komunitas Pesantren”. Bandung:


Citapustaka Media.

Burks, H. M., & Bufford Stefflre, 1979. Theories of counseling. 3 Ed. New York: McGraw-
Hill Book Company.

Hallen, 2002. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ciputat Pers.

Luddin, Abu bakar M., 2010. Dasar-Dasar Konseling, Bandung: Cita pustaka Media.
Perintis.
Miller, Frank W, James A. Fruehling and Gloria J. Lewis, 1978. Guidance Principles and
Service. Third Edition, Columbus, Ohio: Charler E. Merril Publishing Company.

Mortensen, D.G. & A.M. Schmuller, 1976. Guidance in Today’s Schools. New York: John
Willey & Sons.Inc.

Musnamar, Tohari, 1992. Dasar-dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islami. Jakarta:
UII Press.

Rahman, Hibana S., 2003. Bimbingan dan Konseling Pola 17 di Sekolah. Yogyakarta: UCY
Press.

Sciara, D.T., 2004. School counseling: Foundations and Contemporary Issues, Australia:
Thomson Brooks/cole.

Shertzer, B., & Stone, S.C. 1981. Fundamentals of Guidance. 4ed. Boston: Houghton Mifflin
Company.

Sofyan, Willis S., 2007. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: CV Alfabeta.

Stoops, E., & G.L. Wahlquist, 1958. Principles And Practices In Guidance. New York:
McGraw-Hill Book Company, Inc.

Sukardi dan Kusumawati. 2008. Proses Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. Jakarta:
Rineka Cipta

Sukardi, Dewa Ketut, 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Surya, Moh, 1988. Dasar-Dasar Konseling Pendidikan (Teori dan Konsep), Yogyakarta: Kota
Kembang.

Tohirin. 2008. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Masyarakat (Berbasis Integrasi).
Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Walgito, Bimo, 2004. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta: Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai