Anda di halaman 1dari 2

Konsep Demokrasi Di Indonesia Dari Masa Kemasa

Nama : Ricky Oktaviansyah


Kelas : 1B
Matkul : Pancasila
Dosen : Seni Sulastri, M.Pd
Tanggal : 5 Mei 2020

Periode 1959- 1965 Demokrasi Terpimpin


- Demokrasi Terpimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
- Mengaburnya Sistem Kepartaian (Partai hanya menandingi kekuasaan presiden, partai
komunis dan abri)
- Terbentuknya DPR-GR (Anggota Ditentukan Presiden)
- Hak Dasar Manusia Lemah (Tidak boleh menyampaikan kritik)
- Kebebasan Pers Berkurang (Adanya larangan terbit beberapa surat kabar)
- Sentralisasi (Pengelolaan Daerahterbatas)
- Mengangkat Presiden sebagai Presiden seumur hidup (Malkumat Mprs No 3/1963)
- Munculnya Gerakan G30SPKI
- Terbatasnya Peran Parpol

Periode 1966-1998 Demokrasi Pancasila Era Orde Baru


- Melaksanakan Pancasila Dan UUD 1945
- Kekuasaan Presiden merupakan pusat kekuasan secara vertikal dan horizontal
- Rotasi Kekuasaan Eksekutif Kecil(Hanya Wapres)
- Rekuitmen Politik bersifat Tertutup
- Pemilu dilaksanakan 6kali namun tidak melahikan persaingan yang sehat
- Tidak Ada Kebebasan Pers
- Ketidakbebasan berpendapat
Periode 1998- Sekarang Demokrasi Pancasila Era Reformasi
- Memiliki Sistem Multi Partai
- Perimbangan kekuasaan antara eksekutif,legislatif,dan yudikatif
- Amandemen UUD dasar menyebabkan Berbagai perubahan
- Pemberlakuan otonomi daerah
- Rotasi kekuasaan ditingkat pusat hingga desa

Jika diaplikasikan dengan kondisi demokrasi indonesia masa kini dari masa ke masa itu
mengalami beberapa perubahan tiap era periode nya, kita sekarang berada di era periode
demokrasi pancasila era reformasi dimana yang telah di sebutkan sebelumnya. Namun menurut
pendapat saya nyatanya demokrasi pancasila masa kini di era reformasi belum juga teraplikasi
dengan baik contohnya keadilan dan kesejahteraan untuk para rakyatnya. Dengan keadaan
Indonesia saat ini yang dinilai akan jauh lebih baik, malah sebaliknya. Indonesia terus
mengalami kemunduran baik dalam bidang politik, ekonomi dan sebagainya.
Rakyat yang belum sejahtera juga contohnya, dikarenakan ketimpangan ekonomi di negara ini
masihlah tinggi, rakyat banyak yang belum mendapatkan pekerjaan dikarenakan mudahnya
perusahaan merekrut pekerja dari luar negeri. Dan adapun beberapa perusahaan yang
menetapkan standar yang tinggi untuk menjadi karyawan perusahaan, sedangkan SDM di
Indonesia memiliki pendidikan yang tidak sesuai standar, ataupun ada pendidikan yang sesuai
standar tetapi dipersulit karena tidak ada orang dalam. Akibatnya banyak rakyat yang menjadi
pengangguran. Ditambah banyak pemimpin dan politisi yang sering melupakan kewajibannya
untuk memimpin negara, mereka lebih mementingkan diri sendiri dan keserakahan akhirnya
menjadikan mereka jadi koruptor.
Bisa dikatakan saat ini Indonesia telah kehilangan nilai-nilai luhurnya. Hal ini bisa dilihat dari
segala sesuatunya diukur dengan uang. Segala sesuatu yang diukur dengan uang contohnya saja
saat pemilu. Mereka memilih para anggota dewan saja ada yang memakai uang atau disebut juga
Money Politik. Bahkan di pelosok terpencilpun ada saja orang yang menyalahgunakan uang
untuk mendapatkan kekuasaan di daerah tersebut.
Dengan adanya otonomi daerah yang seharusnya menjadi jembatan antara pusat dengan rakyat
tetapi banyak penyelewengan contohnya anggaran yang dikorupsi oleh pemerintah daerah, dana
desa, dsb. Lahirnya raja kecil tersebutlah yang menjadi penghalang bagi kesejahteraan rakyat.
“Kita bangsa besar, terlalu besar untuk gagal, kita akan bisa atasi keruwetan yang ada, terlebih jika ada
kekuatan civil society yang dapat berkolaborasi dengan orang baik di partai-partai, DPR dan
pemerintahan untuk bersama membangun bangsa dan  mencapai tujuan utama dalam bernegara yaitu
kebahagiaan bersama. Dalam Konstitusi RIS secara harfiah menyebutkan bahwa tujuan membentuk
negara adalah kebahagiaan bersama. (DHI)”

Anda mungkin juga menyukai