Anda di halaman 1dari 17

LIGHTING CALCULATION

• Metode POINT BY POINT


• Metode LUMEN

let’s go…………….
Metode POINT BY POINT
 Digunakan untuk menghitung Kuat Penerangan (E)
suatu titik tertentu pada ruangan, dimana pantulan /
reflektansi permukaan (lantai, dinding, langit-langit)
diabaikan.
 Di sini, lampu langsung diarahkan ke titik yang diterangi.
 Contoh : -penerangan eksterior gedung (dng lampu
HID), -lampu dekoratif (spotlight, floodlight)
Metode POINT BY POINT ... lanjutan

Bid.kerja (Titik yang diterangi) Tegak Lurus


Lampu = nadir (0°), berlaku :

I E = I
D2
D
 E = Kuat Penerangan (lux / footcandle)
 I = Intensitas Cahaya (lumen / candela)
E  D 2 = Jarak 2 (m2 / ft 2 )
Metode POINT BY POINT ... lanjutan

Bid. Kerja (Titik yang diterangi) Membentuk Sudut


(θ) terhadap Lampu, berlaku :
I I
E (h)
 
H D H D I.sin
I.sin

I.cos
I.cos

E (v)

E (h) = I θ. cos θ E (v) = I θ. sin θ


D2 D2
 E = Kuat Penerangan (lux)
 I = Intensitas Cahaya (lumen)
 θ = Sudut antara Lampu ke Bidang Kerja
 D = Jarak Lampu ke Bidang Kerja
Metode POINT BY POINT ... lanjutan

Contoh perhitungan
Bila dipergunakan luminaire downlight,
 (recessed); lampu FL BT-15 75Watt, white
H
Halogena, 1300 lumen
√3.00 I.sin

 Berapakah kuat penerangan di nadir (E1)?


I.cos
 Berapa pula kuat penerangan di E2 yang
berada di sudut θ 30° (I 30°=1100 lm)
E1 E2 dengan jarak spt pd gambar?
1 .00
Metode POINT BY POINT ... lanjutan

Metode POINT BY POINT ini,


 Bisa mengetahui dengan tepat Kuat Penerangan di suatu
titik (tentunya harus ada Tabel Distribusi Cahaya Luminaire)
 Hanya untuk sumber cahaya berupa Point Source yaitu
Incandescent Lamps, HID Lamps (tidak bisa bila sumber
cahayanya Fluorescent Lamps)
 Sulit / rumit bila titik yang hendak dihitung Kuat Penerangan-
nya dikenai banyak sumber cahaya
Metode LUMEN
 Digunakan untuk menghitung Kuat Penerangan rata-
rata suatu bidang kerja, dengan memperhatikan
reflektansi permukaan (lantai, dinding, langit-langit), LLF
(light loss factor) dan MF (maintenance factor).
E = Kuat penerangan (lux)
L = Initial Lumen lampu (lumen) E = ( L x N) x CU x LLF
N = Jumlah lampu A
CU = Coefficient of Utilization
LLF = Light Loss Factor
A = Luas ruang / bid kerja (m2)
Metode LUMEN …lanjutan

CU LLF
(Coefficient of Utilization) (Light Loss Factor)
 Suatu koefisien yang mewakili  Suatu faktor yang menyatakan
faktor-faktor yg berpengaruh berkurangnya intensitas cahaya
thd banyaknya cahaya yang thd jangka waktu penggunaannya.
sampai ke bidang kerja, sbb: Meliputi :
 Distribusi cahaya luminaire  Nonrecoverable factors (LAT,

 Efisiensi V V, LSD, BF)


 Ukuran & Bentuk ruang  Recoverable factors (LDD,

 Pantulan lantai, dinding,


RSDD, LLD, LBO)
langit-langit
 Ketinggian penggantung
lampu
Metode LUMEN …lanjutan

Contoh perhitungan
 Sebuah Ruang Keluarga berukuran 5m x 6m
akan diterangi dengan Luminaire dan Lampu
spt pada katalog (Presto+Compact FL triple
tube 13W,900 lm; berapakah jumlah lampu
yang diperlukan agar Kuat Penerangan
ruang=150 lux, bila CU=0,5; LLF= 80%?
 Berapa energi untuk lampu yang digunakan?
(dalam Watt/m2)
Perhitungan Energi Listrik dari Lampu
 8 titik lampu x @22.5 Watt x 1.2 = 216 watt
 Maka per m2 = 216 / 30= 7.2 watt/m2
 Perlu diketahui, untuk PENCAHAYAAN Bangunan
Umum ada standar yang harus dipenuhi (SNI)
PENGHEMATAN ENERGI untuk PENCAHAYAAN

 ‘HEMAT ENERGI’ dinyatakan dengan IKE


(Intensitas Konsumsi Energi), dalam satuan
Kwh / m2 / tahun
 IKE di ASEAN (1992) :
 Perkantoran : 246 Kwh / m2 / tahun

 Perhotelan : 307 Kwh / m2 / tahun

 Rumah Sakit : 382 Kwh / m2 / tahun

 Perbelanjaan : 332 Kwh / m2 / tahun


Mengapa Sistem Pencahayaan Perlu Hemat Energi?

 Kontribusi Sistem Pencahayaan pada Pemakaian


Energi ialah
 10 sampai 25% + Beban AC
(selain akibat dari panas yang masuk ke
bangunan melalui Fasade , Ventilasi, dan
Beban panas dari penghuni/manusia-nya)
PELUANG HEMAT ENERGI
 Pemakaian cahaya alami secara optimal
 Penurunan intensitas daya, tanpa mengurangi
kenyamanan
 Pemakaian teknologi terkini (lampu, ballast,
sistem kendali / otomasi)
PENGENDALIAN SISTEM PENCAHAYAAN
 Building Automation System / BAS
 Peredupan sesuai kebutuhan
 Timer - jam
 Sensor
PENURUNAN INTENSITAS DAYA
 Menurut SNI-03-6197-2000, tingkat
pencahayaan untuk berbagai ruang yang
diperlukan berbeda-beda :
 Ruang Kerja = 350 lux, CRI 60-100
Daya terpasang maksimum = 15 Watt / m2
 Ruang Rapat = 300 lux, CRI 80-100
Daya terpasang maksimum = 15 Watt / m2
 Ruang Komputer = 350 lux, CRI 80-100
Daya terpasang maksimum = 15 Watt/ m2
PENURUNAN INTENSITAS DAYA
 ASHRAE Journal (Oktober 2005)

PERKANTORAN - RUANG KERJA


 Standar 90.1-1989 = 16-20 Watt / m2

 Standar 90.1- 2001 = 14 Watt / m2

 Standar 90.1- 2004 = 10.8 Watt / m2

 Standar 90.1- 2010 = 9.9 Watt / m2


PELUANG HEMAT ENERGI PADA
PENCAHAYAAN (LAMPU)
 Menggunakan Lampu yang hemat energi, yaitu
mempunyai efikasi yang tinggi (efikasi = lumen / watt)
 Menggunakan ballast elektronik
 Memilih luminaire / rumah lampu yang efisien

Anda mungkin juga menyukai