SYARIAT ISLAM
“THOHAROH”
Disusun Oleh :
Kelompok 1
Muhammad Rafli
Santi Susanti
2020/2021
KATA PENGANTAR
Kelompok 1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................
Daftar Isi.................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................
A. Latar Belakang.............................................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................................
C. Tujuan.........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................
A. Pengertian Thaharah....................................................................................
B. Media Thaharah..........................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran............................................................................................................
C. Daftar Pustaka...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari sesuatu (barang) yang
kotor dan najis, sehingga thaharah dijadikan sebagai alat dan cara bagaimana
mensucikan diri sendiri agar sah saat menjalankan ibadah. Hal ini tidak lain
karena thaharah ( bersuci ) mempunyai hubungan yang sangat erat dan tidak dapat
terlebih dahulu berada dalam keadaan bersih lagi suci, baik dari hadas besar
maupun hadas kecil, termasuk sarana dan prasarana yang digunakan dalam
beribadah, mulai dari pakaian, tempat ibadah dan lain sebagainya. Dengan kata
lain, thaharah dengan ibadah ibarat dua sisi mata uang, dimana antara satu sisi
tentang thaharah. Dalam hukum Islam bersuci dan segala seluk beluknya adalah
termasuk bagian ilmu dan amalan yang penting terutama karena diantaranya
sholat, wajib suci dari hadas dan suci pula badan, pakaian dan tempatnya dari
najis. Oleh karena itu kami disini ingin membahas serta mengulas lebih dalam lagi
tentang thaharah
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. 3 TUJUAN PENULISAN
PEMBAHASAN
A. THAHARAH
Pengertian Thaharah
Kata taharah berasal dari bahasa arab yang berarti bersih, suci atau
tempat dan benda-benda lain dari najis dan hadats menurut cara-cara yang
telah di tentukan oleh syariat agama Islam. Kegiatan bersuci dapat dilakukan
Sesungguhnya tidak masuk surga, kecuali orang yang bersih (HR. Tabrani)
Hukum Thaharah
seperti shalat, thawaf, dan sebagainya. Bahkan manusia sejak lahir hingga
wafatnya juga tidak bisa lepas dari masalah kesucian. Oleh karena itu para
berikut ini:
إِ َّن هَّللا َ يُ ِحبُّ التَّوَّابِينَ َوي ُِحبُّ ْال ُمتَطَه ِِّرين.
a. Wudlu
hadas kecil, dapat digantikan dengan praktek penyucian lainnya yaitu ketika tidak
didapatkan air.
a) Niat. hendaknya berniat menghilangkan hadast kecil, dan cara melakukannya
tepat pada waktu membasuh muka, sesuai dengan pengertian niat itu sendiri :
b) Membasuh seluruh muka ( mulai dari tumbuhnya rambut kepala hingga bawah
b. Tayamum
Menurut pengertian bahasa, tayammum berarti maksud atau tujuan. Sedang
wajah dan sepasang tangan dengan niat agar diperbolehkan melakukan shalat
a) Niat
Ulama Malikiyah dan Syafi’iah berpendapat hampir sama, niat tayamum yang
dianggap sah adalah niat tayamum untuk diperbolehkan melaksanakan sholat atau
syarat sah tayamum, bukan rukun. Menurut kelompok ini, yang penting niat
menepukkan tangan dua kali, yang pertama untuk diusapkan ke tangan dan yang
kedua ke wajah.
Batasan dalam mengusap wajah tidak diharuskan debu merata sampai kulit
dasar jenggot meskipun tidak lebat. Sedangkan bagian tangan sebagian ulama
c) Tertib
Syafi’iah dan Hanabilah berpendapat bahwa tartib menjadi rukun tayamum
tidak menjadi rukun. Malikiyah dan Hanafiyah berpendapat bahwa tartib hanya
d) Muwalah
mandi besar atau junub atau wajib adalah mandi dengan menggunakan air suci
dan bersih ( air mutlak ) yang mensucikan dengan mengalirkan air tersebut
keseluruh tubuh mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tujuan mandi wajib
Hal-hal yang mewajibkan mandi wajib. Mandi itu diwajibkan atas lima
perkara :
a. Keluar air mani disertai syahwat, baik diwaktu tidur maupun bangun, dari laki-
2) Membasuh air dengan tata keseluruhan tubuh, yakni dari ujung rambut sampai
ujung kaki.
Tata Cara Mandi Wajib. Hal-hal yang perlu diperhatikan selama mandi
a) Membaca Niat. Yaitu “ Nawaitul ghusla lirof’il hadatsil fardlol ilaahita’ala ”.
b) Membilas atau membasuh seluruh badan dengan air ( air mutlak yang
Bersuci setelah buang air kecil atau air besar disebut istinja’. Dalam hal ini
boleh memakai air, dan jika tidak mendapati air maka boleh memakai tiga buah
batu kering. Tiga buah batu yang dimaksud adalah bisa berupa tiga buah batu atau
juga satu batu yang memiliki tiga sisi ( segitga ). Hukum Istinja’ adalah wajib,
kanan
1. Air
Alat bersuci ialah, air berdasar firman allah, Q.S. 8 (Al-Anfal) ayat 11:
بِ ِه لِيُطَهِّ َر ُك ْم َما ًء ال َّس َما ِء ِمنَ َعلَ ْي ُك ْم َويُنَ ِّز ُل
1. Air mutlak yaitu air suci yang dapat dipakai mensucikan. Sebab belum
berubah sifat ( bau, rasa, dan warnanya ).Yang termasuk pengertian air
a. Air hujan
c. Air laut
d. Air embun
e. Air telaga/danau/sungai
2. Air Mutaghayar (Suci tetapi tidak dapat mensucikan) Air yang halal di
minum tetapi tidak syah digunakan untuk bersuci. Misalnya air kopi,
3. Air musyammas yaitu air suci yang dapat dipakai untuk mensucikan,
nya, air bertempat dilogam yang bukan emas, dan terkana panas
matahari.
4. Air musta’mal yaitu air suci tetapi tidak dapat dipakai untuk
mandi, meskipun air itu tidak berubah warna, rasa, dan baunya.
5. Air mutanajis yaitu air yang terkena najis,. Karenanya air tersebut
tidak suci dan tidak dapat dipakai mensucikan. Air yang tidak halal
adalah Air yang telah tercampur dengan benda yang bernajis yang
berubah warna, rasa serta baunya yang kurang dari dua kullah
2. Tanah
diatas tanah, atau dapat dipergunkan untuk menggosok sesuatu yang melekat
diatas sandal, dengan syarat bahan najis itu dapat hilang, menurut imamiyah
dan hanafi.
Macam – Macam Hadats
Hadas adalah suatu keadaan tidak suci dan tidak dapat dilihat, tetapi wajib
1. Hadas kecil penyebabnya keluar sesuatu dari dubur dan kubul, menyentuh
lawan jenis yang bukan muhrimnya, dan tidur nyenyak dalam keadaan tidak tetap.
Cara mensucikan hadas kecil ini adalah dengan wudhu atau tayamum.
2. Hadas Besar penyebabnya keluar air mani, bersetubuh ( baik keluar mani atau
tidak), menstruasi atau nifas ( keluar darah karena melahirkan ), dan lain
Najis adalah suatu benda kotor menurut syara’ ( hukum agama ). Benda –
6. Bagian atau anggota tubuh binatang yang terpotong dan sebagainya sewaktu
masih hidup
1. Najis Ringan ( mukhofafah ), yaitu air kencing bayi lelaki yang berumur dua
tahun, dan belum makan sesutu kecuali air susu ibunya. Menghilangkannya cukup
diperceki air pada tempat yang terkena najis tersebut. Jika air kencing itu dari bayi
perempuan maka wajib dicuci bersih. Rasulullah SAW bersabda, “ Sesungguhnya
pakaian dicuci jika terkena air kencing anak perempuan, dan cukup diperciki air
jika terkena kencing anak laki - laki “. ( HR. Abu Dawud, Ahmad, dan Hakim )
2. Najis Sedang ( mutawasitoh ), yaitu segala sesuatu yang keluar dari dubur dan
qubul manusia atau binatang, barang cair yang memabukkan, dan bangkai
( kecuali bangkai manusia, ikan laut, dan belalang ) serta susu, tulang, dan bulu
hewan yang haram dimakan. Dalam hal ini tikus termasuk golongan najis, karena
tikus hidup di tempat - tempat kotor seperti comberan dan tempat sampah
SAW telah bersabda, “ Sungguh kucing itu tidak najis, karena ia termasuk
binatang yang jinak kepada kalian “. ( HR Ash-habus Sunan dari Abu Qotadah
ra.)
a) Najis I, yaitu yang berwujud ( tampak dan tidak dilihat ). Misalnya, kotoran
b) Najis hukmiyah, yaitu najis yang tidak berwujud ( tidak tampak dan tidak
terlihat ), seperti bekas air kencing, dan arak yang sudah mongering.
Cara membersihkan najis mutawashitho ini, cukupalah dibasuh tiga kali agar
3. Najis berat ( mugholladhoh ) adalah najis anjing dan babi. Cara
menghilangkannyaharus dibasuh sebanyak tujuh kali dan salah satu air yang
Selain tiga jenis kotoran diatas, ada satu lagi, yaitu najis ma’fu ( najis yang
dimaafkan ). Antara lain nanah dan darah yang cuma sedikit, debu, air dari lorong
MANDI WAJIB
Mandi wajib adalah cara menghilangkan hadast besar dan kecil dengan
cara membasuh seluruh tubuh mulai dari puncak kepala hingga ujung kaki.
Apabila seorang muslim sedang berhadas besar maka dilarang untuk melakukan
sholat , menyentuh kitab suci al-quran sebelum bersuci (mandi wajib) terlebih
1. Bersetubuh
5. Karena wiladah
6. Selesai haid
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan selama mandi karena
ta'aalaa" yang artinya "Aku niat mandi wajib untuk menghilangkan hadas besar
Berikut ini adalah hal-hal yang boleh-boleh saja dilakukan (tidak wajib
hukum islamnya):
PENUTUP
KESIMPULAN
Bersuci dari hadas maupun najis termasuk dalam perihal thaharah atau
bersuci. Dalam hukum Islam juga disebutkan, bahwa segala seluk beluknya
termasuk bagian ilmu dan amalan yang penting. Macam - macam Thaharah ada
empat yaitu pertama, tentang wudhu yaitu menghilangkan najis dari badan.
Kedua, tentang bertayamum yaitu pengganti air wudhu disaat kekeringan. Ketiga,
mandi besar yaitu menyiram air keseluruh tubuh disertai niat. Keempat, Istinja’
yaitu membersihkan kotoran yang keluar dari salah satu dua pintu keluarnya
kotoran itu.
Bersuci bisa juga menggunakan alat - alat bantu yang dianjurkan oleh
Rasullullah SAW yaitu Air, tanah, dan masih banyak lagi yang bisa digunakan.
Macam - macam hadas juga terbagi menjadi dua ialah hadas kecil yaitu yang
disebabkan oleh keluar sesuatu dari dubur dan kubul, sedangkan hadas besar yaitu
bersetubuh. Dan macam - macam Najis terbagi menjadi tiga yaitu Najis