Anda di halaman 1dari 19

CRITICAL BOOK REPORT

Untuk pemenuhan tugas matakuliah


Pendidikan Kepelatihan Olahraga

DISUSUN OLEH:
WILLIAM HAGANTA GINTING
6203321035
PKO F

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta berkat-Nya yang melimpah penulis dapat menyelesaikan
laporan critical book dengan buku “Psikologi Pendidikan”: Mengembangkan
seorang mahasiswa untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kepelatihan
Olahraga ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Dan juga saya
berterima kasih kepada ibu Dr.Nuraini Ms. selaku Dosen mata kuliah Pendidikan
Kepelatihan Olahraga Unimed yang telah memberikan tugas kepada penulis.

Penulis sangat berharap kiranya critical book ini dapat bermanfaat bagi
pembaca untuk mengetahui isi buku beserta kelebihan dan kekurangan buku tersebut
sebelum membelinya. Penulis juga menyadari sepenuhnya terdaoat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap danya kritik, saran, atau
usulann yang bertujuan untuk perbaikan critical book yang telah penulis buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa suatu saran
atau usulan yang membangun.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

a.Resonalisasi CBR

b.Tujuan penulisan CBR

c.Manfaat CBR

d.Identitas CBR

BAB II ISI RINGKASAN BUKU

a.Ringkasan buku I

b.Ringkasan buku II

BAB III PEMBAHASAN

a.Pembahasan buku I

b.Pembahasan buku II

c.Kekurangan buku

d.Kelebihan buku

BAB IV PENUTUP

a.Kesimpulan

b.Saran
BAB I

PENDAHULUAN

a. Rasionalisasi CBR

Keterampilan membuat CBR pada penulisan dapat menguji kemampuan dalam


meringkas dan menganalisis sebuah buku,mengenal dan memberi nilai serta
mengkritik sebuah karya tulis yang dianalisis.

Seringkali kita bingung memilih buku refrensi untuk kita baca dan pahami,terkadang
kita hanya memilih satu buku untuk dibaca tetapi hasilnya masih belum memuaskan
misalnya dari segi analisis Bahasa dan pemahaman.Oleh karena itu penulis
Membuat CBR ini untuk mempermudah membaca dalam memilih buku refrensi
terkhusus pada pokok pembahasan Psikologi Pendidikan.

b. Tujuan CBR

Mengkritisi buku (critical book riview) ini dibuat sebagai salah satu referensi ilmu
yang bermanfaat untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam
mengetahui kelebihan dan kekurangan sebuah buku,menjadi bahan
pertimbangan,dan juga menyelesaikan salah satu tugas individu matakuliah
Psikologi Pendidikan.

c. Manfaat CBR

Menambah wawasan pengetahuan tentang Psikologi Pendidikan

Mempermudah pembaca untuk mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah
dilengkapi dengan ringkasan buku,pembahasan isi buku,serta kekurangan dan
kelebihan buku.

Melatih mahasiswa untuk menarik kesimpulan dari buku yang dianalias

d. Identitas Buku

Buku Utama

Judul : Psikologi Pendidikan (Aplikasi Teori di Indonesia)

Edisi : ke-1 (pertama)

Pengarang : Faizah,S.P.Psi,M.Psi,dkk

Penerbit : UB Press
Kota Terbit : Malang

Tahun Terbit : 2017

ISSBN : 978-602-432-341-7

Buku Pembanding

Judul : P sikologi Pendidikan (Buku Utama)

Topik : Pendekatan Pembelajaran Teknis

Edisi : Revisi 2018 ( Revisi 4)

Penulis : Prof.Dr . Sri Milfayetty , S.Psi., MS.Kons , et al

Distribusi & Kota : PPs UNIMED , Medan

Tahun : 20 18

ISBN : 978-602-8207-18-8
BAB II

A . RINGKASAN ISI BUKU I

Bab 1 GAMBARAN UMUM PSIKOLOGI PENDIDIKAN:DASAR


MENGAJAR YANG EFEKTIF

Psikologi pendidikan merupakan disiplin akademik yang secara sistematis


mempelajari hakikat proses belajar mengajar,perkembangan anak,motivasi,dan
topik-topik yang terkait dan menerapkan hasil-hasil penelitiannya untuk
mengidentifikasi dan mengembangkan prakti-praktik instruksional yang
efektif.Psikologi pendidikan bergelut dengan segala hal yang berhubungan dengan
proses mendidik,pendidik,siswa didik,dan lingkungan pendidikan.Pendidikan dapat
diartikan sebagai usaha sadar yang disengaja,dilaksanakan secara terencana,dengan
sistem terpola,dan dapat dilakukan penilaian,yang diberikan kepada siswa oleh guru
agar tercapai kemampuan yang diharapkan.Pendidikan pada hakikatnya bertujuan
untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pe,mbawaan yang ada
dalam diri siswa.Kajian psikologi pendidikan pembahasannya didasarkan pada
perkembangan anak didik,dukungan lingkungan sosial yang ada disekitarnya,dan
cara melakukan proses pendidikan sesuai dengan permasalahan dan usia anak
didik.Tujuan adanya psikologi pendidikan adalah penunjang bagi pendidik melalui
pengetahuan dan penelitian yang dapat pendidik terapkan secara efektif untuk situasi
mengajar sehingga memiliki keterampilan dan pemahaman yang meningkat
terhadap siswa belajar.Anak adalah pembelajar yang aktif dan berkemauan
kuat.Anak membangun pengetahuan melalui pengalaman.Anak belajar melalui
proses asimilasi dan akomodasi.Interaksi anak dengan linhgkingan fisik-sosial
penting bagi perkembangan kognitif.Proses ekuilibrasi mendorong kemajuan
pemikiran yang semakin komplek.Perubahan kematangan di otak membuat kualitas
berfikir anak-anak menjadi berbeda pada usia yang berbeda.Adanya ilmu psikoplogi
pendidikan ,akan membantu kegiatan belajar mengajar sesuai dengan
tujuan.Pendidik akan memahami ddan mengetahui cara mendidik siswa-siswanya
menurut perkembangannya.Yang menjadikan seorang guru disebut sebagai guru
yang efektif tidak hanya sekedar mengetahui tentang materi pelajaran tetapi juga
harus dapat mengkomunikasikan pengetahuan mereka kepada para
siswa.Kemampuan-kemampuan guru yang perlu diterapkan diseluruh level
pendidikan,baik didalam maupun diluar kelas,seperti memotivasi siswa,mengatur
kelas,mengukur pengalaman terdahulu siswa,mengomunikasikan ide-ide dengan
efektif,memahami karakter siswa,mengukur hasil pembelajaran,dan meninjau
kembali informasi yang diperoleh.

Bab 2 Pendidikan Berdasarkan Perkembangan Kognitif


Tahap Perkembangan Kognitif Manusia Menurut Piaget (1960)

A . Tahap Sensorimotor (Kelahiran hingga 2 tahun)

Bayi memahami lingkungan sekitar dengan cara mengoordinasikan sensori (melalui


penglihatan dan pendengaran) dengan tindakan sensori
(meraih,menyentuh,merasakan).

B . Tahap Praoperasional (Usia 2 tahun sampai 6/7 tahun)

Anak pada usia ini mulai merepresentasekan pengalaman sehari-hari melalui kata-
kata,symbol,dan gambar.Dua hal tersebut menandakan pemikiran simbolik yang
semakin maju dan melampaui hubungan informasi sensori dari tindakan fisik.

C . Tahap operasional Konkrit (6/7 tahun hingga 11/12 tahun)

Pada masa ini,individu memahami bahwa sudut pandang dan perasaan yang mereka
alami,tidak selalu juga dialami oleh orang lain.

D . Tahap Operasional Formal ( 11/12 tahun hingga dewasa)

Pada masa ini proses penalaran logis diterapkan ke ide-ide abstrak dan obyek
konkrit)

Orang dewasa mampu menjelaskan kepada anak mengenai cara kebudayaan


menafsirkan dan merespon dunia melalui percakapan informal maupun sekolah
formal.Percakapan informal untuk mengartikan situasi sesuai budaya yang
berlaku.Sedangkan sekolah formal adalah sarana guru untuk menanamkan
konsep,gagasan,dan terminology kehidupan semakin produktif dan efisisen melalui
kebudayaan.Tingkat perkembangan actual (Batas atas tugas yang dapat dikerjakan
anak secara mansiri),dan tinggak perkembangan potensial (Batas atas tugas yang
dapat dikerjakan anak melalui bantuan orang yang kompeten).Anak mampu
mengerjakan tugas karena diawali oleh bimbingan orang yang kebih kompeten atau
teman yang lebih menguasai.Tugas yang menantang akan mendorong pertumbuhan
kognitif secara maksimal.Rentang tugas yang tidak mampu sikerjakan anak secara
mandiri,namun dapat diselesaikan karena adanya bantuan dan bimbingan dari orang
yang lebih kompeten disebut sebagai zona perkembangan prokmaksimal.Proses
mental berawal dari aktivitas-aktivitas sosial lalu berangsur digunakan secara
independen melalui interaksi sosial,ada banyak proses berpikir kompleks

Bab 3 Pendidikan Berdasarkan Perkembangan Sosial

Setiap tahap perkembangan memiliki tugas perkembangannya sendiri-


sendiri.Pada masing-masing tahap ada tugas yang harus dikuasai.Masing-masing
tahap memiliki krisis pribadi yang berbeda.Masing-masing tahap juga terdapat
pembelajaran utama/virtue apabila mampu melewati krisis.Masing-masing tahap
ada konflik sosial dan emosional.Kegagalan dalam menyeledaikan suatu tahap akan
menghadapi konsekuensi yang tidak menyenangkan yang terbawa ketahap
perkembangan berikutnya.Ketika tidak berhasil ia merasa bersalah dan berpengaruh
yterhadap menurunnya inisiatif dalam melakukan suatu kegiatan.Bimbingan dan
pengarahan baik dari orang tua maupun guru juga diperlukan bagi anak,agar mereka
dapat menemukan jati diri mereka yang sebenarnya.Pendidik dapat mengarahkan
siswa untuk dapat mengetahui bakat dan minatnya.

Beberapa aspek berhubungan dengan bagaimana adaptasisosial seseorang dan


kemampuan motorik seseorang.

1 . Self Help General

Kemampuan seseorang dalam menolong atau melakukan aktivitas segari-hari


yang berhubungan dengan kebutuhan dirinya.

2 . Self Helf Direction

Kemampuan seseorang dalam melakukan segala sesuatu yang berhubungan


dengan aturan dan arahan sendiri.

3 . Occupation

Kemampuan dalam melakukan kewajiban dan aktivoitasnya sebagai manusia


pada umumnya.

4 . Self Direction

Kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhannya

5 . Communication

Kemampuan seseorang dalam berkomunikasi dengan orang lain.

6 . Socialization

Kemampuan lainnya yang diukur dalam tes untuk mengukur kematangan


psikososial seseorang ini.

7 . Locomotion

Kemampuan yang berhubungan dengan fungsi motorik dan fisik.

Bab 4 Pendidikan Berdasarkan Perkembangan Moral

Teori belajar sosial menekankan pada besarnya pengaruh lingkungan sosial


dalam mengajarkan anak berperilaku berdasarkan aturan yang ada.Aplikasi perilaku
moral bisa dipelajari melalui metode modeling,pengamatan,dan pengukuhan,serta
dipengaruhi situasi.

Perkembangan Moral dalam Pandangan Teori Kognitif Plaget dan Aplikasi Dalam
Pendidikan

A . Heteronomi (4-7 tahun)

Aturan dianggap sesuatu yang tidak dapat dirubah dimanapun ia berada dan harus
ditaati.Pendidik harus memahami bahwa pada masa ini anak yang tidak sesuai
atau melanggar aturan yang berlaku maka ia harus dihukum oleh orang yang
dihormati atau yang dianggap memiliki otoritas,misalnya guru,orang tua atau
orang yang lebih tua.

B . Otonomi (10 tahun atau lebih)

Individu mengetahui bahwa aturan atau norma dibuat oleh manusia.Sehingga


untuk melihat baik,buruk batau benar salah,individu sudah dapat menilai
,mempertimbangkan dan memikirkan apa yang menjadi tujuan hal tersebut
dilakukan dan dampaknya.

Individu menilai moral didasarkan atas sudut pandang atau standar dirinya sendiri
maupu lain,tindakan benar adalah pada apa yang ia minati dan masih bersifat
egosentris.Perlu bagi pendidik untuk memuji atau memberi penghargaan anak ketika
mereka menunjukkan perilaku bermoral.Penalaran moral tidak hanya agar individu
diterima secara sosial namun kebutuhan lingkungan sosial harus melebihi kebutuhan
pribadi.Ketika individu melanggar hokum maka ia menyimpang dari moral dan
berbuat salah,orang lain juga dapat melakukan hal serupa sehingga muncul
kewajiban untuk taat aturan.Fenomena krisis moral banyak terjadi di Indonesia
dengan berbagai peristiwa kekerasan dan dehumanisasi.Marak terjadi
konflik,kekerasan,dan kerusuhan dibeberapa tempat.Seperti diantaranya tauran
antarpelajar,antarmahasiswa,kekerasan pendidik terhadap subjek
didiknya,kerusushan warga kampong yang dipicu oleh berbagai factor.Penanaman
pendidikan moral dapat dilakukan dengan memberikan contoh konkret dalam
kehidupan sehari-hari.Ketika individu melihat contoh perilaku moral dari
lingkungan mereka misalnya dari guru atau orang tua diharapkan mereka dapat
memahami dan menyerap hal tersebut untuk kemudian menyusun norma nya
sendiri.Orang tua dan guru dapat memberikan contoh secara konsisten dan berulang
mengenai nilai-nilai moraldan melakukan diskusi terkait hal tersebut agar anak
merasa tidak bingung.

Pendekatan Pendidikan Moral

a . Penanaman Nilai

b . Perkembangan moral kognitif


c . Analisis nilai

d . Klarifikasi nilai

e . Pembelajaran berbuat

Bab 5 Variasi Kelompok

Sebagai guru perlu adanya pemahaman terhadap banyak kemungkinan adanya


perbedaan budaya siswanya.Melalui pengetahuan dan pemahaman tersebut
diharapkan guru dapat membantu siswa dalam menyesuaikan diri dan mengikuti
pembelajaran hingga mempu berprestasi dilingkungan baru.Pendidikan yang
menghargai diversitas dan mewadahi berbagai sudut pandang dari beragam
kelompok budaya disebut dengan pendidikan multicultural.Pendidikan multicultural
menjadi titik awal membentuk pandangan siswa tentang kehidupan dan
meningkatkan penghargaan terhadap keragaman.Keanekaragaman budaya dan etnis
siswa,mendorong upaya penyesuaian model kelas multikultur,diantaranya ialah
melalui pemberdayaan siswa,mengangkat pendidikan yang berpusat pada
isu,ataupun perbaikan hubungan antar anak-anak dari budaya yang
beragam.Pendidikan yang berpusat pada isu mengenalkan pada siswa mengenai apa
saja isu-isu yang berkembang dalam keragaman.Dalam lingkungan yang terdiri dari
beragam etnis dan budaya,memungkinkan terjadinya permasalahn dalam
perkembangan sosialemosional siswa,misalnya terkait identitas dan latar belakang
atau stigma yang berkembang di masyarakat.Hubungan sosial juga mempengaruhi
peran gender antara ank laki-laki dengan anak perempuan.Terdapat perbedaan-
perbedaan cara anak dalam berinteraksi sosial.Anak laki-laki cenderung agresif
secara fisik diawal masa anak-anak,sedangkan anak perempuan lebih bersikap
verbal,misalnya melalui ejekan,atau menyebar gossip,dan lain sebagainya.Adapun
factor yang menyebabkan ketidaksetaraan gender dalam pendidikan yaitu karena
wanita mengalami ketertinggalan kesempatan pendidikan karena beberapa
hal,diantaranya akses pendidikan pada seluruh jenjang,angka partisispasi
sekolah,angka melek huruf,serta buku-buku yang digunakan masih bias
gender.Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mencegah kesenjangan
gender,yaitu keduanya agar dapat mengetahui dan mendapatkan ilmu pengetahuan
mengenai gender itu sendiri.Lembaga pendidikan diharapkan memberi sosialisasi
nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat ,melalui pengajaran,melalui
buku-buku bacaan yang digunaan,atau dari kegistan pendukung lainnya.

Pendidikan multikultural merupakan suatu bentuk pendidikan yang bertumpu


pada keadilan sosial,kesetaraan pendidikan dan suatu dedikasi guna memberikan
pengalaman belajar dimana seluruh siswa dapat mencapai perkembangan saecara
optimal.Secara umum pendidikan multikultural dipahami sebagai reformasi
pendidikan yang mengedep[ankan keadilan sosial bagi semua keleompok didalam
masyarakat tanpa memandang identitas dan latar belakang tanpa membedakan siswa
yang beragam agar tercapai tujuan pendidikan secara optimal.Dalam lingkungan
budaya,memungkinkan terjasinya permasalahan dalam perkembangan
sosialemosional siswa,missal terkait identitas dan latar belakang atau stigma yang
berkembang dimasyarakat.

Bab 6 Variasi Individu

Setiap individu yang dilahirkan didunia ini memiliki perbedaan dalam kemampuan
potensial,gaya belajar dan berfikir,serta tempramen dan kepribadianmsehingga
konsep individual defference sangat melekat pada diri manusia,dengan konsep
tersebut menunjukkan bahwa tidak ada manuhsia yang sama di dunia.Konsep
tersebut menginformasikan tentang perlunya pemahaman akan perbedaan yang
dimiliki individu.Pentingnya mempelajari konsep intelegensi pada individu
memiliki berbagai macam sudut pandang yaitu:

1 . Bersifat adiktif;dapat digunakan secara fleksibel untuk merespon berbagai situasi


dan kondisi permasalahan yang dihadapi

2 . Berkaitan dengan kemampuan untuk belajar

3 . Istilah intelegensi melibatkan interaksi dan koordinasi yang kompleks dari


berbagai proses mental.

4 . Istilah intelegensi lebih merujuk kepada penggunaan pengetahuan sebelumnya

5 . Istilah intelegensi terkait dengan budaya tertentu.Bahwa perilaku intelen di


budaya tertentu tidak selalu dianggap perilaku intelen dalam budaya lain.

Intelegensi memiliki berbagai macam konsep dasar yang akan dibahas dalam
memahami dan mengembangkan individu

A . Konsep intelegensi ‘g’ dari Spearman

Kemampuan bernalar yang sifatnya alamiah dan tunggal untuk menyelesaikan


berbagai tugas yang dihadapi

B . Konsep Triarchic dari Sternberg

Kemampuan kritis menghadapi tugas dalam hal analisis,menilai,dan


mengevaluasi,membedakan dan membandingkan.

C . Konsep Intelegensi Majemuk


Individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda,yang telatif independen satu
sama lain.Gaya seorang siswa bisa berubah-ubah sesuai dengan mata pelajaran yang
dipelajari ataupun dipikirkan oleh siswa .

1 . Gaya impulsive dan reflektif

Siswa dengan gaya reflektif memiliki kecenderungan untuk dapat


menentukan tujuan belajar,memiliki standar prestasi,dan pola belajarnya lebih
efektif dari pada siswa dengan gaya impulsif

2 . Gaya mendalam dan permukaan

Siswa yang menggunakan gaya permukaan akan sulit menghubungkan apa


yang mereka pelajari kedalam kerangka konseptual yang lebih besar,karemna
siswa dengan gaya permukaan cenderung belajar pasif.

Kepribadian menekankan pada pemikiran,emosi,dan perilaku yang


menggambarkan bagaiman cara individu menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.Sedangkan tempramen merupakan gaya perilaku dan gaya
khas merespon seseorang.

a . Kepribadian

Pandangan tentang kepribadian memiliki kompleksitas pemaknaan dari berbagai


tokoh.Karakteristik kepribadian seseorang tidak hanya dilihat dari sifat
tertentu,namun dapat dipengaruhi oleh adanya keterlibatan situasi.

b . Tempramen

Tempramen yang ditunjukkan oleh siswa dapat berbeda-beda yang ditunjukkan oleh
cara khas mereka dalam merespon seseorang.

Bab 7 Pendidikan Siswa Berkebutuhan Khusus

Anak berkebutuhan khusus adalah ank yang mengalami gangguan/hambatan


dalam proses perkembangan,baik pada aspek afektif,maupun psikomotorik,serta
kognitif.Gangguan atau hambatan tersebut membuat individu memiliki kebutuhan
khusus dalam bentuk dukungan sosial,bantuan fasilitas,pendidikan dan latihan/terapi
untuk menjalani kesehariannya sebagaimana individu normal.

Jenis-jenis siswa berkebutuhan khusus,karakteristik dan layanan pendidikannya.

A . Gangguan Fisisk-Sensoris
1. Tuna Netra/Visual impairment

Yaitu adanya penglihatan yang tidak normal,misalnya samar untuk jarak tertentu
tapi dapat diminimalkan dengan alat bantu kaca mata.Gangguan hambatan tersebut
walaupun telah diminimalisir dengan alat,masih tetap memberikan dampak yang
kurang baik dalam proses maupun hasil pendidikan siswa.

2 . Tuna Rungu/hearing loss

Adalah kekurangan kemampuan mendengar.Tuna rungu adalah kondisi tidak


mampu yang tampak dalam derajat frekuensi dan intensitas,wicara atau bunyi-
bunyian.

3 . Gangguan Fisik (Tuna Daksa) dan kesehatan

Ketidak mampuan tubuh secara fisik untuk berfungsi Seperti keadaan tubuh normal
lainnya.Kekurangan pada salah satu bagian tubuh seorang penyandang tuna daksa
sejak lahir menyebab kan adanya frustasi yang lebih besar disbanding penyandang
yang baru mengalami kecacatan dalam hal kebergantungan diri kepada orang lain.

4 . Gangguan Spektrum Autis/ASD

Gangguan perkembangan yang kompleks yang berat menyangkut komunikasi dan


interaksi sosial,serta perilaku maladaptive,repetitive,rigid,minat dan aktifitas
terbatas.

5 . Gangguan Emosi dan Perilaku/Tuna laras

Perbandingan antara laki-laki dan perempuan adalah 1:5,laki-laki cenderung pada


perilaku eksternal,yaitu agresifsedangkan perempuan cenderung menarik diri atau
cemas.

6 . Tunagrahita/Retardasi mental

Keterbatasan kemampuan kognitif tersebar dalam 4 area,yaitu fokus


perhatian,ingatan,penggunaan Bahasa,dan prestasi akademis.

ADHD (Attention Deficit and Hyperactivity Disorder)

Adalah gangguan perkembangan dan neurologis yang ditandai dengan gangguan


pengendalian diri,rentang perhatian hiperaktivitas,dan impulsivitas yang
menyebabkan kesulitan perilaku,berfikir,dan mengendalikan emosi yang
mengganggu kehidupan sehari-hari.

Kesulitan Belajar & Kesulitan Belajar Khusus

Terdapat bentuk kesulitan belajar yang terjadi dengan gangguan tumbuh kembang
anak sehingga mempengaruhi potensi kecerdasaan,ada pula kesulitan belajar yang
dialami anak dengan kondisi tumbuh kembang yang normal bahka kecerdasannya
diatas taraf rata-rata.

Bab 8 Manajemen Kelas

Masalah manajemen kelas juga ditinjau dari berbagai sudut pandang baik guru
maupun siswa.Kerena guru juga sebagai tokoh utama yang mendidik siswa
dikelas.Masalah dapat terjadi apabila

A . Guru kurang dalam memberikan pengarahan secara jelas pada siswanya terhadap
tujuan dan materi pembelajaran sehingga siswa merasa bahwa apa yang siajarkan
tidak relevan dan sesuai dengan kebutuhan yang di harapkan

B . Guru tidak memeberikan penjelasan dengan kriteria dan keberhasilan


siswa,prosedur evaluasi yang tidak jelas serta tidak ada umpan balik terhadap hasil.

C . Masalah lain juga dapat timbul apabila guru tidak memahami karakteristik
individu dan kelompok siswanya sehingga tidak memperhatikan masalah atau latar
belakang siswa yang diajar.

D . Guru kurang dapat menyampaikan materi dengan jelas dan dapat dimengerti oleh
siswa.

E . Guru harus memahami dan melakukan cek apakah siswa sudah memahami
materi yang diajarkan,apakah ada p[erubahan pengetahuan,tingkah lakau atau sikap
terhadap apa yang sudah disampaikan.

Strategi manajemen kelas diantaranya adalah

1 . Penataan lingkungan belajar

a . Prinsip [enataan kelas

b . Langkah penataan kelas

c . Penataan ruang kelas

d . Tempat duduk

e . Ventilasi dan pengaturan cahaya

f . Perabot kelas

2 . Manajemen lingkungan sosial

a . Hubungan antara siswa dan siswa

b . Hubungan antara siswa dan guru

c . Hubungan antara siswa,guru dan lingkungan

3 . Pendekatan dalam manajemen kelas


a . Pendekatan otoritas

b . Pendekatan permisif

c . Pendekatan buku masak

d . Pendekatan proses kelompok

e . Pendekatan instruksional

f . Pendekatan intimidasi

g . Pendekatan modifikasi perilaku

H . Pendekatan iklim sosio-emosional

i . Pendekatan elektrik

Bab 9 Asesmen Kelas

Asesmen adalah proses mengamati sampel perilaku siswa sehingga dapat


mengambil kesimpulan tentang kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
siswa.Tujuan dari pentingnya diadakan asesmen kelas adalah untuk menilai
pembelajaran danprestasi siwa baik secara formal maupun informal,memperbaiki
pengajaran dikelas dan pembelajaran siswa,membantu guru dalam membuat
keputusan terhadap kebutuhan dan masalah siswa.Evaluasi formatif dan sumatif ini
dapat mempengaruhi pembelajaran siswa,antara lain:

1 . Asesmen dapat memotivasi siswa untuk belajar

2 . Asesmen dapat mempengaruhi proses kognitif tertentu pada siswa

3 . Asesmen berfungsi sebagai sebuah proses pengalaman belajar siswa

4 . Asesmen dapat memberikan siswa umpan balik yang penting tentang capaian
yang telah dan akan dikuasai.

Asesmen kelas juga akan membantu proses kognitif yang efektif dan
meningkatkan pembelajaran siswa,seperti:Panduan dalam menentukan penilaian
dalam pengajaran,mendiagnosis masalah performa dan pembelajaran,meningkatkan
pengaturan diri,menentukan apa yang telah dipelajari siswa.Bentuk dan jenis
asesmen kelas menurut ormrod

1 . Asesmen informal dan Asesmen formal

2 . Asesmen tertulis dan asesmen performa

3 . Asesmen tradisional dan asesmen otentik dengan cara yang sama untuk setiap
orang.

3 . Validitas
Sejauhmana instrument tersebut mengukur apa yang ingin diukur dan
memungkinkan kita untung menarik kesimpulan yang tepat tyentang karakteristik
dan kemampuan yyang dibicarakan.

4 . Praktikalitas

Sejauhmana instrumen dan prosedur asesmen relative mudah digunakan.

B . RINGKASAN BUKU II

Pendekatan dan Teknik Pembelajaran

Belajar bisa dapat didefinisikan sebagai satu proses dari menciptakan


sebuah hubungan antara sesuatu yang sudah ada dan sesuatu yang baru . Beberapa
pendekatan untuk belajar sesuai dengan ahli menempatkan maju sebagai berikut .

4 . Asesmen acuan kriteria dan asesmen acuan norma

Tes terstandarisasi dan asesmen yang dikembangkan oleh guru

Asesmen yang baik meliputi 4 karekteristik yaitu :

1 . Reliabiloitas

Sejauhmana asesmen tersebut memberikan informasi yang konsisten tentang


pengetahuan,keterampilan,atau karakteristik yang ingin kita ukur

2 . Srtandarisasi

Asesmen mencakup isi dan format yang sama serta dilaksanakan dan diskor

A. Perilaku Pendekatan

Belajar adalah suatu perubahan di pengetahuan , keterampilan , dan sikap


yang yang relatif permanen dalam individu yang muncul dari seorang individu
penampilan (oven perilaku ). Ini definisi menekankan pembelajaran hasil di perilaku
yang dapat menjadi diamati dan diukur .

Thorndike di koneksionisme teori berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses


dari " staming di" ( mengingat ), membentuk , yang hubungan antara stimulus dan
respon . Dari Thorndike penelitian itu telah disimpulkan bahwa belajar adalah
dengan pembentukan dari suatu hubungan atau koneksi antara stimulus dan respin
dan masalah pemecahan yang bisa dilakukan dilakukan oleh trial dan error . Sebuah
penting faktor yang mempengaruhi belajar adalah dengan reward atau pernyataan
dari kepuasan dari suatu acara .

B. Pendekatan kognitif

Di dalam kognitif pendekatan , pembelajaran yang dianggap aktif . Individu


mengambil yang inisiatif untuk menemukan pengalaman untuk belajar , mencari
informasi untuk memecahkan masalah , menata dan mengatur apa yang mereka
ketahui untuk mencapai baru pelajaran .

C . Teknik Pembelajaran

Belajar teknik adalah cara yang dapat dilakukan diambil untuk efektif
belajar . Beberapa bentuk dari belajar teknik yang diterapkan adalah:

1 . Sikap mental , Ketika seseorang merasa dirinya mampu, maka ini akan menjadi
komputer mental yang mendorong seseorang untuk mencapai impiannya.

2 . Study Plan, Buatlah rencana belajar tertulis baik rencana harian maupun
mingguan. Pekerjaan rumah dilakukan secepat mungkin saat pikiran kita masih
segar.

3 . Konsentrasi, bisa dilakukan dengan senam otak, relaksasi, meditasi dan


sebagainya.

4 . Berpartisipasi dalam Pembelajaran, yaitu kemampuan mengikuti pembelajaran di


sekolah seperti mendengarkan, menyimak dan menanggapi.

5 . Tujuan Pembelajaran, pembelajaran pada hakikatnya untuk mendapatkan


pemahaman karena belajar merupakan cara untuk mencapai tujuan hidup.

6 . Teknik mengingat, kemampuan mengingat dapat dilatih dengan teknik


pemupukan, dan teknik asosiasi .

a . Kemampuan mencatat

b . Teknik Membaca
c . Teknik untuk Ujian

d . Teknik Pemecahan Masalah

BAB III

PEMBAHASAN

A . Pembahasan Isi Buku

Buku yang berjudul Psikologi Pendidikan (Aplikasi Teori di Indonesia) ini


lengkap membahas mengenai latar belakang lahirnya psikologi di Indonesia sampai
kepada asesmen kelas.Buku utama ini membahas awal munculnya psikologi
pendidikan di dunia barat yang didirikan oleh beberapa perintis pada abad ke 19
yaitu William James yang menekan kan pentingnya melakukan pengamatan belajar
mengajar diruang kelas untuk meningkatkan pendidikan dengan rekomendasi
pendidik mengajarkan pelajaran satu tingkat lebih tinggi dari tingkat pengetahuan
dan pemahaman anak untuk merentangkan pikiran mereka.Psikologi pendidikan
bergelut dengan segala bergelut dengan segala proses yang berhubungan dengan
pendidikan.

Sebuah Pendekatan Pembelajaran The pembelajaran pendekatan adalah yang etis-


pedagogis konten yang menyertai yang belajar proses kegiatan yang mengandung
agama / spiritual, rasional / intelektual , emosional , Fungsional , Teladan ,
Pembiasaan , dan pengalaman .

B . Kelebihan dan Kekurangan Buku


Kelebihannya

Didalam buku ini baik buku utama maupun buku pembanding sudah bagus karena
lengkap dipaparkan mengenai psikologi pendidikan.Pada bagian kata pengantar
penulis telah mengantarkan para pembaca dengan cara mengulas singkat mengenai
buku.

Kekurangannya

Halaman dari buku ini cukup banyak sehingga dapat membuat para pembaca
mudah merasa jenuh dan bosan.Dalam buku ini juga terdapat bebarapa kata yang
tidaak baku serta beberapa kalimat yang menggunakan Bahasa asing isngga dapat
membinngungkan para pembaca.

BAB IV

PENUTUP

A . Kesimpulan

Proses pendidikan sesungguh nya telah ada sejak masih bayi.Semenjak seseorang
dilahirkan telah tersentuh oleh pendidikan yang diberikan oleh
orangtuanya.Sesederhana apapun bentuk pendidikan yang diberikan oleh orang tua
kepada anaknya ,pastilah telah terjadi proses pentrasferan nilai-nilai pendidikan pada
anak tersebut.Pekembangan pendidikan dan psikologi pendidikan untuk waktu-
waktu selanjutnya seiring dengan peekembangan dunia ilmu pengetahuan dan
teknologi dimuka bumi.

B. SARAN

Menurut saya buku psikologi pendidikan ini sudah bagus,akan tetapi apabila
pembahasan nya lebih di persingkat langsung kepada inti pembahasan pasti akan
semakin banyak para pembaca buku yang meminati buku ini.Dengan membaca
buku ini juga dapat memperkaya wawasan kita bukan hanya para pelajar saja tapi
kepada seluruh masyarakat mengenai Psikologi pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai