Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN AWAL

PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK

Nama : Nabila Putri Kusuma

NPM : 140710200010

Waktu Praktikum : Rabu, 16.00 – 18.00

LABORATORIUM GEOFISIKA

DEPARTEMEN GEOFISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2020
MODUL-5

MORFOLOGI BATUAN

Rabu, 7 Oktober 2020

I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Praktikan mampu memahami morfologi dan lapisan batuan
2. Praktikan mampu menggambarian penampang batuan.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Alat tulis
2. Kertas hvs
3. Pensil warna

III. TEORI DASAR

1. Pengertian Morfologi Batuan


Secara harafiah, morfologi berarti 'pengetahuan tentang bentuk'
(morphos). Maka morfologi batuan adalah ilmu yang mempelajari atau
pengetahuan tentang batuan. Batuan adalah sekumpulan mineral-
mineral yang menjadi satu.
Batuan dapat mengalami perubahan dari satu tipe menjadi tipe
batuan yang lainnya. Batuan dari jenis apapun jika tertimbun kedalam
bumi, mendapatkan energi panas hingga meleleh, kemudian membeku
kembali, maka batuan tersebut akan menjadi batuan beku.Batuan jenis
apapun jika mengalami pelapukan, transportasi, kemudian terendapkan
kembali, maka batuan tersebut akan menjadi batuan sedimen. Batuan
jenis apapun jika mengalami pemanasan (pematangan termal) dan
penekanan, maka batuan tersebut akan berubah menjadi batuan
metamorf.
2. Kontur
Garis ketinggian atau garis kontur adalah garis yang
menyerupai sidik jari yang menunjukkan titik ketinggian yang sama
dalam peta. Karena merupakan tanda dari ketinggian yang sama, maka
garis ini tidak akan pernah saling memotong tapi bisa bersinggungan.
Lokasi yang lebih rendah akan melingkari lokasi yang lebih tinggi,
itulah ciri garis kontur. Atau bisa juga disebutkan garis sebelah dalam
adalah lebih tinggi dari garis sebelah luar. Dalam peta interval atau jeda
beda ketinggian antara garis kontur biasanya ditunjukan di dekat lokasi
legenda.
Untuk peta skala 1:25000 interval konturnya biasanya adalah
12,5 meter sedangkan peta skala 1:50000 biasanya interval konturnya
adalah 25 meter. Terjemahannya adalah bila interval kontur 25 meter,
maka jarak antara garis kontur yang satu dengan yang lainnya di
w:st=îonî medan sebenarnya memiliki beda tinggi secara vertical 25
meter. Garis kontur dengan pola huruv ìVî atau runcing biasanya
menunjukan sebuah jurang/sungai, dan garis kontur dengan pola ìUî
atau berpola lengkung biasanya menunjukan sebuah punggungan dan
ìOî merupakan puncak atau Kawah.

3. Singkapan
Informasi-informasi geologi permukaan pada umumnya
diperoleh melalui pengamatan (deskripsi) singkapan-singkapan batuan.
Singkapan dapat didefinisikan sebagai bagian dari tubuh
batuan/urat/badan bijih yang tersingkap (muncul) di permukaan akibat
adanya erosi (pengikisan) lapisan tanah penutupnya.
Singkapan-singkapan tersebut dapat ditemukan (dicari) pada
bagian-bagian permukaan yang diperkirakan mempunyai tingkat
erosi/pengikisan yang tinggi, seperti :
a) Pada puncak-puncak bukit, dimana pengikisan berlangsung intensif.
b) Pada aliran sungai, dimana arus sungai mengikis lapisan tanah
penutup.
c) Pada dinding lembah, dimana tanah dapat dikikis oleh air limpasan.
d) Pada bukaan-bukaan akibat aktivitas manusia, seperti tebing jalan,
sumur penduduk, atau pada parit-parit jalan, tambang yang sudah
ada.

Pengamatan-pengamatan yang dapat dilakukan pada suatu singkapan


antara lain :
a) Pengukuran jurus dan kemiringan (strike & dip) lapisan yang
tersingkap.
b) Pengukuran dan pengamatan struktur-struktur geologi (minor atau
major) yang ada.
c) Pemerian (deskripsi) singkapan, meliputi kenampakan megaskopis,
sifat-sifat fisik, tekstur, mineral-mineral utama/sedikit/aksesoris,
fragmen-fragmen, serta dimensi endapan.

4. Penampang Geologi
Penampang pada peta geologi yaitu gambaran suatu keadaan di
bawah permukaan dengan prinsip - prinsip geologi dengan
pembuatannya yang hampir sama dengan penampang pada peta
topografi. Penampang geologi merupakan suatu gambaran dari hasil
sayatan yang pada posisi nya mengarah searah vertikal pada bumi yang
berguna untuk menginterprentasikan pada suatu hubungan antara
keadaan geologi baik geologi dengan menggunakan peta ataupun tidak.
Ada beberapa jenis yang terdapat pada penampang permukaan
bawah tanah yakni ada dua jenis yang digunakan dalam
interpretasireservoir minyak bumi.
a) Structural cross section, pada jenis ini menjelaskan bahwa keadaan
geometri struktur geologi pada suatu area yang dicari atau area yang
telah ada dan telah ditentukan.
b) Stratigraphie cross section, yakni penjelasan nya menunjukan pada
suatu hubungan geometri dengan cara menyesuaikan kedalaman
dari suatu unit geologi dengan horizon geologi.
Adapula beberapa kegunaan dari penampang bawah permukaan yakni
diantaranya adalah sebagai berikut :
- Dapat menggambarkan pada suatu formasi bawah permukaan yang
ditunjukan secara posisi nya arah vertikal
- Bisa mengetahui keadaan struktur dan stratigrafi
- Bisa membantu untuk menganalisis atau meneliti pada bawah
permukaan dalam menetukan atau penentuan reservoir hidrokarbon,
dll.

Gambar 4.1 Penampang Geologi Gunung Palasari, Sumedang


(https://zenodo.org/record/221105/files/Penampang%20geologi.pdf?download=1)
5. Litologi Batuan
Litologi unit batuan adalah deskripsi karakteristik fisiknya yang
terlihat pada singkapan , sampel, atau dengan mikroskop pembesaran
rendah. Ciri fisik meliputi warna, tekstur, ukuran butir, dan
komposisi. Litologi dapat mengacu pada deskripsi rinci dari
karakteristik ini, atau ringkasan dari karakter fisik kasar suatu
batuan. Litologi adalah dasar pengelompokan urutan batuan menjadi
unit-unit litostratigrafi individu untuk tujuan pemetaan dan korelasi
antar area.

6. Struktur Geologi
Geologi Struktur ialah kajian ilmu yang mempelajari tentang
arsitektur kulit bumi (batuan) hasil deformasi beserta gaya
penyebabnya. Dengan demikian hal penting yang dipelajari di dalam
Geologi Struktur pada dasarnya mencakup tentang proses dan hasil.
Proses berkaitan dengan gaya, gerak, displacement, waktu, serta
berhubungan dengan sifat fisika-kimia batuan. Sedangkan hasil atau
produk berkaitan dengan kedudukan, posisi dan geometri batuan.
Geologi struktur penting dipelajari karena didalamnya
mempelajari proses pembentukan struktur Geologi. Struktur geologi
inilah yang mengontrol pembentukan dan penyebaran batuan/mineral di
kulit bumi. Dalam geologi dikenal 3 jenis struktur yang dijumpai pada
batuan sebagai produk dari gaya gaya yang bekerja pada batuan, yaitu:
6.1 Kekar (Fractures)
Kekar adalah struktur retakan/rekahan terbentuk pada batuan
akibat suatu gaya yang bekerja pada batuan tersebut dan belum
mengalami pergeseran. Secara umum dicirikan oleh:
a) Pemotongan bidang perlapisan batuan
b) Biasanya terisi mineral lain (mineralisasi) seperti kalsit,
kuarsa dsb
c) Kenampakan breksiasi. Struktur kekar dapat dikelompokkan
berdasarkan sifat dan karakter retakan/rekahan serta arah
gaya yang bekerja pada batuan tersebut.
Kekar yang umumnya dijumpai pada batuan adalah sebagai
berikut:
6.1.1 Shear Joint (Kekar Gerus) adalah retakan / rekahan yang
membentuk pola saling berpotongan membentuk sudut lancip
dengan arah gaya utama. Kekar jenis shear joint umumnya
bersifat tertutup.
6.1.2 Tension Joint adalah retakan/rekahan yang berpola sejajar
dengan arah gaya utama, Umumnya bentuk rekahan bersifat
terbuka.
6.1.3 Extension Joint (Release Joint) adalah retakan/rekahan yang
berpola tegak lurus dengan arah gaya utama dan bentuk rekahan
umumnya terbuka.

6.2 Lipatan (Folds)


Lipatan adalah deformasi lapisan batuan yang terjadi akibat dari
gaya tegasan sehingga batuan bergerak dari kedudukan semula
membentuk lengkungan. Berdasarkan bentuk lengkungannya
lipatan dapat dibagi dua, yaitu Lipatan Sinklin adalah bentuk
lipatan yang cekung ke arah atas, sedangkan lipatan antiklin
adalah lipatan yang cembung ke arah atas. Berdasarkan
kedudukan garis sumbu dan bentuknya, lipatan dapat
dikelompokkan menjadi :
a) Lipatan Paralel adalah lipatan dengan ketebalan lapisan
yang tetap.
b) Lipatan Similar adalah lipatan dengan jarak lapisan sejajar
dengan sumbu utama.
c) Lipatan harmonik atau disharmonik adalah lipatan
berdasarkan menerus atau tidaknya sumbu utama.
d) Lipatan Ptigmatik adalah lipatan terbalik terhadap
sumbunya
e) Lipatan chevron adalah lipatan bersudut dengan bidang
planar
f) Lipatan isoklin adalah lipatan dengan sayap sejajar
g) Lipatan Klin Bands adalah lipatan bersudut tajam yang
dibatasi oleh permukaan planar.
Disamping lipatan tersebut diatas, dijumpai juga berbagai jenis
lipatan, seperti Lipatan Seretan (Drag folds) adalah lipatan yang
terbentuk sebagai akibat seretan suatu sesar.

6.3 Patahan/Sesar (Faults)


Sesar adalah struktur rekahan yang telah mengalami pergeseran.
Umumnya disertai oleh struktur yang lain seperti lipatan,
rekahan dsb. Adapun di lapangan indikasi suatu sesar / patahan
dapat dikenal melalui
a) Gawir sesar atau bidang sesar
b) Breksiasi, gouge, milonit
c) Deretan mata air
d) Sumber air panas
e) Penyimpangan / pergeseran kedudukan lapisan
f) Gejala-gejala struktur minor seperti: cermin sesar, gores
garis, lipatan dsb.

Gambar 6.1 Blok diagram dari Sesar Naik (Reverse fault), Sesar Mendatar (Strikeslip fault), Sesar
Normal (Dip-slip fault dan Obliqueslip fault).
(Noor, D. (2009). Pengantar geologi. Deepublish.)
Berdasarkan pergeserannya, struktur sesar dalam geologi
dikenal ada 3 jenis :
6.3.1 Sesar Mendatar (Strike-slip Fault) adalah sesar yang
pergerakannya sejajar, blok bagian kiri relatif bergeser kearah
yang berlawanan dengan blok bagian kanannya. Berdasarkan
arah pergerakan sesarnya, sesar mendatar dapat dibagi menjadi
2 jenis sesar, yaitu:
a) Sesar Mendatar Dextral (sesar mendatar menganan) Sesar
Mendatar Dextral adalah sesar yang arah pergerakannya
searah dengan arah perputaran jarum jam.
b) Sesar Mendatar Sinistral (sesar mendatar mengiri). Sesar
Mendatar Sinistral adalah sesar yang arah pergeserannya
berlawanan arah dengan arah perputaran jarum jam.
Pergeseran pada sesar mendatar dapat sejajar dengan
permukaan sesar atau pergeseran sesarnya dapat membentuk
sudut (dip-slip/oblique). Sedangkan bidang sesarnya sendiri
dapat tegak lurus maupun menyudut dengan bidang
horisontal.
6.3.2 Sesar Naik (Thrust Fault) adalah sesar dimana salah satu
blok batuan bergeser ke arah atas dan blok bagian lainnya
bergeser ke arah bawah disepanjang bidang sesarnya. Pada
umumnya bidang sesar naik mempunyai kemiringan lebih kecil
dari 450
6.3.3 Sesar Turun (Normal fault) adalah sesar yang terjadi
karena pergeseran blok batuan akibat pengaruh gaya gravitasi.
Secara umum, sesar normal terjadi sebagai akibat dari hilangnya
pengaruh gaya sehingga batuan menuju ke posisi seimbang
(isostasi). Sesar normal dapat terjadi dari kekar tension, release
maupun kekar gerus.
7. Strike dan Dip
Strike dan Dip adalah metode yang menggambarkan orientasi
pesawat dalam tiga dimensi. Biasanya diterapkan pada miring orientasi
lapisan batu.
Dip adalah sudut kemiringan, diukur dari horizontal. Dip sudut
diukur dalam derajat. Sedangkan strike adalah tingkat arah garis
pada permukaan miring. Hal ini lebih sulit untuk memvisualisasikan,
tapi mudah diingat karena selalu tegak lurus terhadap arah dip.

7.1 Strike adalah orientasi batu singkapan. Kompas arah sepanjang


mana tempat tidur dari batu tren (dengan menghormati
ke utara) disebut strike. Strike batu itu bedding atau foliation
adalah arah tingkat garis di permukaannya tingkat A baris
dalam sebuah pesawat diukur sebagai akut sudut dari utara.
7.2 Dip adalah sudut lancip antara miring pesawat dan bidang
horizontal imajiner, diukur tegak lurus untuk strike. Dip diukur
sebagai sudut dan arah, dan bervariasi dari 0 derajat(horizontal)
untuk 90 derajat (vertikal). Dip adalah bagaimana curam
bedrockatau foliation lereng menurun. Kecuali pesawat
adalah vertikal, yang dip arah harus dirinci sebagai tambahan
jumlah lekukan (N, E, S, W, NE, NW, SE, SW).
7.3 Cara Mengukur Strike dan Dip lapisan batuan
Mengukur strike ada 4 langkah proses:
1. Carilah bidang batuan yang agak rata (agar lebih rata, kamu
bisa memakai papan clipboard sebagai alas).
2. Tempelkan sisi W (WEST) badan kompas ke bidang batuan
dengan lengan kompas searah strike.
3. Geser-geserlah sampai gelembung udara pada level bulat
(bull's eye level) tepat di tengah.
4. Baca derajat yang ditunjukkan jarum utara (yaitu jarum yang
menunjuk ke utara ketika kamu menghadap utara).
Mengukur dip ada 3 langkah proses:
1. Tempelkan sisi E (EAST) badan kompas ke bidang batuan
dengan lengan kompas tegak lurus strike.
2. Di bagian belakang kompas ada tuas kecil untuk memutar
level tabung (clinometer level). Putarlah level tabung
sampai gelembung tepat di tengah.
3. Baca derajat yang ditunjukkan derajat klinometer (ingat,
derajat dip maksimal 90 derajat).

Gambar 7.1 Dip dan Strike


(https://docplayer.info/63919205-Strike-dan-dip-lapisan-batuan.html)
8. Azimuth
Azimuth ialah besar sudut antara utara magnetis (nol derajat)
dengan titik yang kita tuju, azimuth juga sering disebut sudut kompas,
perhitungan searah jarum jam. Ada tiga macam azimuth yaitu:
a) Azimuth Sebenarnya, yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara
sebenarnya dengan titik sasaran
b) Azimuth Magnetis, yaitu sudut yang dibentuk antara utara kompas
dengan titik sasaran
c) Azimuth Peta, yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara peta
dengan titik sasaran.Back Azimuth adalah besar sudut
kebalikan/kebelakang dari azimuth.
Cara menghitung Azimuth yaitu :
1. Bila sudut azimut lebih dari 180 derajat maka sudut azimuth
dikurangi 180 derajat
2. Bila sudut azimuth kurang dari 180 derajat maka sudut azimuth
dikurangi 180 derajat
3. Bila sudut azimuth = 180 derajat maka black azimuthnya adalah
0 derajat atau 360 derajat
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, N. (2013). Strike, Dip, Fold, Fault, Hazard. Retrieved from Scribd:
https://id.scribd.com/doc/145641797/Strike-Dip-Fold-Fault-Hazard
Iskandar, S. (2017). Strike dan Dip Lapisan Batuan. Retrieved from Doc Player:
https://docplayer.info/63919205-Strike-dan-dip-lapisan-batuan.html
Noor, D. (2009). Pengantar geologi. Deepublish.
Saptra, S. (2015). Pembuatan Peta Geologi. Retrieved from Academia.edu:
https://www.academia.edu/23324104/pembuatan_peta_geologi#:~:text=Pena
mpang%20geologi%20merupakan%20suatu%20gambaran,dengan%20meng
gunakan%20peta%20ataupun%20tidak.
Zuhdi, M. (2019). Buku Ajar Pengantar Geologi. Mataram: Duta Pustaka Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai