Doni Irawan
05031282025048
BAB 1
PENDAHULUAN
Universitas Sriwijaya
seteliti mungkin diperlukan dan bagaimana cara melaporkan ketidakpastian yang
menyertainya (Burhanuddin, 2011).
Dan selanjutnya, dalam suatu percobaan kita harus berusaha menelaah dan
mempelajarinya. Caranya, kita harus mempunyai data kuantitatif atas percobaan
yang kita lakukan. Senada dengan pendapat Lord Kelvin yang mengungkapkan
kalau kita belum belajar sesuatu bila kita tak bisa mendapatkan sebuah data
kuantitatif (Ibrahim, 2013).Untuk itulah dalam praktikum dibutuhkan sebuah
pengukuran yang akurat. Akan tetapi, ternyata tak ada pengukuran yang mutlak
tepat. Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan satuan yang
dijadikan sebagai patokan.Diketahui bahwa pengukuran dibagi menjadi dua
jenisyaitu pengukuran langsung dan pengukuran tidak langsung. Pengukuran
langsung merupakan pengukuran yang dilakukan terhadap besaran pokok objek
yang akan diukur seperti berat, panjang, dan suhu. Sedangkan pengukuran tidak
langsung ialah pengukuran yang menghitung suatu besaran lain dimana nilainya
didapat dari besaran-besaran lain, misalnya mengukur massa jenis suatu benda
(Ibrahim, 2013).Mengukur dapat dikatakan sebagai usaha untuk mendefinisikan
karakteristik suatu fenomena atau permasalahan secara kualitatik. Dan jika
dikaitkan dengan proses penelitian atau sekedar pembuktian suatu hipotesis maka
pengukuran menjadi jalan untuk mencari data-data yang mendukung. Dengan
pengukuran ini kemudian akan diperoleh data-data numerik yang menunjukan
pola-pola tertentu sebagai bentuk karakteristik dari permasalahan tersebut
(Musyarofah, 2013).
Universitas Sriwijaya
ukur, seperti memukul-mukul ke benda keras, b) Menghindarkan dari tumpukan
benda besar/keras, c) Pembersihan alat ukur setelah digunakan untuk pengukuran
suatu objek atau benda (Saputro. 2016)
2.3. Jangka Sorong
Jangka sorong merupakan alat ukur linear serupa dengan mistar ukur
yang mempunyai skala linier pada batang dengan ujungnya yang berfungsi
sebagai sensor penahan benda ukur disebut rahang ukur tetap dan juga terdapat
peluncur dengan sisi yang dibuat sejajar dengan permukaan rahang ukur disebut
rahang ukur gerak yang biasanya dapat digesekan pada batang ukur. Penemu yang
bernama lengkap Pierre Vernier lahir pada 19 Agustus 1580 di Ornans,
FranceComte, Spanyol Habsbrug yang kini menjadi Negara Prancis. Ia meninggal
pada 14 September 1637 dilokasi yang sama dengan tempat kelahirann. Virnier
sang penemu jangka sorong ini tak lain adalah ahli matematika Prancis dan
penemu instrumen ( Saputro.2016). Ketelitian jangka sorong 0,05mm, 0,01mm,
dan 0,1mm. Adapun prosedur penggunaan jangka sorong, diantaranya: 1)
Membuka rahang jangka sorong dengan mengendorkan sekrup pengunci, 2)
Mengkalibrasi alat ukut yaitu : a) Mendorong rahang geser hingga menyentuh
rahang tetap, b) Jangka sorong telah terkalibrasi dan siap digunakan jika rahang
geser berada pada posisi yang tepat di angka nol, yaitu angka nol pada skala
utama dengan angka nol pada skala nonuis saling berhimpit pada satu garis lurus,
3) Menggeser rahang geser ke kanan, 4) Meletakkan benda yang akan diukur
dibagian yang tepat pada jangka sorong, 5) Menggeser rahang geser ke kiri
sehingga benda terjepit diantara rahang geser dan rahang tetap, 6) Menutup
pengunci rahang geser, 7) Membaca skala utama dan skala nonius yang tertera
dengan posisi mata tegak lurus terhadap skala yang akan dibaca, 8) Menuliskan
skala utama, 9) menuliskan skala nonius, 10) Segera menuliskan hasil pengukuran
diperoleh pada data (Wulandhari. 2013).
Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM
Universitas Sriwijaya
Bahan yang digunakan dalam praktikum ketidakpastian pengukuran dalam
percobaan ini yaitu 1) Baterai ABC, 2) Koin500.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Universitas Sriwijaya
4.1. Hasil
Hasil dari pratikum ketidakpastian pengukuran dalam percobaan
adalah:
Tabel 1.1 Tabel Hasil Pengukuran Menggunakan Jangka Sorong
No Bahan Hasil
Universitas Sriwijaya
4.2. Pembahasan
Praktikum kali ini membahas tentang ketidak pastian penguuran dalam
percobaan. Praktikum kali ini membahas tentang ketidakpastian pengukuran
dalam percobaan, praktikan diharapkan dapat mengetahui dan memahami
ketidakpastian pengukuran serta dapat mengukur ketebalan suatu benda, seperti
ketebalan pada baterai ABC berukuran kecil dan koin 500 berwarna putih. Seperti
yang kita ketahui setiap benda memiliki ketebalan yang berbeda-beda ada yang
tipis dan ada yang tebal. Pengukuran merupakan kegiatan menentukan atau
membandingkan suatu besaran, dimensi, atau suatu ukuran tertentu. Dalam suatu
pengukuran diperlukan alat ukur yang dapat memudahkan kita dalam memperoleh
hasil pengukuran. Alat ukur pengukuran panjang suatu benda terdiri dari tiga
macam yaitu mistar ukur (penggaris), jangka sorong dan mikrometer sekrup.
Dalam praktikum ketidakpastian pengukuran dalam percobaan ini alat ukur
panjang yang digunakan hanya mistar ukur (penggaris) dengan ketelitian 1mm
atau 0,1cm dan jangka sorong dengan ketelitian 0,1mm. Setiap praktikan
diharapkan mengetahui dan memahami cara penggunaan jangka sorong dan mistar
ukur (penggaris), bagian–bagiannya, fungsi dari bagian–bagiannya, membaca
hasil pengukuran yang diperoleh serta cara perawatan alat ukur tersebut. Hal–hal
tersebut dilakukan untuk mengurangi tingkat kesalahan pada pengukuran suatu
benda dan penentuan hasil perhitungannya. Jangka sorong adalah alat ukur yang
mampu mengukur jarak, kedalaman, mengukur ketebalan suatu objek maupun
diameter dalam suatu objek dengan tingkat akurasi dan presisi yang sangat baik
dibandingkan dengan mistar ukur yang hanya digunakan untuk mengukur panjang
suatu objek/ benda.
Universitas Sriwijaya
sorong diperoleh nilai yang berbeda-beda, pada mistar ukur diperoleh nilai yang
hampir sama. Data hasil pengukuran yang saya peroleh adalah pada jangka sorong
pengukuran baterai ABC yaitu pertama 13,8mm, kedua 13,7mm dan ketiga
13,8mm, pengukuran pada koin 500 yaitu pertama 2,5mm, kedua 2,5mm, dan
ketiga 2,6mm. Pada pengukuran menggunakan mistar ukur (penggaris) pada
baterai ABC yaitu pertama 1,3cm, kedua 1,3cm dan ketiga 1,3cm, pengukuran
pada koin 500 yaitu pertama 0,2cm, kedua 0,2cm dan ketiga 0,2cm.
Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Sriwijaya
Gambar 1.1 Jangka Sorong
U l a n g a n
B a h a n
1 2 3
Baterai ABC 13,8 1 3 , 7 13,8
Universitas Sriwijaya
K o i n 5 0 0 2,5 2 , 5 2,6
Baterai ABC
Xi X i 2
13,8 2 7 , 6
13,7 2 7 , 4
13,8 2 7 , 6
∑ 𝑥 𝑖 = 4 1 , 3 ∑ x i 2
= 8 2 , 6
XN = (13,77)2 = 27,53
Koin 500
X i X i 2
2 , 5 6 , 2 5
2 , 5 6 , 2 5
2 , 6 6 , 7 6
∑ 𝑥 𝑖 = 7 , 6 ∑ 𝑥 𝑖 2
= 1 9 , 2 6
Universitas Sriwijaya
B a h a n U l a n g a n
1 2 3
B a t e r a i A B C 1 3 1 3 1 3
K o i n 5 0 0 2 2 2
2. Pengukuran mistar ukur (penggaris) pada Baterai ABC dan koin 500
Baterai ABC
X i X i 2
1 , 3 2 , 6
1 , 3 2 , 6
1 , 3 2 , 6
∑ 𝑥 𝑖 = 3 , 9 ∑ 𝑥 𝑖 2
= 7 , 8
XN = (13)2 = 2,6
Koin 500
X i X i 2
0 , 2 0 , 4
0 , 2 0 , 4
0 , 2 0 , 4
∑ 𝑥 𝑖 = 0 , 6 ∑ 𝑥 𝑖 2
= 0 , 1 2
Universitas Sriwijaya
XN = (0,2)2 = 0,04
Universitas Sriwijaya