Anda di halaman 1dari 14

Laporan Praktikum Kimia

Kelas :01(Jumat/09.00-11.00)

Asisten: 1.Khaira Rizka

2.Deby Rezita

PELARUTAN MATERI

Disusun Oleh:

NAMA:Serly Syahfitry

NIM:2005110010009

PRODI:Kehutanan

LABORATORIUM ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH


JURUSAN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hampir semua proses kimia berlangsung dalam larutan sehingga penting untuk
memahami sifat-sifatnya. Larutan adalah sesuatu yang penting bagi manusia dan makhluk
hidup pada umumnya. Reaksi-reaksi kimia biasanya berlangsung antara dua campuran zat,
bukannya antara zat murni. Banyak reaksi kimia yang dikenal , baik di dalam laboratorium
atau di industri terjadi di dalam larutan.
Larutan memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Di alam kebanyakan
reaksi berlangsung di dalam larutan air. Tubuh manusia menyerap mineral, vitamin dan
makanan dalam bentuk larutan. Larutan biasanya terdiri dari dua zat atau lebih yang
merupakan campuran homogen. Larutan disebut campuran homogen karena komposisi dari
larutan begitu seragam atau satu fasehingga tidak dapat diamati bagian - bagian komponen
penyusunnya meskipun dengan menggunakan mikroskop ultra sekalipun. Larutan terdiri dari
dua komponen penting. Komponen tersebut adalah solven atau pelarut dan solut atau zat
terlarut. Biasanya komponen solven mengandung jumlah zat terbanyak. Dan komponen solut
mengandung jumlah zat yang lebih sedikit.
Konsentrasi adalah kuantitas relatif suatu zat tertentu di dalam larutan. Konsentrasi
merupakan salah satu faktor penting yang menentukan cepat atau lambatnya reaksi
berlangsung. Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut yang terdapat dalam
suatu pelarut atau larutan. Larutan yang mengandung sebagian besar solut relatif terhadap
pelarut, berarti larutan tersebut konsentrasinya tinggi atau pekat. Sebaliknya bila mengandung
sejumlah kecil solut, maka konsentrasinya rendah atau encer. Pada umumnya larutan
mempunyai beberapa sifat. Diantaranya sifat larutan non elektrolit dan larutan elektrolit.

1.2 Tujuan
Tujuan dari pratikum percobaan ini adalah supaya mahasiswa dapat mengetahui
perbedaan zat terlarut dan zat pelarut,faktor yang memengaruhi kelarutan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang
terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat berpariasi.
Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang
mengandung sebagian kecil solute, relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat
adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut. Sedangkan
solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut (Baroroh, 2004).
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O), selain air yang
berfungsi sebagai pelarut adalah alcohol, amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat,
akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan (Gunawan, 2004).
Larutan gas dibuat dengan mencampurkan suatu gas dengan gas lainnya. Karena semua
gas bercampur dalam semua perbandingan, maka setiap campuran gas adalah homogen ia
merupakan larutan.
Larutan cairan dibuat dengan melarutkan gas, cairan atau padatan dalam suatu cairan.
Jika sebagian cairan adlah air, maka larutan disebut larutan berair.
Larutan padatan adalah padatan-padatan dalam mana satu komponen terdistribusi tak
beraturan pada atom atau molekul dari komponen lainnya (Syukri, 1999).
Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarutpadatemperatur tertentu disebut
larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh larutan tidak jenuh.
Kadang-kadang dijumpai suatu keadaan dengan zat terlarut dalam larutan lebih banyak
daripada zat terlarut yang seharusnya dapat melarut pada temperature tersebut. Larutan yang
demikian disebut larutan lewat jenuh.
Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh, daalam jumlah tertentu pelarut
pada temperatur konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat bergantung pada sifat zat itu,
molekul pelarut, temperature dan tekanan. Meskipun larutan dapat mengandung banyak
komponen, tetapi pada tinjauan ini hanya dibahas larutan yang mengandung dua komponen.
Yaitu larutan biner.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion
sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain (Khopkar, 2003).
Pembuatan larutan banyak aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya ketika kita
ingin membuat teh manis. Kita menambahkan gula ke dalam air dan kemudian tambahkan teh
serta mengaduknya. Ternyata air teh tersebut masih terasa manis, kmudian kita menambahkan
lagi air ke dalamnya. Sehingga air teh yang tadinya kental atau pekat dan manis sekali menjadi
lebih encer dan rasa manisnya sedang. Itu semua adalah kegiatan dalam pembuatan larutan.
Mencampurkan air, teh dan gula merupakan contoh pembuatan larutan dan campuran itu
disebut larutan sedangkan penambahan air ke dalam air teh yang manis dinamakan
pengenceran. Dan kekentalan atau kepekatannya disebut konsentrasi atau Molaritas. Jadi,
larutan adalah suatu system homogen yang terdiri dari molekul atom ataupun ion dari dua zat
atau lebih. Larutan akan terjadi jika atom, molekul atau dari suatu zat semuanya terdispersi.
Larutan terdiri atas zat yang dilarutkan (zat terlarut) yang disebut solute dan pelarut yang
dinamakan solvent. Solvent atau pelarut merupakan senyawa dalam jumlah yang lebih besar
sedangkan senyawa dalam jumlah yang lebih sedikit disebut solute atau zat terlarut
(Baroroh,2004). Larutan yang saling melarutkan adalah campuran dua larutan polar atau dua
larutan non polar yang membentuk larutan satu fase homogen. Larutan yang tidak melarutkan
adalah campuran dari dua zat cair polar dan non polar membentuk dua fase. ( Stephen,2002)
Sifat dari suatu larutan ditentukan oleh jenis dan jumlah partikel zat terlarut dalam larutan.
Sebagai contoh, rasa asin dari larutan garam bertambah seiring bertambahnya jumlah partikel
garam yang larut. Demikian pula rasa manis dari larutan gula akan bertambah seiring
bertambahnya jumlah partikel gula yang larut.
Namun demikian, ada bebeapa sifat larutan yang hanya bergantung pada jumlah
partikel zat terlarut. Ke dalam dua wadah yang masing-masing berisi 1 L air ditambahkan gula
ke wadah yang satu dan garam ke wadah lainnya jumlah partikel yang sama. Hasil pengukuran
dari masing-masing larutan menunjukan bahwa kedua larutan tersebut ternyata memiliki nilai
penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku yang sama relatif
terhadap pelarut air. Pengukuran dengan osmometer menunjukkan bahwa kedua larutan garam
dan gula tersebut juga mempunyai tekanan osmosis yang sama.
Sifat larutan yaitu penurunan teknan uap (▲P), kenaikan titik didih (▲Pb), penurunan
titik beku (▲Tf), dan tekanan osmotik (π) yaang hanya bergantung pada jumlah partikel zat
terlrutnya dikelompokan bersama dan disebut sebagai fifat koligatif larutan. Sifat koligatif
larutan adalah sifat larutan yang bergantung pada jumlah partikel zat terlarut dan bukan pada
jenis zat terlarutnya.
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang bergantung pada jjumlah partikel zat
terlarut dan bukan pada jenis zat terlarutnya. Sifat koligatif larutan dibedakan untuk larutan
elektrolit dan larutan non-elektrolit. Hal ini dikarenakan kemampuan elektrolit untuk
terionisasi/terdisosiasi membentuk ion-ion di dalam larutan, menyebabkan jumlah partikel zat
terlarutnya menjadi lebih besar.
Kemolaran atau Molaritas adalah banyaknya jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter
larutan. Atau konsentrasi suatu larutan yang mengukur banyaknya mol zat terlarut dalam tiap
liter larutan. Kemolaran alatu Molaritas lambangnya M. Molaritas dapat dirumuskan sebagai
berikut :
M= n
V
Keterangan : M= kemolaran (mol/L)
n= mol zat (mol)
V= volume yang ditempati zat (L)
Pengenceran suatu larutan adalah suatu penambahan zat pelarut ke dalam suatu larutan
sehingga konsentrasi larutan menjadi lebih kecil dengan menambahkan air (pelarut).
Persamaan rumusnya adalah sebagai berikut :
M1.V1 = M2. V2
BAB III
METODELOGI PRATIKUM
3.1 Alat dan Bahan
● Alat dan Bahan
1.Sembilan buah gelas dan diberi nomor 1-9
2.Air Es
3.Air Mineral
4.Air Mendidih
5.Sendok Teh
6.Kertas dan Alat Tulis Untuk Mencatat Hasil
7.Gula Pasir
8.Gula Tumbuk
9.Gula Halus
10.Gelas Ukur
11.Stopwatch

3.2 Cara Kerja


Adapun cara kerja dalam pratikum ini adalah:
Uji coba 1 dengan menggunakan bernomor gelas 1,2,dan 3
1.Tuang air mineral pada gelas ukur volume air sesuai selera.
2.Tuang air ke dalam gelas 1.
3.Tuang air es pada gelas ukur,dengan volume yang sama dengan gelas 1.
4.Tuang air es pada gelas 2.
5.Tuang air mendidih pada gelas ukur,volume air sama dengan gelas 1 dan 2.
6.Tuang air mendidih pada gelas 3.
7.Masukkan satu sendok teh gula pasir ke masing-masing gelas.
8.Aduk menggunakan sendok,dengan kecepatan yang sama pada setiap gelas.Nyalakan
stopwatch bersamaan dengan mulainya pengadukan.Hentikan waktu saat gula sudah larut.
9.Catatlah waktunya.

Uji coba 2 dengan menggunakan gelas bernomor 4,5,dan 6


1.Tuang air mineral pada gelas ukur.
2.Isi masing-masing gelas dengan air mineral yang volumenya sama.
3.Masukkan satu sendok teh gula pasir ke masing-masing gelas.
4.Aduk gelas 4 menggunakan sendok dengan kecepatan maksimum,gelas 5 dengan kecepatan
sedang,dan gelas 6 dengan kecepatan pelan.Nyalakan stopwatch bersamaan dengan mulainya
pengadukan.Hentikan waktu saat gula sudah larut.
5.Catatlah waktunya.

Uji coba 3 dengan menggunakan gelas bernomor 7,8,dan 9


1.Tuang air mineral pada gelas ukur.
2.Isi masing-masing gelas dengan air mineral yang volumenya sama.
3.Tambahkan gula pasir biasa ke dalam gelas 7,tambahkan gula tumbuk ke dalam gelas 8,lalu
tambahkan gula halus ke dalam gelas 9.Masing-masing 1 sendok teh.
4.Aduk dengan frekuensi dan kecepatan yang sama.Nyalakan stopwatch bersamaan dengan
mulainya pengaduk .Hentikan waktu saat gula sudah larut.
5.Catatlah waktunya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa:
Uji coba 1 menggunakan gelas bernomor 1,2,dan 3
1.Pada gelas 1 yang berisi air biasa dengan gula pasir waktu yang dibutuhkan yaitu 1 menit 5
detik.
2.Pada gelas 2 yang berisi air es dengan gula pasir waktu yang dibutuhkan yaitu 1 menit
20detik.
3.Pada gelas yang berisi air mendidih dengan gula pasir waktu yang dibutuhkan yaitu 56 detik.

Uji coba 2 menggunakan gelas bernomor 4,5,dan 6


1.Pada gelas 4 yang di aduk cepat waktu yang dibutuhkan dalam melarutkan gula pasir adalah
1 menit 1 detik.
2.Pada gelas 5 yang di aduk sedang waktu yang dibutuhkan dalam melarutkan gula pasir
adalah 1 menit 21 detik.
3.Pada gelas 6 yang di aduk pelan waktu yang dibutuhkan dalam melarutkan gula pasir adalah
1 menit 58 detik.

Uji coba 3 menggunakan gelas bernomor 7,8,dan 9


1.Pada gelas 7 gelas yang berisi gula pasir biasa waktu yang dibutuhkan adalah 1 menit 30
detik.
2.Pada gelas 8 yang berisi gula pasir tumbuk waktu yang dibutuhkan adalah 1 menit 6 detik.
3.Pada gelas 9 yang berisi gula pasir halus waktu yang dibutuhkan adalah 58 detik.

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan maka diperoleh hasil bahwa gula
pasir bisa larut dalam air. Gula pasir bisa larut dalam air karena dipengaruhi oleh beberapa
faktor di antaranya suhu, ukuran zat terlarut, volume pelarut, dan adanya pengadukan.
Pada percobaan pertama gula dicampur dengan air panas lebih cepat larut daripada gula
yang dicampur dengan air dingin. Hal ini bisa dilihat dari waktu yang diperlukan pada saat
proses pelarutan. Pada gula yang dicampur air panas memerlukan waktu lebih sedikit agar
gula bisa larut dalam air yaitu 0 menit 56 detik sedangkan pada gula yang dicampur dengan air
dingin sebaliknya memerlukan waktu yang lebih lama agar bisa melarutkan gula dalam air
yaitu 1 menit 20 detik dan pada gula air biasa membutuhkan waktu 1 menit 5 detik.
Hal ini membuktikan bahwa pelarut dengan suhu yang lebih tinggi (air panas) akan lebih cepat
melarutkan zat terlarut dibandingkan pelarut dengan suhu lebih rendah (air dingin).
Ketika pemanasan dilakukan, partikel pada suhu tinggi (air panas) bergerak lebih cepat
dibandingkan pada suhu rendah (air dingin). Akibatnya, kontak antara zat terlarut dengan zat
pelarut menjadi lebih efektif. Hal ini menyebabkan zat terlarut menjadi lebih mudah larut pada
suhu tinggi.
Percobaan ke-dua yaitu pengadukan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
gula larut dalam air selain suhu, ukuran partikel zat terlarut, dan volume pelarut. Pada
pengadukan gula yang di aduk pelan membutuhkan waktu lebih lama yaitu 1 menit 58
detik,pada gula yang di aduk sedang membutuhkan waktu 1 menit 21 detik,sedangkan pada
pengadukan cepat membutuhkan waktu 1 menit 1 detik.
Percobaan ke-tiga membuktikan bahwa ukuran zat terlarut juga bisa mempengaruhi gula
dapat larut dalam air. Gula yang dihaluskan lebih cepat larut dalam air dibandingkan dengan
gula yang tidak dihaluskan (masih berukuran besar) karena pada zat terlarut berbentuk serbuk
(gula yang dihaluskan), permukaan sentuh antara zat terlarut (gula yang dihaluskan) dengan
pelarut semakin banyak. Hal ini bisa dilihat dari waktu yang digunakan pada saat proses
pelarutan yaitu gula yang dihaluskan hanya memerlukan waktu 0 menit 58 detik untuk
dilarutkan dalam air sedangkan gula yang tidak di haluskan yang masih berupa gula biasa
membutuhkan waktu 1 menit 30 detik sedangkan pada gula yang di tumbuk membutuhkan
waktu 1 menit 6 detik.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan pratikum ini dapat kita simpulkan:
Gula akan lebih cepat larut, jika :
a.Suhu pelarutnya lebih tinggi.
b.Ukuran zat terlarut lebih kecil atau menyerupai bubuk.
c.Kecepatan pengadukan

5.2 Saran
Seharusnya menggunakan gelas ukur yang ada ukurannya agar lebih bisa mengukur
ukuran air dengan baik sehingga volumenya sama pada setiap gelas.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/22836615/Penemuan_Masalah_Gula_dapat_larut_dalam_air_Maka
lah_Kimia_
http://repository.ut.ac.id/4650/2/PEKI4310-M1.pdf
https://www.academia.edu/31537472/makalah_KELARUTAN_GULA_DALAM_AIR_x_mip
a_Disusun_oleh
http://repository.ut.ac.id/4650/2/PEKI4310-M1.pdf
https://www.academia.edu/37909619/LAPORAN_PRAKTIKUM_kimia_dasar_pembuatan_la
rutan

LAMPIRAN
Gambar 1.Penggunaan suhu pada gelas 1,2,dan 3

Gambar 2.Pengadukan pada gelas 4,5,dan 6

Gambar 3.Ukuran partikel gula pasir pada gelas 7,8,dan 9


Gambar 4.Gula halus Gambar 5.Gula biasa

Gambar 6.Gula tumbuk

Anda mungkin juga menyukai