Dita Novelia KTI D III Keperawatan Padang 2017
Dita Novelia KTI D III Keperawatan Padang 2017
DITA NOVELIA
NIM : 143110212
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D-III KEPERAWATAN PADANG
TAHUN 2017
DITA NOVELIA
NIM : 143110212
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D-III KEPERAWATAN PADANG
TAHUN 2017
Puji syukur atas kehadiran ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmad dan
karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Laporan Karya Tulis Ilmiah
ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Kanker Serviks
Post Kemoterapi Di ruang Gynekologi-Onkologi RSUP DR. M. Djamil Padang
Tahun 2017”. Peneliti menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan ibu Ns.
Elvia Metti, M.Kep, Sp. Kep,Mat selaku pembimbing I dan ibu Hj. Metri
Lidya, S.Kp, M.Biomed selaku pembimbing II yang telah menyediakan waktu,
tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan peneliti dalam penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini. Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada :
Peneliti
Hasil penelitian didapatkan keluhan pada kedua partisipan sama yaitu mual
muntah, tidak nafsu makan, mudah lelah dan letih, badan terasa panas, kulit
memerah. Didapat 3 diagnosis keperawatan yang sama untuk kedua partisipan dan
1 diagnosis berbeda. Diagosis keperawatan prioritas ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh dengan intervensi yaitu manajemen nutrisi dan
monitor nutrisi. Tindakan keperatawan yang telah dilakukan adalah memonitor
intake nutrisi, menganjurkan meningkatkan makan yang mengandung protein dan
vitamin C, memberikan informasi tentang kebutuhan nutrisi dan memonitor hasil
kadar haemoglobin. Evalusi keperawatan menunjukkan meningkatnya nafsu
makan pasien, tidak ada mual muntah dan nilai hasil kadar haemoglobin dalam
batas normal
NIM : 143110212
Agama : Islam
Ibu :Wirdawati
RIWAYAT PENDIDIKAN
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 4 : Surat pengambilan data dan melakukan studi awal dari RSUP Dr.
M. Djamil Padang
Kanker serviks dapat dideteksi secara dini dengan melakukan skrining Pap
Smear. Pada stadium awal, kanker ini cendrung tidak terdeteksi sehingga
tidak menimbulkan gejala-gejala yang jelas dan baru terdeteksi setelah
stadium III atau lanjut. Menurut hasil penelitian yang dilakukan
Halimatusyaadiah (2014) di RSUP NTB menemukan penderita kanker
serviks paling banyak dengan stadium III sejumlah 33 orang (51,6%).
Kanker serviks yang sudah stadium lanjut biasanya menunjukkan gejala-
gejala, diantaranya: keputihan yang berbau busuk, perdarahan setelah
melakukan hubungan seksual, rasa nyeri disekitar vagina, nyeri pada
panggul, sehingga kondisi kanker sudah mencapai stadium lanjut. Hal ini
menyebabkan terlambatnya pengobatan dini (Diananda, 2008).
Dampak kemoterapi secara fisik yaitu mual dan muntah, diare, konstipasi,
neuropati perifer, toksisitas kulit, alopecia (kerontokan rambut), penurunan
Berdasarkan studi awal yang dilakukan pada tanggal 20 Januari 2017 jam
17.00 WIB di ruang Gynekologi-Onkologi Irna Kebidanan RSUP DR. M.
Djamil Padang, didapat data jumlah pasien dengan kanker serviks post
kemoterapi sebanyak enam orang dan rata-rata hari rawatan untuk pasien
post kemoterapi yang melakukan perbaikan keadaan umumnya adalah 4-9
hari. Hasil wawancara peneliti dengan dua orang pasien, mengatakan
bahwa pasien cemas dengan penyakitnya, nyeri, lemah dan mudah lelah,
nafsu makan kurang, mual muntah dan rambut rontok. Berdasarkan
wawancara, perawat mengatakan bahwa sudah melakukan pengkajian
sesuai dengan format pengkajian, mengakkan diagnosa sudah sesuai
dengan keluhan pasien, rencana keperawatan yang dibuat sesuai dengan
NOC dan NIC dan implementasi keperawatan, eveluasi keperawatan serta
pendokumentasian sudah dilakukan dengan baik. Berdasarkan observasi
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mampu menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan Penyakit
Kanker Servik Post Kemoterapi di Ruang Gynekologi-Onkologi Irna
Kebidanan RSUP DR. M. Djamil Padang tahun 2017.
2. Tujuan khusus
a. Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian pada pasien dengan
Kanker Servik Post Kemoterapi di Ruang Gynekologi-Onkologi
Irna Kebidanan RSUP DR. M. Djamil Padang tahun 2017.
b. Mampu mendeskripsikan diagnosa pada pasien dengan Kanker
Servik Post Kemoterapi di Ruang Gynekologi-Onkologi Irna
Kebidanan RSUP DR. M. Djamil Padang tahun 2017.
c. Mampu mendeskripsikan intervensi pada pasien dengan Kanker
Servik Post Kemoterapi di Ruang Gynekologi-Onkologi Irna
Kebidanan RSUP DR. M. Djamil Padang tahun 2017.
d. Mampu mendeskripsikan tindakan keperawatan pada pasien
dengan Kanker Servik Post Kemoterapi di Ruang Gynekologi
Onkologi Irna Kebidanan RSUP DR. M. Djamil Padang tahun
2017
e. Mampu mendeskripsikan evaluasi pada pasien dengan Kanker
Servik Post Kemoterapi di Ruang Gynekologi-Onkologi Irna
Kebidanan RSUP DR. M. Djamil Padang tahun 2017.
f. Mampu mendeskripsikan pendokumentasian pada pasien dengan
Kanker Servik Post Kemoterapi di Ruang Gynekologi-Onkologi
Irna Kebidanan RSUP DR. M. Djamil Padang tahun 2017.
Tidak ada tanda atau gejala yang spesifik untuk kanker servik. Karsinoma
servikal invasif tidak memilki gejala, namun karsinoma invasif dini dapat
Poltekkes Kemenkes Padang
menyebabkan sekret vagina atau perdarahan vagina. Walaupun perdarahan
adalah gejala yang signifikan, perdarahan tidak selalu muncul pada saat
awal, sehingga kanker dapat sudah dalam keadaan lanjut pada saat
didiagnosis. Jenis perdarahan vagina yang paling sering adalah pasca
coitus atau bercak antara menstruasi. Bersamaan dengan tumbuhnya
tumor, gejala yang muncul kemudian adalah nyeri punggung bagian
bawah atau nyeri tungkai akibat penekanan saraf lumbosakralis, frekuensi
berkemih yang sering dan mendesak, hematuri atau perdarahan rektum
(Price & Wilson, 2012).
Penatalaksanaan
Sistem pencernaan Sistem hematologi dan Sistem Imun Sistem integumen Sistem reproduksi
Pe asam Kejang otot perut Penurunan Hb Gangguan sumsum tulang Pe dan pe leukosit Rusaknya folikel rambut Terjadi Kekeringan
lambung cairan vagina
Efek samping lainnya termasuk ruam kulit, kesemutan atau mati rasa
di tangan dan kaki, masalah pendengaran, kehilangan keseimbangan,
nyeri sendi, atau kaki bengkak.
b. Penatalaksanaan Keperawatan
Asuhan keperawatan meliputi pemberian edukasi dan informasi untuk
meningkatkan pengetahuan pasien dan mengurangi kecemasan serta
ketakutan pasien. Perawat mendukung kemampuan pasien dalam
perawatan diri untuk meningkatkan kesetahan dan mencegah
komlipakai. Perawat perlu mengidentifikasi bagaimana pasien dan
pasangannya memandang kemampuan reproduksi wanita dan
memaknai setiap hal yang berhubungan dengan kemampuan
reproduksinya. Bagi sebagian wanita, masalah harga diri dan citra
tubuh yang berat dapat muncul saat mereka tidak dapat lagi
mempunyai anak. Pasangan mereka sering sekali menunjukkan sikap
yang sama, yang merendahkan wanita yang tidak dapat memberikan
keturunan.
Manajemen Energi
1) Kaji status fisiologis pasien yang menyebabkan
kekelahan sesuai dengan konteks usia dan
perkembangan
2) Anjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaan
secara verbal mengenai keterbatasan yang dialami
3) Tentukan persepsi pasien atau orang terdekat
dengan pasien mengenai penyebab kelelahan
4) Perbaiki defisit status pisiologis (misalnya,
kemoterapi yang menyebabkan anemia) sebagai
prioritas pertama
5) Monitor intake/asupan nutrisi untuk mengetahui
sumber energi yang adekuat
6) Monitor waktu dan lama istirahat pasien
7) Kurangi ketidaknyamanan fisik yang dialami
pasien yang bisa mempengaruhi fungsi kognitif,
pemnatauan diri dan pengaturan aktivitas pasien
8) Bantu pasien untuk mengidentifikasi kegiatan
rumah yang bisa dilakukan oles keluarga dan
Poltekkes Kemenkes Padang
teman dirumah untuk mencegah/mengatasi
kelelahan
9) Instrusikan pasien atau keluarga mengenali tanda
dan gejala kelelahan yang memerlukan
pengurangan aktivitas
10) Instruksikan pasien atau keluarga mengenai
stres dan koping intervensi untuk mengurangi
kelelahan
11) Ajarkan pasien atau keluarga untuk
menghubungi tenaga kesehatan jika tanda dan
gejala kelelahan tidak berkurang
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari Setelah dilakukan tindakan keperawatan, nafsu Manajemen Gangguan Makan
kebutuhan tubuh berhubungan dengan makan pasien baik dengan kriteria hasil : 1) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk
kurang asupan makanan a. Status nutrisi : asupan makanan dan cairan mengembangkan rencana perawatan dengan
1) Asupan makanan secara oral adekuat melibatkan pasien dan orang-orang terdekatnya
Defenisi : asupan nutrisi tidak cukup untuk 2) Asupan cairan secara oral adekuat dengan tepat
memenuhi kebutuhan metabolik 3) Asupan cairan IV adekuat 2) Kolaborasi dengan tim dan pasien untuk mengatur
4) Asupan nutrisi parenteral adekuat target pencapaian berat badan jika berat badan
Batasan Karakteristik : 5) Tidak ada mual dan muntah pasien tidak berada dalam rentang normal
1) Berat badan 20 % atau lebih dari bawah 3) Kolaborasi dengan ahli gizi dalam menentukan
rentang berat badan ideal b. Nafsu makan asupan kalori harian yang diperlukan
2) Bising usus hiperaktif 1) Peningkatan keinginan untuk makan 4) Dorong pasien untuk mendiskusikan makanan
3) Cepat kenyang setelah makan 2) Peningkatan rangsangan untuk makan yang disukai bersama ahli gizi
4) Diare 3) Intake makanan adekuat 5) Timbang berat badan pasien
5) Gangguan sensasi rasa 6) Monitor intake/asupan dan asupan cairan secara
6) Kehilangan rambut berlebihan tepat
7) Kelemahan otot pengunyah 7) Monitor asupan kalori makanan harian
8) Kelemahan otot untuk menelan 8) Batasi makanan sesuai dengan jadwal
9) Kerapuhan kapiler 9) Observasi pasien selama dan setelah pemberian
10) Kesalahan informasi makan/makanan ringan untuk meyakinkan bahwa
11) Kesalahan persepsi asupan makanan yang cukup tercapai dan
12) Ketidakmampuan memakan makanan dipertahankan
13) Kram abdomen 10) Beri dulungan misalnya terapi relaksasi
Poltekkes Kemenkes Padang
14) Kurang minat pada makanan 11) Batasi aktivitas fisik sesuai kebutuhan untuk
meningkatkan berat badan
12) Monitor berat badan pasien sesuai secara
rutin
Manajemen Nutrisi
1) Tentukan status gizi pasien
2) Identifikasi alergi dan intoleransi terhadap
makanan
3) Atur diit yang diperlukan (rendah protein, tinggi
karbohidrat, rendah natrium)
4) Beri obat-obatan sebelum makan seperti
antiemeik
5) Anjurkan diit pasien sesuai kebutuhan
6) Monitor kalori dan asupan nutrisi
Monitor Nutrisi
1) Timbang berat badan pasien
2) Identifikasi adanya penurunan berat badan
3) Monitor turgor kulit
4) Monitor adanya mual muntah
5) Identifikasi perubahan nafsu makan
6) Monitor pucat pada konjungtiva
7) Lakukan kemampuan menelan
8) Tentukan faktor yang mempengaruhi nutrisi
Ansietas berhubungan dengan status Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien Pengurangan Kecemasan
kesehatan menurun mampu mengontrol kecemasan dengan kriteria 1) Gunakan pendekatan yang tenang dan
hasil : meyakinkan
Defenisi : perasaan tidak nyaman atau 1) Mengurangi penyebab kecemasan 2) Jelaskan semua prosedur termasuk sensai yang
kekhawatiran yang samar disertai respons 2) Menggunakan strategi koping yang akan dirasakan yang mungkin dialami pasien
otonom (sumber sering kali tidak spesifik efektif selama prosedur
atau tidk diketahui oleh individu) perasaan 3) Menggunakan teknik relaksasi 3) Berikan informasi faktual terkait diagnosis,
takut yang disebabkan oleh antisipasi 4) Mempertahankan hubungan sosial perawatan, dan prognosis
Poltekkes Kemenkes Padang
terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat 5) Mempertahankan tidur adekuat 4) Dorong keluarga untuk mendampingi pasien
kewaspadaan yang memperingatkan 6) Mengendalikan respon kecemasan dengan cara yang tepat
individu akan adanya bahaya dan 5) Puji/kuatkan perilaku yang baik secara tepat
memampukan individu untuk tidak 6) Bantu pasien mengidentifikasikan situasi yang
menghadapi ancaman memicu kecemasan
Peningkatan Koping
Batasan Karakteristik : 1) Bantu pasien dalam mengidentifikasi tujuan
1) Agitasi jangka pendek dan jangka panjang
2) Gelisah 2) Berikan penilaian (kemampuan) penyesuaian
3) Gerakan ekstra pasien terhadap perubahan-perubahan dalam citra
4) Insomnia tubuh sesuai dengan indikasi
5) Kontak mata buruk 3) Berikan penilaian mengenai dampak dari situasi
6) Melihat sepintas kehidupan pasien terhadap peran dan hubungan
7) Mengekspresikan kekhawatiran 4) Dukung pasien untuk mengidentifikasi deskripsi
karena perubahan dalam peristiwa yang realistik terhadap perubahan dalam peran
hidup 5) Berikan penilaian mengenai pemahaman pasien
8) Penurunan produktivitas terhadap proses penyakit
9) Perilaku mengintai 6) Bantu pasien untuk mengidentifikasi strategi-
10) Tampak waspada strategi positif untuk mengatasi keterbatasan dan
kebutuhan gaya hidup maupun perubahan peran
Terapi Relaksasi
1) Gambarkan rasionalisasi dan manfaat relaksasi
serta jenis relaksasi yang tersedia
2) Tentukan apakah ada intervensi relaksasi di masa
lalu yang sudah memberikan manfaat
3) Ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa
distraksi
4) Dorong pasien untuk mengambil posisi yang
nyaman
5) Minta pasien untuk rileks dan merasakan sensasi
yang terjadi
Poltekkes Kemenkes Padang
6) Tunjukkan dan praktikkan teknik relaksasi pada
pasien
7) Dorong pengulangan teknik dan praktik-praktik
tertentu secara berkala
8) Berikan waktu yang tidak terganggu
Hambatan mobilitas fisik berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien Manajemen Energi
dengan agens farmaseutikal mampu mempertahankan keseimbangan secara 1) Kaji status fisiologis pasien yang menyebabkan
mandiri dengan kriteria hasil : kekelahan sesuai dengan konteks usia dan
Defenisi : keterbatasan dalam gerakan fisik 1) Keseimbangan gerakan perkembangan
atau satu atau lebih ekstermitas secara 2) Mempertahankan keseimbangan ketika 2) Anjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaan
mandiri dan terarah. berdiri secara verbal mengenai keterbatasan yang dialami
3) Mempertahankan keseimbangan ketika 3) Tentukan persepsi pasien atau orang terdekat
Batasan Karakteristik : berjalan dengan pasien mengenai penyebab kelelahan
1) Ketidaknyamanan 4) Perbaiki defisit status pisiologis (misalnya,
2) Kesulitan membolak-balik posisi kemoterapi yang menyebabkan anemia) sebagai
3) Gerakan lambat prioritas pertama
5) Monitor intake/asupan nutrisi untuk mengetahui
sumber energi yang adekuat
6) Monitor waktu dan lama istirahat pasien
7) Kurangi ketidaknyamanan fisik yang dialami
pasien yang bisa mempengaruhi fungsi kognitif,
pemnatauan diri dan pengaturan aktivitas pasien
8) Bantu pasien untuk mengidentifikasi kegiatan
rumah yang bisa dilakukan oleh keluarga dan
teman dirumah untuk mencegah/mengatasi
kelelahan
9) Instrusikan pasien atau keluarga mengenali tanda
dan gejala kelelahan yang memerlukan
pengurangan aktivitas
10) Instruksikan pasien atau keluarga mengenai
stres dan koping intervensi untuk mengurangi
kelelahan
11) Ajarkan pasien atau keluarga untuk
Poltekkes Kemenkes Padang
menghubungi tenaga kesehatan jika tanda dan
gejala kelelahan tidak berkurang
Manajemen Lingkungan
1) Ciptakan lingkungan yang aman bagi pasien
2) Identifikasi kebutuhan keselamatan pasien
berdasarkan fungsi fisik dan kognitif serta riwayat
perilaku di masa lalu
3) Singkirkan benda-benda berbahayadari
lingkungan
4) Batasi pengunjung
Perlindungan Infeksi
1) Monitor adanya tanda dan gejala infeksi sistemik
atau lokal
2) Monitor kerentanan terhadap infeksi
3) Monitor hitung mutlak granulosit, WBC, dan
hasil-hasil diferensial
4) Batasi jumlah pengunjung
5) Berikan perawatan kulit yang tepat untuk area
(yang mengalami) edema
6) Tingkatkan asupan nutrisi yang cukup
7) Anjurkan asupan cairan yang tepat
8) Anjurkan istirahat
9) Ajarkan pasien atau keluarga mengenai tanda dan
gejala infeksi dan kapan harus melaporkannya
kepada petugas kesetahan
10) Ajarkan pasien dan keluarga bagaimana cara
menghindari infeksi
Manajemen Nutrisi
1) Tentukan status gizi pasien
2) Identifikasi alergi dan intoleransi terhadap
makanan
3) Atur diit yang diperlukan (rendah protein, tinggi
karbohidrat, rendah natrium)
Poltekkes Kemenkes Padang
4) Beri obat-obatan sebelum makan seperti
antiemeik
5) Anjurkan diit pasien sesuai kebutuhan
6) Monitor kalori dan asupan nutrisi
Monitor Nutrisi
1) Timbang berat badan pasien
2) Identifikasi adanya penurunan berat badan
3) Monitor turgor kulit
4) Monitor adanya mual muntah
5) Identifikasi perubahan nafsu makan
6) Monitor pucat pada konjungtiva
7) Lakukan kemampuan menelan
8) Tentukan faktor yang mempengaruhi nutrisi
Disfungsi seksual berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan, status Pengurangan Kecemasan
gangguan struktur tubuh kesehatan baik dengan kriteria hasil : 1) Gunakan pendekatan yang tenang dan
1) Mengenali realita situasi kesehatan meyakinkan
Defenisi : suatu kondisi ketika individu 2) Melaporkan harga diri yang positif 2) Nyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku
mengalami suatu perubahan fungsi seksual 3) Mempertahankan hubungan pasien
selama fase respons seksual berupa hasrat, 4) Menyesuaikan perubahan dalam status 3) Jelaskan semua prosedur termasuk sensai yang
terangsang, dan atau orgasme, yang kesehatan akan dirasakan yang mungkin dialami pasien
dipandang tidak memuaskan, tidak 5) Mencari informasi tentang kesehatan selama prosedur
bermakna, atau tidak adekuat 6) Melaporkan perasaan berharga dalam hidup 4) Berikan informasi faktual terkait diagnosis,
perawatan, dan prognosis
Batasan Karakteristik : 5) Dorong keluarga untuk mendampingi pasien
1) Gangguan aktivitas seksual dengan cara yang tepat
2) Gangguan eksitasi seksual 6) Puji/kuatkan perilaku yang baik secara tepat
3) Gangguan kepuasan seksual 7) Bantu pasien mengidentifikasikan situasi yang
4) Merasakan keterbatasan seksual memicu kecemasan
5) Penurunan hasrat seksual
6) Perubahan minat terhadap diri sendiri Peningkatan Peran
7) Perubahan minat terhadap orang lain 1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi peran yang
8) Perubahan peran seksual biasanya dalam keluarga
Poltekkes Kemenkes Padang
2) Bantu pasien untuk mengidentifikasi perubahan
peran khusus yang diperlukan terkait dengan sakit
3) Dukung pasien untuk mengidentifikasi gambaran
realistik dari adanya perubahan peran
4) Bantu pasien untuk mengidentifikasi strategi-
strategi positif unutk memanajemen perubahan-
perubahan peran
5) Fasilitasi diskusi mengenai bagaimana adaptasi
peran keluarga untuk dapat mengkompensasi
peran anggota yang sakit
Manajemen Obat
1) Tentukan obat yang diperlukan dan kelola
menurut resep dan / atau protokol
2) Monitor efektifitas cara pemberian obat yang
sesuai
3) Monitor pasien mengenai efek terapeutik obat
4) Monitor tanda dan gejala toksisitas obat
5) Monitor level serum darah ( misalnya: elektrolit,
protrombin, obat-obatan) yang sesuai
6) Monitor interaksi obat yang non terpeutik
7) Monitor respon terhadap perubahan pengobatan
dengan cara yang tepat
Kekurangan volume cairan Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien Manajemen Diare
berhubungan dengan kehilangan cairan mampu mempertahankan keseimbangan volume 1) Evaluasi profil pengobatan terhadap adanya efek
aktif cairan dengan kriteria hasil : samping pada gastrointestinal
1) Tekanan darah normal (120/80 mmHg) 2) Ajari pasien cara penggunaan obat antidiare
Defenisi : penurunan cairan intravaskuler, 2) Nadi normal (60-100 x/menit) secara tepat
interstisial, dan / atau intraseluler. Ini 3) Keseimbnagan intake dan output dalam 24 3) Evaluasi kandungan nutrisi dari makanan yang
mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan jam sudah di komsumsi sebelumnya
saja dan tanpa perubahan kadar natrium. 4) Berat badan stabil 4) Monitor tanda dan gejala diare
5) Turgor kulit lembab 5) Amati turgor kulir secara berkala
Batasan Karakteristik : 6) Kelembaban membran mukosa 6) Intruksikan diet rendah serat, tinggi proteindan
1) Haus 7) Hematokrit normal tinggi kalori sesuai kebutuhan
2) Kelemahan 7) Ajari pasien cara menurunkan stres sesuai
Poltekkes Kemenkes Padang
3) Kulit kering kebutuhan
4) Membran mukosa kering 8) Bantu pasien untuk melakukan teknik relaksasi
5) Peningkatan frekuensi nadi
6) Peningkatan hematokrit Manajemen cairan
7) Peningkatan suhu tubuh 1) Jaga intake dan output pasien
8) Penurunan tekanan darah 2) Monitor status hidrasi (misalnya : membran
9) Penurunan nadi mukosa lemban, denyut nadi adekuat dan tekanan
10) Penurunan turgor kulit darah ortostatistik)
3) Monitor hasil laboratorium yang relevan dengan
retensi cairan (misalnya : peningkatan BUN,
penurunan hematokrit dan peningkatan
osmolalitas urine)
4) Monitor tanda-tanda vital
5) Monitor makanan/cairan yang dikomsumsi dan
hitung asupan kalori harian
6) Berikan cairan IV
7) Atur ketersedian produk darah untuk transfusi,
jika perlu.
8) Persiapan pemberian produk darah (misalnya: cek
darah dan mempersiapkan pemasangan infus)
9) Berikan produk-produk darah (misalnya,
trombosit dan plasma yang baru)
Monitor Cairan
1) Tentukan jumlah dan jenis intake/asupan cairan
serta kebiasaan eliminasi
2) Tentukan faktor-faktor yang mungkin
menyebabkan ketidakseimbangan cairan
(mislanya kehilangan albumin, infeksi, muntah
dan diare)
3) Monitor berat badan
4) Monitor asupan dan pengeluaran
5) Monitor nilai kadar serum dan elektrolit urine
6) Monitor kadar serum albumin dan protein total
Poltekkes Kemenkes Padang
7) Monitor kadar serum dan osmolalitas urine
8) Monitor tekanan darah, denyut nadi dan status
pernafsan
9) Monitor tekanan darah ortostatik dan perubahan
irama jantung dengan tepat
10) Monitor menbran mukosa, turgor kulit dan
respon haus
11) Berikan cairan yang tepat
Hipertermi berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien Perawatan Demam
peningkatan laju metabolisme mampu mempertahankan suhu tubuh dalam 1) Pantau suhu dan tanda-tanda vital lainnya
keadaan normal dengan kriteria hasil: 2) Monitor warna kulit dan suhu
Definisi: suhu inti tubuh diatas kisaran a. Termoregulasi 3) Monitor asupan dan keluaran, sadari perubahan
normal diurnal kegagalan termogulasi. 1) Tingkat pernafasan tidak terganggu kehilangan cairan yang tak dirasakan
2) Melaporkan kenyamanan setelah suhu 4) Berikan obat atau cairan IV (misalnya: antipiretik,
Batasan Karakteristik: tubuh turun agen antibakteri dan agen anti menggigil)
1) Gelisah 3) Tidak terjadi perubahan warna kulit 5) Dorong komsumsi cairan
2) Kulit kemerahan 4) Tidak ada dehidrasi 6) Tingkatkan sirkulasi udara
3) Kulit terasa hangat
b. Status kenyamanan fisik Manajemen cairan
1) Suhu tubuh normal 1) Jaga intake dan output pasien
2) Tidak terganggu intake makanan 2) Monitor status hidrasi (misalnya : membran
3) Tidak terganggu intake cairan mukosa lemban, denyut nadi adekuat dan tekanan
4) Tingkat energi tidak terganggu darah ortostatistik)
3) Monitor hasil laboratorium yang relevan dengan
c. Keparahan infeksi retensi cairan (misalnya : peningkatan BUN,
1) Tidak ada kulit kemerahan penurunan hematokrit dan peningkatan
2) Tidak terjadi demam osmolalitas urine)
3) Tidak ada terjadi kehilangan nafsu makan 4) Monitor tanda-tanda vital
4) Tidak ada peningkatan jumlah sel darah 5) Monitor makanan/cairan yang dikomsumsi dan
putih hitung asupan kalori harian
6) Berikan cairan IV
d. Respon pengobatan 7) Atur ketersedian produk darah untuk transfusi,
4) Pasien mengetahui efek sampingnya jika perlu.
Poltekkes Kemenkes Padang
5) Tidak ada reaksi alergi 8) Persiapan pemberian produk darah (misalnya: cek
6) Tidak ada efek prilaku dari pengobatan darah dan mempersiapkan pemasangan infus)
9) Berikan produk-produk darah (misalnya,
trombosit dan plasma yang baru)
Manajemen Obat
1) Tentukan obat yang diperlukan dan kelola
menurut resep dan / atau protokol
2) Monitor efektifitas cara pemberian obat yang
sesuai
3) Monitor pasien mengenai efek terapeutik obat
4) Monitor tanda dan gejala toksisitas obat
5) Monitor level serum darah ( misalnya: elektrolit,
protrombin, obat-obatan) yang sesuai
6) Monitor interaksi obat yang non terpeutik
7) Monitor respon terhadap perubahan pengobatan
dengan cara yang tepat
Pengaturan Suhu
1) Monitor suhu paling tidak setiap 2 jam, sesuai
kebutuhan
2) Monitor tekanan darah, nadi dan respirasi, sesuai
kebutuhan
3) Monitor suhu dan warna kulit
4) Tingkatkan intake cairan dan nutrisi adekuat
Sumber : Diagnosis Keperawatan,2015-2017, Nursing Outcomes Classification(NOC) (2016) & Nursing Interventions classification (NIC)
(2016)
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu suatu
metode penelitian yang dilakukakan dengan tujuan untuk membuat gambaran
atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif (Nursalam, 2015).
Penelitian ini diarahkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan
bagaimana penerapan asuhan keperawatan pada pasien dengan kanker serviks
post kemoterapi di ruang Gynekologi-Onkologi RSUP. DR. M. Djamil Padang
tahun 2017.
P
1. Format pengkajian keperawatan terdiri dari: identitas pasien, identifikasi
penanggung jawab, riwayat kesehatan, kebutuhan dasar, pemeriksaan fisik,
data psikologis, data ekonomi sosial, data spiritual, lingkungan tempat
tinggal, pemeriksaan laboratorium dan program pengobatan.
2. Format analisa data terdiri dari: nama pasien, nomor rekam medik, data,
masalah, dan etiologi.
3. Format diagnosa keperawatan terdiri dari: nama pasien, nomor rekam medik,
diagnosa keperawatan, tanggal dan paraf ditemukannya masalah, serta
tanggal dan paraf dipecahkannya masalah.
4. Format rencana asuhan keperwatan terdiri dari: nama pasien, nomor rekam
medik, diagnosa keperawatan, intervensi NOC dan NIC.
5. Format implementasi keperawatan terdiri dari: nama pasien, nomor rekam
medik, hari dan tanggal, diagnosa keperawatan, implementasi keperawatan,
dan paraf yang melakukan implementasi keperawatan.
6. Format evaluasi keperawatan terdiri dari: nama pasien, nomor rekam medik,
hari dan tanggal, diagnosa keperawatan, evaluasi keperawatan, dan paraf
yang mengevaluasi tindakan keperawatan.
P
berupa: data penunjang dari laboratorium seperti hasil pemeriksaan darah
lengkap dan terapi pengobatan yang diberikan dokter.
P
(sekarang, riwayat kehamilan dan kelahiran serta riwayat kesehatan
keluarga) dan aktivitas sehari-hari pasien.
4. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan perjalanan penyakit yang pasien yang
sudah berlalu yang disusun berdasarkan perkembangan kondisi
pasien (Sugiyono, 2014). Dokumentasi keperawatan berbentuk
catatan perkembangan, hasil pemeriksaan laboratorium, hasil
pemeriksaan diagnostik. Penelitian ini menggunakan dokumen dari
rumah sakit untuk menunjang penelitian yang telah dilakukan agar
mendapatkan hasil pemeriksaan hematologi (Hb, trombosit, leukosit,
eritrosit, dan Ht), hasil pemeriksaan kimia klinik dan terapi obat
yang didapat.
P
partisipan I sebanyak 5 kali dan partisipan II sebanyak 12 kali beserta
tindakan.
F. Analisis
Data yang ditemukan saat pengkajian dikelompokkan dan dianalisis berdasarkan
data subjektif dan objektif, sehingga dapat dirumuskan diagnosis keperawatan,
kemudian menyusun rencana keperawatan serta melakukan implementasi dan
evaluasi keperawatan pada pasien kanker serviks post kemoterapi. Analisis
selanjutnya akan membandingkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan
pada pasien kelolaan dengan kriteria hasil dari NOC yang telah dibuat dan
membandingkan dengan teori yang ada dan penelitian terdahulu.
P
BAB IV
DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN KASUS
A. Deskripsi Kasus
Ny.A (Partisipan I) berusia 72 Tahun datang ke RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 17 Mei 2017 pukul 09.02 WIB melaui
Poliklinik Kebidanan. Pasien datang untuk melakukan kemoterapi yang ke VI.
Ny.S (Partisipan II) berusia 36 Tahun datang ke RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 25 Mei 2017 pukul 08.57 WIB
melalui IGD dan langsung rawat inap. Pasien datang untuk melakukan kemoterapi yang ke V.
Keluhan utama Ny.A masuk RSUP Dr.M.Djamil Ny.S masuk RSUP Dr.M.Djamil Padang pada
Padang pada tanggal 17 Mei 2017 pukul tanggal 25 Mei 2017 pukul 08.57 WIB
09.02 WIB melalui Poliklinik melalui IGD dan lanngsung rawat inap
Kebidanan bersama dengan keluarganya bersama dengan keluarganya untuk
untuk melakukan kemoterapi yang ke 6. melakukan kemoterapi yang ke 5
Riwayat kesehatan sekarang Pada saat dilakukan penagkajian pada Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal
tanggal 18 Mei 2017 jam 15.00 WIB, 26 Mei 2017 jam 14.20 WIB, Ny.S
Ny.A mengatakan kurang nasfu makan, mengatakan badannya menggigil dan terasa
badan terasa lemah dan mudah lelah. panas, kurang nasfu makan, badan terasa
Pasien hanya menghabiskan setengah lemah dan mudah lelah. Pasien hanya
dari diit yang di berikan oleh rumah menghabiskan seperempat dari diit yang di
sakit. berikan oleh rumah sakit.
Riwayat Kesehatan Dahulu Ny.A mengatakan pernah dirawat 4 hari Ny.S mengatakan mengidap penyakit HIV (+)
di RSUD Liki pada tahun 2016 karena dan sudah minum obat ARV selama 7 tahun
keluar darah dari kemaluannya dan dan pada desember tahun 2016 pernah dirawat
kemudian dirujuk ke RSAM untuk di RSUP Dr. M. Djamil Padang sebelum
pemeriksaan jaringan sampel dan pada melakukan kemoterapi.
november 2016 pasien masuk RSUP Dr.
M Djamil Padang dirawat untuk
menjalani kemoterapi.
Poltekkes Kemenkes Padang
Riwayat kesehatan keluarga Ny.A mengatakan tidak ada anggota Ny.S mengatakan ada anggota keluarga yang
keluarga yang mempunyai sakit seperti mempunyai riwayat sakit kanker yaitu ibunya
ini dan tidak ada dan juga penyakit sakit kanker payudara dan ayahnya sakit
keturunan seperti kanker. kanker mulut.
Riwayat kemoterapi Pasien mengatakan sudah ini kemoterapi Pasien mengatakan sudah ini kemoterapi
yang terakhir yaitu yang ke emam. yang ke lima. Pasien mengatakan keluhan
Pasien mengatakan keluhan yang yang dirasakan setelah kemoterapi seperti
dirasakan setelah kemoterapi seperti mual muntah, tidak nafsu makan, badan
mual muntah, tidak nafsu makan, badan terasa letih dan lemah dan sekarang
terasa letih dan lemah. mengalami demam sebelumnya tidak pernah
mengalami demam setelah kemoterapi.
Riwayat perkawinan Ny.A mengatakan menikah pada usia 17 Ny.S mengatakan menikah pada usia 20 tahun
tahun dan menikah sudah 55 tahun dan menikah sudah 16 tahun lamanya. Ny.S
lamanya. Ny.A mengatakan menikah mengatakan menikah sudah 2 kali, menikah
hanya sekali dan suaminya telah yang pertama Ny.S cerai dengan suami
meninggal setahun yang lalu dan itu pertamanya dan sekarang suami yang ke 2.
adalah suami yang pertama dan yang
terakhir.
Riwayat haid/status ginekologi Ny.A mengatakan pertama kali datang Ny.S mengatakan pasien pertama kali datang
haid pada berumur 12 tahun, siklus haid umur 13 tahun, siklus teratur, haid
teratur, haid banyak pada hari pertama banyak pada hari ketiga haid, warna merah,
dan kedua, warna merah, bau khas, bau khas, disminorrhe ada pada saat hari
dismenorrhe ada pada saat hari pertama pertama haid, nyeri masih bisa ditahan.
haid nyeri haid masih bisa ditahan.
Sekarang pasien sudah mengalami
menaupose
Riwayat obstetri Ny.A mengatakan hamil pertama pada Ny.S mengatakan hamil pertama pada umur
umur 20 tahun dan memiliki anak 3 24 tahun dan memiliki anak 2 orang. Ny.S
Poltekkes Kemenkes Padang
orang, selama hamil mengalami siklus mengatakan melahirkan anak pertamanya
yang normal. Ny.A mengatakan secara normal dengan bantuan bidan dan anak
melahirkan secara normal dan tidak yang kedua secara seksio sesarea (sc) dirumah
pernah mengalami keguguran dan sakit. Ny.S mengatakan masa nifas selama 2
persalin ditolong oleh dukun kampung. minggu. Anak pertamanya ASI Eklusif dan
Ny.A mengatakan masa nifas selama 2 menyusui sampai umur 2 tahun dan untuk
minggu dan menyusui selama 2 tahun. anaknya yang kedua sama sekali tidak
menyusui dengannya karna Ny.S mengidap
HIV (+) .
Data keluarga berencana Ny.A mengatakan tidak pernah ikut Ny.S mengatakan tidak pernah ikut karna
karna susah untuk hamil. jarak anak yang jauh dan susah untuk hamil,
harus ikut program untuk hamil.
Data psikologis Ny.A mengatakan tidak cemas dan Ny.S mengatakan tidak cemas dan pasien
pasien mengatakan ingin pulang ke mengatakan ingin pulang ke rumah yang di
rumah yang di kampung kampung dan berkumpul dengan anak dan
keluarganya.
Data spritual Ny.A mengatakan menjalankan sholat 5 Ny.S mengatakan menjalankan sholat 5 kali
kali sehari dan mengaji. Ny.A tampak sehari dan mengaji. Ny.S tampak melakukan
melakukan ibadah. ibadah
Data sosial ekonomi Ny.A mengatakan berobat menggunakan Ny.S mengatakan berobat menggunakan BPJ
BPJS
Nutrisi : Nutrisi :
Poltekkes Kemenkes Padang
Ny.A memiliki kebiasaan makan 3 kali Ny.S memiliki kebiasaan makan 3 kali sehari,
sehari, jenis makanan biasa yaitu nasi + jenis makanan biasa yaitu nasi + lauk pauk +
lauk pauk + sayuran + buah. pola makan sayuran + buah. pola makan teratur, tetapi
teratur, tetapi selama di rawat di rumah selama di rawat di rumah sakit mendapatkan
sakit mendapatkan diet TKTP, makanan diet TKTP, makanan habis makan hanya
habis makan hanya seperempat porsi seperempat porsi habis. Selama dirumah sakit
habis. Selama dirumah sakit pasien pasien makan 3 kali sehari.
makan 3 kali sehari.
Pola tidur
Pola tidur Pola tidur pasien sebelum sakit tidak
Pola tidur pasien sebelum sakit tidak mengalami kesulitan tidur yaitu sekitar ± 8
mengalami kesulitan tidur yaitu sekitar ± jam tetapi setelah sakit pasien hanya tidur 6-7
8 jam tetapi setelah sakit pasien hanya jam sehari
tidur 6-7 jam sehari
BAB & BAK
BAB & BAK Kebiasaan BAK pasien sebelum sakit lebih 5-
Kebiasaan BAK pasien sebelum sakit 7 kali sehari, dengan jumlah lebih kurang 500
lebih 5-7 kali sehari, dengan jumlah cc, warna normal, saat pasien sakit BAK 3
lebih kurang 500 cc, warna normal, saat kali sehari dengan jumlah kira-kira 400 cc,
pasien sakit BAK 3 kali sehari dengan kebiasaan BAB pasien sebelum sakit 2 kali
jumlah kira-kira 400 cc, kebiasaan BAB sehari, jumlah tidak dapat ditentukan, warna
pasien sebelum sakit 2 kali sehari, kuning dengan konsistensi padat, saat pasien
jumlah tidak dapat ditentukan, warna sakit BAB 1 kali sehari
kuning dengan konsistensi padat, saat
pasien sakit BAB 1 kali sehari Personal Hygiene
Kebiasaan mandi 2 kali sehari dan gosok gigi
Personal hygiene : 2 kali sehari pagi dan sore, selama di rumah
Kebiasaan mandi 2 kali sehari dan gosok sakit pasien mengatakan mandi 1 kali sehari,
gigi 2 kali sehari pagi dan sore, selama di gosok gigi 2 kali sehari pagi dan sore
rumah sakit pasien mengatakan mandi 1
Poltekkes Kemenkes Padang
kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari pagi
dan sore
Pemeriksaan fisik Saat dilakukan pemeriksaan fisik pada Saat dilakukan pemeriksaan fisik pada tanggal
tanggal 18 Mei 2017 jam 15.15 WIB, 26 Mei 2017 jam 14.40 WIB, didapatkan hasil
didapatkan hasil kesadaran Compos keseadaran compos mentis, pasien tampak
mentis, pasien tampak lemah, TD 120/80 lemah, TD 100/60 mmHg (Normal 120/80
mmHg (Normal 120/80 mmHg) , S 36,2 mmHg), S 38 ºC (Normal 36-37,5 ºC) , N 79
ºC (Normal 36-37,5 ºC), nadi 88 x/i , 20 x/i (Normal 60-100 x/i), P 20 x/i, hasil
x/i, hasil pengukuran : berat badan 60 kg, pengukuran : berat badan 48 kg, tinggi badan
tinggi badan 150 cm, 152 cm
Kepala tidak terdapat ada benjolan, Kepala tidak terdapat ada benjolan, bentuk
bentuk simetris, rambut berwarna hampir simetris, rambut berwarna hampir seluruhnya
seluruhnya warna putih, tampak bersih, warna putih, tampak bersih, tidak ada ketombe
tidak ada ketombe dan rontok. Mata dan rontok. Mata simetris kiri dan kanan,
simetris kiri dan kanan, konjungtiva konjungtiva anemis kiri dan kanan, sklera
anemis kiri dan kanan, sklera tidak tidak ikterik kiri dan kanan, reflek cahaya
ikterik kiri dan kanan, reflek cahaya positif kiri dan kanan, reflek pupil sama kiri
positif kiri dan kanan, reflek pupil sama dan kanan,. Pernafasan cuping hidung tidak
kiri dan kanan,. Pernafasan cuping ada serta tidak ada kelainan pada hidung.
hidung tidak ada serta tidak ada kelainan Mukosa bibir tampak kering dan tidak ada
pada hidung. Mukosa bibir tampak kelainan. Telinga simetris kiri dan kanan,
kering dan tidak ada kelainan. Telinga tidak teraba kelenjar getah bening.
simetris kiri dan kanan, tidak teraba
kelenjar getah bening. Pemeriksaaan toraks, simetris kiri kanan,
normochest, retraksi dinding dada tidak ada,
Pemeriksaaan toraks, simetris kiri premitus kiri kanan sama. Pemeriksaan
kanan, normochest, retraksi dinding jantung ditemukan iktus cordis tidak terlihat,
dada tidak ada, premitus kiri kanan teraba di RIC 5 midklafikula, irama
sama. Pemeriksaan jantung ditemukan teratur/regular. Pemeriksaan payudara
Poltekkes Kemenkes Padang
iktus cordis tidak terlihat, teraba di RIC ditemukan simetris kiri dan kanan, kulit
5 midklafikula, irama teratur/regular. sekitar payudara tidak seperti kulit jeruk,
Pemeriksaan payudara ditemukan tidak ada bekas luka, aerola mamae tampak
simetris kiri dan kanan, kulit sekitar berwarna kecoklatan, papila mamae tampak
payudara tidak seperti kulit jeruk, tidak kecoklatan dan puting tidak lecet/terbenam
ada bekas luka, aerola mamae tampak tidak ada teraba benjolan pada kedua
berwarna kecoklatan, papila mamae payudara
tampak kecoklatan dan puting tidak
lecet/terbenam tidak ada teraba benjolan
pada kedua payudara Pada pemeriksaan abdomen tidak ada distensi
abdomen, tidak tampak perubahan warna
kulit, perut tampak kendor, bising usus
Pada pemeriksaan abdomen tidak ada normal, hepar dan limpa tidak teraba, tidak
distensi abdomen, tidak tampak ada nyeri tekan.
perubahan warna kulit, perut tampak
kendor, bising usus normal, hepar dan Pemeriksaan ekstremitas atas pada tangan
limpa tidak teraba, tidak ada nyeri tekan. sebelah kiri terpasang IVFD Nacl 0.9 %, kulit
turgor agak kering, terdapat ruam pada kulit,
Pemeriksaan ekstremitas atas pada CRT kembali dalam dua detik. Pada
tangan sebelah kiri terpasang IVFD Nacl ekstremitas bawah turgor kulit agak kering,
0.9 %, kulit turgor agak kering, CRT tidak ada udema, CRT kembali dalam dua
kembali dalam dua detik. Pada detik. Genitalia bersih dan masih ada
ekstremitas bawah turgor kulit agak pengeluaran pervaginam.
kering, tidak ada udema, CRT kembali
dalam dua detik. Genitalia bersih dan
tidak ada pengeluran pervaginam.
Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan hematologi Pemeriksaan hematologi
18 Mei 2017 26 Mei 2017
Hemoglobin : 9.0 g/dl Hemoglobin : 8.1 g/dl
Leukosit : 3.280 /mm3 Leukosit : 11.940/mm3
3 Juni 2017
Hemoglobin : 9,6 g/dl
Leukosit : 2.730/mm3
Trombosit : 107.000/mm3
Hematokrit : 28 %
5 Juni 2017
Hemoglobin : 10.4 g/dl
Leukosit : 2.040/mm3
Trombosit : 73.000/mm3
Hematokrit : 30 %
Poltekkes Kemenkes Padang
Program Terapi Dokter 1. Obat oral : Paracetamol 3 x 500 mg 1) Obat oral
2. Obat paranteral : IVFD NaCl 0,9 % 26 Mei 2017 :
20 tetes/menit - Paracetamol infus 10 mg/ml
3. Transfusi PRC 3 kolf , 32 tetes/menit - Dexamethason 2 ampul
30 Mei 2017
- Methylprednisolone 3 x 1 tab
2) Obat paranteral : IVFD NaCl 0,9 % 20
tetes/menit
27 Mei 2017
- Tranfusi Packed Red Cell (PRC) 2 kolf
32 tetes/menit
- Tranfusi Thrombocyte Concentrate
(TC) 10 unit 32 tetes/menit
29 Mei 2017
- Tranfusi Thrombocyte Concentrate
(TC) 10 unit 32 tetes/menit
31 Mei 2017
- Tranfusi Thrombocyte Concentrate
(TC) 10 unit 32 tetes/menit
2 Juni 2017
- Tranfusi Thrombocyte Co (TC) 1 unit
32 tetes/menit
3 Juni 2017
- Tranfusi Packed Red Cell (PRC) 1 kolf
32 tetes/menit
4 Juni 2017
- Tranfusi Packed Red Cell (PRC) 1 kolf
Poltekkes Kemenkes Padang
32 tetes/menit
6 Juni 2017
- Tranfusi Thrombocyte Concentrate
(TC) 10 unit 32 tetes/menit
- Injeksi leucogen 300 mcg
Analisa data Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari Hipertermi berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan tubuh berhubungan dengan laju metabolisme
kurang asupan makanan
DS :
DS :
1. Pasien mengatakan badannya terasa
1. Pasien mengatakan tidak nafsu menggigil
makan 2. Pasien mengatakan badannya terasa
2. Pasien mengatakan mual muntah panas
3. Pasien mengatakan mulut terasa 3. Pasien mengatakan seluruh tubuhnya
kebas memerah
4. Pasien mengatakan hanya DO :
mengabiskan ½ porsi dari diit
yang di berikan rumah sakit 1. Pasien tampak gelisah
DO : 2. Badan pasien teraba hangat
3. Wajah pasien tampak memerah
1. Pasien tampak mual muntah 4. S : 38 oC
2. Pasien tampak lemah
3. Pasien hanya menghabiskan ½
porsi dari diit yang diberikan Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
rumah sakit kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang
asupan makanan
Hambatan mobilitas fisik berhubungan
DS :
dengan agens farmaseutikal
1. Pasien mengatakan tidak nafsu makan
Poltekkes Kemenkes Padang
DS : 2. Pasien mengatakan mual muntah
3. Pasien mengatakan mulut terasa kebas
1. Pasien mengatakan badannya 4. Pasien mengatakan hanya mengabiskan
terasa lemah ¼ porsi dari diit yang di berikan rumah
2. Pasien menatakan badannya sakit
terasa letih DO :
3. Pasien mengatakan tidak nafsu
makan 1. Pasien tampak mual muntah
4. Pasien mengatakan aktivitas di 2. Pasien tampak lemah
bantu oleh keluarganya 3. Pasien hanya menghabiskan ¼ porsi
DO : dari diit yang diberikan rumah sakit
1. Aktifitas pasien di bantu oleh
keluarga Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan
2. Pasien tampak lemah agens farmaseutikal
3. Konjungtiva anemis
4. Hb : 9,0 g/dl DS :
5. Leukosit : 3.280/mm3
1. Pasien mengatakan badannya terasa
6. Trombosit:442.000/mm3
lemah
7. Ht : 28 %
2. Pasien mengatakan badannya terasa
letih
Hipertermi berhubungan dengan
3. Pasien mengatakan tidak nafsu makan
peningkatan laju metabolisme
4. Pasien mengatakan aktivitas di bantu
DS : oleh keluarganya
DO :
1. Pasien mengatakan badannya
terasa panas 1. Aktifitas pasien di bantu oleh keluarga
2. Pasien mengatakan wajahnya 2. Pasien tampak lemah
tampak memerah 3. Pasien tampak pucat
DO : 4. Konjungtiva anemis
5. Hb : 8,1 g/dl
Poltekkes Kemenkes Padang
1. Pasien tampak gelisah 6. Leukosit : 11.940/mm3
2. Badan pasien teraba hangat 7. Trombosit:64.000/mm3
3. Wajah pasien tampak memerah 8. Ht : 24 %
4. S : 39,4 oC Risiko pendarahan berhubungan dengan
Koagulopati inheren (trombositopenia)
DS:
1. Pasien mengatakan banyak biru-biru
pada kulitnya
DO:
1. Pasien tampak lemah
2. Pasien tampak pucat
3. Terdapat ruam pada kulit
4. Konjungtiva anemis
5. Hb : 8,1 g/dl
6. Leukosit : 11.940/mm3
7. Trombosit:64.000/mm3
8. Ht : 24 %
Diagnosis Keperawatan Berdasarkan hasil pengkajian, masalah Berdasarkan hasil pengkajian, masalah
keperawatan yang muncul pada Ny. A keperawatan yang muncul pada Ny. S adalah :
adalah : Diagnosis pertama yaitu hipertermi
Diagnosis pertama yaitu berhubungan dengan peningkatan laju
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari metabolisme
kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kurang asupan makanan
Diagnosis kedua yaitu ketidakseimbangan
Diagnosis ketiga yaitu hambatan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
mobilitas fisik berhubungan dengan berhubungan dengan kurang asupan makanan
agens farmaseutikal
Poltekkes Kemenkes Padang
Diagnosis ketiga yaitu hambatan mobilitas
fisik berhubungan dengan agens farmaseutikal
Diagnosis ketiga yaitu hipertermi
berhubungan dengan peningkatan laju Diagnosis keempat yaitu risiko pendarahan
metabolisme berhubungan dengan Koagulopati inheren
(trombositopenia)
Rencana Keperawatan Diagnosis pertama yaitu Diagnosis pertama yaitu hipertermi
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari berhubungan dengan peningkatan laju
kebutuhan tubuh berhubungan dengan metabolisme, diharapkan setelah dilakukan
kurang asupan makanan diharapkan tindakan keperawatan 5 x 24 jam, pasien
setelah dilakukan tindakan keperawatan mampu mempertahankan suhu tubuh dalam
5 x 24 jam, nafsu makan pasien baik keadaan normal dengan kriteria hasil: 1. Suhu
dengan kriteria hasil : 1. Pasien tubuh normal, 2. Melaporkan kenyamanan
berkeinginan untuk makan, 2. Pasien setelah suhu tubuh turun, 3. Tidak terjadi
menyenagi makanan, 3. Pasien berenergi perubahan warna kulit. Rencana keperawatan
untuk makan, 4. Intake nutrisi dan cairan yaitu : 1.Monitor suhu paling tidak setiap 2
tercukupi. jam, sesuai kebutuhan, 2.Monitor warna kulit
Rencana keperawatan yaitu : 1. dan suhu, 3.Berikan obat atau cairan IV
Rundingkan dengan ahli gizi asupan (misalnya: antipiretik, agen antibakteri dan
pasien, 2. Timbang berat badan pasien, agen anti menggigil), 4.Tingkatkan sirkulasi
3. Monitor pasien selama sebelum dan udara, 5.Jaga intake dan output pasien,
sesudah, 4. Monitor intake asupan 6.Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
makan dan cairan pasien, 5. Beri adekuat, 7.Monitor hasil laboratorium,
dukungan misalkan terapi relaksasi, 6. 8.Monitor tanda-tanda vital
Batasi aktivitas fisik sesuai kebutuhan
Implementasi keperawatan Tindakan keperawatan yang dilakukan Tindakan keperawatan yang dilakukan pada
pada diagnosis pertama yaitu diagnosis pertama yaitu hipertermi
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari berhubungan dengan peningkatan laju
kebutuhan tubuh berhubungan dengan metabolisme seperti : mengukur suhu per dua
kurang asupan makanan seperti : jam, monitor tanda-tanda vital memberikan
memberikan makanan diit TKTP, dexamethason 2 ampul, memberikan
menganjurkan banyak makan buah dan paracetamol infus 20 tetes/menit,
sayur, menganjurkan banyak menganjurkan banyak minum air putih,
mengomsumsi fe dan vitamin c, memonitor hasil haemoglobin, hematokrit,
memberikan IVFD Nacl 0.9 % 20 trombosit dan leukosit.
tetes/menit, monitor tanda-tanda vital.
Diagnosis kedua yaitu ketidakseimbangan
Diagnosis kedua yaitu hambatan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
mobilitas fisik berhubungan dengan berhubungan dengan kurang asupan makanan
agens farmaseutikal seperti : monitor seperti : memberikan makanan diit TKTP,
tanda-tanda vital, memberikan transfusi menganjurkan banyak makan buah dan sayur,
PRC, memberikan IVFD Nacl 0.9 % 20 menganjurkan banyak mengomsumsi fe dan
tetes/menit, memonitor hasil vitamin c, memberikan IVFD Nacl 0.9 % 20
haemoglobin, hematokrit, trombosit dan tetes/menit, monitor tanda-tanda vital.
leukosit.
Diagnosis ketiga yaitu hambatan mobilitas
diagnosis ketiga yaitu hipertermi fisik berhubungan dengan agens farmaseutikal
berhubungan dengan peningkatan laju seperti : monitor tanda-tanda vital,
metabolisme seperti : mengukur suhu memberikan transfusi PRC, memberikan
per dua jam, monitor tanda-tanda vital, IVFD Nacl 0.9 % 20 tetes/menit, memonitor
memberikan paracetamol 3 x 500 mg, hasil haemoglobin, hematokrit, trombosit dan
menganjurkan banyak minum air putih, leukosit.
memonitor hasil haemoglobin,
Diagnosis keempat yaitu risiko pendarahan
Poltekkes Kemenkes Padang
hematokrit, trombosit dan leukosit. berhubungan dengan Koagulopati inheren
(trombositopenia) seperti : memonitor hasil
haemoglobin, hematokrit, trombosit dan
leukosit, memberikan transfusi trombosit,
memberikan transfusi PRC, memberikan
IVFD Nacl 0.9 % 20 tetes/menit, memonitor
tanda-tanda vital.
Evaluasi Diagnosis pertama yaitu
Diagnosis pertama yaitu hipertermi
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari berhubungan dengan peningkatan laju
kebutuhan tubuh berhubungan dengan metabolism, evaluasi keperawatan dapat terasi
kurang asupan makanan, evaluasi pada hari kedua dengan kriteria hasil : pasien
keperawatan dapat terasi pada hari mengatakan badannya tidak panas lagi dan
kelima dengan kriteria hasil : pasien terasa nyaman.
sudah menghabiskan seluruh diit yang
diberikan rumah sakit. Diagnosis kedua yaitu ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Diagnosis kedua yaitu hambatan berhubungan dengan kurang asupan makanan,
mobilitas fisik berhubungan dengan evaluasi keperawatan dapat terasi pada hari
agens farmaseutikal, evaluasi kelima dengan kriteria hasil : pasien sudah
keperawatan dapat terasi pada hari menghabiskan seluruh diit yang diberikan
kelima dengan kriteria hasil : pasien rumah sakit.
sudah bisa melakukan aktivitas sendiri
tanpa dibatu oleh keluarganya lagi. Diagnosis ketiga yaitu hambatan mobilitas
fisik berhubungan dengan agens
Diagnosis ketiga yaitu Hipertermi farmaseutikal, evaluasi keperawatan dapat
berhubungan dengan peningkatan laju terasi pada hari kelima dengan kriteria hasil :
metabolisme, evaluasi keperawatan pasien sudah bisa melakukan aktivitas sendiri
dapat terasi pada hari ketiga dengan tanpa dibatu oleh keluarganya lagi.
kriteria hasil : pasien mengatakan
badannya tidak panas lagi dan terasa Diagnosis keempat yaitu risiko pendarahan
Poltekkes Kemenkes Padang
nyaman. berhubungan dengan Koagulopati inheren
(trombositopenia), evaluasi keperawatan
belum dapat terasi karna trombosit pasien
masih rendah.
Menurut peneliti pada kasus ini faktor risiko penyebab kanker serviks
berbeda tetapi sesuai dengan teori. Pencegahan faktor risiko dapat
dengan cara gaya hidup sehat, vaksinasi HPV, tidak melakukan seks
bebas dan melakukan pemeriksaan pap smear.
Menurut Ariani (2015) dampak kemoterapi secara fisik yaitu mual dan
muntah, diare, konstipasi, neuropati perifer, toksisitas kulit, alopecia
(kerontokan rambut), penurunan berat badan, anemia, penurunan nafsu
makan, perubahan rasa, nyeri.
3. Rencana Keperawatan
Perencanaan tindakan keperawatan pada partisipan I didasarkan pada
tujuan rencana maaslah keperawatan yang muncul yaitu
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kurang asupan makanan, hambatan mobilitas fisik berhubungan
dengan agens farmaseutikal, hipertermi berhubungan dengan
peningkatan laju metabolisme. Sedangkan pada partisipan II didasarkan
pada tujuan rencana masalah keperawatan yang muncul yaitu hipertermi
berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme, ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang
asupan makanan, hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens
farmaseutikal, risiko pendarahan berhubungan dengan Koagulopati
inheren (trombositopenia).
4. Implementasi Keperawatan
Peneliti melakukan semua implementasi berdasarkan tindakan yang
telah direncanakan. Masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan yang
terjadi pada partisipan I dan Partisipan II telah dilakukan tindakan a)
mengkaji apakah ada alergi makanan, b) monitor intake nutrisi, c)
monitor adanya penurunan berat badan, d) menganjurkan pasien
meningkatkan makanan yang mengandung protein dan vitamin C, e)
mengidentifikasi perubahan nafsu makan, f) monitor untuk mual dan
muntah, g) memberikan informasi kepada pasien tentang kebutuhan
nutrisi pasien.
Pada kasus partisipan I dan partisipan II , melakukan tindakan
memberikan informasi kepada pasien tentang kebutuhan nutrisi pasien
dan menganjurkan pasien untuk meningkatkan asupan protein dan
vitamin C karna banyak anti-oksidan, tidak mengkomsumsi makanan
berkaleng atau kemasan karena pada makanan berkaleng mengandung
zat-zat kimia dan sebelum mengkomsumsi sayur-sayuran dan buah-
buahan dicuci terlebih dahulu untuk menghilangkan kandungan
pestisida pada sayur dan buah tersebut, hal ini tersebut dapat memicu
pertumbuhan dari sel-sel kanker.
Memperbanyak makan sayur dan buah segar. Faktor nutrisi juga dapat
mengatasi masalah kanker serviks. Penelitian mendapatkan hubungan
yang terbalik antara komsumsi sayuran berwarna hijau tua dan kuning
(banyak mengadung beta karoten atau vitamin A, vitamin C dan
Vitamin E) dengan kejadian neoplasia intra epithel juga kanker serviks.
Artinya semakin banyak mengkomsumsi makan sayuran berwarna hijau
tua dan kuning, maka akan semakin kecil resiko untuk terkena kanker
serviks.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dilakukan pada tanggal 18 Mei sampai dengan 22 Mei untuk
partisipan I dan 26 Mei sampai dengan 31 Mei 2017 untuk partisipan II
Metode penelitian Subjective, Objective, Assesment, Planning (SOAP)
untuk mengetahui keefektifan tindakan yang dilakukan. Setelah
dilakukan tindakan keperawatan 5 x 24 jam untuk Diagnosis
keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kurang asupan makanan. Hasil evaluasi dari
diagnosis ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kurang asupan makanan yaitu pasien sudah mulai
mau untuk makan, hasil pemeriksaan laboratorium haemoglobin pasien
dalam batas normal, pasien menghabiskan satu porsi makan dan
mendapatkan cairan IVFD Nacl 0,9% 16 tetes/menit. Evaluasi
keperawatan pada partisipan I dan partisipan II sesuai dengan kritea
atau indikator pada diagnosis ketidakseimbangan nutrisi antara lain:
masukan makan peroral adekuat, nilai hasil laboratorium sebagian
normal, dan masukan nutrisi parenteral dengan adekuat, sehingga
masalah teratasi dan intervensi dihentikan.
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan kasus di atas dan setelah melakukan asuahan
keperawatan pada pasien dapat disimpulkan :
1. Pengkajian Keperawatan
Hasil pengkajian didapatkan partisipan I mengatakan kurang nasfu
makan, badan terasa lemah dan mudah lelah dan hanya menghabiskan
setengah dari diit yang di berikan oleh rumah sakit dan pada
pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva anemis. Sedang hasil
pengkajian pada didapatkan partisipan II mengatakan mengatakan
badannya menggigil dan terasa panas, kurang nasfu makan, badan
terasa lemah, mudah lelah dan hanya menghabiskan seperempat dari
diit yang di berikan oleh rumah sakit dan pemeriksaan fisik ditemukan
konjungtiva anemis, terdapat ruam pada kulit.
2. Diagnosis Keperawatan
Dalam teori diagnosis keperawatan yang muncul ada 10 diagnosis
keperawatan sedangkan pada partisipan I ditemukan ada 3 diagnosis
keperawatan dan pada partisipan II ada 4 diagnosis keperawatan.
Diagnosis utama yang diangkat ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan.
3. Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan untuk diagnosis ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan
makanan adalah menajemen nutrisi dan monitor nutrisi.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan dilakukan adalah monitor intake nutrisi,
menganjurkan meningkatkan makan yang mengandung protein dan
vitamin C, monitor mual muntah, monitor penurunan berat badan dan
monitor hasil laboratorium pasien.
5. Evaluasi Keperawatan
Hasil evalusi untuk diagnosis ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan yaitu
pasien sudah mulai mau untuk makan, asupan nutrisi pasien meningkat
dan hasil pemeriksaan laboratorium haemoglobin pasien dalam batas
normal.
B. Saran
1. Bagi Perawat
Studi kasus yang peneliti lakukan dapat menjadi sumbangan pemikiran
bagi perawat di ruang IRNA Kebidanan RSUP Dr. M. Djamil Padang
dalam melakukan asuhan keperawatan secara profesional.
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Umur : 72 tahun / 12 Agustus 1945
Pendidikan : SD
Suku Bangsa : Minang
Pekerjaan : Tidak bekerja
Agama : Islam
2. Suami
Nama : Tn. A (Alm)
Umur :-
Pendidikan :-
Suku Bangsa :-
Pekerjaan :-
Agama :-
Keluarga terdekat : Ny. N(Anak kandung)
yang mudah dihubungi
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keluhan utama masuk
Pasien masuk RSUP Dr.M.Djamil Padang pada tanggal 17 Mei 2017
pukul 09.02 WIB melalui Poli Klinik Kebidanan bersama dengan
keluarganya untuk melakukan kemoterapi yang ke 6.
2) Keluhan saat ini (waktu pengkajian) :
Pada saat dilakukan penagkajian pada tanggal 18 Mei 2017 jam 15.00
WIB, pasien mengatakan kurang nasfu makan, badan terasa lemah dan
mudah lelah. Pasien hanya menghabiskan setengah dari diit yang di
berikan oleh rumah sakit.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan pernah mengalami keputihan, pasien mengatakan
pernah dirawat 4 hari di RSUD Liki pada tahun 2016 karena keluar darah
dari kemaluannya dan kemudian dirujuk ke RSAM untuk pemeriksaan
jaringan sampel dan pada november 2016 pasien masuk RSUP Dr. M
Djamil Padang dirawat untuk menjalani kemoterapi.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai sakit
seperti ini dan tidak ada dan juga penyakit keturunan seperti kanker dan
lain-lain.
d. Riwayat Kemoterapi
Pasien mengatakan sudah ini kemoterapi yang terakhir yaitu yang ke
emam. Pasien mengatakan keluhan yang dirasakan setelah kemoterapi
seperti mual muntah, tidak nafsu makan, badan terasa letih dan lemah.
e. Riwayat Perkawinan (JELASKAN)
1) Pada usia berapa pertama kali menikah
Pasien mengatakan menikah pada usia 17 tahun
2) Lama pernikahan
Pasien mengatakan menikah sudah 55 tahun lamanya
3) Sudah berapa kali menikah
Pasien mengatakan menikah hanya sekali
9. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Lemah
1) Kesadaran : Compos Mentis
2) Tekanan darah : 120/80 mmHg
3) Suhu : 36,2 oC
4) Nadi : 88 x/menit
5) Pernafasan : 20 x/menit
6) BB : 60 Kg
7) TB : 150 Cm
b. Kepala dan rambut
Bentuk kepala simetris, rambut berwarna hampir seluruhnya warna putih,
tampak bersih, tidak ada ketombe dan rontok.
Keluhan : tidak ada
c. Telinga
Simetris kiri dan kanan, Telinga tampak bersih, puncak pina sejajar
kantus mata, tidak ditemukan gangguan pendengaran
Keluhan : tidak ada
d. Muka
1) Mata
Simetris kiri dan kanan, reflek cahaya positif, konjungtiva anemis,
sklera tidak ikterik, reflek pupil positif, isokor.
2) Hidung
Simetris kiri dan kanan, tampak bersih, Cupping hidung tidak ada,
penciuman normal
3) Mulut dan gigi
mulut tampak kering, tidak ada sariawan, tidak ada sianosis, gusi
didapatkan tidak ada perdarahan, lidah tidak kotor, mukosa mulut
agak pucat
e. Leher
bentuk simetris, tidak ada pembesaran kelenjer tiroid, tidak ada
pembesaran vena jugularis
Keluhan : tidak ada
f. Thoraks
Paru-paru
Inspeksi : bentuk simetris kiri dan kanan, pergerakan simetris kiri dan
kanan
Palpasi : fremitus kiri kanan sama
Perkusi : sonor
Auskultasi : suara nafas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictis cordis teraba di RIC V
Perkusi : pekak
Auskultasi : irama teratur
Keluhan : tidak ada
g. Payudara / mamae
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, kulit sekitar payudara tidak seperti kulit
jeruk, tidak ada bekas luka, aerola mamae tampak berwarna kecoklatan,
papila mamae tampak kecoklatan dan puting tidak lecet/terbenam
Palpasi : tidak ada teraba benjolan pada kedua payudara
Keluhan : tidak ada
h. Abdomen
Inspeksi : tidak ada distensi abdomen, tidak tampak perubahan warna
kulit, perut tampak kendor
Auskultasi : bising usus normal
Palapasi : hepar dan limpa tidak teraba, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : thympani
Keluhan : tidak ada
i. Ekstremitas
Atas : akral hangat, tidak ada bekas garukan, tidak ada edema pada kedua
tangan, CRT < 2 detik, terpasang infus sebelah kiri dengan cairan NaCl
0,9 % 20 tts/menit
Bawah : akral hangat, CRT <2 detik, tidak ada edema pada kedua kaki
Kekuatan otot
555 / 555
555 / 555
Keluhan : tidak ada
j. Genitalia
1) Kebersihan
tampak bersih
2) Pengeluaran pervaginam
Tidak ada karna pasien sudah menaupose
( Dita Novelia )
NIM :143110212
ANALISIS DATA
No. MR : 962454
DO :
1. Pasien tampak gelisah
2. Badan pasien teraba hangat
3. Wajah pasien tampak
memerah
4. S : 39,4 oC
No. MR : 962454
No. MR : 962454
Rencana Keperawatan
No Diagnosis Keperawatan
NOC NIC
1 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan keperawatan, nafsu Manajemen Gangguan Makan
nutrisi kurang dari makan Pasien baik dengan kriteria hasil : 13) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain
kebutuhan tubuh c. Status nutrisi : asupan makanan dan cairan untuk mengembangkan rencana perawatan
berhubungan dengan 6) Asupan makanan secara oral adekuat dengan melibatkan pasien dan orang-orang
kurang asupan makanan 7) Asupan cairan secara oral adekuat terdekatnya dengan tepat
8) Asupan cairan IV adekuat 14) Kolaborasi dengan tim dan pasien untuk
9) Asupan nutrisi parenteral adekuat mengatur target pencapaian berat badan jika
10) Tidak ada mual dan muntah berat badan pasien tidak berada dalam
rentang normal
d. Nafsu makan 15) Kolaborasi dengan ahli gizi dalam
4) Peningkatan keinginan untuk makan menentukan asupan kalori harian yang
5) Peningkatan rangsangan untuk makan diperlukan
6) Intake makanan adekuat 16) Dorong pasien untuk mendiskusikan
makanan yang disukai bersama ahli gizi
17) Timbang berat badan pasien
18) Monitor intake/asupan dan asupan
cairan secara tepat
19) Monitor asupan kalori makanan harian
Manajemen Nutrisi
7) Tentukan status gizi pasien
8) Identifikasi alergi dan intoleransi terhadap
makanan
9) Atur diit yang diperlukan (rendah protein,
tinggi karbohidrat, rendah natrium)
10) Beri obat-obatan sebelum makan seperti
antiemeik
11) Anjurkan diit pasien sesuai kebutuhan
12) Monitor kalori dan asupan nutrisi
Monitor Nutrisi
9) Timbang berat badan pasien
10) Identifikasi adanya penurunan berat
badan
11) Monitor turgor kulit
12) Monitor adanya mual muntah
Manajemen Lingkungan
5) Ciptakan lingkungan yang aman bagi pasien
6) Identifikasi kebutuhan keselamatan pasien
berdasarkan fungsi fisik dan kognitif serta
riwayat perilaku di masa lalu
7) Singkirkan benda-benda berbahayadari
lingkungan
8) Batasi pengunjung
Manajemen Obat
8) Tentukan obat yang diperlukan dan kelola
menurut resep dan / atau protokol
9) Monitor efektifitas cara pemberian obat
yang sesuai
10) Monitor pasien mengenai efek
terapeutik obat
11) Monitor tanda dan gejala toksisitas obat
12) Monitor level serum darah ( misalnya:
elektrolit, protrombin, obat-obatan) yang
sesuai
13) Monitor interaksi obat yang non
terpeutik
14) Monitor respon terhadap perubahan
pengobatan dengan cara yang tepat
Pengaturan Suhu
5) Monitor suhu paling tidak setiap 2 jam,
sesuai kebutuhan
6) Monitor tekanan darah, nadi dan respirasi,
sesuai kebutuhan
7) Monitor suhu dan warna kulit
8) Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
No. MR : 962454
Hari /
Tanda
tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan
Tangan
/ jam
Kamis / Ketidakseimbangan 1. Mengkaji apakah ada alergi makanan Jam 16.25 WIB
18 Mei nutrisi kurang dari 2. Mengkaji kemampuan pasien dalam
2017 / kebutuhan tubuh asupan nutrisi S
jam berhubungan dengan 3. Menganjurkan pasien meningkatkan - Pasien mengatakan kurang nafsu
13.20 kurang asupan makanan yang mengandung protein dan makan
WIB makanan vit C - Apabila makan masih mengeluh
4. Menimbang berat badan. mual dan muntah
5. Memberikan informasi kepada pasien - Pasien mengatakan tidak ada
dan keluarga tentang kebutuhan nutrisi alergi makanan
yang mencakup berapa banyak jumlah
protein, vitamin, dan karbohidrat. O
6. Memonitor untuk mual dan muntah - Pasien tampak tidak
menghabiskan makanannya
- Pasien tampak tidak nafsu makan,
makanan yang habis hanya ½ dari
yang disajikan
- Pasien tampak lemah
P: Intervensi dilanjutkan
- Monitor kalori dan intake nutrisi
- Monitor adanya penurunan berat
badan
- Monitor mual dan muntah
Hambatan mobilitas 1. Kaji status fisiologis pasien yang Jam 16.25 WIB
fisik berhubungan menyebabkan kekelahan sesuai dengan
dengan agens konteks usia dan perkembangan S:
farmaseutikal 2. Anjurkan pasien untuk mengungkapkan - Pasien mengatakan badan masih
perasaan secara verbal mengenai terasa lemah
keterbatasan yang dialami - Pasien mengatakan kurang nafsu
3. Perbaiki defisit status pisiologis makan
(misalnya, kemoterapi yang - Pasien mengatakan aktivitas masih
menyebabkan anemia) sebagai prioritas dibantu keluarga
pertama
4. Monitor intake/asupan nutrisi untuk O:
mengetahui sumber energi yang adekuat - Pasien tampak lemah
5. Monitor waktu dan lama istirahat Pasien - Makanan pasien bersisa ½ porsi
6. Bantu pasien untuk mengidentifikasi - Pasien terpasang Nacl 0,9 % 20
kegiatan rumah yang bisa dilakukan tetes/menit
oleh keluarga dan teman dirumah untuk - TD 120/80 mmHg
P: Intervensi dilanjutkan
- Monitor intake nutrisi
- Monitor adanya penurunan berat
badan
- Monitor mual dan muntah
Hambatan mobilitas 1. Anjurkan pasien untuk mengungkapkan Jam 16.30 WIB
fisik berhubungan perasaan secara verbal mengenai
dengan agens keterbatasan yang dialami S:
farmaseutikal 2. Monitor intake/asupan nutrisi untuk - Pasien mengatakan badan masih
P: Intervensi dilanjutkan
- Monitor tanda-tanda vital pasien
- Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaanya
O:
- Pasien tampak tidak
P: Intervensi dilanjutkan
- Monitor kalori dan intake nutrisi
- Monitor adanya penurunan berat
badan
- Monitor mual dan muntah
Hambatan mobilitas 1. Anjurkan pasien untuk mengungkapkan Jam 12.00 WIB
fisik berhubungan perasaan secara verbal mengenai
dengan agens keterbatasan yang dialami S:
farmaseutikal 2. Monitor intake/asupan nutrisi untuk - Pasien mengatakan badan masih
mengetahui sumber energi yang adekuat sedikit lemah
3. Monitor waktu dan lama istirahat pasien - Pasien mengatakan aktivitas masih
4. Membantu pasien untuk dibantu keluarga
mengidentifikan aktivitas yang mampu - Pasien mengatakan sudah siap
dilakukan transfusi PRC 1 kolf
5. Anjurkan pasien menghindari aktivitas
selama periode istirahat O:
P: Intervensi dilanjutkan
- Monitor tanda-tanda vital pasien
- Anjurkan pasien menghindari
aktivitas selama periode istirahat
- Anjurkan keluarga untuk membantu
aktivitas pasien
- Monitor kadar Hb, Leukosit dan
Trombosit
- Memberikan transfusi PRC II
setelah demannya turun
P: Intervensi dilanjutkan
- Monitor intake nutrisi
- Monitor mual dan muntah
Hambatan mobilitas 1. Monitor intake/asupan nutrisi untuk Jam 12.30 WIB
fisik berhubungan mengetahui sumber energi yang adekuat
dengan agens 2. Monitor waktu dan lama istirahat pasien S:
farmaseutikal 3. Anjurkan pasien menghindari aktivitas - Pasien mengatakan badan masih
selama periode istirahat sedikit lemah
4. Anjurkan keluarga untuk membantu - Pasien mengatakan aktivitas masih
aktivitas pasien dibantu keluarga
5. Monitor tanda-tanda vital pasien - Pasien mengatakan sudah siap
6. Batasi pengunjung transfusi PRC II kolf kemarin sore
7. Monitor kadar Hb, leukosit dan dan transfusi PRC III kolf tadi pagi
trombosit
O:
- Pasien tampak masih lemah
- Makanan hanya dihabiskan ½ porsi
saja
- TD 130/80 mmHg
P: Intervensi dilanjutkan
- Monitor tanda-tanda vital pasien
- Anjurkan pasien menghindari
aktivitas selama periode istirahat
- Anjurkan keluarga untuk membantu
aktivitas pasien
- Monitor kadar Hb, Leukosit dan
Trombosit
Senin / Ketidakseimbangan 1. Memonitor intake nutrisi pasien Jam 12.00
21 Mei nutrisi kurang dari 2. Memonitor mual dan muntah
2017 / kebutuhan tubuh 3. Menganjurkan pasien meningkatkan S:
jam berhubungan dengan makanan yang mengandung protein dan - Pasien mengatakan mulai ada
08.30 kurang asupan vit C dirumah nafsu makan
WIB makanan 4. Memberikan informasi kembali kepada - Pasien mengatakan mual sudah
pasien dan keluarga tentang kebutuhan hilang
13. Suami
Nama : Tn. A
Umur : 36 tahun
Pendidikan : SMU
Suku Bangsa : Bugis
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Keluarga terdekat : Suami
yang mudah dihubungi
5) Hidung
Simetris kiri dan kanan, tampak bersih, Cupping hidung tidak ada,
penciuman normal
6) Mulut dan gigi
mulut tampak kering, tidak ada sariawan, tidak ada sianosis, gusi
didapatkan tidak ada perdarahan, lidah tidak kotor, mukosa mulut
agak pucat
o. Leher
bentuk simetris, tidak ada pembesaran kelenjer tiroid, tidak ada
pembesaran vena jugularis
Keluhan : tidak ada
p. Thoraks
Paru-paru
Inspeksi : bentuk simetris kiri dan kanan, pergerakan simetris kiri dan
kanan
- Methylprednisolone 3 x 1 tab
7) Obat paranteral :
IVFD NaCl 0,9 % 20 tetes/menit
27 Mei 2017
- Tranfusi Packed Red Cell (PRC) 2 kolf 32 tetes/menit
- Tranfusi Thrombocyte Concentrate (TC) 10 unit 32 tetes/menit
29 Mei 2017
NIM :143110212
ANALISIS DATA
No. MR : 963999
DO :
5. Pasien tampak gelisah
6. Badan pasien teraba
hangat
7. Wajah pasien tampak
memerah
8. S : 38 oC
2 DS : kurang asupan Ketidakseimbangan
5. Pasien mengatakan tidak makanan nutrisi kurang dari
nafsu makan kebutuhan tubuh
6. Pasien mengatakan mual
muntah
7. Pasien mengatakan
mulut terasa kebas
8. Pasien mengatakan
hanya mengabiskan ¼
porsi dari diit yang di
berikan rumah sakit
DO :
4. Pasien tampak mual
muntah
5. Pasien tampak lemah
6. Pasien hanya
menghabiskan ¼ porsi
dari diit yang diberikan
rumah sakit
3 DS : agens Hambatan
5. Pasien mengatakan farmaseutikal mobilitas fisik
badannya terasa lemah
6. Pasien mengatakan
badannya terasa letih
7. Pasien mengatakan tidak
nafsu makan
8. Pasien mengatakan
aktivitas di bantu oleh
keluarganya
DO :
8. Aktifitas pasien di bantu
oleh keluarga
9. Pasien tampak lemah
10. Pasien tampak pucat
11. Konjungtiva anemis
12. Hb : 8,1 g/dl
13. Leukosit : 11.940/mm3
14. Trombosit:64.000/mm3
15. Ht : 24 %
4 DS: Koagulopati Risiko pendarahan
2. Pasien mengatakan inheren
banyak biru-biru pada (trombositopeni
kulitnya a)
DO:
9. Pasien tampak lemah
10. Pasien tampak pucat
11. Terdapat ruam pada kulit
12. Konjungtiva anemis
13. Hb : 8,1 g/dl
14. Leukosit : 11.940/mm3
15. Trombosit:64.000/mm3
16. Ht : 24 %
No. MR : 963999
No. MR : 963999
Rnacana Keperawatan
No Diagnosis Keperawatan
NOC NIC
1 Hipertermi berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Perawatan Demam
dengan peningkatan laju pasien mampu mempertahankan suhu tubuh 13) Pantau suhu dan tanda-tanda vital
metabolisme dalam keadaan normal dengan kriteria hasil: lainnya
g. Termoregulasi 14) Monitor warna kulit dan suhu
9) Tingkat pernafasan tidak terganggu 15) Monitor asupan dan keluaran, sadari
10) Melaporkan kenyamanan setelah suhu perubahan kehilangan cairan yang tak
tubuh turun dirasakan
11) Tidak terjadi perubahan warna kulit 16) Berikan obat atau cairan IV (misalnya:
12) Tidak ada dehidrasi antipiretik, agen antibakteri dan agen anti
menggigil)
h. Status kenyamanan fisik 17) Dorong komsumsi cairan
9) Suhu tubuh normal 18) Tingkatkan sirkulasi udara
10) Tidak terganggu intake makanan
11) Tidak terganggu intake cairan Manajemen cairan
12) Tingkat energi tidak terganggu 19) Jaga intake dan output pasien
20) Monitor status hidrasi (misalnya :
i. Keparahan infeksi membran mukosa lemban, denyut nadi
9) Tidak ada kulit kemerahan adekuat dan tekanan darah ortostatistik)
Manajemen Obat
15) Tentukan obat yang diperlukan dan
kelola menurut resep dan / atau protokol
16) Monitor efektifitas cara pemberian obat
yang sesuai
17) Monitor pasien mengenai efek
terapeutik obat
18) Monitor tanda dan gejala toksisitas obat
19) Monitor level serum darah ( misalnya:
elektrolit, protrombin, obat-obatan) yang
sesuai
20) Monitor interaksi obat yang non
Manajemen Nutrisi
13) Tentukan status gizi pasien
14) Identifikasi alergi dan intoleransi
terhadap makanan
15) Atur diit yang diperlukan (rendah
protein, tinggi karbohidrat, rendah natrium)
16) Beri obat-obatan sebelum makan seperti
antiemeik
17) Anjurkan diit pasien sesuai kebutuhan
18) Monitor kalori dan asupan nutrisi
Monitor Nutrisi
17) Timbang berat badan pasien
18) Identifikasi adanya penurunan berat
badan
19) Monitor turgor kulit
Manajemen Lingkungan
9) Ciptakan lingkungan yang aman bagi pasien
10) Identifikasi kebutuhan keselamatan
pasien berdasarkan fungsi fisik dan kognitif
serta riwayat perilaku di masa lalu
11) Singkirkan benda-benda berbahayadari
lingkungan
12) Batasi pengunjung
Manajemen kemoterapi
8. Memonitor efek samping dan efek toksik
dari pengobatan
9. Berikan informasi kepada pasien dan
keluarga tentang efek obat-obatan
kemoterapi pada sel kanker/ganas
10. Intruksikan pada pasien dan keluarga
agar melaporkan gejala demam, menggigil,
pendarahan hidung, memar yang sangat
beasr dan BAB berdarah
11. Telusuri pengalaman pasien
sebelumnya sehubungan dengan mual
muntah terkait kemoterapi
12. Berikan obat-obatan untuk mengontrol
efek kemoterapi, jika dibutuhkan (misanya :
obat antiematik untuk mual dan muantah)
13. Ajarkan pasien teknik relaksasi dan
imagery yang dapat digunakan
sebelum,selama dan sesudah terapi dengan
cara yang tepat
14. Monitur status nutrisi dan berat badan
Manajemen Obat
8) Tentukan obat yang diperlukan dan kelola
No. MR : 96399
Hari /
Tanda
tanggal Diagnosis Keperawatan Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan
Tangan
/ jam
Jum’at Hipertermi 14. Monitor suhu paling tidak setiap 2 Jam 16.40 WIB
/ 26 Mei berhubungan dengan jam, sesuai kebutuhan S:
2017 / peningkatan laju 15. Monitor warna kulit dan suhu - Pasien mengatakan badannya
jam metabolisme 16. Berikan obat atau cairan IV terasa panas
14.20 (misalnya: antipiretik, agen antibakteri - Pasien mengatakan badanya terasa
WIB dan agen anti menggigil) mengigil
17. Tingkatkan sirkulasi udara
18. Jaga intake dan output pasien O:
19. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi - Pasien tampak gelisah
adekuat - Badan pasien teraba hangat
20. Monitor status hidrasi (misalnya : - Wajah pasien tampak memerah
membran mukosa lemban, denyut nadi - S : 43 oC
adekuat dan tekanan darah ortostatistik) - Pasien terpasang IVFD Nacl 0.9 %
21. Monitor hasil laboratorium yang 20 tetes/menit
relevan dengan retensi cairan (misalnya - Pasien diberikan terapi paracetamol
: peningkatan BUN, penurunan infus / IV 10 mg/ml
hematokrit dan peningkatan osmolalitas
P: Intervensi dilanjutkan
- Monitor kalori dan intake nutrisi
- Monitor adanya penurunan berat
badan
- Monitor mual dan muntah
Hambatan mobilitas 12. Kaji status fisiologis pasien yang Jam 16.40 WIB
fisik berhubungan menyebabkan kekelahan sesuai dengan S:
dengan agens konteks usia dan perkembangan - Pasien mengatakan badan masih
farmaseutikal 13. Anjurkan pasien untuk terasa lemah
mengungkapkan perasaan secara verbal - Pasien mengatakan kurang nafsu
mengenai keterbatasan yang dialami makan
14. Perbaiki defisit status pisiologis - Pasien mengatakan aktivitas masih
(misalnya, kemoterapi yang dibantu keluarga
menyebabkan anemia) sebagai prioritas
pertama O:
15. Monitor intake/asupan nutrisi untuk - Pasien tampak lemah
P: Intervensi dilanjutkan
- Monitor intake nutrisi
- Monitor adanya penurunan berat
badan
- Monitor mual dan muntah
Hambatan mobilitas 11. Anjurkan pasien untuk Jam 16.30 WIB
fisik berhubungan mengungkapkan perasaan secara verbal
dengan agens mengenai keterbatasan yang dialami S:
farmaseutikal 12. Monitor intake/asupan nutrisi untuk - Pasien mengatakan badan masih
mengetahui sumber energi yang adekuat sedikit lemah
13. Monitor waktu dan lama istirahat - Pasien mengatakan aktivitas masih
pasien dibantu keluarga
14. Membantu pasien untuk - Pasien mengatakan sudah siap
mengidentifikan aktivitas yang mampu transfusi darah satu kantong
dilakukan
15. Anjurkan pasien menghindari akvitas O:
selama periode istirahat - Pasien tampak masih lemah
16. Anjurkan keluarga untuk membantu - Makanan hanya dihabiskan ¼ porsi
P: Intervensi dilanjutkan
- Monitor tanda-tanda vital pasien
- Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaanya
- Observasi nutrisi sebagai sumber
energy
- Membantu pasien untuk
mengidentifikan aktivitas yang
mampu dilakukan
- Anjurkan pasien menghindari
aktivitas selama periode istirahat
- Anjurkan keluarga untuk membantu
aktivitas pasien
P: Intervensi dilanjutkan
- Monitor kalori dan intake nutrisi
- Monitor adanya penurunan berat
badan
- Monitor mual dan muntah
Hambatan mobilitas 11. Anjurkan pasien untuk Jam 12.00 WIB
fisik berhubungan mengungkapkan perasaan secara verbal
dengan agens mengenai keterbatasan yang dialami S:
farmaseutikal 12. Monitor intake/asupan nutrisi untuk - Pasien mengatakan badan masih
mengetahui sumber energi yang adekuat sedikit lemah
13. Monitor waktu dan lama istirahat - Pasien mengatakan aktivitas masih
pasien dibantu keluarga
14. Membantu pasien untuk - Pasien mengatakan sudah siap
mengidentifikan aktivitas yang mampu transfusi trombosit 10 kantong
dilakukan
15. Anjurkan pasien menghindari aktivitas O:
selama periode istirahat - Pasien tampak masih lemah
P: Intervensi dilanjutkan
- Monitor tanda-tanda vital pasien
- Anjurkan pasien menghindari
aktivitas selama periode istirahat
- Anjurkan keluarga untuk membantu
aktivitas pasien
- Monitor kadar Hb, Leukosit dan
Trombosit
- Beri produk-produk penggantian
darah (misalnya: trombosit dan
plasma beku segar (FFP)) dengan
cara yang tepat
P: Intervensi dilanjutkan
- Monitor intake nutrisi
P: Intervensi dilanjutkan
- Monitor tanda-tanda vital pasien
- Anjurkan pasien menghindari
aktivitas selama periode istirahat
- Anjurkan keluarga untuk membantu
aktivitas pasien
- Monitor kadar Hb, Leukosit dan
Trombosit
Risiko pendarahan 1. Catat nilai haemoglobin dan Jam 12.30 WIB
berhubungan dengan hematokrit sebelum dan sesudah S:
Koagulopati inheren pasien kehilangan darah sesuai - Pasien mengatakan biru-biru
(trombositopenia) indikasi pada kulitnya belum hilang
2. Monitor tanda dan gejala - Pasien mengatakan sedang
pendarahan menetap mencari pendonor untuk
3. Monitor komponen koagulasi darah transfusi trombosit 10 kantong
(termasuk protrombin time (PT), O:
partial thromboplastin time (PTT), - Pasien tampak lemah
P: Intervensi dilanjutkan
- Monitor intake nutrisi
- Monitor mual dan muntah
- Menganjurkan makanan tinggi
serat untuk mencegah konstipasi
- Menganjurkan pasien
meningkatkan makanan yang
mengandung Fe, protein dan vit C
dirumah
P: Intervensi dilanjutkan
- Monitor tanda-tanda vital pasien
- Anjurkan pasien menghindari
aktivitas selama periode istirahat
- Anjurkan keluarga untuk membantu
aktivitas pasien
- Monitor kadar Hb, Leukosit dan
Trombosit
Risiko pendarahan 1. Catat nilai haemoglobin dan hematokrit Jam 17.00 WIB
berhubungan dengan sebelum dan sesudah pasien kehilangan S:
Koagulopati inheren darah sesuai indikasi - Pasien mengatakan biru-biru
(trombositopenia) 2. Monitor tanda dan gejala pendarahan pada kulitnya belum hilang
menetap - Pasien mengatakan sedang
3. Monitor komponen koagulasi darah mencari pendonor untuk
(termasuk protrombin time (PT), partial transfusi trombosit 10 kantong
thromboplastin time (PTT), fibrinogen, O:
degradasi fibrin/split product dan - Pasien tampak lemah
trombosit, hitung dengan cara yang - Pasien tampak pucat
cepat - Terdapat ruam pada kulit pasien
4. Monitor tanda-tanda vital ortostatik, - Hb : 10.5 g/dl
termasuk tekanan darah - Leukosit : 2.990/mm3
5. Beri produk-produk penggantian darah - Trombosit: 78.000/mm3
(misalnya: trombosit dan plasma beku - Ht : 31 %
P: Intervensi dihentikan
Hambatan mobilitas 8. Monitor intake/asupan nutrisi untuk Jam 16.30 WIB
fisik berhubungan mengetahui sumber energi yang adekuat S:
dengan agens 9. Monitor waktu dan lama istirahat pasien - Pasien mengatakan tidak lemas lagi
farmaseutikal 10. Anjurkan pasien menghindari aktivitas - Pasien mengatakan nafsu makan
selama periode istirahat meningkat
P: intervensi dilanjutkan
- Monitor tanda-tanda vital
- Monitor hasil laboratorium (
Haemoglobin,leukosit,
trombosit dan hematokrit)
- Beri produk-produk penggantian
darah (misalnya: trombosit dan
plasma beku segar (FFP))
dengan cara yang tepat
- Menganjurkan pasien untuk
meningkatkan mengkomsumsi
P: intervensi dilanjutkan
P: intervensi dilanjutkan
- Monitor tanda-tanda vital
- Monitor hasil laboratorium (
Haemoglobin,leukosit,
trombosit dan hematokrit)
- Beri produk-produk penggantian
darah (misalnya: trombosit dan
plasma beku segar (FFP))
dengan cara yang tepat
- Menganjurkan pasien untuk
meningkatkan mengkomsumsi
makanan yang mengandung
vitamin K
Sabtu / Risiko pendarahan 1. Monitor tanda dan gejala pendarahan Jam 16.00 WIB
3 juni berhubungan dengan menetap S:
2017 / Koagulopati inheren 2. Monitor tanda-tanda vital ortostatik, - Pasien mengatakan biru-biru
Jam (trombositopenia) termasuk tekanan darah pada kulitnya belum hilang
16.00 3. Beri produk-produk penggantian darah sudah berkurang
WIB (misalnya: trombosit dan plasma beku - Pasien mengatakan transfusi
segar (FFP)) dengan cara yang tepat sela darah merah ditambah 2
4. Instruksikan pasien untuk meningkatkan kantong lagi
makanan yang mengandung vitamin K O:
5. Monitur status nutrisi dan berat badan - Pasien tampak lemah
- Pasien tampak pucat
- Terdapat ruam pada kulit pasien
P: intervensi dilanjutkan
- Monitor tanda-tanda vital
- Monitor hasil laboratorium (
Haemoglobin,leukosit,
trombosit dan hematokrit)
- Beri produk-produk penggantian
darah (misalnya: trombosit dan
plasma beku segar (FFP))
dengan cara yang tepat
- Menganjurkan pasien untuk
meningkatkan mengkomsumsi
makanan yang mengandung
vitamin K
Minggu Risiko pendarahan 1. Monitor tanda dan gejala pendarahan Jam 12.00 WIB
/ 4 Juni berhubungan dengan menetap S:
2017 / Koagulopati inheren 2. Monitor tanda-tanda vital ortostatik, - Pasien mengatakan biru-biru
Jam (trombositopenia) termasuk tekanan darah pada kulitnya belum hilang
12.00 3. Beri produk-produk penggantian darah - Pasien mengatakan sudah
P: intervensi dilanjutkan
- Monitor tanda-tanda vital
- Monitor hasil laboratorium (
Haemoglobin,leukosit,
trombosit dan hematokrit)
- Beri produk-produk penggantian
darah (misalnya: trombosit dan
plasma beku segar (FFP))
dengan cara yang tepat
- Menganjurkan pasien untuk
meningkatkan mengkomsumsi
makanan yang mengandung
vitamin K
P: intervensi dilanjutkan
- Monitor tanda-tanda vital
- Monitor hasil laboratorium (
Haemoglobin,leukosit,
trombosit dan hematokrit)
P: intervensi dilanjutkan
- Monitor tanda-tanda vital
- Monitor hasil laboratorium (
Haemoglobin,leukosit,
trombosit dan hematokrit)
- Beri produk-produk penggantian
darah (misalnya: trombosit dan
plasma beku segar (FFP))
dengan cara yang tepat
- Menganjurkan pasien untuk
meningkatkan mengkomsumsi
makanan yang mengandung
vitamin K