Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Manusia merupakan komponen lingkungan alam yang bersama-sama dengan komponen alam
lainnya, hidup bersama dan mengelola lingkungan dunia. Karena manusia adalah makhluk yang
memiliki akal dan pikiran, peranannya dalam mengelola lingkungan sangat besar. Manusia dapat
dengan mudah mengatur alam dan lingkungannya sesuai dengan yang diinginkan melalui
pemanfaatan ilmu dan teknologi yang dikembangkannya. Akibat perkembangan ilmu dan teknologi
yang sangat pesat, kebudayaan manusia pun berubah dimulai dari budaya hidup berpindahpindah
(nomad), kemudian hidup menetap dan mulai mengembangkan buah pikirannya yang terus
berkembang sampai sekarang ini. Hasilnya berupa teknologi yang dapat membuat manusia lupa
akan tugasnya dalam mengelola bumi. Sifat dan perilakunya semakin berubah dari zaman ke zaman.
Sekarang ini manusia mulai bersifat boros, konsumtif dan cenderung merusak lingkungannya.

Lingkungan mempunyai daya dukung dan daya lenting. Daya dukung berarti kemampuan lingkungan
untuk dapat memenuhi kebutuhan sejumlah makhluk hidup agar dapat tumbuh dan berkembang
secara wajar didalamnya. Daya lenting berarti kemampuan untuk pulih kembali kepada keadaan
setimbang. Kegiatan manusia amat berpengaruh pada peningkatan atau penurunan daya dukung
maupun daya lenting lingkungan. Manusia dapat meningkatkan daya dukung lingkungan, tetapi
karena keterbatasan kemampuan dan kapasitas lingkungan, tidak mungkin terus ditingkatkan tanpa
batas, sehingga manusia secara sadar ataupun tidak menyebabkan ketidaksetimbangan atau
kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan diakibatkan oleh berbagai faktor, antara lain oleh
pencemaran. Pencemaran ada yang diakibatkan oleh alam, dan ada pula yang diakibatkan oleh
perbuatan manusia. Pencemaran akibat alam antara lain letusan gunung berapi.

Bahan-bahan yang dikeluarkan oleh gunung berapi seperti asap dan awan panas dapat mematikan
tumbuhan, hewan bahkan manusia. Lahar dan batu-batu besar dapat merubah bentuk muka bumi.
Pencemaran akibat manusia adalah akibat dari aktivitas yang dilakukannya. Lingkungan dapat
dikatakan tercemar jika dimasuki atau kemasukan bahan pencemar yang dapat mengakibatkan
gangguan pada mahluk hidup yang ada didalamnya. Gangguan itu ada yang segera nampak
akibatnya, dan ada pula yang baru dapat dirasakan oleh keturunan berikutnya. Kerusakan
lingkungan akibat aktivitas manusia di mulai dari meningkatnya jumlah penduduk dari abad ke abad.

Populasi manusia yang terus bertambah mengakibatkan kebutuhan manusia semakin bertambah
pula, terutama kebutuhan dasar manusia seperti makanan, sandang dan perumahan. Bahan-bahan
untuk kebutuhan itu semakin banyak yang diambil dari lingkungan. Disamping itu perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memacu proses industrialisasi, baik di negara maju ataupun
Negara berkembang. Untuk memenuhi kebutahan populasi yang terus meningkatkan, harus
diproduksi bahan-bahan kebutuhan dalam jumlah yang besar melalui industri. Kian hari kebutuhan-
kebutuhan itu harus dipenuhi. Karena itu mendorong semakin berkembangnya industri.

Akibat selanjutnya lingkungan semakin rusak dan mengalami pencemaran.Pencemaran lingkungan


terbagi atas tiga jenis, berdasarkan tempat terjadinya, yaitu pencemaran udara, pencemaran air dan
pencemaran tanah. Di Indonesia, kerusakan lingkungan akibat pencemaran udara, air dan tanah
sudah sangat kritis

BAB II

PEMBAHASAN

1. Konservasi Air Tanah

Pengertian Air Tanah

Air tanah adalah air yang tersimpan/terperangkap di dalam lapisan batuan yang mengalami
pengisian/penambahan secara terus menerus oleh alam. Dengan definisi tersebut, kondisi suatu
lapisan tanah membuat suatu pembagian zona air tanah menjadi dua zona besar:

1. Zona air berudara (zone of aeration)

Zona ini adalah suatu lapisan tanah yang mengandung air yang masih dapat kontak dengan udara.
Pada zona ini terdapat tiga lapisan tanah, yaitu lapisan air tanah permukaan, lapisan intermediate
yang berisi air gravitasi dan lapisan kapiler yang berisi air kapiler

2. Zona air jenuh (zone of saturation)

Zona ini adalah suatu lapisan tanah yang mengandung air tanah yang relatif tak terhubung dengan
udara luar dan lapisan tanahnya atau aquifer bebas.

Asal Air Tanah


Air tanah berasal dari air hujan yang meresap melalui berbagai media peresapan, antara lain sebagai
berikut.

1. Rongga-rongga dalam tanah akibat pencairan berbagai kristal yang membeku pada musim
dingin.

2. Rongga-rongga dalam tanah yang dibuat binatang (cacing dan rayap).

3. Retakan-retakan pada lapisan tanah yang terjadi pada musim kemarau, dan pada waktu musim
hujan menjadi sangat basah dan becek, seperti tanah liat dan lumpur.

4. Pori-pori tanah yang gembur atau berstruktur lemah akan meresapkan air lebih banyak
daripada tanah yang pejal.

5. Rongga-rongga akibat robohnya tumbuh-tumbuhan yang berakar besar.

Kedalaman Air Tanah

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan kedalaman air tanah adalah sebagai berikut.

1. Permeabilitas Tanah

Permeabilitas tanah adalah tingkat kemampuan lapisan batuan atau kemampuan tanah dalam
menyerap air. Hal ini ditentukan oleh besar kecilnya pori-pori batuan penyusun tanah. Semakin
besar pori-pori batuan, semakin banyak air yang dapat diserap oleh tanah tersebut. Lapisan batuan
yang tidak dapat ditembus air disebut lapisan kedap air atau impermeable dan yang dapat ditembus
air disebut lapisan lolos air atau permeable.

2. Kemiringan Lereng

Kemiringan lereng atau topografi curam menyebabkan air yang lewat sangat cepat sehingga air yang
meresap sangat sedikit.

Macam-Macam Air Tanah

1. Air Bawah tanah

Air bawah tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah yang tidak kedap air (preatis)
dan air tanah dalam yang kedap air (artesis). Contoh air preatis adalah air sumur.

2. Geiser
Geiser adalah mata air dari dalam tanah yang menyemburkan uap dan air panas ke atas pada waktu-
waktu tertentu. Pemanasan air ini berasal dari dalam bumi. Air tanah yang mencapai daerah panas
bumi akan berubah menjadi uap air, karena uap air mempunyai kekuatan yang berupa tekanan,
maka jika tekanannya sudah cukup tinggi, akan menyembur lepas ke permukaan bumi, jika
persediaan air tanah dan panas buminya sudah habis, maka geiser akan berhenti. Geiser banyak
terdapat di Eslandia, Selandia Baru dan Taman nasional Yellowstone, USA. Di Indonesia juga ada
sumber-sumber air yang memancarkan air panas ke permukaan bumi, misalnya di Cisolok dekat
Pelabuhan Ratu (Jawa Barat) dan di Kuwu, Purwodadi (Jawa Tengah).

3. Travertin

Travertin adalah endapan kalsium karbonat (CaCo3) yang dihasilkan oleh mata air. Pada umumnya
mata air travertin mengandung gamping. Contoh travertin di Indonesia terdapat di Pegunungan
seribu Jawa Tengah dan Ciater Jawa Barat.

4. Sungai Bawah Tanah

Air hujan yang masuk ke dalam tanah melalui lubang-lubang dan mengalir di bawah permukaan
tanah di daerah kapur (karst) di sebut sungai bawah tanah. Sungai-sungai ini mengalir dan bermuara
di laut.

Sifat-Sifat Air Tanah

Air tanah secara umum mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan, khususnya dari segi
bakteriologis, namun dari segi kimiawi air tanah mempunyai beberapa karakteristik tertentu
tergantung pada lapisan kesadahan, kalsium, magnesium, sodium, bikarbonat, pH dan lain-lainnya.

Manfaat Air Tanah

Manfaat air tanah bagi kehidupan, antara lain:

1. Merupakan bagian yang penting dalam siklus hidrologi

2. Menyediakan kebutuhan air bagi hewan dan tumbuh-tumbuhan

3. Merupakan persediaan air bersih secara alami

4. Untuk keperluan hidup manusia (minum, memasak dan mencuci)

5. Untuk keperluan industri (industri tekstil dan industri farmasi)

6. Untuk irigasi pada sektor pertanian

Kerusakan sumber air


Kerusakan sumber daya air tidak dapat dipisahkan dari kerusakan di sekitarnya seperti
kerusakan lahan, vegetasi dan tekanan penduduk. Ketiga hal tersebut saling berkaitan dalam
mempengaruhi ketersediaan sumber air. Kondisi tersebut diatas tentu saja perlu dicermati secara
dini, agar tidak menimbulkan kerusakan air tanah di kawasan sekitarnya.

Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya permasalahan adalah:

1. Pertumbuhan industri yang pesat di suatu kawasan disertai dengan pertumbuhan pemukiman
penduduk akan menimbulkan kecenderungan kenaikan permintaan air tanah.

2. Pemakaian air beragam sehingga berbeda dalam kepentingan, maksud serta cara memperoleh
sumber air.

3. Perlu perubahan sikap sebagian besar masyarakat yang cenderung boros dalam pengggunaan
air serta melalaikan unsur konservasi.

Pelestarian Air tanah

Untuk menjaga agar kelestarian air tanah tetap terjamin, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut ini.

1. Konsep reduce (menghemat) yaitu penggunaan air tanah yang diatur sesuai kebutuahan. Untuk
menyiram tanaman tidak mengunakan air tanah sebaiknya menggunakan air permuakan
(sungai/danau/waduk).

2. Konsep reuse (menggunakan) yaitu menggunakan air tanah yang sesuai dengan kebutuhan dan
tidak berlebihan serta penggunaan lahan dalam suatu daerah aliran sungai harus diperhitungkan
dampak dan manfaatnya.

3. Konsep recovery (mefungsikan) yakni memfungsikan kembali tampungan-tampungan air


dengan cara melestarikan keberadaan situ dan danau serta menjaga fungsi hutan agar tidak
menimbulkan ketimpangan tata air.

4. Konsep recycle (mengelolah) adalah mengolah air limbah menjadi air bersih dengan
menggunakan metode kimiawi sehingga layak digunakan lagi dan memperketat pelaksanaan analisis
mengenai dampak lingkungan (AMDAL) khususnya terhadap air tanah.

5. Konsep recharge (mengisi) adalah konsep memasukkan air hujan ke dalam tanah dan ini dapat
dilakukan dengan cara membuat sumu resapan atau lubang biopori.
2. Konsep Energi Air Tanah

Kedudukan Air di dalam Tanah

Air di dalam tanah menempati ruang pori, jika semua ruang pori terisi air maka tanah dalam keadaan
jenuh. Sebaliknya, jika tanah mengalami pengeringan sebagian ruang pori akan terisi udara dan
sebagian lainnya masih terisi air, dalam keadaan ini dikatakan tidak jenuh.

Kandungan air massa ”W” dapat dinyatakan dalam satuan persen, jadi:

W = clip_image002x 100% atau W = clip_image004x100%

Mc = massa air dalam tanah; Tb = tanah dalam keadaan basah

Mp = massa padatan tanah; Tk = tanah kering

Kandungan air volume ”Ө” merupakan nisbah antara volume air dalam tanah dengan volume tanah:
Ө = (Vc/Vt) x 100%

Energi Air Tanah

Air mempunyai 2 macam energi yaitu energi kinetik (Ek) dan energi potensial(Ep). Ek = ½ m.v2 (m=
massa, v= kecepatan)

Ep = m.g.h (h= kedudukan air baku, g= gravitasi)

Konsep Air Tersedia

Kapasitas penyimpanan air ”KPA” adalah jumlah air maksimum yang dapat disimpan oleh suatu
tanah. Keadaan ini dapat dicapai jika tanah diberi air pada tanah sampai terjadi kelebihan air, setelah
itu airnya dibuang. Jika proses kehilangan air terus berlangsung dengan pengaruh gaya gravitasi,
pada akhirnya kandungan air tanah sedemikian rendahnya sehingga energi potensialnya sangat
tinggi dan mengakibatkan tanaman tidak mampu menggunakan air tanah tersebut. Hal ini ditandai
dengan layunya tanaman terus menerus. Pada keadaan ini disebut Titik Layu Permanen (Permanent
Wilting Point). Air tanah yang berada diantara kapasitas lapang dan titik layu merupakan air yang
dapat digunakan oleh tanaman, air ini disebut Air Tersedia( Available Water).

Cara pengukuran status energi air tanah dapat dilakukan di laboratorium yaitu dengan memberi
tekanan atau isapan tertentu pada tanah sampai terjadi keseimbangan antara tekanan air dalam
tanah dengan tekanan tersebut, kemudian bandingkan dengan kandungan air tanah dalam kurva.
Untuk potensial matriks rendah, yaitu sampai dengan ψm = -30 kPa, pada umumnya dilakukan
dengan metode isapan (suction) menggunakan corong keramik berpori (Sintered funnell).
Pengukuran di lapangan dapat menggunakan alat yang disebut ”Tensiometer”.

Pergerakan Air Tanah

Dalam hubungannya dengan pergerakan air di dalam media berpori ini, Henry Darcy, membuat
saringan dari pasir dan mendapatkan persamaan yang kemudian dikenal dengan ”Hukum Darcy”.
Jumlah air yang mengalir melalui penampang kolom persatuan waktu disebut kerapatan aliran (fluk
density) q, jadi:

q = Q/A, Q = V/t

q = V/A.t

karena Q =clip_image006, maka

q –clip_image008= 0

jika masukan sifat tanah dalam interaksinya dengan aliran ”K”, maka menjadi:

q = - Kclip_image010 dan dengan sistem satu dimensi dapat ditulis :clip_image012,

K disebut koduktivitas hydraulik dan tanda (-) menunjukkan bahwa air bergerak dari potensial tinggi
ke potensial rendah. Pada umumnya koduktivitas hidraulik akan menurun dengan menurunnya
konsentrasi elektrolit di dalam larutan. Hal ini disebabkan oleh adanya pembengkakan dan dispersi.
Adanya udara terkurung di dalam pori juga dapat mempengaruhi konduktivitas hidraulik. Jika
dimasukkan cairan yang dapat mempengaruhi aliran , maka
: clip_image014

Dimana : K = konduktivitas hidraulik

k = permeabilitas tanah

ρ = bobot jenis cairan (g/cm3)

v = viskositas cairan (dyne det/cm)

pergerakkan pada air tak jenuh pada dasarnya sama dengan air jenuh. Namun konduktivitas
hidraulik dipengaruhi oleh kandungan air tanah.

clip_image016

3. Hubungan Air Tanah dengan Tanaman

Penggunaan Air Oleh Tanaman

Sistem akar tanaman harus memberikan suatu tensi (tekanan) negatif untuk mengekstrak air dari
tanah. Tensi harus setara dengan tensi yang memegang air dalam tanah. Sebagai contoh, jika air
dalam tanah ada pada 0.3 bar (sekitar kapasitas lapang), tanaman harus memberikan sekurang-
kurangnya 0,3 bar tensi negatif (-0,3 bar). Pada titik layu, maksimum tensi negatif yang tanaman
berikan diimbangi dengan tensi air tanah.

Pada titik ini tanaman tidak dapat lagi mengekstrak air dari tanah dan akan mengalamistres secara
permanen. Ada beberapa faktor yang menentukan kapan, dimana, dan berapa banyak air akan
digunakan tanaman. Faktor-faktor ini meliputi kebutuhan air tanaman harian sebagai dipengaruhi
oleh kondisi-kondisi iklim dan stadia pertumbuhan, kedalaman akar tanaman, dan kualitas tanah dan
air.

Kebutuhan Air Tanaman

Tanaman mempunyai kebutuhan air yang berbeda pada stadia pertumbuhan yang berbeda. Ketika
tanaman muda ia kurang memerlukan air dari pada ketika ia berada pada stadia reproduktif. Ketika
tanaman mendekati masak, kebutuhan airnya berhenti. Kurva-kurva sudah dikembangkan yang
memperlihatkan kebutuhan air harian bagi kebanyakan tipe tanaman. Gambar 8 memperlihatkan
kurva air tanaman khas. Tanaman tahunan semacam alfalfa, mempunyai kurva penggunaan air
tanaman serupa dengan yang teradapat pada Gambar 8, kecuali kurva pemakaian air tanaman
mempunyai suatu penggunaan air tanaman berpolakan mata gergaji, berhenti dengan tajam dengan
tiap pemotongan dan secara perlahan-perlahan meningkat hingga pemotongan berikutnya.

Kedalaman Akar Tanaman

Kedalaman akar tanaman menentukan kedalaman yang dengannya air tanah dapat diekstrak.
Tanaman muda hanya mempunyai akar-akar yang dangkal dan air tanah yang lebih dalam dari
kedalaman perakaran tidak digunakan tanaman. Tanaman khasnya mengekstrak kira-kira 40 % dari
kebutuhan airnya dari seperempat teratas daerah perakarannya, kemudian 30 % dari seperempat
berikutnya, 20 % dari seperempat ketiga, dan 10 % seperempat terbawah. Jadi, tanaman akan
mengekstrak kira-kira 70 % airnya dari setengah bagian atas penetrasi akar keseluruhannya. Tabel
2 memperlihatkan kedalaman penetrasi akar dan 70 % ekstraksi air untuk beberapa tanaman
lapangan yang umum. Bagian lebih dalam daerah perakaran dapat menyediakan persentase
kebutuhan lebih tinggi jika bagian lebih atas dikosongkan. Akan tetapi, ketergantungan pada
penggunaan air lebih dalam akan mengurangi pertumbuhan tanaman optimum.

Kualitas Tanah Dan Air

Faktor lain terhadap jumlah ketersediaan air tanah untuk tanaman adalah kualitas tanah dan air.
Untuk pertumbuhan tanaman baik, tanah harus mempunyai ruang yang cukup untuk air dan
pergerakan udara, dan untuk pertumbuhan akar. Struktur tanah dapat diubah oleh praktek
manajemen tanah tertentu. Sebagai contoh, pengolahan tanah berlebihan dapat memecahkan
tanah agregat dan lalu lintas berlebihan dapat menyebabakan kekompakan atau kepadatan tanah.
Kedua praktek ini mengurangi jumlah ruang pori dalam tanah dan dengan demikian mengurangi
ketersediaan air dan udara dan mengurangi ruang untuk perkembangan akar.
Kualitas air juga penting untuk perkembangan tanaman. Air irigasi dengan kandu- ngan tinggi garam
terlarut adalah tidak tersedia untuk tanaman, jadi kandungan air tanah lebih tinggi agar mempunyai
air tersedia bagi tanaman. Kenaikan kandungan garam air mengurang potensial untuk menggerakkan
air dari tanah ke akar-akar. Sejumlah air tambahan juga akan diperlukan untuk mencuci garam
dibawah daerah perakaran untuk mencegah penambahan dalam tanah. Kualitas air yang rendah
dapat mengurangi dapat mempengaruhi strucktur tanah.

4. Irigasi

Pengertian Irigasi

Menurut peraturan pemerintah No. 23 / 1998 tentang irigasi, bahwa Irigasi ialah usaha untuk
penyedian dan pengaturan air untuk menunjang pertanian. Menurut PP No. 22 / 1998 irigasi juga
termasuk dalam pengertian Drainase yaitu : mengatur air terlebih dari media tumbuh tanaman atau
petak agar tidak mengganggu pertumbuhan maupun produksi tanaman. Sedangkan Small dan
Svendsen menyebutkan bahwa irigasi ialah : tindakan intervasi manusia untuk mengubah aliran air
dari sumbernya menurut ruang dan waktu serta mengolah sebagian atau seluruh jumlah tersebut
menaikkan produksi pertanian (http://zanius.blogspot.com).

Yang dimaksud dengan istilah irigasi adalah kegiatan - kegiatan yang bertalian atau berkaitan
dengan usaha mendapatkan air untuk sawah, ladang, perkebunan dan lain-lain usaha pertanian,
rawa - rawa, perikanan. Usaha tersebut terutama menyangkut pembuatan sarana dan prasarana
untuk membagi-bagikan air ke sawah-sawah secara teratur dan membuang air kelebihan yang tidak
diperlukan lagi untuk memenuhi tujuan pertanian. Masih sering kita jumpai istilah irigasi ini diganti
dengan istilah "Pengairan". Untuk sementara istilah irigasi kita anggap punya pengertian yang sama
dengan istilah pengairan.

Irigasi adalah usaha penyediaan, pengambilan, pembagian, dan pemberian air ke lahan usahatani
(http://kuliahitukeren.blogspot.com).

Jaringan Irigasi

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.32/PRT/M/2007, disebutkan bahwa jaringan irigasi
adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkap yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan
untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi.
Ada beberapa jenis jaringan irigasi yaitu:

1. Jaringan irigasi primer adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri atas bangunan utama,
saluran induk/primer, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi-sadap, bangunan
sadap, dan bangunan pelengkapnya.

2. Jaringan irigasi sekunder adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri atas saluran sekunder,
saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagisadap, bangunan sadap, dan bangunan
pelengkapnya.

3. Jaringan irigasi tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana pelayanan air
irigasi dalam petak tersier yang terdiri atas saluran tersier, saluran kuarter dan saluran pembuang,
boks tersier, boks kuarter, serta bangunan pelengkapnya.

Tujuan Irigasi

a. Tujuan irigasi secara langsung

Tujuan irigasi secara langsung adalah membasahi tanah, agar dicapai suatu kondisi tanah yang baik
untuk pertmbuhan tanaman dalam hubungannya dengan prosentase kandungan air dan udara
diantara butir-butir tanah. Pemberian air dapat juga mempunyai tujuan sebagai pengangkut bahan-
bahan pupuk untuk perbaikan tanah.

b. Tujuan irigasi secara tidak langsung

Tujuan irigasi secara tidak langsung adalah pemberian air yang dapat menunjang usaha pertanian
melalui berbagai cara antara lain :
1. Mengatur suhu tanah, misalnya pada suatu daerah suhu tanah terlalu tinggi dan tidak sesuai
untuk pertumbuhan tanaman maka suhu tanah dapat disesuaikan dengan cara mengalirkan air yang
bertujuan merendahkan suhu tanah.

2. Membersihkan tanah, dilakukan pada tanah yang tidak subur akibat adanya unsur unsur racun
dalam tanah. Salah satu usaha misalnya penggenangan air di sawah untuk melarutkan unsur-unsur
berbahaya tersebut kemudian air genangan dialirkan ketempat pembuangan.

3. Memberantas hama, sebagai contoh dengan penggenangan maka Jiang tikus bisa direndam
dan tikus keluar, lebih mudah dibunuh.

4. Mempertinggi permukaan air tanah, misalnya dengan perembesan melalui dinding dinding
saluran, permukaan air tanah dapat dipertinggi dan memungkinkan tanaman untuk mengambil air
melalui akar-akar meskipun permukaan tanah tidak dibasahi.

5. Membersihkan buangan air kota (penggelontoran), misalnya dengan prinsip pengenceran


karena tanpa pengenceran tersebut air kotor dari kota akan berpengaruh sangat jelek bagi
pertumbuhan tanaman.

6. Kolmatasi, yaitu menimbun tanah-tanah rendah dengan jalan mengalirkan air berlumpur dan
akibat endapan lumpur tanah tersebut menjadi cukup tinggi sehingga genangan yang terjadi
selanjutnya tidak terlampau dalam kemudian dimungkcinkan adanya usaha pertanian.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Air di bumi ini harus kita jaga dan kita gunakan sebagaimana mestinya agar kebutuhan manusia akan
air yang banyak dapat tercukupi. Kita pun harus memperlakukan air dengan baik, karena air
cerminan dari kepribadian kita. Jika kita berlaku baik terhadap air, maka air yang kita konsumsi pun
akan menyehatkan.

Air merupakan kebutuhan pokok manusia. Air yang bermacam-macam jenisnya, salah satunya ialah
air tanah. Air tanah adalah air yang tersimpan/terperangkap di dalam lapisan batuan yang
mengalami pengisian/penambahan secara terus menerus oleh alam. Pembahasan air tanah dalam
makalah ini meliputi konsep energi air tanah, hubungan air tanah dengan tanaman, konservasi air
tanah dan irigasi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Metode Konservasi Tanah dan Air. Diakses melalui


http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/03/metode-konservasi-tanah-dan-air.html

Anonim. 2011. Teknik Konservasi Tanah dan Air. Diakses melalui http://infront.web.id/394/teknik-
konservasi-tanah-dan-air

Anonim. 2011. Konservasi Tanah dan Air. Diakses melalui


http://4antum.wordpress.com/2009/12/16/konservasi-tanah-dan-air/

http://www.kamusilmiah.com/kesehatan/manfaat-air-dalam-kehidupan/

http://cdn.ridwanaz.com/wp-content/uploads/2012/05/Cara-Mengukur-Kualitas.jpgMengukur-
Kualitas.jpg

http://novikhrnisa.blogspot.com/2013/04/makalah-hidrologi-sma-kelas-x-air-tanah.html?m=1

http://bosska.wordpress.com/green-lands/pelestarian-air-tanah/

Anda mungkin juga menyukai