1
Paraf :
Kondisi
Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen
EBTKE) menganggarkan Belanja Barang pada Laporan Realisasi Anggaran TA 2019
sebesar Rp1.035.039.165.000,00 dan telah direalisasikan sampai dengan 31 Desember
2019 sebesar Rp927.600.843.307,00 (89,62%). Realisasi belanja barang tersebut salah
satunya adalah Pekerjaan Jasa Konsultasi Monitoring dan Evaluasi (monev) Pembangunan
LTSHE senilai Rp9.836.371.000,00 yang terbagi ke dalam 8 kontrak sebagai berikut.
Tabel 1. Rekapitulasi Kontrak Pekerjaan Jasa Konsultasi Monev Pembangunan LTSHE
Nilai Kontrak
No Uraian Pekerjaan Nama Penyedia Kontrak Awal
(Addendum)
1
Halaman TP : 5.2
Paraf :
2
Halaman TP : 5.3
Paraf :
Seperti terlihat pada tabel diatas setiap pengawas selalu mendapatkan biaya antar
kota dalam provinsi yang dalam keterangan bukti pertanggungjawaban berupa
kuitansi dari perusahaan ke pengawas bahwa biaya ini digunakan oleh pengawas
untuk sampai ke kabupaten/ kota dengan menggunakan travel dan ojek, padahal
apabila melihat dari posisi tempat tinggal yang disewa oleh pengawas selama
pelaksanaan di lapangan tidak berada di Kota Kupang, melainkan sudah berada
di kabupaten/ kota yang berbeda-beda. Contohnya atas nama pengawas Unggul
Tripartomo mendapatkan biaya antar kota dalam provinsi dari Kota Kupang ke
Kabupaten Kupang sedangkan yang bersangkutan menyewa rumah untuk tempat
tinggal di Kabupaten Manggarai yang lokasinya berbeda pulau dengan Kota
Kupang.
c. Terdapat ketidaksesuaian dokumen pertangungjawaban biaya antar kota dalam
provinsi yaitu pada paket monev LTSHE di Sumatera, yaitu realisasi biaya antar
kota dalam provinsi dari Jambi ke Tj Jabung Timur sedangkan pengawas tersebut
bertugas di Bengkulu
3
Halaman TP : 5.4
Paraf :
3. Berdasarkan reviu atas biaya sewa rumah terdapat satu kasus untuk monev Sulawesi
terutama Provinsi Sulawesi Selatan. Pengawas melakukan sewa rumah selama 4
bulan. 2 orang pengawas menyewa rumah berdasarkan dokumen pertanggungjawaban
di Kepulauan Selayar sedangkan 1 orang di Luwu. Mereka menyewa rumah tersebut
dari pertama kontrak berjalan sampai berakhir sedangkan berdasarkan peta
penyebaran unit LTSHE jumlah unit LTSHE yang dibagikan di Kepulauan Selayar
hanya 426 unit dari 3.467 Unit yang dibagikan di Provinsi Sulawesi Selatan.
Berdasarkan hal tersebut maka tim meragukan kebenaran atas reliasasi
pertanggungjawaban biaya sewa rumah.
4. Dari hasil reviu dan analisa terhadap dokumen pertanggungjawaban keuangan juga
diketahui terdapat pembelian asset berupa peralatan dan mesin yang dilakukan oleh
penyedia senilai Rp9.625.000,00 saat ini aset tersebut masih berada di penyedia
sebagai berikut :
Tabel 5. Rincian Pembelian Aset oleh Penyedia Jasa Konsultasi Monitoring dan
Evaluasi Pembangunan LTSHE pada Ditjen EBTKE
Paket Kegiatan
No Kontrak Uraian Barang Nilai
Monev LTSHE
1 Kalimantan Papua 630.212.000 Mesin Fax 3.125.000
1.273.559.000 Scanner Epson WorkForce DS-410 4.800.000
2 Papua Papua Barat
Printer Epson L-1110 1.700.000
Total 1.903.771.000 9.625.000
Kriteria
1. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggungjawab Keuangan Negara:
a. Pasal 2 ayat (2) menyatakan bahwa “BPK melaksanakan pemeriksaan atas
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara”,
b. Pasal 24 ayat (4) menyatakan bahwa “Setiap orang yang dengan sengaja
memalsukan atau membuat palsu dokumen yang diserahkan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/ atau
denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
2. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah:
a. Pasal 7 ayat (1) menyatakan bahwa, “Semua pihak yang terlibat dalam Pengadaan
Barang/jasa mematuhi etika sebagai berikut”;
- huruf d, berbunyi; “Menerima dan bertanggungjawab atas segala keputusan
yang ditetapkan sesuai dengan kesepakatan tertulis pihak yang terkait”;
- huruf g, berbunyi “Menghindari dan mencegah pemborosan dan kebocoran
keuangan negara”;
4
Halaman TP : 5.5
Paraf :
5
Halaman TP : 5.6
Paraf :
6
Halaman TP : 5.7
Paraf :
Akibat
Kondisi tersebut mengakibatkan
a. Realisasi biaya pekerjaan Monev LTSHE sebesar Rp1.365.215.246,00 tidak dapat
diyakini kebenarannya.
b. Aset peralatan dan mesin hasil pembeliaan asset pada realisasi pekerjaan Monev
LTSHE belum dicatat senilai Rp9.625.000,00 oleh Ditjen EBTKE.
Sebab
Kondisi tersebut disebabkan oleh:
a. PPK kurang cermat dalam melaksanakan tugasnya mengendalikan pengadaan sesuai
dengan kontrak;
b. PPK belum menerapkan prinsip kehematan serta menghindari dan mencegah
pemborosan dan kebocoran keuangan negara;
c. Penyedia tidak cermat dalam memenuhi kewajiban pekerjaannya sesuai dengan
kontrak.
Komentar Instansi
(Terlampir)