Kelompok 3 Proses Sol Sepatu
Kelompok 3 Proses Sol Sepatu
Kelompok 3
FAKULTAS TEKNIK
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sol sepatu karet atau alas sepatu karet banyak dipakai untuk sepatu olahraga, sepatu
safety, dan saat ini sudah semakin meningkat penggunaannya, terutama pada sepatu pantofel
pria. Pada awalnya semua sepatu pantofel pria menggunakan sol dari bahan kulit sesuai seni,
gaya dan tradisi jaman dahulu, tetapi di jaman modern ini telah mulai banyak penggunaan
sol sepatu dari karet.
Alasan paling utama dengan mulai digunakannya sol sepatu karet ini adalah pada
masalah kenyamanan dari penggunaan sepatu itu sendiri. Selain itu penggunaan sepatu
pantofel pria dengan menggunakan sol sepatu karet ini mulai bertambah sesuai dengan
peningkatan kualitas dan gaya.
Hal ini dimulai sejak awal tahun 1990, saat Prada meluncurkan sepatu pantofel pria
pertama dengan sol sepatu terbuat dari bahan sintetis. Gagasan bahwa sepatu pantofel pria
kelas atas bisa eksis tanpa sol kulit telah menjadi semakin diterima. Bahan baku kulit sampai
saat ini masih tetap menjadi bahan yang paling utama untuk bagian atas sepatu pantofel pria
karena bahan tersebut lebih nyaman untuk penggunaannya. Tetapi penggunaan sol sepatu
kulit kurang fleksibel dan harganya lebih mahal.
Penggunaan sol sepatu karet ini sangat umum ditemukan pada banyak jenis sepatu
seperti halnya pada jenis sepatu tentara, sepatu safety, sepatu olahraga, sepatu anak-anak dan
yang lainnya lagi. Penggunaan sepatu olahraga pada kegiatan sehari-hari telah menjadi mode
dan mengubah persepsi bahwa kenyamanan adalah hal yang penting dalam penggunaan
sepatu selain kelebihan lainnya seperti anti licin, lebih tahan air / anti air.Selain sol sepatu
karet telah banyak pula digunakan bahan baku sintetis seperti bahan Thermoplastic Rubber,
PVC serta bahan Polyurethane.
Dengan semakin berkembangnya teknologi dalam pembuatan karetdan bahan sintetis
lainnya, kualitas sol sepatu karet menjadi semakin sempurna dan meningkat setara dengan
penggunaan sol sepatu kulit, dan anggapan sepatu pantofel pria dengan menggunakan sol
sepatu karet adalah murah mulai memudar dengan cepat.
3
B. Permasalahan
1. Apa yang dimaksud dengan Sol Sepatu?
2. Apa saja bahan penyusun sol sepatu?
3. Bagaimana proses yang terjadi dalam pembuatan Sol Sepatu?
4. Apa saja komposisi Karet ?
5. Apa yang dimaksud dengan Karet ?
6. Apa saja jenis-jenis karet ?
C. Pembatasan Masalah
1. Karet yang digunakan untuk sol sepatu adalah karet alam dan karet sintesis.
2. Jenis karet yang digunakan adalah NR,IR, SBR, BR, EPDM, NBR, IIR, dan CR.
3. Bahan baku sintesisnya adalah Thermoplastic Rubber, PVC serta bahan Polyurethane.
4. Bahan kimia yang digunakan untuk pembuatan sol sepatu adalah Pale crepe, HAF black,
CaCO3, ZnO, Asam stearate, Dispergator FL, Pilnox TDQ, Pilflex IP, Minarex Oil, MBT,
MBTS, TMTD, Sulfur.
5. Bahan pengisi kompon karet adalah carbon black, sillica dan silikat serta bahan pengisi
yang bersifat bukan penguat , contoh CaCO3,Kaolin.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa itu Sol Sepatu
2. Dapat mengetahui komposisi Umum Sol Sepatu
3. Dapat mengetahui bahan baku pembuatan Sol Sepatu
4. Untuk mengetahui proses yang terjadi dalam pembuatan Sol Sepatu
5. Untuk mengetahui komposisi Karet
6. Untuk mengetahui apa itu Karet
7. Untuk Mengetahui proses pembuatan Karet
4
E. Manfaat penelitian
Dengan diperolehnya gambaran yang jelas terhadap proses pembuatan kompon karet alam
dengan menggunakan bahan campuran kimia untuk menjadi sol sepatu diharapkan
menghasilkan bahan sol yang berkualitas dan layak untuk diproduksi dalam perindustrian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sol adalah salah satu bagian bawahan sepatu yang merupakan unsur penentu kualitas
sepatu. Kualitas sol karet sebagai komponen bawahan sepatu atau alas kaki, sangat ditentukan
oleh sifat-sifat fisisnya, antara lain : tegangan putus, perpanjangan putus, kekerasan, pampatan
tetap, bobot jenis, ketahanan retak lentur. Sol sepatu adalah permukaan sepatu yang langsung
bersentuhan dengan lantai. Sol biasanya tercetak terpisah atau mempunyai rancangan yang
dibuat oleh sebuah calendar. (Marthan, 1998). Syarat utama yang harus dimiliki oleh sol adalah
ketahanan, kelenturan, kekerasan, daya tarik, kondisi penyimpanan serta bagian atas sol yang
melekat .(Marthan, 1998).
Sol Sepatu Karet dapat diproduksi dengan berbagai bentuk dan warna sesuai permintaan
pelanggan. Karet dipakai untuk sol sepatu karena sifatnya yang tahan lama, anti slip, ketahanan
terhadap cuaca, ketahanan terhadap chemical tertentu, dll. Selain awet, bahan sol sepatu dari
karet sifatnya ringan. Hal in ilah yang menelatar belakangi pembuatan sol sepatu dengan warna
putih.
5
Penggunaan sol sepatu karet ini sangat umum ditemukan pada banyak jenis sepatu seperti
halnya pada jenis sepatu tentara, sepatu safety, sepatu olahraga, sepatu anak-anak dan yang
lainnya lagi. Penggunaan sepatu olahraga pada kegiatan sehari-hari telah menjadi mode dan
mengubah persepsi bahwa kenyamanan adalah hal yang penting dalam penggunaan sepatu selain
kelebihan lainnya seperti anti licin, lebih tahan air / anti air.Selain sol sepatu karet telah banyak
pula digunakan bahan baku sintetis seperti bahan Thermoplastic Rubber, PVC serta bahan
Polyurethane.
B. TANAMAN KARET
Tanaman karet berasal dari bahasa latin yaitu Hevea braziliensis. Tanaman karet mula-mula
ditemukan di lembah sungai Amazone (Brazil). Tanaman karet dapat tumbuh tinggi dan
berbatang cukup besar. Tinggi pohon dewasa dapat mencapai 15-25 meter. Batangnya biasanya
tumbuh lurus dan memiliki percabangan diatas. Daun karet terdiri dari tangkai daun utama dan
tangkai anak daun. Panjang tangkai anak daun utama 3-20 cm. panjang tangkai anak daun 3-10
cm dan pada ujungnya terdapat kelenjar. Anak daun berbentuk eliptis, memanjaang dengan
ujung meruncing, tepinya rata dan gundul. Biji karet terdapat dalam setiap ruang buah. Jumlah
biji biasanya ada 3-6 buah sesuai dengan jumlah ruang. Ukuran biji besar dan memiliki kulit
yang keras. Warnanya coklat kehitaman dan bercak-bercak berpola yang khas. Tanaman karet
adalah tanaman dikotil sehingga memiliki akar tunggang
6
c. Kelas Dicotyledonae
Tanaman karet ini apabika digores/disayat pada kulit batangnya akan mengeluarkan cairan
pekat berwarna putih yang disebut lateks. Lateks ini akan kering dan menggumpal apabila
dibiarkan lebih dari 2 jam. Pohon karet ini baru boleh dipanen (diambil lateksnya) setelah
berusia 5 tahun dan memiliki usia produktif 25 sampai 30 tahun. Lateks inilah yang selanjutkan
akan diolah menjadi bentuk baru (Produk barang jadi). Lateks yang masih dalam bentuk cairan
menjadi bahan baku produk seperti balon karet, mainan, permen karet, sarung tangan karet,
kondom dan lain-lain. Sedangkan lateks yang sudah kering disebut kompo dapat diubah menjadi
bahan baku ban mobil, conveyor belt, karet pelindung pada bodi mobil dan lain-lain.
JENIS-JENIS KARET
Karet Alam
Karet alam mempunyai sifat daya elastisitas dan daya lentur yang baik, plastis dan tidak mudah
panas, dan tidak murah retak, berbagai jenis karet alam yaitu :
7
d. Karet Bongkah
Berasal dari karet remah yang dikeringkan dan di kilang menjadi bandela-bandela dengan
ukuran yang ditentukan.
Karet Sintesis
Karet sintesis terdiri atas 2 macam yaitu karet sintesis untuk kegunaan umum seperti SBR
(Styrene Butadiene Rubber), BR (Butadiene Rubber), atau PR (Polybutadiene Rubber), IR
(Isoprene Rubber) dan karet sintesis untuk kegunaan khusus seperti karet yang memiliki
ketahanan terhadap minyak, oksidasi, panas atau sihu tinggi dan kedap gas diantaranya IIR
(Isobutene Isoprene Rubber), NBR (Nytrite Butadine Rubber), CR (Chloroprene Rubber), dan
EPR (Etylene Propylene Rubber).
Kelebihan karet sintesis dibandingkan karet alam yaitu tahan minyak karena karet ini
banyak digunakan untuk pembuatan pipa karet untuk minyak dan bensin, seal, gasket. Karet CR
mempunyai kelebihan tahan api, untuk pembuatan pipa karet pembungkus kabel, seal, gasket,
sabuk/ban berjalan. Jenis IR yang tahan gas digunakan untuk campuran pembuatan ban
kendaraan bermotor, pembalut kabel listrik, serta pelapis tangki penyimpan minyak atau lemak.
8
C. Bahan Penyusun Kompon Karet
9
- Dithiosulfat (cepat), contoh: ZBPP .
(Rubber Stichting, 1983)
c. Penggiat
Adalah bahan kimia yang ditambahkan ke dalam sistem vulkanisasi dengan pencepat
untuk menggiatkan kerja pencepat. Penggiat yang paling umum digunakan adalah
kombinasi antara ZnO dengan asam stearat.
10
Pemilihan bahan pengisi merupakan tahpa ketiga terpenting dalam penyususnan
kompon stelah pemilihan Janis karet dan system vulkanisasi. Bahan pengisi penguat sangat
berpengaruh terhadap sifat fisik barang jadi karet dan pengolahanya. Ukuran partikel dan
struktur karbon black sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat fisik dan pengolahan kompon.
Table berikut ini menunjukkan ukuran dan struktur carbon black serta pengaruh
ukuran dan stuktur terhadap sifat kompon.
Tabel 2. Pengaruh carbon black terhadap indeks ukuran partikel dan struktur
11
Extrusion shrinkage dan
die well
Dari kedua tabel tersebut diketahui bahwa derajad penguatan meningkat dengan
makin mengecilnya ukuran. Makin halus ukuran bahan pengisi makin besar energy yang
diperlukan untuk mendisperdikannya ke dalam karet, maka makin sukar diolah. Ukuran
partikel bahan pengisi memegang peranan penting pada kuat tarik kompon. Carbon black
dengan ukuran partikel kcil membrikan kuat tarik tertinggi pada penambahan optimum.
Modulus merupakan fungsi utama dari ukuran, sruktur dan banyaknya penambahan karbon
nlack. Makin meningkat struktur carbon black makin tingi modulus dan akan meningkat
lagi jika pemakaian karbon black bertambah. Perpanjangan putus mirip modulus,
merupakan fumgsi dari struktur karbon black, tapi struktur yang makin tingi membrikan
perpanjangan putus yang rendah. Makin banyak carbon black struktur tinggi yang
ditambahkan perpanjangan putus makin turun.
Kompon yang mengandung karbon black berukuran partikel besar sperti N990(MT
mempunyai perpanjangan putus yang terbaik dan tidak dipengaruhi oleh meningkatnya
penambahan. Ukuran partikel yang besar meningkatkan scorh, sedang struktur tinggi dan
ukuran partilek yang kecil menurunkan ketahanan scorh. Table berikut memberikan
petunjuk pemilihan jenis karbon black untuk beberapa produk barang jadi karet.
Tabel 4. Karbon black dan barang jadinya.
12
Sedangkan bahan pengisi non-black dapat dibagi menjadi 3 kelompoksbagai barikut:
a. Penguat misalnya silica
b. Bukan penguat misalnya kalsium karbonat(whiting dan titanium oksida
c. Semi penguat misalnya kaolin( clay)
Silica mempunyai keasaman yang tinggi sehingga menghamnbat vulkanisasi,
diperlukan pencepat lebih banyak dan bahan tambahan seperti senyawa amina, glycol dan
coupling agent sepeti silane. Silane harus ditambahkan kedalam karet sebelum bahan lain
ditambahkan kdalam karet sebelum bahan lain ditambahkan, jika tidak fungsinya sebagai
coupling agent akan hilang. Pengolahan karet dengan pengisi silica diperlukan suhu lebih
tinggi untuk mengurangi uap air karena silica bersifat higroskopis. Kalsim karbonat
mempunyai ukuran partikel yang besar dan bersifat tidak memperkuat. Titanium dioksida
dapat meningkatkan warna putih. Kaolin dapat meningkatkan sedikit ketahanan abrasi dan
modulus. Pada jenis yang keras mempunyai kemampuan reinforcing lebih besar dri pada
yang lunak. Kaolin dapat membantu ekstusi dalam hal kelancaran dan kehalusan. Kaolin
yang keras dapat menghindari penyusutan dimensi(shrinkage).Jumlah pemakaian filer
tergantung dari kbutuhan atau kekerasan dari produk yang akan dibuat.
13
Bahan bantu olah (homogenizer, peptizer, senyawa pendispersi, tackifier)
Pada penyusunan formulasi kompon yang penting adalah menentukan jenis atau
campuran karet mentah. Kemudian ditentukan jenis bahan pengisi. Setelah itu ditentukan
sistem vulkanisasinya kombinasi bahan pemvulkanisasi, bahan pencepat dan bahan
penggiat. Terakhir ditentukan bahan – bahan kimia tambahan yang diperlukan sesuai dengan
kebutuhan tergantung jenis proses selanjutnya dan barang yang akan dibuat.
14
lebih tebal. Sebaliknya, sepatu untuk santai atau jalan-jalan tetap mengutamakan
kenyamanan dan ringan. Jika di dalam ruangan, tak ada salahnya memilih sepatu sandal.
Pada penyusunan formulasi kompon yang penting adalah menentukan jenis atau
campuran karet mentah. Kemudian ditentukan jenis bahan pengisi. Setelah itu ditentukan
sisterm vulkanisasinya, kombinasi bahan pemvulkanisasi, bahan pencepat dan bahan
penggiat. Terahir ditenttukan bahan kimia tambahan yang diperlukan sesuai dengan
kebutuhan tergantung jenis proses selanjutnya dan barang yang akan dibuat.
Proses pencampuran biasanya menggunakan alat pencampur(mixer) dapat
berupainternalmixer(mesin giling tertutup) atau mesin giling terbuka (open mill). Alat yang
paling sedehana adalah mesin giling terbuka yang terdiri dari dua rol keras dan
permukaannya licin. Kecepatan berputar kedua rol berbeda(penggilingan dengan friksi).
Penggilingan denganfriksi digunakan dalam proses mastikasi dan pencampuran, sedangkan
penggilingan tanpa friksi digunakan untuk menhangatkan kompon sebagai pengumpan pada
mesin, calendae atau injeksi.Dibagian dalam rol dapat dialirkan uap untuk pemanas atau air
untuk pendingin. Lebar celah diantara dua rol dapat diatur disesuaikan dengan banyakknya
kompon dan keadaan kompon . sebelum proses pencampuran.
Karet mentah terlebih dulu dulunakkan yang disebut sebagai proses mastikasi yang
bertujuan untuk mengubah karet padat dan keras menjadi lunak (viskositas berkurang) agar
proses pencampuran dengan bahan kimia menhasilkan disperse yang merata (homogen).
Pencampuran dimulai setelah karet menjadi plastis dan suhu rol hangat. Celah antara dua rol
(nip) diatur sedemikian rupa sampai diperoleh tumpukan meteril diatas rol yang disebut
bank, kemudian bahan kimia yan berbentuk serbuk egera ditambahkan kecuali belerang.
Setelah semua bahan kimia tercampur , kompon karet yang dihasilakan dipotong dan
dikeluarkan dari gilingan, kemudian dimasukkan gilingan lagi dalam untuk dibentik menjadi
bentuk lembaran dengan ketebalan sesuai dengan kebutuhan.
15
Tabel 5. Kapasitas mesin giling terbuka
Kapasitas(kg)
Panjang rol (m) Diameter rol (m)
Minimum Maksimum
0.75 0,35 9 13,5
1,1 0,4 13,5 23
1,2 0,45 20 32
1,5 0,56 34 57
1,8 0,6 57 91
2,1 0,65 68 114
2,1 0,7 80 136
Salah satu mesin giling tertutup yang biasa digunakan dalam kompondig karet adalah
mesin banbury, terdiri dari uang-ruang pencampur tertutup yag didalamnya terdapat rotor
yang berprofil pisau spiral. Pitu pmasukan bahan yang terletak dibagian atas ruang
pencampur dan pitu pengeluaran kompon hasil pencampuran terletak di bagian bawah.
Rotor digerakkan oleh motor listrik. Pintu pemasukan dilengkapi dengan ra yang
digerakkan dengan cara pneumatic. Kedua rotor banbury dalam proses pencampurannya
membrikan shear-force kepada kompon dengan arah putaran rotor yang berlawanan,
sehingga shar-force diperoleh dari gerakan antara dua rotor dan dan antara rotor dengan
dinding. Untuk memperoleh pendingin atau pmanas air atau uap air biasanya disirkulasi
melalui lubang pada rotor dan dinding ruang pencampur. Penggunaan mesin giling
tertutup dalam proses mastikasi dan dan komponding dapat mempersingkat waktu
mastikasi dan lebih fisien karena pencampuran dilakukan I ruang tertutup sehingga
partikel bahan-bahan kimia tidak betrbangan. Namun karena dibatasi oleh waktu dan suhu
maka kompon hasil dari mesin banbury yang berbntuk gumpaan perlu dibuat lembaran
dengan mnggunakan mesin giling terbuka agar diperolh lembaran dan proses pendinginan
mudah diperoleh.(Panca Wardanu, Adha. 2010)
16
Jangan melakukan mastikasi terlalu lunak untuk menjaga gaya gesekan untuk
mencegah agregat.
Pastikan semua serbuk dalam keadaan kering untuk menghindari caking.
Menggunakan urutan yang tepat pada penambahan bahan kimia untuk
menghindari scorch.
Mengontrol suhu rol dan rotor.
Mencampur secepat mungkin konsiten dengan tingkat kepentingan pencapaian
dispersi.
>1500C
Cyclisasi
BR Jelek, mastikasi sulit, - Harus dicampur
peptiser tidak efektif dengan NR atau
NBR
EPDM Bagus, tidak perlu Awal 300C atau Koefisien : 1,1
mastikasi Metode langsung
1000C
atau terbalik
Akhir 1300C
17
NBR Bagus, mastikasi sama Awal 300C Koefisien: 0,9 –1
dengan SBR Belerang
Akhir 1200C
ditambahkan di
>1300C awal
Cyclisasi
IIR Sulit, tidak perlu mastikasi, Suhu tinggi > koefisien: 1.
peptizer jenis peroksida Belerang
1200C sepanjang
ditambahkan di
mixing
awal. ZnO
Bersama filler
CR Bagus, seri G tanpa Suhu rendah Koefisien. : 0,6 –
mastikasi seri W perlu sepanjang mixing 0,7
mastikasi MgO di awal
Bias digunakan peptiser ZnO di akhir
NO BAHAN PHR
18
1 Pale crepe 100
2 HAF black 20
3 CaCO3 30
4 ZnO 5
5 Asam stearat 1
6 Dispergator FL 1
7 Pilnox TDQ 1
8 Pilflex IP 1
9 Minarex Oil 5
10 MBT 0,5
11 MBTS 0,5
12 TMTD 0,7
13 Sulfur 2
Karet Alam
Proses Mastikasi
Pencampuran
Penggulangan dan
Pemotongan
Pemasukan Belerang
19
Pemotongan dan
Penggilingan Kompon
(menjadi lembaran)
Lembaran Kompon
Pencetakan
Proses Vulkanisasi
20
7. Kompon dikeluarkan dari roll, kemudian dibuat bentuk lembaran dengan
ketebalan tertentu, dan
8. Kompon dicetak dengan mesin press.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
21
Sol adalah salah satu bagian bawahan sepatu yang merupakan unsur penentu
kualitas sepatu. sifat-sifat fisisnya, antara lain : tegangan putus, perpanjangan putus,
kekerasan, pampatan tetap, bobot jenis, ketahanan retak lentur.
Karet adalah suatu produk yang berasal dari alam yaitu dari getah pohon karet (latex),
maupun produksi manusia (sintetis). Karet diolah dengan berbagai proses sehingga
diperoleh berbagai produk yang sering kita temui dan sering digunakan di kehidupan
sekarang ini. 80% barang-barang keperluan seluruh manusia di muka bumi berasal dari
bahan dasar karet. Karet juga terdiri dari berbagai macam jenis. Sebelum karet dapat
digunakan oleh manusia, karet diolah dengan berbagai cara. Setelah karet diolah karet
juga diuji terlebih dahulu sebelum diperjual belikan dan digunakan oleh manusia.
22
DAFTAR PUSTAKA
23