Anda di halaman 1dari 5

NAMA : AULIYA PRATIWI

NIM : 1818.1112.0868

1 Pajak Internasional berlandaskan pada ketentuan pemajakan domestik yang berlaku terhadap wajib pajak
luar negeri yang memperoleh penghasilan dari luar negeri dan terhadap wajib pajak luar negeri yang
memperoleh penghasilan dari Indonesia. Dengan demikian Pajak Internasional akan berbicara mengenai
bagaimana memajakkan atas penghasilan orang asing atau perusahaan asing yang diterima dari Indonesia
(asas sumber) dan bagaimana pemajakkan orang atau perusahaan Indonesia yang diterima dari luar negeri
(asas domisili). dengan berdasarkan UU domestik dan UU negara lain serta perjanjian perpajakkan (Tax
treaty). Kenapa ada Pajak Internasional, karena berkembangnya investasi dan perdagangan.

bekerja di luar negeri lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga hari) hari dalam jangka waktu 12 (dua
2 belas) bulan, dan
dapat menunjukkan salah satu dokumen tanda pengenal resmi yang masih berlaku sebagai penduduk
1. Green card
2. Identitiy card
3. Student card
4. Pengesahan alamat di luar negeri pada paspor oleh Kantor Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri
5. Surat keterangan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia atau Kantor Perwakilan RI di luar negeri
6. Tertulis resmi di paspor oleh Kantor Imigrasi negara setempat.

3 Dalam Negeri 3.000.000.000,00


Luar Negeri 3.500.000.000,00 (Tax 40%)
Total Income 6.500.000.000,00

a. Full TC Method
Total Income 6.500.000.000,00

5% x 50.000.000 2.500.000,00
15% x 200.000.000 30.000.000,00
25% x 250.000.000 62.500.000,00
30% x 6.000.000.000 1.800.000.000,00
1.895.000.000,00
Foreign Income :
Tax 40% x 3.500.000.000 1.400.000.000,00
The amount tax to be paid 495.000.000,00

b. Ordinary TC Method
Total Income 6.500.000.000,00
Tax 1.895.000.000,00

Maximum credit for foreign income :


3.500.000.000
x 1.895.000.000 = 1.020.384.615
6.500.000.000
Creditable foreign tax :
40% x 3.500.000.000 1.400.000.000,00
(TE at the bottom)
5% x 50.000.000 2.500.000,00
15% x 200.000.000 30.000.000,00
25% x 250.000.000 62.500.000,00
30% x 3.000.000.000 900.000.000,00
Excess Credit 405.000.000,00 405.000.000,00

Tax to be paid 1.425.384.615

c. Tax Sparing Credit Method


Tax 1.895.000.000,00
dengan "Treaty" tax holiday (0%)
0% x Rp 3.500.000.000,- (sparing (40%)) 1.400.000.000,00
Tax to be paid 495.000.000,00
4 Domisile Income Foreign Income WWI
3.000.000.000,00 3.500.000.000,00 6.500.000.000,00

50.000.000 x 5% 2.500.000,00
200.000.000 x 15% 30.000.000,00
250.000.000 x 25% 62.500.000,00
6.000.000.000 x 30% 1.800.000.000,00
Tax Payable 1.895.000.000,00

a. Exemption at the top


Tax Payable 1.895.000.000,00
Tax exemption 1.050.000.000,00
Tax to be paid 845.000.000,00

b. Exemption at the bottom


Tax Payable 1.895.000.000,00
Tax exemption 5% x 50.000.000 2.500.000,00
15% x 200.000.000 30.000.000,00
25% x 250.000.000 62.500.000,00
30% x 3.000.000.000 900.000.000,00
Tax to be paid 900.000.000,00

c. Proportional tax exemption


Tax Payable 1.895.000.000,00
Tax exemption = 3.500.000.000/6.500.000.000 x 1.895.000.000 = 1.020.384.615,00
Tax to be paid (1.895.000.000 - 1.020.384.615) = 874.615.385

5a Transfer Pricing
Transfer Pricing merupakan kebijakan suatu perusahaan dalam menentukan
harga transfer suatu transaksi.
Dilihat dari sudut pandang ekonomi, transfer pricing diartikan sebagai penentuan
harga barang atau jasa oleh suatu unit organisasi dari suatu perusahaan kepada unit
organisasi lainnya dalam perusahaan yang sama.
Dari sudut pandang perpajakan transfer pricing sebagai harga yang dibebankan
oleh suatu perusahaan atas barang dan jasa dan harta tak berwujud kepada
perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa.
contoh dari transfer pricing :
Sebuah perusahaan BTS Ltd yang berkedudukan di Amerika mempunyai anak perusahaan
di Indonesia PT BIGHIT. Perusahaan ini bergerak dibidang pakaian. Dalam tahun 2021 induk perusahaan
di Amerika mengirim 13000 pasang pakaian yang mempunyai harga pokok $20/Pcs. Dengan harga
transfer $25 kepada anak perusahaan PT BIGHIT di Indonesia yang selanjutnya menjualnya kepada
konsumen dalam negeri dengan harga $40. tarif pajak di Amerika adalah 10% sementara
tarif pajak Indonesia 25%.

b. attritibution income
attritibution income adalah objek pajak BUT yang
penghasilan nya berasal dari kegiatan atau harta BUT itu sendiri
contoh dari prinsip attribution income :
BTS Ltd memiliki BUT di indonesia yaitu PT BIGHIT yang menjual pakaian, maka penghasilan
BTS Ltd di Indonesia yaitu dari hasil penjualan pakaian yang di pasarkan melalui PT BIGHIT.

c. force of attraction income


force of attraction income adalah objek pajak BUT yang mencakup juga laba kantor pusat
dari penjualan barang atau transaksi-transaksi lainnya yang sama jenisnya dengan yang
dilakukan oleh BUT di negara asal BUT Contoh dari Prinsip
force of attraction income: Bank luar negeri yang
memiliki BUT di indonesia memberikan pinjaman kepada nasabah di Indonesia tanpa
melalui BUT Indonesia. Sebenarnya dalam pemberian pimjaman ke nasabah dapat melalui
BUT di Indonesia karena memiliki ruang lingkup usaha yang sama yaitu Bank, maka dari itu
penghasilan dari pinjaman tersebut juga termasuk ke dalam omset/penghasilan BUT.
dilakukan oleh BUT di negara asal BUT Contoh dari Prinsip
force of attraction income: Bank luar negeri yang
memiliki BUT di indonesia memberikan pinjaman kepada nasabah di Indonesia tanpa
melalui BUT Indonesia. Sebenarnya dalam pemberian pimjaman ke nasabah dapat melalui
BUT di Indonesia karena memiliki ruang lingkup usaha yang sama yaitu Bank, maka dari itu
penghasilan dari pinjaman tersebut juga termasuk ke dalam omset/penghasilan BUT.

d. effectively connected income


Effectively Connected Income adalah objek pajak BUT yang mencakup juga passive income
yang diterima kantor pusat yang mempunyai hubungan efektif dengan kegiatan/keberadaan
BUT 10 di negara asal BUT. Passive income yang di terima oleh BUT yaitu seperti bunga dan
royalti. contoh dari prinsip effectively
connected income: ABS Ltd
membuat perjanjian lisensi dengan PT Putra untuk mempergunakan merek dagang ABS Ltd.
Dari penggunaan merek dagang tersebut, ABS Ltd menerima imbalan berupa royalti dari PT
Putra. Sehubungan perjanjian tersebut ABS Ltd juga memberikan jasa manajemen kepada
PT Putra melalui suatu BUT ABS Ltd di Indonesia. BUT ABS Ltd dibuat untuk memasarkan
produk PT Putra yang menggunakan merek dagang tersebut.
skema diatas mengharuskan PT Putra membayar royalti ke kantor pusat ABS Ltd, dan
membayar jasa manajemen kepada BUT ABS Ltd. Dengan
demikian, penggunaan merek dagang oleh PT Putra mempunyai hubungan efektif dengan

Anda mungkin juga menyukai