Anda di halaman 1dari 13

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DALAM JARINGAN ( RPP DARING )

Sekolah : SMA N 17 Surabaya Kelas/ Semester : X / Ganjil


Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit (Pertemuan ke-1)
Materi Pokok : Pendudukan militer Jepang di Indonesia
Kompetensi Dasar Pengetahuan Indikator
3.5 menganalisis sifat pendudukan Jepang dan respon 3.5.1 Menjelaskan latar belakang masuknya Jepang ke
bangsa Indonesia Indonesia
3.5.2 Menjelaskan proses masuknya Jepang ke Indonesia
3.5.3 Menyimpulkan sambutan rakyat Indonesia terhadap
kedatangan Jepang di Indonesia
3.5.4 Mengidentifikasi upaya pemerintah Jepang untuk
memperkuat kedudukannya di Indonesia
3.5.5 Menganalisis dampak positif dan negatif dari
kedatangan Jepang di Indonesia dalam bidang
ekonomi, social, budaya, militer dan pendidikan

4.5 menalar sifat pendudukan Jepang dan respon 4.5.1 Menyajikan nilai-nilai perjuangan/kepahlawanan dari
bangsa Indonesia dan menyajikannya dalam bentuk bangsa Indonesia yang dapat diwarisi oleh generasi
cerita sejarah sekarang

Tujuan Pembelajaran
• Mengolah informasi tentang kehidupan social, ekonomi, budaya, militer dan pendidikan di Indonesia pada
zaman pendudukan Jepang
• Menyajikan hasil analisis mengenai kehidupan social, ekonomi, budaya, militer dan pendidikan di
Indonesia pada zaman pendudukan Jepang Media dan Alat Pembelajaran
Media Alat/Bahan
 Aplikasi Google Meet, Google Form, Whatsapp,  Laptop, Android, Jaringan Internet
Youtube.Telegram.
Sumber Belajar
• Buku Sejarah Siswa Kelas XI, Kemendikbud, Revisi tahun 2016
• Buku lain yang relevan
• Internet
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan/Sintak Deskripsi Kegiatan
s
Pendahuluan  Melalui grup whatsapp, guru mengajak peserta didik untuk masuk ke kelas daring Google
Meet
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa di aplikasi Google Meet.
 Meminta peserta didik untuk mengisi daftar hadir daring sebagai sikap disiplin
 Mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman siswa atau
materi sebelumnya.
 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari.
 Memberitahukan materi pelajaran (KI, KD, Indikator) yang akan dibahas pada pertemuan
saat itu dan proses pelaksanaannya.
Kegiatan Inti • Guru memberikan materi terkait proses masuknya Jepang ke Indonesia mengarahkan siswa
untuk menganalisis materi.
Penutup  Memberikan Tugas
 Membuka sesi diskusi/tanya jawab melalui Google Meet/WA/Telegram
 Menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam
Penilaian  Sikap : Kedisiplinan Melalui Presensi Online
 Pengetahuan : Tes Tulis dan Penugasan berupa meresum materi
 Ketrampilan : Penilaian Unjuk Kerja

Surabaya , 29 Oktober 2020


Kepala SMA Negeri 1 Bangun Purba, Guru Mapel

Dekson, S.Pd
NIP. 19690524 199101 1 003 NIP.
Sekolah : SMA N 17 Surabaya Kelas/ Semester : X / Ganjil
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit (Pertemuan ke-2)
Materi Pokok : Pendudukan militer Jepang di Indonesia
Kompetensi Dasar Pengetahuan Indikator
3.5 menganalisis sifat pendudukan Jepang dan respon 3.5.1 Menjelaskan latar belakang masuknya Jepang ke
bangsa Indonesia Indonesia
3.5.2 Menjelaskan proses masuknya Jepang ke Indonesia
3.5.3 Menyimpulkan sambutan rakyat Indonesia terhadap
kedatangan Jepang di Indonesia
3.5.4 Mengidentifikasi upaya pemerintah Jepang untuk
memperkuat kedudukannya di Indonesia
3.5.5 Menganalisis dampak positif dan negatif dari
kedatangan Jepang di Indonesia dalam bidang
ekonomi, social, budaya, militer dan pendidikan

4.5 menalar sifat pendudukan Jepang dan respon 4.5.1 Menyajikan nilai-nilai perjuangan/kepahlawanan dari
bangsa Indonesia dan menyajikannya dalam bentuk bangsa Indonesia yang dapat diwarisi oleh generasi
cerita sejarah sekarang

Tujuan Pembelajaran
• Mengolah informasi tentang kehidupan social, ekonomi, budaya, militer dan pendidikan di Indonesia pada
zaman pendudukan Jepang
• Menyajikan hasil analisis mengenai kehidupan social, ekonomi, budaya, militer dan pendidikan di
Indonesia pada zaman pendudukan Jepang Media dan Alat Pembelajaran
Media Alat/Bahan
 Aplikasi Google Meet, Google Form, Whatsapp,  Laptop, Android, Jaringan Internet
Youtube.Telegram.
Sumber Belajar
• Buku Sejarah Siswa Kelas XI, Kemendikbud, Revisi tahun 2016
• Buku lain yang relevan
• Internet
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan/Sintak Deskripsi Kegiatan
s
Pendahuluan  Melalui grup whatsapp, guru mengajak peserta didik untuk masuk ke kelas daring Google
Meet
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa di aplikasi Google Meet.
 Meminta peserta didik untuk mengisi daftar hadir daring sebagai sikap disiplin
 Mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman siswa atau
materi sebelumnya.
 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari.
 Memberitahukan materi pelajaran (KI, KD, Indikator) yang akan dibahas pada pertemuan
saat itu dan proses pelaksanaannya.
Kegiatan Inti • Guru memberikan materi terkait reaksi bangsa Indonesia terhadap masuknya Jepang
mengarahkan siswa untuk menganalisis materi.
Penutup  Memberikan Tugas
 Membuka sesi diskusi/tanya jawab melalui Google Meet/WA/Telegram
 Menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam
Penilaian  Sikap : Kedisiplinan Melalui Presensi Online
 Pengetahuan : Tes Tulis dan Penugasan berupa meresum materi
 Ketrampilan : Penilaian Unjuk Kerja
Masa Pendudukan Jepang di Indonesia (1942-1945)

Pendudukan Jepang di Indonesia dimulai pada tahun 1942 dan berakhir pada 17 Agustus 1945 bersama dengan
proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia oleh Soekarno dan M. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Pada bulan
Mei 1940, awal Perang Dunia II, Belanda diduduki oleh Nazi Jerman. Hindia-Belanda mengumumkan keadaan siaga
dan di Juli mengalihkan ekspor untuk Jepang ke Amerika Serikat dan Inggris. Negosiasi dengan Jepang yang
bertujuan untuk mengamankan persediaan bahan bakar penerbangan kegagalan pada bulan Juni 1941, dan Jepang
memulai penaklukan Asia Tenggara di bulan Desember tahun itu. Pada bulan yang sama, faksi dari Sumatra
penerima bantuan Jepang untuk mengadakan revolusi terhadap pemerintahan Belanda. Pasukan Belanda yang
terakhir dikalahkan Jepang Maret 1942.

Mengalami pendudukan Jepang di Indonesia bervariasi, tergantung di mana seseorang hidup dan status sosial orang
tersebut. Bagi mereka yang tinggal di daerah yang dianggap penting dalam pertempuran, mereka mengalami
penyiksaan, perbudakan seksual yang terlibat, sewenang-wenang dan penahanan hukuman mati, dan kejahatan
perang lainnya. Campuran Belanda dan Indonesia merupakan target dalam pendudukan Jepang. Selama pendudukan,
Jepang juga bentuk persiapan untuk kemerdekaan BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) atau (Dokuritsu JUNBI Chosa-kai?) Dalam bahasa Jepang. Badan ini bertugas membentuk persiapan
untuk pra-kemerdekaan dan membuat dasar negara dan digantikan oleh PPKI bertugas mempersiapkan kemerdekaan.

Sistem stratifikasi sosial pada zaman Jepang ditempatkan di kelas Bumiputera Eropa Timur serta kelompok asing,
kecuali Jepang. Hal ini disebabkan oleh keinginan hati masyarakat Jepang Indonesia untuk membantu mereka dalam
perang Asia Timur.

Sistem Stratifikasi Sosial pada Zaman Industri Modern

Saat ini, industrialisasi modern tentu saja berdampak jauh lebih luas daripada industrialisasi di era kolonial Belanda.
Di daerah perkotaan, ada pergeseran dalam struktur kerja dan angkatan kerja. Misalnya, sekarang muncul jenis-jenis
pekerjaan baru yang sebelumnya tidak ada, yaitu konsultasi, advokasi, dan organisasi bantuan hukum. Buruh juga
mengalami pergeseran, terutama dalam hal gender. Di masa lalu, sangat dimonopoli oleh tenaga kerja laki-laki. Tapi
kali ini, perempuan telah berperan dalam semua bidang pekerjaan.

Berdasarkan ini, menentukan kelas sosial tidak lagi hanya ditentukan oleh aspek ekonomi saja, tetapi juga oleh
aspek-aspek lain, seperti faktor kelangkaan dan profesionalisme seseorang. Hal ini disebabkan oleh masyarakat
industri adalah kreativitas sangat mengahrgai dapat menambah nilai dalam pekerjaan mereka. Akibatnya,
berpendidikan tinggi orang-orang yang sangat dihargai oleh masyarakat industri. Sebaliknya, orang-orang dengan
pendidikan rendah ditempatkan di strata yang lebih rendah.

Perlawanan rakyat terhadap Jepang

 Peristiwa Cot Plieng, Aceh 10 November 1942

Pemberontakan yang dipimpin oleh seorang ulama muda Tengku Abdul Jalil, seorang guru di Cot Plieng,
Lhokseumawe. Upaya Jepang untuk membujuk sang ulama tidak berhasil, sehingga Jepang melakukan serangan
mendadak di pagi hari ketika orang-orang sedang melakukan shalat subuh. Dengan persenjataan sederhana / orang
mabuk mencoba untuk menahan serangan dan berhasil memukul mundur pasukan Jepang untuk kembali ke
Lhokseumawe. Jadi adalah serangan kedua, berhasil digagalkan oleh rakyat. Hanya dalam serangan terakhir (ketiga)
Jepang berhasil membakar masjid sementara pemimpin pemberontakan (Teuku Abdul Jalil) berhasil melarikan diri
dari pengepungan musuh, tapi akhirnya ditembak saat berdoa.

 Peristiwa Singaparna

Perlawanan fisik yang terjadi di sekolah-sekolah Sukamanah Singaparna Tasikmalaya, Jawa Barat di bawah
pimpinan KH. Zainal Mustafa, 1943. Dia tegas menolak ajaran berbau Jepang, khususnya kewajiban untuk
melakukan Seikerei setiap pagi, yang membayar penghormatan kepada Kaisar Jepang di lentur cara menuju matahari
terbit. Kewajiban Seikerei jelas menyinggung umat Islam di Indonesia karena termasuk syirik / menyekutukan Allah.
Selain itu, ia juga tidak tega melihat penderitaan rakyat akibat tanam paksa.

 Peristiwa Indramayu, April 1944

Peristiwa Indramayu terjadi di April 1944 karena kewajiban paksa untuk deposit porsi nasi dan pelaksanaan kerja
paksa / kerja paksa / Romusha yang telah menghasilkan penderitaan berkepanjangan rakyat.

 Pemberontakan Teuku Hamid

Teuku Giyugun Hamid adalah seorang perwira, bersama dengan satu peleton pasukan melarikan diri ke hutan untuk
melawan. Hal ini terjadi di November 1944.

 Perlawanan PETA di Blitar (29 Februari 1945)

Resistensi ini dipimpin oleh Syodanco Supriyadi, Syodanco Muradi, dan Dr. Ismail. Resistensi ini disebabkan karena
masalah mengumpulkan beras, Romusha dan Heiho paksa dan di luar batas kemanusiaan. Sebagai anak dari para
pejuang tidak tega melihat penderitaan rakyat. Selain itu, sikap pelatih militer Jepang tentara Indonesia sombong dan
merendahkan.

Perlawanan PETA di Blitar adalah resistansi terbesar di Jawa. Tetapi tipu muslihat Jepang melalui Kolonel Katagiri
(Komandan pasukan Jepang), pasukan PETA berhasil ditipu dengan berpura-pura dikonsultasikan. PETA empat
perwira dijatuhi hukuman mati dan tiga lainnya disiksa sampai mati. Sementara Syodanco Supriyadi lolos.

 Perlawanan PETA di Meureudu-Pidie, Aceh (November 1944)

Perlawanan ini dipimpin oleh perwira Teuku Gyugun Hamid. Latar belakang perlawanan ini karena sikap arogan dari
Jepang dan kejam kepada orang-orang pada umumnya dan Indonesia pada khususnya tentara.

 Perlawanan PETA di Gumilir, Cilacap (April 1945)

Perlawanan ini dipimpin oleh seorang pemimpin tim (Bundanco), Kusaeri dan rekan. Perlawanan awal tanggal yang
direncanakan April 21, 1945 diketahui Jepang yang Kusaeri ditangkap pada tanggal 25 April 1945. Kusaeri divonis
hukuman mati tetapi tidak dieksekusi karena Jepang tertekan oleh Sekutu.

Dampak Pendudukan Jepang Dalam Berbagai Aspek Kehidupan Bangsa Indonesia

 Aspek Politik

Kebijakan pertama yang dilakukan Dai Nippon (pemerintah militer Jepang) adalah melarang semua rapat dan
kegiatan politik. Pada tanggal 20 Maret 1942, mengeluarkan peraturan yang terlarut semua organisasi politik dan
asosiasi bentuk. Pada September 8, 1942 dikeluarkan UU no. 2 Jepang mengontrol organisasi nasional seluruh.

 Aspek Ekonomi dan Sosial

Dalam kedua aspek ini, Anda akan menemukan bagaimana cara mempraktekkan eksploitasi ekonomi dan sosial yang
dilakukan Jepang untuk masyarakat Indonesia dan Anda dapat membandingkan dampak ekonomi dan sosial dengan
dampak politik dan birokrasi. Hal ini menempatkan sistem regulasi ekonomi pemerintah Jepang adalah sebagai
berikut:

Kegiatan ekonomi diarahkan untuk kepentingan perang, seluruh potensi sumber daya alam dan bahan baku yang
digunakan untuk industri yang mendukung mesin perang. Jepang menyita seluruh perkebunan, pabrik, bank dan
perusahaan sangat penting. Banyak kebohongan lahan pertanian bera sebagai akibat dari penekanan difokuskan pada
kebijakan ekonomi dan industri perang. Penyebab kondisi penurunan produksi pangan dan kelaparan dan kemiskinan
telah meningkat secara dramatis.

 Aspek Kehidupan Militer

Dalam aspek militer ini, Anda akan memahami bahwa tubuh militer Jepang dibuat semata-mata karena kondisi
militer Jepang semakin putus asa dalam perang Pasifik.

Memasuki tahun kedua pendudukan (1943), Jepang intensif untuk mendidik dan melatih para pemuda Indonesia di
bidang militer. Hal ini karena situasi di medan perang (Asia – Pasifik) semakin mempersulit Jepang. Mulai dari
Sekutu pukulan di pertempuran laut dari Midway (Juni 1942) dan sekitar Laut Koral (Agustus ’42 – Februari 1943).
Kondisi itu diperparah dengan jatuhnya Guadalacanal yang merupakan basis kekuatan Jepang di Pasifik (Agustus
1943). Dikutip dari: https://id.wikipedia.org/

 Dampak Positif Pendudukan Jepang

Tidak banyak yang diketahui tentang dampak positif dari pendudukan Jepang di Indonesia. Ada juga dampak positif
yang dapat disajikan meliputi:

1. Kebolehan Indonesia menjadi bahasa nasional komunikasi menyebabkan Indonesia dan memantapkan
dirinya sebagai bahasa nasional.
2. Jepang mendukung anti-Belanda, sehingga mau tidak mau mendukung semangat nasionalisme Indonesia.
Antara lain menolak pengaruh Belanda, misalnya, mengubah nama Batavia menjadi Jakarta.
3. Untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat Indonesia, Jepang mendekati pemimpin nasional Indonesia
seperti Sukarno Sukarno dengan harapan membantu Jepang untuk memobilisasi masyarakat Indonesia.
Pengakuan Jepang menegaskan posisi pemimpin nasional Indonesia dan memberikan mereka kesempatan
untuk memimpin umat-Nya.
4. Di bidang ekonomi kumyai yaitu pembentukan koperasi ditujukan untuk kebaikan bersama.
5. Mendirikan sekolah dasar sebagai 6 tahun, 9 tahun lebih muda dari yang lama, dan SLTA

 Dampak Negatif Pendudukan Jepang

Selain dampak positifnya berakhir, Jepang juga membawa dampak negatif yang luar biasa, antara lain:

1. Penghapusan semua organisasi politik dan lembaga-lembaga warisan sosial dari Hindia Belanda pada
kenyataannya banyak dari mereka yang bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan, sosial, ekonomi, dan
kesejahteraan warga.
2. Romusha, mobilisasi masyarakat Indonesia (khususnya warga Jawa) untuk kerja paksa di bawah kondisi
yang tidak manusiawi.
3. Mobilisasi semua sumber daya seperti makanan, pakaian, logam, dan minyak demi perang.
4. Akibatnya, petani padi dan berbagai bahan makanan Jepang kehilangan begitu banyak orang yang menderita
RUBRIK PENILAIAN
1. Rubrik Penilaian
a. Sikap
- Penilaian Observasi

No Nama Siswa Aspek Perilaku yang Jumla Skor Kode


h Sikap Nilai
Dinilai
Skor
BS JJ TJ DS
1 Keara 75 75 50 75 275 68,75 C
Tedjakusuma
2 ... ... ... ... ... ... ...

Keterangan :

• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :

1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:


100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai

a. Penilaian Diri

No Pernyataan Ya Tidak Jumlah Skor Kode


Skor Sikap Nilai
1 Selama diskusi, saya ikut serta 50 250 62,50 C
mengusulkan ide/gagasan.

2 Ketika kami berdiskusi, setiap 50


anggota mendapatkan kesempatan
untuk berbicara.

3 Saya ikut serta dalam membuat 50


kesimpulan hasil diskusi
kelompok.

4 .selama diskusi saya aktif dalam 100


menjawab pertanyaan dan
bertanya

Catatan :

1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50


2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 = 62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan keterampilan
b. Penilaian Teman Sebaya
Nama yang diamati : ...
Pengamat : ...

No Pernyataan Ya Tidak Jumlah Skor Kode


Skor Sikap Nilai

1 Mau menerima pendapat teman. 100

2 Memberikan solusi terhadap 100


permasalahan.

Memaksakan pendapat
450 90,00 SB
3 sendiri kepada anggota 100
kelompok.

4 Marah saat diberi kritik. 100


5 Dapat berkerja sama dengan baik 50

Catatan :

1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan untuk
pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100

2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 = 500


3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 : 500) x 100 = 90,00
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
c. Penilaian Diskusi

No Nama Komponen Yang Dinilai Nilai


Siswa KD
Taggun Peduli Rasa Ingin Tahu Kerjasama Kemampuan
g jawab dan Mengemuka
(berani bertanya
dan menanggapi) keaktifan kan pendapat
siswa

Skor maksimum untuk setiap keterampilan yang dinilai adalah 4, sehingga skor total adalah 20 (4x5). Diubah
menjadi nilai dengan dikalikan 5 untuk mendapat nilai bulat (100).

Contoh skor: 15---------nilai= 75(15x5).

Pembobotan penilaian

a. Sikap :
20
b. Hasil portopolio :
60
c. Tes tertulis :
20
d. Total :
10
0
d. Penilaian Lembar Kerja Peserta Didik 1
e. Sifat tugas : Individu
Nama :1................
Tugas ke :1
No Aspek Penilaian Indikator Bobot Skor Nilai
1 Pemilihan masalah Kemampuan 20
mengidentifikasi masalah

2 Penentuan alternatif Relevensi antara pemecahan 20


penyelesaian masalah dengan masalah
masalah

3 Prosedur pemecahan 1. Validitas 10


masalah 10
2. Reliabilitas
4 hasil 1. Ketepatan pengisian setiap 10
point
10
2. Kejelasan menjelaskan
setiap point

3. Kejelasan Analisis setiap 20


point

Jumlah 100

Petunjuk :
Skor = 0, 1, 2, 3, 4, 5
Nilai Akhir = (bobot x skor) : 5
Surabaya , 29 Oktober 2020
Kepala SMA Negeri 17 Surabaya, Guru Mapel

Dra. Hj. Marlina Kusmawati, MM


NIP. 19621122 199103 3 005

Anda mungkin juga menyukai