Anda di halaman 1dari 4

2.

2 Mesin Frais CNC TU-3A

Mesin frais CNC TU-3A adalah mesin frais CNC training unit yang biasa
digunakan dalam pelatihan-pelatihan penggunaan mesin frais CNC dan memiliki
tiga sumbu utama (x, y, dan z). Salah satu mesin frais CNC yang digunakan dalam
praktikum atau pembuatan prototype adalah EMCO TU-3A yang merupakan
buatan Emco Austria, berupa mesin perkakas CNC untuk simulasi proses
pengefraisan.
2.2.1 Spesifikasi Mesin Frais CNC TU-3A
Mesin CNC EMCO TU-3A memiliki spesifikasi sebagai berikut :
1. Daerah kerja putaran spindel antara : 50 - 3200 rpm.
2. Kecepatan gerak pahat arah longitudinal atau melintang
a. Kecepatan penuh ( tak boleh memotong) : 700 mm/ mnt
b. Kecepatan secara manual (mode manual) : 5-400 mm/ mnt
c. Kecepatan secara otomatis (mode CNC) : 5-499 mm/ mnt
d. Derah kerja memanjang, melintang, dan vertical : 300 mm
e. Kapasitas cengkram ragum : 60 mm x 60 mm
f. Gaya pemakanan maksimum yang dibolehkan : 1000 N
2.2.2 Bagian-Bagian Mesin CNC Frais EMCO TU-3A
Ada banyak bagian-bagian dari Mesin Frais TU-3A, diantaranya yaitu :
1. Monitor
Berfungsi untuk menampilkan informasi program yang sedang berjalan
pada mesin.
2. Ragum
Pada mesin CNC EMCO TU-3AFungsi dari ragum adalah untuk
mencekam benda kerja.
3. Arbor
Arbor ada mesin CNC EMCO TU-3A berfungsi untuk mencekam pahat
frais.
4. Motor Listrik
Motor listrik pada mesin CNC EMCO TU-3A berfungsi menjalankan
pahat serta memutar pahat.
5. Tempat Pahat
Tempat pahat berfungsi untuk meletakan jenis-jenis pahat yang hendak
digunakan untuk melakukan eksekusi benda kerja.
2.3 Kode Pemrograman
Kode-kode instruksi untuk pembuatan program CNC (Kode G, M, dan A)
yang sering digunakan di sini akan dijelaskan sesuai urutan penggunaan kode
yang digunakan dalam suatu program CNC.
2.3.1 Kode A
Kode A adalah kode yang menunjukkan kesalahan yang terjadi pada
proses pembentukan benda kerja. Adanya kode A dapat memudahkan untuk
mengenali kesalan apa yang terjadi sehingga lebih mudah untuk mengatasinya.
Kode-kode alarm tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1 Kode A
No. Kode Fungsi
1 A 00 Salah perintah G atau M
2 A 01 Salah interpolasi melingkar
3 A 02 Harga X terlalu besar, lihat harga batas maksimal
4 A 03 Salah harga F, lihat pada harga batas maksimal
5 A 04 Harga Z terlalu besar, lihat harga batas maksimal
6 A 06 Jumlah putaran sumbu utama terlalu besar pada pemotongan ulir
7 A 07 Tidak terpakai
8 A 08 Mencapai ujung pita pada perekaman
9 A 09 Program tidak ditemukan
10 A 10 Program kaset aktif
11 A 11 Salah jalan
12 A 12 Salah pengecekan
13 A 13 Pengalihan dari mm ke inchi dengan memori penuh
14 A 14 Salah menempatkan satuan jalan pada pelayanan pemuatan
15 A 15 Salah harga H
16 A 17 Salah sub program
2.3.2 Kode G
Kode G adalah kode yang digunakan untuk menggerakkan pahat. Macam-
macam kode G antara lain dijelaskan pada tabel 2.2 berikut.
Tabel 2.2 Kode G
No. Kode Fungsi
1 G00 Gerak lurus cepat (tidak boleh menyayat)
2 G01 Gerak lurus penyayatan
3 G02 Gerak melengkung searah jarum jam (CW)
4 G03 Gerak melengkung berlawanan arah jarum jam (CCW)
5 G04 Gerak penyayatan (feed) berhenti sesaat
6 Baris blok sisipan yang dibuat dengan menekan tombol ~ dan
G21
INP
7 G25 Memanggil program sub routine
8 G27 Perintah meloncat ke nomer blok yang dituju
9 G33 Pembuatan ulir tunggal
10 G64 Mematikan arus step motor
11 G65 Operasi disket (menyimpan atau memanggil program)
12 G73 Siklus pengeboran dengan pemutusan tatal
13 G78 Siklus pembuatan ulir
14 G81 Siklus pengeboran langsung
15 G82 Siklus pengeboran dengan berhenti sesaat
16 G83 Siklus pengeboran dengan penarikan tatal
17 G84 Siklus pembubutan memanjang
18 G85 Siklus pereameran
19 G86 Siklus pembuatan alur
20 G88 Siklus pembubutan melintang
21 G89 Siklus pereameran dengan waktu diam sesaat
22 G90 Program absolut
23 G92 Penetapan posisi pahat secara absolut

2.3.3 Kode M
Kode M adalah kode yang digunakan untuk mengatur spindel mesin.
Macam-macam kode M antara lain dijelaskan sebagai pada table 2.3 berikut.
Tabel 2.3 Kode M
No. Kode Fungsi
1 M00 Berhenti terprogram
2 M03 Spindle ON searah jarum jam
3 M05 Spindle berhenti
4 M06 Perhitungan panjang pahat
5 M17 Akhir sub program
6 M30 Akhir program
7 M98 Kompensasi kelonggaran secara otomatis
8 M99 Parameter lingkaran
2.4 Sistem Acuan
Pada umumnya sistem koordinat yang sering digunakan antara lain sistem
koordinat kartesius, yaitu koordinat mutlak (absolute) dan koordinar relative
(incremental).
2.4.1 Sistem Acuan Incremental
Pemrograman incremental adalah pemrograman yang pengukuran
lintasannya selalu mengacu pada titik akhir dari suatu lintasan. Titik akhir suatu
lintasan merupakan titik awal untuk pengukuran lintasan berikutnya atau
penentuan koordinatnya berdasarkan pada perubahan panjang pada sumbu. Titik
nol benda kerja mengacu pada titik nol sebagai titik referensi awal, letak titik nol
benda kerja ditentukan berdasarkan bentuk benda kerja dan keefektikan program
yang akan dibuat. Penentuan titik koordinat berikutnya mengacu pada titik akhir
suatu lintasan.
2.4.2 Sistem Acuan Absolute
Pemrograman absolut adalah pemrograman yang dalam menentukan titik
koordinatnya selalu mengacu pada titik nol benda kerja. Kedududkan titik dalam
benda kerja selalu berawal dari titik nol sebagai acuan pengukurannya. Sebagai
titik referensi benda kerja, letak titik nol sendiri ditentukan berdasarkan bentuk
benda kerja dan keefektifan program yang akan dibuat. Penentuan titik nol
mengacu pada titik nol benda kerja.

Anda mungkin juga menyukai