PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Periodesasi perkembangan adalah pembagian seluruh masa perkemabngan seseorang ke
dalam periode-periode tertentu, dengan hal itu maka kami ingin membahas dan ingin
memaparkan tentang hal-hal yang terjadi dalam periodesasi pada perkemabangan baik secara
Biologis, Didaktis, serta Psikologis. Yang mana hal itu masih belum di ketahui oleh banyak
orang di karenakan kurangnya pengetahuan serta pemahaman mengenai hal tersebut.
Salah satu hak dasar anak adalah hak untuk tumbuh dan berkembang. Artinya anak
memperoleh kesempatan seluas-luasnya untuk tumbuh secara fisik dan berkembang secara
psikologis. Ini semua akan terjadi bila linkungan sangat kondusif sehingga memungkinkan
perkembangan jiwa mereka dapat terlaksana dengan optimal.
Pada umur-umur tertentu seseorang dapat dengan lebih cepat dan mudah memperoleh
kecekatan dalam memperolek ketrampilan-ketrampilan tertentu dalam mempelajari pola pola
tingkah laku tertentu. Dalam keseluruhan proses hidupnya individu akan berusaha melakukan
tugas perkembangan agar dia menemukan kebahagiaan dalam kehidupan bermasyarakat. Tiap
fase pertumbuhan perkembangan memiliki tugas perkembangan sendiri. Tugas ini timbul pada
suatu periode tertentu dalam kehidupan individu. Keberhasilan dalam mencapai tugas itu dapat
membawa kebahagiaan dan berhasil dalam tugas berikutnya.
B. Rumusan Masalah.
1. Apa yang dimaksud dengan Pengertian Periodesasi Pekembangan?
2. Apa saja Macam-macam Periodesasi Perkembangan?
3. Apa yang dimaksud dengan tugas-tugas perkembangan?
4. Apa saja yang menjadi sumber dari tugas-tugas perkembangan?
5. Bagaimana tugas perkembangan pada setiap fase/periode perkembangan?
C. Tujuan.
1. Untuk mengetahui Pengertian Periodesasi Pekembangan
2. Untuk mengetahui Macam-macam Periodesasi Perkembangan
3. Untuk mengetahui tugas-tugas perkembangan
4. Untuk mengetahui sumber tugas perkembangan
5. Untuk mengetahui tugas perkembangan pada setiap fase/periode perkembangan
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Hamdanah, Psikologi Perkembangan,2009, Malang : SETARA Press. Hal.2
2
b. Umur 7-14 tahun, disebut fase anak sekolah atau masa belajar yang dimulai dari
tumbuhnya gigi. Periodesasi perkembangan baru dan diakhiri ketika kelenjar
kelamin mulai berfungsi.
c. Umur 14 -21 tahun, disebut fase remaja atau masa pubertas, yakni masa peralihan
antara kanakkanak dan masa dewasa. Periode ini dimulai sejak berfungsinya
kelenjar kelamin sampai seorang anak memasuki usia dewasa.
2. Menurut Sigmund Freud
Dalam menentukan periodesasi perkembangan, Freud berpedoman pada cara reaksi
bagian tubuh tertentu yang dihubungkan dengan dorongan sexual seseorang. Lebih
jelasnya, periodesasi perkembangan menurut Freud adalah sebagai berikut:
Umur 0-5 tahun, disebut periode infantile, periode
kanak-kanak. Periode ini dibagi lagi menjadi:Fase oral, umur 0-1 tahun, anak
mendapatkan kepuasan sexual melalui mulutnya, seperti mengisap jari.
a. Fase anal, umur 1-3 tahun, anak mendapatkan kepuasan sexual dengan
mempermainkan anusnya
b. Fase falis, umur 3-5 tahun, anak dalam mendapatkan kepuasan sexual telah
berkisar pada slat kelamin.
Umur 5 -12 tahun, disebut periode latent, masa tenang karena dorongan sexual
ditekan sedemikian rupa, sehingga tidak tampak menyolok. Umur 12 -18 tahun,
disebut periode pubertas, saat Umur 18 -20 tahun, disebut periode genital, saat
seseorang secara sungguh-sungguh mulai tertarik pada jenis kelamin lain,
sekaligus menandai kedewasaan seseorang.2
2. Periodesasi Didaktis
Maksudnya adalah pembagian periode perkembangan atas dasar klasifikasi waktu,
materi, dan cara pendidikan untuk anak-anak pada masa tertentu. Yang dimaksud tinjauan ini
adalah dari segi keperluan/materi apa kiranya yang tepat diberikan anak didik pada masa-masa
tertentu, serta memikirkan tentang kemungkinan metode yang paling efektif untuk diterapkan di
dalam mengajar atau mendidik anak pada masa tersebut.
Jelasnya periodesasi didaktis disusun dalam kaftan dengan usaha pendidikan. Dalam hal
ini dapat dikemukakan rumusan sebagai berikut:
2
Ibid., hal.66-68
3
1) Menurut Johann Amos Comenius
Berdasarkan tingkat sekolah yang dimasuki kanak-kanak, bagi Comenius, periodesasi
perkembangan dapat dirumuskan sebagai berikut:
a) Urnur 0-6 tahun, masa scola maternal, sekolah ibu.
b) b) Umur 6-12 tahun, masa scola vermacula, sekolah yang memakai pengantar
bahasa ibu.
c) c) Umur 12-18 tahun, masa scola Latina, sekolah yang memakai pengantar
bahasa Latin.
d) Umur 18-24 tahun, masa academia, saat seseorang memasuki perguruan tinggi
2) Menurut Jean Jacques Rousseau
Dengan berpangkal pada tiga prinsip: perkembangan, aktifitas murid, dan individualisasi,
dalam konsep pendidikannya, Rousseau membagi masa perkembangan sebagai beriut:
a) Umur 0-2 tahun, disebut masa asuhan.
b) Umur 2-12 tahun, masa pendidikan jasmani dan latihan panca indera.
c) Umur 12-20 tahun, masa pembentukan watak dan pendidikan agama.
3) Menurut Undang-undang pokok pendidikan
Jenjang pendidikan di Indonesia menurut UndangUndang Pokok Perididikan No. 4 tahun
1950 pasal 6, adalah sebagai berikut:
a) Pendidikan tingkat taman kanak-kanak
b) Pendidikan tingkat sekolah dasar.
c) Pendidikan tingkat sekolah menengah
d) Pendidikan tingkat perguruan tinggi.
Dilihat dari usia seseorang, maka pembagian tersebut menimbulkan rumusan periodesasi
perkembangan sebagai berikut:
1) Umur 0 - 6 tahun, masa taman kanak-kanak
2) Umur 6 - 12 tahun, masa sekolah dasar.
3) Umur 12 - 18 tahun, masa sekolah menengah.
4) Umur 18 - 24 tahun, masa perguruan tinggi.
Agaknya, untuk kalangan Indonesia, walaupun periodesasi semacam ini berorientasi
kepada kepentingan didaktif atau pendidikan pada umumnya, tetapi bisa dipergunakan dalam
4
studi ilmu jiwa perkembangan. Oleh karena, tidak ada kepentingan lain yang lebih utama, dari
pada pemanfaatan ilmu jiwa perkembangan bagi keberhasilan usaha pendidikan. Di samping,
pembagian semacam ini mudah ditangkap dan dipahami oleh masyarakat lugs, mengingat
pangkal tolaknya cukup dimaklumi dalam kehidupan sehari-hari3
3. Periodesasi Psikologis
Periodesasi psikologis, maksudnya adalah pembagian masa perkembangan atas dasar
keadaan dan ciri-ciri khas kejiwaan anak pada periode tertentu. [9] Para ahli membahas gejala
perkembangan jiwa anak, berorientasi dari sudut pandang psikologis, mereka tidak lagi
mendasarkan pada sudut biologis atau didaktis lagi. Sehingga mengembalikan permasalahan
kejiwaan dalam kedudukannya yang murni.[10] Pembagian semacam ini, antara lain ialah:
1. Menurut Oswald Kroh
Dengan menitikberatkan terjadinya kegoncangan psikis pada diri seseorang. Kroh
menyusun periodesasi perkembangan sebagai berikut:
a. Umur 0 - 3 tahun, disebut masa trots (kegoncangan) pertama, atau masa kanak-
kanak awal.
b. Umur 3 - 13 tahun, disebut masa trots kedua, yaitu masa keserasian anak untuk
memasuki sekolah.
c. Umur 13 - akhir remaja, disebut masa trots ketiga, atau masa kematangan
seseorang.
2. Menurut J. Havighurst
Berpangkal dari analisis perubahan psikis seseorang, menurut Havighurst,•periodesasi
perkembangan dapat disusun sebagai berikut:
a. Umur 0 - 6 tahun, adalah masa infancy and early childhood, masa bayi dan masa
anak kecil.
b. Umur 6 - 12 tahun, adalah masa middle childhood, masa kanak-kanak, atau masa
sekolah.
c. Umur 12 - 18 tahun, adalah masa adolescence, atau masa remaja.
d. Umur 18 - 30 tahun, adalah masa early adulthood, yaitu masa dewasa awal.
e. Umur 30 - 50 tahun, adalah masa middle age, atau masa setengah baya, masa
dewasa lanjut.
3
Dra. Hj. Hamdanah, M.Ag. Psikologi Perkembangan, Malang: Setara Press, 2009.h. 70
5
f. Umur 50 tahun kekerasan atas, adalah masa old age, yaitu masa lanjut usia, atau
masa tua.
3. Menurut Kohnstamm
Dengan menitikberatkan terjadinya perubahan psikis pada seseorang, Khonstamm
menyusun periodesasi perkembangan sebagai berikut:
a. Umur 0 - 1 tahun, periode vital atau masa menyusu.
b. Umur 1- 6 tahun, periode estetis atau masa mencoba dan masa bermain.
c. Umur 6 - 12 tahun, periode intelektual atau masa sekolah.
d. Umur 12 - 21 tahun, periode social atau masa pemuda dan masa adolescence.
e. Umur 21 tahun kekerasan atas, periode dewasa atau masa kematangan fisik dan
psikis seseorang.
Sampai di sini jelaslah, bahwa periodesasi perkembangan itu dapat disusun dalam
rumusan yang bervariasi, masing-asing mempunyai dasar dan maksud tersendiri. Seperti telah
diuraikan terdahulu, paling tidak ada 3 macam landasan untuk menyusun periodesasi
perkembangan, yaitu: dasar biologis, didaktis, dan psikologis. Tetapi yang lebih penting lagi,
bahwa rumusan periodesasi perkembangan hendaknya tidak terlalu muluk-muluk, ruwet, teoritis,
dan asing bagi masyarakat kita. Oleh karena, dengan periodesasi perkembangan, maksudnya
adalah untuk berkomunikasi tentang konsep atau istilah tertentu. Berkomunikasi dengan siapa?
Dengan masyarakat umum, dan dengan dunia ilmu jiwa perkembangan khususnya.
Dengan memperhatikan periodesasi yang dikemukakan oleh para ahli di atas baik yang
ditinjau dari segi biologis, didaktis, dan psikologis, maka dalam buku ini dibuat urut-urutan
periode tersebut, sebagai berikut :
a. Masa Intra Uterin (masa dalam. kandungan)
b. Masa Bayi
c. Masa Anak Kecil
d. Masa Anak Sekolah
e. Masa Remaja
f. Masa Dewasa dan Lanjut Usia
Masing-masing masa tersebut akan dikemukakan ciri-ciri atau perubahan-perubahan yang
dialami baik secara fisik maupun psikisnya4
4
Drs. H. Abu Ahmadi, Psikologi Perkemabangan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991.h. 72
6
C. Pengertian Tugas-tugas Perkembangan
Setiap individu tumbuh dan berkembang selama perjalanan hidupnya melalui periode atu
fase-fase perkembangan. Setiap fase perkembangan mempunyai serangkaian tugas
perkembangan yang harus di selesaikan dengan baik oleh individu. Faktor keberhasilan sangat
penting bagi individu agar kebahagiaan atau kepuasan di dalam hati di peroleh, apabila gagal
dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan pada fase tertentu maka akan berakibat tidak
baik pada kehidupan fase berikutnya. Kegagalan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan pada
fase tertentu berakibat yang menjalar pada perjalanan individu untuk kehidupan yang selanjutnya
dan individu akan mengalami depresi yang hebat.
Jadi tugas-tugas perkembangan adalah sebuah hal yang harus dilakukan oleh individu
yang mana menurut keberhasilan dalam melaksanakan tugas tersebut agar tercapai kata
kebahagiaan atau kepuasan batin oleh individu yang berkaitan dengan sikap, perilaku dan
keterampilan yang dimiliki oleh individu sesuai dengan jenjang usia individu tersebut.
1. Sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang di harapkan masyarakat
dari mereka pada usia-usia tertentu.
7
2. Memberikan motivasi kepada setiap individu untuk melakukan apa yang diharapkan
oleh kelompok sosial pada usia tertentu sepanjang kehidupannya.
3. Menunjukkan kepada setiap individu tentang apa yang akan mereka hadapi dan
tindakan apa yang diharapkan dari mereka jika nantinya akan memasuki tingkat
perkembangan berikutnya.
Tugas-tugas perkembangan adakalanya yang dapat diselesaikan dengan baik, ada juga
yang mengalami hambatan. Tidak dapat diselesaikannya dengan baik suatu tugas yang dilakukan
oleh individu dapat menjadi suatu bahaya potensial. Setidaknya ada tiga macam bahaya potensial
yang mejadi penghambat penyelesaian tugas perkembangan, yaitu:
3. Adanya krisis yang di alami individu karena melewati satu tingkatan ke tingkatan yang
lain.5
a. Kematangan fisik, misalnya a). Belajar berjalan pada usia antara 9 sampai 15 bulan, pada
usia ini tulang kaki, otot dan susunan syaratnya telah matang untuk belajar berjalan. b).
Belajar bertingkah laku, bergaul dengan teman lawan jenis pada masa remaja karena
kematangan organ-organ seksual, pada fase ini individu belajar melakukan penyesuaian
terhadap lingkungan dan situasi yang baru serta teman-teman sebanyanya.
b. Tuntutan masyarakat secara kultural, misalnya a). Belajar membaca, b). Belajar menulis,
c). Belajar berhitung, d). Belajar berorganisasi. Pada fase ini individu berada pada usia 6-
12 tahun yang biasa disebut dengan masa sekolah karena pertumbuhan jasmani dan
5
Mohammad Ali, Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, (Bumi Aksara,
Jakarta, 2005), hlm 164-165
8
perkembangan rohaninya sudah cukup matang untuk menerima pengejaran. Untuk dapat
hidup dalam masyarakat yang berbudaya, setidaknya anak harus tamat dalam jenjang
sekolah dasar (SD), karena dari sekolah dasar anak sudah memperoleh keterampilan
dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung.
c. Tuntutan dari dorongan dan cita-cita individu sendiri, misalnya a). Memilih pekerjaan, b).
Memiliki teman hidup.
d. Tuntutan norma agama, misalnya a). Taat beribadah kepada Allah, b). Berbuat baik
kepada sesama manusia6
E. Tugas-Tugas Perkembangan Pada Setiap Fase Perkembangan.
1. Fase bayi dan kanak-kanak ( 0, 0, 6, 0 tahun )
Belajar berjalan.belajar berjalan terjadi pada usia antara 9-15 bulan, pada usia ini
tulang kaki, otot dan susunan syarafnya telah matang untuk belajar berjalan.
Belajar makan makanan padat. Hal ini terjadi pada tahun ke-2 sistem alat-alat
pencernaan dan alat-alat pengunyah pada mulut telah matang untuk hal tersebut.
Belajar berbicara, yaitu mengeluarkan suara yang berarti dan menyampaikanya
kepada orang lain dengan perantara suara itu.
Belajar buang air kecil dan buang air besar. Tugas ini dilakukan pada tempat dan
waktu yang sesuai dengan norma masyarakat.
Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis. Keadaan jasmani anak sangat labil apabila
dibandingkan dengan orang dewasa, anak cepat sekali merasakan perubahan suhu
sehingga temperatur badanya mudah berubah.
Membentuk konsep-konsep ( pengertian ) sederhana kenyataan sosial, dan alam.
Pada mulanya dunia ini bagi anak merupakan suatu keadaan yang kompleks dan
membingungkan.
Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara, dan orang lain.
Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk, yang berarti mengembangkan kata
hati.
9
Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk
biologis.
Belajar bergaul dengan teman sebaya.
Belajar memainkan perasaan sesuai dengan jenis kelaminya.
Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari.
Mengembangkan kata hati.
Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.
Mengembangkan sikaf yang positif terhadap kelompok sosial, dan lembaga-lembaga,
hakikat tugas ini adalah mengembangkan sikap sosial yang demokratis dan
mengahargai hak orang lain.7
3. Tugas-tugas perkembangan peserta Didik Usia Sekolah Menengah ( remaja ) (13-18
tahun ).
7
Ibid, Hal :66-71
10
Havighurst mengemukakan 10 jenis tugas perkembangan remaja, yaitu :
1. Mencapai hubungan pertemanan dengan lawan jenis secara lebih matang. Hakikat tugas
pada fase ini mempelajari anak perempuan sebagai wanita dan anak laki-laki sebagai
pria, menjadi dewasa di antara orang dewasa, belajar memimpin tanpa menekan orang
lain.
2. Mencapai perasaan seks yang diterima sosial. Hakikat tugas nya yaitu remaja dapat
menerima dan belajar peran sosial sesuai dengan jenis kelamin nya pria atau wanita
dewasa yang di junjung tinggi oleh masyarakat.
3. Menerima keadaan badanya dan digunakan secara efektif. Hakikat tugas pada fase ini
adalah menanamkan rasa bangga ( sekurang-kurangnya rasa toleran ) terhadap tubuh
sendiri. Menjaga dan melindungi tubuh sendiri secara efektif.
4. Mencapai kebebasan emosional dari orang dewasa. Hakikat tugas pada fase ini adalah
membebaskan sifat kekanak-kanakan yang selalu menggantungkan diri pada orang tua,
mengembangkan sikap dan perasaan tertentu kepada orang tua tanpa menggantungkan
diri padanya, dan mengembangkan sikap hormat kepada orang dewasa tanpa
menggantungkan diri padanya.
5. Mencapai kebebasan ekonomi. Hakikat tugasnya adalah merasakan kemampuan
membangun kehidupan sendiri.
6. Memilih dan menyiapkan suatu pekerjaan yang memerlukan kemampuan serta
mempersiapkan pekerjaan.
7. Menyiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga. Hakikat tugas nya adalah
mengembangkan sikap yang positif terhadap kehidupan berkeluarga. Kusunya untuk
remaja putri termasuk di dalam nya kesiapan untuk memiliki anak.
8. Mengembangkan terampilan dan konsep intelektual yang perlu bagi warga negara yang
berkompeten. Hakikat tugasnya adalah mengembangkan konsep tentang hukum, politik,
ekonomi dan kemasyarakatan.
9. Menginginkan dan mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara moral dan
sosial. Hakikat tugasnya adalah berpartisipasi sebagai orang dewasa yang bertanggung
jawab dalam kehidupan masyarakat dan mampu menjunjung nilai-nilai masyarakat dalam
bertingkah laku.
11
10. Memahami suatu perangkat tata nilai yang di gunakan sebagai pedoman tingkah laku.
Hakikat tugasnya adalah membentuk suatu himpunan nilai-nilai sehingga memungkinkan
remaja mengembangkan dan merealisasikan nilai-nilai, mendefenisikan posisi individu
dalam hubunganya dengan individu lainya. 8
BAB III
PENUTUP
8
Zulkifli L, Psikologi Perkembangan, ( Bandung, Remaja Rosdakarya, 2009 ). Hal: 76-79
12
A. Simpulan.
Tugas-tugas perkembangan merupakan suatu proses yang harus dilakukan oleh individu
yang mana menuntut keberhasilan dalam melaksanakan tugas tersebut agar tercapai kata
kebahagiaan atau kepuasan batin oleh individu, yang berkaitan dengan sikap, perilaku, dan
ketrampilan yang dimiliki oleh individu sesuai dengan jenjang usia individu tersebut.
B. Saran.
Dari simpulan hasil diskusi kami maka penulis berharap agar hasil makalah ini, yang
penulis paparkan di atas dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membaca dan juga bisa
menambah wawasan kita tentang periodesasi dan tugas perkembangan peserta didik
DAFTAR PUSTAKA
13
Al-Jaraibah, Laila Binti Abdurrahman, Dunia Dan Akherat, Surakarta: Dan An-Naba, 2004.
Mohammad Ali, Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, Bumi
Aksara, Jakarta: 2005.
Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Remaja Rosdakarya, Bandung:
2000.
14