Makalah Perkembangan Fisik & Psikomotorik Kel 4
Makalah Perkembangan Fisik & Psikomotorik Kel 4
Disusun Oleh:
Kelompok 4
1. Bulan Heriyani Hutagalung (1203113039)
2. Charol Fioni Ramadansya (1203113006)
3. Isma Aulia (1201113004)
4. Yola Iqnasia Silalahi (1203113028)
REGULER C
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PAUD
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
FEBRUARI 2021
a
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan kasih dan sayang-Nya kepada kita, sehingga penulis bisa
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu, dengan judul “Perkembangan Fisik
dan Psikomotorik”.
Dalam kesempatan ini, penulis menghaturkan terima kasih yang dalam kepada
semua pihak yang telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran mereka demi
terwujudnya makalah ini, terutama kepada Ibu Suri Handayani Damanik, S.Psi., M.Psi.
dan Ibu Rizky Ramadhani, S.Pd., M.Pd. selaku dosen mata kuliah Psikologi
Perkembangan Anak di Universitas Negeri Medan yang telah membimbing penulis
dalam menyelesaikan tugas ini dengan sebaik-baiknya.
Penulis menyadari kalau dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu dengan hati yang terbuka, penulis mengharapkan kritik
serta saran yang membangun guna kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
“Kelompok 4”
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah............................................................................................... 1
I.2 Rumusan Masalah........................................................................................................... 2
I.3 Tujuan Pembelajaran.................................................................................................... 2
I.4 Manfaat Penulisan.......................................................................................................... 2
BAB II KAJIAN TEORI
II.1 Pertumbuhan.................................................................................................................... 3
II.2 Perkembangan Otak...................................................................................................... 5
II.3 Perkembangan Motorik................................................................................................ 8
II.4 Perkembangan Sensorik dan Perseptual.............................................................. 11
BAB III PENUTUP
III.1 Kesimpulan........................................................................................................................ 16
III.2 Saran.................................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................. 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dalam kemampuan, emosi, dan keterampilan yang terus berlangsung hingga
mencapai usia tertentu dan akan lebih teroptimalkan jika lingkungan tempat tumbuh
kembang anak mendukung anak untuk bergerak bebas.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
II.1 Pertumbuhan
A. Definisi Pertumbuhan
Pertumbuhan (growth) sering dicampur baurkan dengan perkembangan
(development). Walaupun kedua istilah tersebut nampaknya mempunyai gejala yang
sama yaitu perubahan tetapi pada kenyataannya berbeda. Pertumbuhan (growth)
digambarkan sebagai perubahan yang menyangkut segi kuantitatif, perubahan besar,
jumlah, ukuran organ, sebagai contoh adalah peningkatan dalam ukuran struktur
fisik, disini terjadi perubahan menjadi besar, sehingga ukuran berubah; tidak hanya
menyangkut segi fisik yang nampak saja tetapi juga jorgan-jorgan didalam dirinya.
Keadaan perubahan ini biasanya dapat diamati melalui penimbangan, pengukuran
berat badan, lingkaran kepala anak. Pertumbuhan berkaitan dengan masalah
perubahan dalam besar, jumlah, ukuran organ atau individu dan hal ini dapat diukur
melalui ukuran berat, ukuran panjang, besar lingkaran kepala. Semua hal ini
memerlukan proses pemantauan yang tepat. Ciri Pertumbuhan :
1. Merupakan perubahan yang dapat diukur secara kuantitatif
2. Mengikuti perjalanan waktu
3. Dalam keadaan normal, setiap anak memiliki pertumbuhan tertentu.
Manusia tidak pernah statis, semenjak pembuahan hingga ajal selalu terjadi
perubahan, baik dalam kemampuan fisik maupun kemampuan psikologis. Piaget
menjelaskan bahwa struktur itu "tidak pernah statis dan sudah ada semenjak awal."
Dengan perkataan lain, organisme yang matang selalu mengalami pembuahan yang
progresif sebagai tanggapan terhadap kondisi yang bersifat peng-alaman dan
perubahan-perubahan itu mengakibatkan jaringan interaksi yang majemuk.
Berbagai perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memungkinkan
orang menyesuaikan diri dengan lingkungan di mana ia hidup. Untuk mencapai
tujuan ini, maka realisasi diri atau yang biasanya disebut "aktualisasi diri" sangat
penting. Namun tujuan perkembangan tidak.pernah statis.Tujuan dapat dianggap
sebagai suatu dorongan untuk melakukan sesuatu yang tepat untuk dilakukan, untuk
menjadi manusia seperti yang diinginkan baik secara fisik maupun psikologis.
3
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yaitu peningkatan
ukuran dan struktur. Anak tidak saja menjadi besar secara fisik, tapi ukuran dan
struktur organ dalam tubuh dan otak meningkat. Akibatnya ada pertumbuhan otak,
anak tersebut memiliki kemampuan yang lebih besar untuk belajar, mengingat dan
berpikir. Perkembangan berkaitan dengan perubahan kualitatif dan kuantitatif, yaitu
perubahan–perubahan psikofisis yang merupakan hasil dari proses pematangan
fungsi–fungsi yang bersifat psikis dan fisik pada diri anak secara berkelanjutan, yang
ditunjang oleh faktor keturunan dan faktor lingkungan melalui proses maturation
dan proses learning. Maturation berarti suatu proses penyempurnakan, pematangan
dari unsur-unsur atau alat-alat tubuh yang terjadi secara alami. Proses learning
merupakan proses belajar, melalui pengalaman pada jangka waktu tertentu untuk
menuju kedewasaan. Anak-anak yang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan
memiliki rasa keingintahuan yang besar terhadap lingkungan sekitar. Hal ini ditandai
dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan mereka. Rasa ingin tahu tersebut
memberikan kesempatan kepada anak dalam belajar mengenal sesuatu.
B. Teori Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Ada beberapa ahli yang mengemukaakn tentang teori-teori pertumbuhan dan
perkembangan anak, yaitu sebagai berikut:
1. Kartini Kartono membagi masa perkembangan dan pertumbuhan anak menjadi
5, yaitu :
0 – 2 tahun adalah masa bayi
1 – 5 tahun adalah masa kanak-kanak
6 – 12 tahun adalah masa anak-anak sekolah dasar
12 – 14 adalah masa remaja
14 – 17 tahun adalah masa pubertas awal
2. Aristoteles membagi masa perkembangan dan pertumbuhan anak menjadi 3,
yaitu:
0 – 7 tahun adalah tahap masa anak kecil
7 – 14 tahun adalah masa anak-anak, masa belajar, atau masa sekolah rendah
14 – 21 tahun adalah masa remaja atau pubertas, masa peralihan dari anak
menjadi dewasa
4
C. Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pertumbuhan dan
Perkembangan Anak
1. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan anak, yaitu:
Faktor sebelum lahir, misalnya kekurangan nutrisi pada ibu dan janin
Faktor ketika lahir, misalnya pendarahan pada kepala bayi yang
dikarenakan tekanan dari dinding rahim ibu sewaktu dilahirkan
Faktor sesudah lahir, misalnya infeksi pada otak dan selaput otak
Faktor psikologis, misalnya dititipkan dalam panti asuhan sehingga kurang
mendapatkan perhatian dan cinta kasih
2. Faktor yang mempengaruhi perkembangan anak, yaitu:
Faktor warisan sejak lahir
Faktor lingkungan yang menguntungkan atau yang merugikan
Kematangan fungsi-fungsi organis dan psikis
Aktivitas anak sebagai subjek bebas yang berkemauan, bisa menolak atau
menyetujui
5
(Polyunsaturated Fatty Acids), yaitu asam arakidonat (AA) dan asam
dokosaheksaenoat (DHA) yang terletak pada posisi sn2 dari molekul fosfogliserida
dalam membran sel neuron. PUFA dapat terlepas dari fosfogliserida oleh stimulasi
fosfolipase PLA-2. Molekul AA yang terlepas akan diproses oleh enzim siklo
oksigenase menjadi prostaglandin dan tromboksana, atau diproses oleh enzim 5-lipo
oksigenase menjadi lipoksin. Baik AA maupun DHA dapat diproses oleh enzim lipo
oksigenase guna membentuk senyawa turunan hidroksi dan leukotriena.
Perkembangan otak anak yang sedang tumbuh melalui tiga tahapan, mulai dari
otak primitif (action brain), otak limbik (feelin brain), dan akhirnya ke neocortex
(atau disebut juga thought brain, otak pikir). Meski saling berkaitan, ketiganya punya
fungsi sendiri- sendiri, yaitu:
Otak primitif, berfungsi mengatur fisik kita untuk bertahan hidup,
mengelolagerak refleks, mengendalikan gerak motorik, memantau fungsi tubuh,
dan memproses informasi yang masuk dari pancaindera. Saat menghadapi
ancaman atau keadaan bahaya, bersama dengan otak limbik, otak primitif
menyiapkan reaksi "hadapi atau lari" (fight or flight response) bagi tubuh.
Otak limbik, berfungsi memproses emosi seperti rasa suka dan tidak suka, cinta
dan benci. Otak ini sebagai penghubung otak pikir dan otak primitif. Maksudnya,
otak primitif dapat diperintah mengikuti kehendak otak pikir, di saat lain otak
pikir dapat "dikunci" untuk tidak melayani otak limbik dan primitif selama
keadaan darurat, yang nyata maupun yang tidak. Sedangkan otak pikir, yang
6
merupakan bentuk daya pikir tertinggi dan bagian otak yang paling objektif,
menerima masukan dari otak primitif dan otak limbik. Namun, ia butuh waktu
lebih banyak untuk memproses informasi, termasuk image, dari otak primitif
dan otak limbik.
Otak pikir, berfungsi sebagai tempat bergabungnya pengalaman, ingatan,
perasaan, dan kemampuan berpikir untuk melahirkan gagasan dan tindakan.
1. Perkembangan Otak Masa Janin
Sejak kandungan ibu berusia 2-3 bulan, sel saraf otak janin sudah berkembang,
dan terus berlanjut hingga terbentuk berbagai struktur otak sampai nyaris sempurna
menjelang kelahiran. Perkembangan sel-sel otak janin dibentuk sejak 3 - 4 bulan di
dalam kandungan ibu, kemudian setelah lahir sampai umur 3 - 4 tahun jumlahnya
bertambah dengan cepat mencapai milyaran sel, tetapi belum ada hubungan antar
sel-sel tersebut. Sel-sel saraf otak balita berkembang sangat pesat. Hal ini dapat
diketahui dari penambahan berat otak ataupun lingkar kepala balita.
2. Perkembangan Otak Masa Bayi
Perkembangan otak bayi setelah dilahirkan, rangkaian penglihatan, bau, suara,
sentuhan, bahasa, dan kontak mata membantu membentuk hubungan neural otak.
Otak bayi menunggu pengalaman untuk menentukan bagaimana hubungan dibentuk.
Pada saat bayi yang baru lahir sekitar 25% dari berat otak dewasa. Pada tahun kedua,
otak sekitar 75% berat otak dewasa. Dua perkembangan kunci selama 2 tahun
pertama mencakup selubung myelin (lapisan sel lemak yang mempercepat impuls
elektrik sepanjang akson) dan ikatan sinapsis. Puncak kelebihan produksi sinapsis di
daerah yang berhubungan dengan visual terjadi sekitar bulan keempat setelah
kelahiran, diikuti oleh pemutusan secara bertahap hingga tahun-tahun pertengahan
dan akhir prasekolah.
Kelebihan produksi dan pemutusan yang hampir sama terjadi agak kemudian
di daerah otak yang terlibat dalam pendengaran dan bahasa. Di korteks prefrontal
(daerah otak di mana berpikir tingkat tinggi dan pengaturan diri terjadi), puncak
kelebihan produksi terjadi tidak lama setelah usia 3 tahun. Saat lahir, hemisfer telah
mulai mengkhususkan diri, bayi yang baru lahir menunjukkan aktivitas listrik yang
lebih besar di hemisfer kiri daripada di hemisfer kanan saat mereka mendengarkan
suara bicara. Pada saat 2 bulan, pusat kendali motorik otak berkembang hingga titik
7
bayi mampu secara tiba-tiba meraih dan menggenggam objek yang dekat. Usia 4
bulan hubungan neural yang diperlukan untuk persepsi kedalaman mulai terbentuk.
Usia 12 bulan pusat bicara otak diseimbangkan untuk menghasilkan kata pertama.
Aktivitas listrik otak terjadi dari sekitar usia 1 ½ hingga 2 tahun, gelombang aktivitas
ini dihubungkan dengan peningkatan dalam perkembangan konseptual dan bahasa.
3. Perkembangan Otak Masa Kanak-Kanak
Sepanjang masa kanak-kanak, otak tidak tumbuh secepat masa bayi. Meskipun
demikian, otak dan kepala masih tumbuh lebih cepat daripada anggota tubuh lainnya.
Beberapa peningkatan otak dalam ukuran disebabkan oleh myelinasi dan beberapa
disebabkan peningkatan dalam jumlah dan ukuran dendrit. Dari usia 3 hingga 6
tahun, pertumbuhan yang paling cepat terjadi di area lobus frontal yang terlibat
dalam perencanaan dan pengaturan tindakan baru dan dalam mempertahankan
perhatian terhadap tugas. Usia 6 hingga masa puber, pertumbuhan yang paling
dramatis terjadi dalam lobus temporal dan parietal, khususnya pada area yang
memainkan peran utama dalam bahasa dan hubungan spasial. Konsentrasi dopamine
dalam otak anak biasanya meningkat secara signifikan dari usia 3 hingga 6 tahun,
dihubungkan dengan keterampilan kognitif anak yang sedang berkembang.
8
Perkembangan fisik adalah pertumbuhan dan perubahan yang terjadi pada
tubuh seseorang. Perubahan yang paling jelas terlihat adalah perubahan pada bentuk
dan ukuran tubuh seseorang. Perkembangan motorik (motor development) adalah
perubahan yang terjadi secara progressif pada kontrol dan kemampuan untuk
melakukan gerakan yang diperoleh melalui interaksi antara faktor kematangan
(maturation) dan latihan atau pengalaman (experiences) selama kehidupan yang
dapat dilihat melalui perubahan/pergerakan yang dilakukan. (Rini Hildayani,
2016:3.4)
Senada dengan yang dipaparkan oleh Hurlock (1978:151) perkembangan
motorik adalah perkembangan pengendalian gerakan jasmani melalui kegiatan pusat
saraf, urat saraf, dan otot yang terkoordinasi. Sebelum perkembangan terjadi anak
tidak akan berdaya. Kondisi tersebut akan berubah secara cepat pada usia 4-5 tahun
pertama kehidupan pasca lahir. Anak dapat mengendalikan gerakan yang kasar.
Gerakan tersebut melibatkan anggota badan yang luas yang digunakan untuk
berjalan, melompat, berlari, berjinjit, berenang, dan sebagainya. Setelah berumur 5
tahun terjadi perkembangan yang besar dalam pengendalian koordinasi yang lebih
baik yang melibatkan bagian otot yang lebih kecil yang digunakan untuk
menggenggam, melempar, menangkap bola, menulis, dan sebagainya.
Perkembangan motorik meliputi perkembangan motorik kasar dan motorik
halus. Motorik kasar melibatkan otot-otot besar dan motorik halus melibatkan otot-
otot kecil. Gerakan-gerakan yang dilakukan oleh anak melibatkan otot dan anak pada
masa tataran usia dini lebih cenderung aktif/lebih senang bergerak, lebih senang
melakukan percobaan atau praktik, lebih senang bermain baik permainan yang
membutuhan banyak energi maupun permainan yang hanya menampakkan sedikit
gerakan. Sedikit ataupun banyak gerakan yang dilakukan tetap melibatkan otot,
sehingga perkembangan motorik sangat menunjang aspek perkembangan yang lain.
Seperti yang dipaparkan oleh Sher (2009: 37) gross motor activities requiring
coordination, such as various types of sports, or even tasks, such as jumping forward.
Motorik kasar merupakan aktivitas fisik yang memerlukan koordinasi seperti
berbagai jenis olah raga atau tugas-tugas sederhana seperti gerakan melompat.
Diperjelas oleh Decaprio (2013:18) motorik kasar merupakan gerakan tubuh dengan
9
menggunakan otot-otot besar ataupun sebagian besar otot yang ada dalam tubuh
maupun seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan diri.
Menurut Yusuf (Eny Kusumastuti, 2004) kemampuan motorik anak dapat
dideskripsikan sebagai berikut:
10
yang memiliki makna meskipun belum sempurna. Jika anak usia 4-6 tahun belum bisa
menggambar beberapa bentuk yang tergabung dengan baik menjadi suatu bentuk
yang lebih bermakna perlu diwaspadai. Orang tua maupun guru perlu meninjau
kemampuan anak dalam mempersepsikan apa yang ada di lingkungan sekitarnya.
Selain itu juga anak pada usia 4 tahun biasanya memiliki kemampuan yang semakin
baik dalam mewarnai. Jika pada usia menjelang masuk sekolah dasar kemampuan
anak mewarnai belum baik, seperti coretan warna selalu keluar dari bidang gambar,
ada kemungkinan anak memiliki masalah dalam koordinasi mata dan tangannya.
Masalah dalam perkembangan motorik menjadi acuan yang penting untuk
dipelajari oleh guru maupun orang tua, agar masalah yang terjadi pada anak
diketahui sejak dini dan mencari jalan keluar yaitu berupa tindakan yang tepat
terhadap masalah perkembangan motorik anak usia dini. Perkembangan motorik
anak menjadi perhatian guru sebagai orang yang bertanggung jawab dalam
pendidikan dan pembelajaran anak di sekolah, dan menjadi perhatian orang tua
selaku orang yang bertanggung jawab terhadap pembelajaran anak di rumah, bukan
hanya aspek perkembangan motorik saja tetapi juga aspek perkembangan yang lain.
11
pancaindranya (sensorinya) dengan melakukan berbagai gerakan saat ia merasa
senang, nyaman, bahagia, saat ia merasa kesal, marah, merasa tidak nyaman karena
lapar, popoknya basah, atau mungkin karena ada sesuatu di bawah tubuhnya. Di
sinilah bayi mulai belajar berekspresi lewat mimik muka dan bahasa tubuh untuk
mengungkapkan apa yang ia rasakan dan alami.
Bayi juga tertarik untuk belajar menggunakan motoriknya semaksimal
mungkin agar menyamakan gerakannya dengan gerakan yang dilakukan orang lain
(dewasa). Sebagai manusia normal, umum-nya kita merasa tertantang untuk
melakukan sesuatu yang belum pernah kita lakukan sebelumnya, semampu kita. Hal
tersebut kita lakukan untuk menemukan jati diri. Demikian pula bayi dan anak. Oleh
karena itu, biarkan mereka mengeksplorasi dunia mereka karena itu adalah proses
belajar anak dan proses kita juga. Berikut merupakan tanda-tanda bayi yang
mengalami gangguan sensomotorik.
1. Terlalu pasif
2. Terlalu cengeng
3. Sering muntah
4. Sulit digendong karena selalu membuat badannya kaku
5. Sulit menyedot susu, baik dari puting susu ibu maupun botol
6. Malas merangkak
7. Saat tidur terlentang kedua tangannya tidak terangkat keatas
8. Menangis jika ditengkurapkan
9. Jempolnya selalu masuk ke dalam genggaman
10. Menangis jika di ayun-ayun
11. Sudah berusia lebih dari empat bulan dan tidak dapat mengangkat kepala saat
tengkurap
12. Sulit makan
13. Tidak memproses makanannya di mulut atau langsung menelan makanannya
14. Tidak mengoceh
12
Anak dengan gangguan sensori biasanya memang kelihatan cerdas dan
berkembang normal. Mereka hanya mempunyai pola pikir yang agak berbeda dengan
teman sebayanya. Umumnya anak seperti ini kurang mau bersosialisasi, selalu
memilih jalan pintas, malas berjuang untuk mendapatkan sesuatu, malas
berkomunikasi untuk menjelaskan jika ia bersalah atau jika ia kurang paham.
Selain itu, anak juga cepat marah, cepat frustrasi, sulit menentukan apa yang
baik bagi dirinya, sulit mengekspresikan secara verbal apa yang dipikirkannya, sulit
berkonsentrasi, lebih senang menggunakan kekuatan otot ketimbang otak, sering
ingin dikatakan yang terhebat sehingga menghalalkan segala cara untuk
mendapatkan keinginannya. Di antara anak-anak seperti ini, ada yang memiliki
kecepatan tinggi dalam mengalihkan atau teralihkan dari satu masalah ke masalah
yang lain. Ada juga yang punya banyak ide, tetapi hanya senang dan bergairah untuk
memulai dan sulit untuk menyelesaikannya.
B. Perkembangan Perseptual Anak
Aktivitas perseptual pada dasarnya merupakan proses pengenalan anak
terhadap lingkungannya. Semua informasi tentang lingkungan sampai kepada
individu melalui alat-alat indera yang kemudian diteruskan melalui syaraf sensoris ke
bagian otak. Informasi tentang objek penglihatan diterima oleh indera mata,
informasi tentang objek pendengaran diperoleh melalui indera telinga, objek
sentuhan melalui kulit, objek penciuman melalui hidung. Tanpa penglihatan,
pendengaran, penciuman dan indra-indra lainnya, oleh manusia akan terasing dari
dunia yang ada disekitarnya.
Aktivitas perseptual merupakan suatu proses psikis, yang antara satu aspek
dengan aspek lainnya saling berhubungan. Apabila aspek yang satu dengan yang lain
memiliki hubungan yang baik, maka membantu siswa dalam pengolahan informasi,
begitu pula sebaliknya. Wahab (1999: 51) mengemukakan tiga aktivitas perseptual,
yaitu sensori persepsi, dan atensi.
Sensasi adalah peristiwa penerimaan informasi oleh indra penerima. Sensasi
berlangsung disaat terjadi kontak antara informasi dengan indra penerima. Dengan
demikian, dalam sensasi terjadi proses deteksi informasi secara indrawi. Misalnya
sensasi pendengaran terjadi disaat ada gelombang-gelombang udara yang bergetar
diterima oleh telinga sebelah luar dan diteruskan kebagian syaraf pendengaran.
13
Persepsi adalah interprestasi terhadap informasi yang ditangkap oleh indra
penerima. Persepsi merupakan proses pengolahan informasi lebih lanjut dari
aktivitas sensasi. Misalnya siswa mengetahui kalau yang didengarnya itu suara
gurunya menjelaskan, suara musik,suara mobil dan sejenisnya. Dalam prosesnya,
sensasi dan persepsi itu mungkin sulit untuk dipisahkan. Artinya kedua proses itu
merupakan sesuatu yang berlangsung secara bersamaan.
Atensi merupakan selektivitas terhadap persepsi. Dengan kesadaran
siswa/seseorang bisa hanya tertuju kepada suatu objek atau informasi, dengan
mengabaikan objek-objek yang lain. Aktivitas atensi ini diharapkan seseorang fokus
terhadap informasi yang masuk pada dirinya, sehingga memperoleh pemahaman
tentang informasi tersebut. Dilihat dari keragaman indra penerima informasi,
persepsi dapat diklasifikasi kedalam tiga kelompok, yakni persepsi visual atau
penglihatan, persepsi pendengaran, dan persepsi-perspsi minor lainnya. Persepsi
visual ini di dasarkan pada indra penglihatan mengutamakan peran mata dalam
proses perseptual. Anak-anak mengalami ketajaman penlihatan usia 1 sampai 10
tahun. Pada usia 10 tahun inilah puncak dari ketajaman penglihatan pada anak.
1. Persepsi Visual
Persepsi visual dapat dibedakan menjadi; persepsi konstanitas ukuran artinya
kemampuan individu untuk mengenal bahwa setiap objek itu memiliki ukuran yang
konstan; persepsi tentang objek atau gambar pokok dan latar, persepsi ini
memungkinkan individu menempatkan suatu objek atau gambar yang berada atau
tersimpan pada suatu latar yang membingungkan; persepsi keseluruhan dan bagian,
persepsi ini merupakan kemampuan untuk membedakan bagian-bagian suatu objek,
atau gambar dari keseluruhan; persepsi kedalam, merupakan kemampuan individu
untuk mengukur jarak dari posisi tubuh ke suatu objek ; orientasi tilikan ruang,
kemampuan penglihatan untuk mengidentifikasi, mengenal dan mengukur dimensi
ruang; persepsi gerakan, kemampuan memperkirakan dan mengikuti gerakan atau
perpindahan suatu objek oleh mata.
2. Persepsi Pendengaran
Persepsi pendengaran merupakan pengamatan dan penilaian terhadap suara
yang diterima oleh indra telinga. Persepsi ini dibagi menjadi; persepsi lokasi
pendengaran, yaitu kemampuan individu mendeteksi tempat munculnya sumber
14
suara; persepsi perbedaan yaitu kemampuan individu mendeteksi perbedaan suara-
suara yang mirip; persepsi pendengaran utama dan latarnya.
3. Persepsi Minor
Persepsi minor yang lain, misalnya sentuhan, penciuman, rasa. persepsi
sentuhan pada diri anak terus menerus mengalami perkembangan, demikian juga
persepsi minor yang lainnya. Persepsi sentuhan ternyata juga membantu individu
dalam memahami informasi yang masuk pada dirinya. Demikian juga penciuman dan
rasa. Penciuman dan rasa yang sensitif atau tajam juga akan membatu individu untuk
memahami informasi yang masuk pada dirinya.
15
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intra
seluler berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau
keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Pertumbuhan
terjadi secara simultan dengan perkembangan.
Perkembangan otak anak yang sedang tumbuh melalui tiga tahapan, mulai dari
otak primitif (action brain), otak limbik (feelin brain), dan akhirnya ke neocortex
(atau disebut juga thought brain, otak pikir).
Fisik motorik merupakan salah satu aspek yang penting dalam perkembangan
anak usia dini, bahkan dikatakan sebagai tolak ukur pertama dalam melihat tumbuh
kembang yang baik pada usia dini. Fisik motorik dapat berkembang dengan baik jika
guru maupun orang tua selaku yang berperan dalam pendidikan anak memberikan
kesempatan anak untuk berlatih, memberikan asupan yang tepat dan memfasilitasi
dengan media yang dapat mempengaruhi perkembangan fisik dan motorik anak usia
dini. Perkembangan motorik terbagi menjadi dua yaitu motorik kasar dan motorik
halus.
III.2 Saran
Untuk dapat memahami perkembangan fisik dan psikomotorik, selain
membaca dan memahami materi-materi dari sumber keilmuan yang ada (buku,
internet, dan lain-lain) kita harus dapat mengkaitkan materi-materi tersebut dengan
kehidupan kita sehari-hari, agar lebih mudah untuk memahami dan akan selalu
diingat.
16
DAFTAR PUSTAKA
Tamsik, U (2005). Mengenal Anak Usia Dini Melalui Pertumbuhan Perkembangan dan
Karakteristiknya, Jurnal Pendidikan Anak.
Lismadiana (2013). Peran Perkembangan Motorik Pada Anak Usia Dini, Jurnal Ilmial
Keolahragaan, 2 (3) : 101-133.
Fitriani, R (2018). Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini. Jurnal Golden Age
Hamzanwadi University, 3 (1) : 25-34.
Murti, T (2018). Perkembangan Fisik Motorik dan Perseptual Serta Implikasinya Pada
Pembelajaran di Sekolah Dasar. Wahana Sekolah Dasar, 26 (1) : 21-28.
Candra, SM. 2011. “Pusat Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Dini di Yogyakarta”.
Skripsi.
Maria Titisari, Bernadetta. 2010. “Pusat Pendidikan Anak Berbasis Sensomotorik di
Yogyakarta”. Skripsi. FT, Arsitektur, Universitas Atma Jaya Yogyakarta,
Yogyakarta.
Ode Anhusadar, L (2014). Perkembangan Otak Anak Usia Dini. Shautut Tarbiyah, 30 :
98-113.
17