Anda di halaman 1dari 12

LABORATORIUM FARMASI KLINIK

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
KAMPUS UNHAS TAMALANREA, JL. PERINTIS KEMERDEKAAN KM 10
Telepon/Fax: (0411) 588556, 586200, ext. 1093, Makassar 90245

LEMBAR KASUS
PERCOBAAN KASUS FLEBOTOMI-GOLDA

Nama: Mutiara Fatimah Ar Rozan


NIM: N011191003

1. Berdasarkan pemeriksaan Laboratorium secara hematologi, pasien mengalami anemia


karena kekurangan besi, hal itu dilihat dari kadar darah merah pasien yang mengalami
penuruan, hematokrit dan haemoglobin pasien menunjukkan penururnan yang
merupakan indikator anemia defisiensi besi. Nilai LED yang meningkat memberikan
tanda kondisi pasien terkena infeksi akut dan kronis (Sosialine, Engko. 2011). Pada
pemeriksaan morfologi sel didapat bahwa eritrosit berbentuk Banana-like shaped, hal
itu dapat dianyatakan pasien mengalami malaria serebral yang merupakan komplikasi
infeksi P. falciparum yang menyebabkan RBC terparasit mengalami coagulasi dan
menyebabkan penyumbatan pembuluh darah organ internal (Husna, et al. 2016). Pada
pengamatan diferensial sel, semua sel tidak melebihi nilai normal kecuali Band
neutrophils Hal ini dapat disebabkan oleh infeksi, obat kemoterapi, gangguan
produksi sel (leukemia) atau perdarahan. Jumlah sel Segmented neutrophils juga
cukup besar dapat disebabkan pula karena hemolisis, kerusakan jaringan dan
pengaruh obat-obatan yang digunakan (Sosialine, Engko. 2011).

Pada pemeriksaan kimia jumlah Alanin Aminotransferase (ALT) meningkat melebhi


normal dapat disebabkan terjadi pada penyakit sirosis aktif, obstruksi bilier dan
hepatitis, sehingga mempengauhi nyeri ulu hati dan dapat dipengaruhi dari pasien
mengonsumsi alkohol. Pada peningkatan jumlah bilirubin disebabkan terjadinya
obstruksi saluran empedu atau hemolisis sel darah merah. Berdasarkan kenaikan
Aspartat Aminotransferase (AST) pada pasien, dapat disebabkan anemia hemolitik,
karena eritrosit pasien terus mengalami kerusakan akibat malaria. Penurunan kadar
ALP dapat disebabkan karena pasien kurang menucukupi kebutuhan nutrisi tubuh
(Sosialine, Engko. 2011). Kadar CRP yang melebihi normal dapat disebabkan adanya
infeksi, inflamasi, dan kerusakan jaringan. Kadar CRP yang meningkat dapat
mendukung adanya nyeri ulu hati, nyeri ulu disebabkan Gastritis yang biasanya orang
awam mengatakannya maag adalah peradangan yang terjadi dilambung akibat
meningkatnya sekresi asam lambung, yang disebabkan pasien mengonsumsi alkohol
(Dewi, et al. 2019)

Kadar kalium yang menurun dapat disebabkan karena tidak berfungsinya ginjal
dengan baik dan terjadi hemolisis sel. Beberapa faktor lain juga dapat disebabkan
pasien melakukan aktivitas fisik intensitas berat yang membuat tubuh membutuhkan
magnesium lebih dan tidak diimbangi dengan asupan yang seimbang serta
mengonsumsi alcohol (Mudeng, et al. 2016). Terjadinya hemolisis sel dapat dilihat
pula dari hasil urinalisis pasien yaitu terdapat haemoglobin pada urin yang ditandai
bahwa pasien mengalami anemia sehingga eritrosit lisis dan melepaskan hemoglobin
dalam urin. Dapat disimpulkan pasien mengalami malaria serebla tanpa komplikasi
akibat infeksi P. falciparum. P. falciparum menginfeksi semua jenis sel darah merah,
sehingga anemia dapat terjadi mengalami infeksi akut dan kronis yang menyebabkan
kerusakan jaringan, dengan beberapa gejala yang muncul berupa, demam, nyeri ulu
hati, sakit kepala dan sangat lemah (Kementerian Kesehatan, 2013).

2. Diagnosis pasien berdasarkan data lab adalah malaria falciparum. Pasien dapat
diberikan antipiretik karena terdapat keluhan yang merupakan manifestasi utama dari
penyakit ini yaitu demam. Berdasarkan literature, parasetamol yang diberikan dapat
berupa tablet atau sirup dengan dosis dewasa paracetamol 3-4 cth dan jika keluhan
demam telah hilang maka pemberian obat ini dapat dihentikan (Fauzi. 2015). Pasien
juga dapat diberi obat klorokuin, namun sejumlah penelitian dari Cina melaporkan
bahwa obat piperakuin ditoleransi baik daripada klorokuin untuk membunuh P.
falciparum dan P. vivax. Obat ini merupakan salah satu campuran yang aman untuk
ACT (Artemisinin Combination Therapy), terapi jangka pendek dengan penyembuhan
yang sangat baik dan toleransi yang baik, serta dapat menurunkan transmisi dan
munculnya resistensi parasite (Kementrian Kesehatan 2013). Dalam peningkatan sel
elektrolit pasien perlu melakukan infus RL. Sediaan ringer laktat ini akan memberi
kalsium klorida, kalium klorida, natrium klorida dan natrium laktat dalam air untuk
injeksi (Purwadi. 2017). Kemudian anemia yang berinfeksi kronik dan akut pada
pasien ini dapat mempengaurhi kerusakan jaringan tubuh berupa gastritis yang
menyebabkan nyeri ulu hati. Berdasarkan saran pemberian terapi farmakologi,
diberikan Omeprazole Delayed Release yang mampu mencegah kerusakan
mukosadari asam lambung dan mampu menghambat produksi asam lambung berlebih
yang diakibatkan infeksi. Untuk asupan besi dalam mengurangi penyakit anemia
defiensi besi perlu pasien perlu meminum fero fumarate karena lebih mudah
diabsorbsi untuk pemberian oral (Dewi, et al. 2019).

3. Berdasarkan peraturan menteri kesehetan Indonesia, pasien mamiliki gejala berupa


anemia demam dan keluhan lain karena terjadi kerusakan jaringan ditimbulkan akibat
adanya malaria serebral. Oleh karena itu pasien perlu menjalani terapi penyembuhan
malaria serbral dengan merutinkan minum obat pada Lini I :
-Dihydroartemisinin-Piperakuin ATAU Artesunat – Amodiakuin selama 3 hari +
Primakuin 1 hari
-Dosis Dihydroartemisinin : 2-4 mg/kgBB,
-Dosis Piperakuin : 16-32 mg/kgBB dalam 1 dosis
-Dosis Artesunae : 4 mg/ kgbb, Dosis Amodiakuin : 10 mg/ kgbb
-Primakuin 0,75 mg/kgbb diberikan pada hari 1
Kemudian dilanjut pada lini II, meminum kina + doxyciclin / tetracyclin selama 7 hari
+ primakuin hari 1 dengan dosis doksisiklin 3,5 mg/kgbb/hari (2x1) (Kementrian
Kesehatan, 2013). Pasien perlu merutinkan meminum fe fumarate selama seminggu
untuk mengurangi defiensi besi agar sel tubuh dapat normal. Juga perlu melakukan
infus RL untuk meningkatkan elektrolit sel hingga pemeriksaan elektrolit pasien
mencapai nilai normal. Jika masih timbul beberapa gejala seperti demam, pasien
dapat meminum PCT hingga demam turun. Perlu pemakaian Omeprazol sampai nyeri
ulu hati tidak terasa. Jika masih timbul beberapa gejala seperti demam, pasien dapat
meminum PCT hingga demam turun.
Daftar Pustaka
Dewi, et al. 2019. Rancangan Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Lambung
Menggunakan Metode Forward Chaining. Journal of Informatics and Computer
Science. Vol. 5 No. 1
Fauzi. 2015. Malaria Falciparum Pada Anak. J Agromed Unila . Vol. 2, No.3
Husna, et al. 2016. Review: Aspek Biomolekuler Dan Update Terapi Malaria Serebral.
MNJ. Vol. 2, No. 2 :79-88.

Kementerian Kesehatan. Malaria. Tata Laksana. Pedoman. Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2013

Mudeng, et al. 2016. Gambaran Magnesium Serum Pada Pekerja Bangunan. Jurnal e-
Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 2.

Purwadi. 2017. Penentuan Natrium Dalam Sediaan Ringer Laktat Secara Microwave
Plasma Atomic Emmision Spectroscopy (Mp-Aes). Analit: Analytical and
Environmental Chemistry. Volume 2, No.02.

Setyowatie L., et al. 2016. C-Reactive Protein pada Berbagai Derajat Keparahan
Psoriasis Vulgaris. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. Vol. 28, No.2.

Sosialine, Engko. 2011. Pedoman Interpretasi Data Klinik. Jakarta : Kemenkes RI.
Lampiran
1. Sosialine, Engko. 2011. Pedoman Interpretasi Data Klinik. Jakarta : Kemenkes RI

2011
2. Setyowatie L., et al. 2016. C-Reactive Protein pada Berbagai Derajat Keparahan
Psoriasis Vulgaris. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. Vol. 28, No.2
3. Husna, et al. 2016. Review: Aspek Biomolekuler Dan Update Terapi Malaria
Serebral. MNJ. Vol. 2, No. 2 :79-88.
4. Dewi, et al. 2019. Rancangan Sistem
Pakar Mendiagnosa Penyakit Lambung
Menggunakan Metode Forward
Chaining. Journal of Informatics and
Computer Science. Vol. 5 No. 1
5. Mudeng, et al. 2016.
Gambaran Magnesium Serum
Pada Pekerja Bangunan.
Jurnal e-Biomedik (eBm),
Volume 4, Nomor 2

6. Fauzi. 2015. Malaria Falciparum Pada Anak. J Agromed Unila . Vol. 2, No.3
7.
Kementerian Kesehatan. Malaria. Tata Laksana. Pedoman. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2013
8. Purwadi. 2017. Penentuan Natrium Dalam Sediaan Ringer Laktat Secara Microwave
Plasma Atomic Emmision Spectroscopy (Mp-Aes). Analit: Analytical and Environmental
Chemistry. Volume 2, No.02

Anda mungkin juga menyukai