Anda di halaman 1dari 6

LABORATORIUM FARMASI KLINIK

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
KAMPUS UNHAS TAMALANREA, JL. PERINTIS KEMERDEKAAN KM 10
Telepon/Fax: (0411) 588556, 586200, ext. 1093, Makassar 90245

LEMBAR KASUS
PERCOBAAN ANALISIS ELEKTROLIT
Nama: Mutiara Fatimah Ar Rozan
NIM: N011191003

1. Hubungkan riwayat , gejala/tanda-tanda klinis dan data hasil laboratorium terhadap


kondisi pasien (interpretasi data laboratorium).
Berdasarkan gejala/tanda-tanda klinis dan data hasil Laboratorium, pada
pemeriksaan elektrolit dilihat hasil bahwa pasien mengalami abnormalitas kadar natrium
(Na), kalium (K) dan klorida (Cl) yang nilainya dibawah nilai normal (Tyas, R.A dkk,
2018). Sehingga pasien dapat dikatkan mengalami hiponatremia, hiperkalemia dan
hipoklaremia. Hal tersebut yang memberikan gejala pada pasien mengalami diare, mual
dan muntah, pusing serta disertai nyeri pada abdomen. Gejala dapat dikatakan bahwa
pasien mengalami Non infammatory diare kelainan yang ditemukan di usus halus bagian
proksimal, hal itu diakibatkan adanya enterotoksin yang mengakibatkan diare cair dengan
volume yang besar tanpa lendir dan darah, yang disebut dengan Watery diarrhea. Diare ini
sebagian besar disebabkan oleh virus, khususnya rotavirus, dan sering melibatkan usus
halus tanpa adanya kerusakan mukosa seperti, V.cholerae, Enterotoxigenic E.coli (ETEC),
Salmonella. Pada diare Non inflammatory, akan terjadi tanda dehidrasi cepat timbul,
terutama pada kasus yang tidak segera mendapat cairan pengganti. Berdasarkan keluhan
pasien mengalami mual hingga pernah muntah, terlihat gejala berupa pucat, mata cekung,
kulit kering, berat badannya yang menurun. Pada pemeriksaan vital dilihat pasien sirkulasi
darah/nadi normal, pernafasan normal, dan tekanan darah 100/70, sehingga bisa dikatakan
pasien mengalami dehidrasi ringan (Zein, U., 2011). Terjadinya dehidrasi pula dapat
dilihat dari semakin naiknya kadar hemtokrin yang ditandi pula naiknya eritrosit sehingga
pasien dinyatakan mengalami diare dan dehidrasi (Sosialine, 2011).

2. A. Berapa kebutuhan kalium dan natrium pasien dalam mEq, jika kalium serum yang
diinginkan 4 mEq dan natrium 140 mEq ?
B. Berapa kebutuhan cairan pasien pada terapi resusitasi ?
C. Berapa cairan dan elektrolit pasien pada terapi cairan rumatan ? hitung kecepatan infus
(bebas untuk memilih jenis cairan yang digunakan) ?
A. Kebutuhan Natrium
Na = (Na serum yang diinginkan – Na serum sekarang) x 0,6 x BB (kg)
= (140-119) x 0,6 x 53
= 21 x 0,6 x 53
= 667,8 mEq

Kebutuhan kalium

K = (K serum yang dinginkan – K serum sekrang) x 0,3 x BB (kg)


= (4 - 3,2) x 0,3 x 53
= 0,8 x 0,3 x 53
= 12,72 mEq
B. Kebutuhan cairan
56−53
Derajat dehidrasi = x 100 %
56
=5%
Cairan resusitas = derajat dehidrasi x berat badan
= 5% x 53
= 2,65 L
= 265 cc
C. Kecepatan infus
Untuk berat badan > 20 kg = 1500 ml + 20 ml/kg/hari = 1520 ml/kg/hari

Tetes/ menit = Jml cairan (jam) x FT

Lama pemereian (mnt)

Infus set Terumo = 1.520 x 20 = 21.11 tetes/ menit


24 jam x 60 mnt
Infus set Otsuka = 1.520 x 15 = 15.83 tetes/ menit
24 jam x 60 mnt
3. Apa yang anda sarankan kepada pasien terkait kasus diatas sebagai seorang farmasis?

Dalam pengobatan diare akut prinsip pengobatan adalah menghilangkan kausa

diare dengan memberikan antimikroba yang sesuai dengan etiologi, terapi supportive atau
fluid replacement dengan intake cairan yang cukup atau dengan Oral Rehidration Solution

(ORS) yang dikenal sebagai oralit, dan tidak jarang pula diperlukan obat simtomatik untuk

menyetop atau mengurangi frekwensi diare. Pada kasus diare Non inflammatory pasien

dianjurkan melakukan pengobatan Simptomatik. Terapi simtomatik diperlukan untuk

menghentikan diare atau mengurangi volume feses, karena berulang kali buang air besar

merupakan suatu keadaan/kondisi yang mengganggu akitifitas sehari-hari. Pada

prinsipnya, obat simtomatik bekerja dengan mengurangi volume feses dan frekwensi diare

ataupun menyerap air. Beberapa obat seperti Loperamid, Difenoksilat, Kaolin, Pektin,

Tannin albuminat, Aluminium silikat, Attapulgite, dan Diosmectite (Zein, U., 2011)
Daftar Pustaka

Sosialine, Engko. 2011. Pedoman Interpretasi Data Klinik. Jakarta : Kemenkes RI.

Tyas R.A dkk. 2018. Prevalensi Gangguan Elektrolit Serum pada Pasien Diare dengan
Dehidrasi Usia Kurang dari 5 Tahun di RSUP Dr. Sardjito Tahun 2013-2016.
Sari Pediatri, Vol. 20, No. 1

Zein U. 2011. Diare Akut Dewasa. PT SOFMEDIA. Medan


Lampiran

Sosialine, Engko. 2011. Pedoman Interpretasi Data Klinik. Jakarta : Kemenkes RI.
Tyas R.A dkk. 2018. Prevalensi Gangguan Elektrolit Serum pada Pasien Diare dengan
Dehidrasi Usia Kurang dari 5 Tahun di RSUP Dr. Sardjito Tahun 2013-2016. Sari
Pediatri, Vol. 20, No. 1

Zein U. 2011. Diare Akut Dewasa. PT SOFMEDIA. Medan

Anda mungkin juga menyukai