Anda di halaman 1dari 11

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SERVIS TENIS LAPANGAN

BERBASIS MULTIPLE TRAINING

Roy Widyonarto Marison


Abstrak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
penelitian pengembangan. Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta. Penelitian ini hanya mengambil
matakuliah tenis lapangan lanjutan dengan materi 8 kali pertemuan dan
perwasitan 8 kali pertemuan. Fokus penelitian ini adalah tenis lapangan
yang jumlah pertemuannya 8 kali. Sasaran klien atau pengguna yang
menjadi sasaran dalam penelitian pengembangan model pembelajaran
terhadap proses penguasaan Bermain tennis lapangan pada
mahamahasiswa FIK UNJ. Hasil akhir dari penelitian ini adalah sebuah
produk yang dinilai mampu meningkatkan tujuan dari pembelajaran
pendidikan khususnya materi servis tenispada mahamahasiswa FIK UNJ.
Model yang dirancang dan disempurnakan ini didasarkan pada kebutuhan
mahamahasiswa FIK UNJ. Konsep dasar dari pembuatan model ini
adalah kreatifitas modifikasi model-model pembelajaran baik dalam
bentuk ermainan maupun dalam bentuk latihan. Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan keberhasilan pembelajaran yang dicapai melalui
7 model pengembangan pembelajaran, artinya bahwa model
pembelajaran ini sudah dapat dikatakan cukup efektif dan mampu
memenuhi kebutuhan pembelajaran mahamahasiswa FIK UNJ.
Kata Kunci : Servis, Tenis Lapangan, Multiple Training.

PENDAHULUAN
Permasalahan yang mendasar Sayangnya hal tersebut belum menjadi
dalam dunia pendidikan di Indonesia prioritas utama bagi bangsa Indonesia
adalah masalah kualitas, kuantitas dan yang memiliki jumlah penduduk sekitar
relevansi. Peningkatan kualitas 237.55.363 jiwa.
pendidikan dewasa ini merupakan Keberadaaan perguruan tinggi
kebutuhan yang mendesak, mengingat dalam konteks pembangunan bangsa,
kualitas pendidikan di indonesia sudah memiliki posisi sangat strategi sebagai
jauh tertinggal dari negara tetangga, lembaga akademik yang dinamis dalam
apalagi jika dibandingkan dengan negara membentuk generasi bangsa yang
maju. Di pihak lain, kegiatan memiliki intelektual, akademik yang
pembangunan yang sedang dilaksanakan berkualitas, berwawasan berbudaya
membutuhkan sumber daya manusia bangsa, serta mampu menguasai ilmu
yang berkualitas, demokratis dan pengetahuan teknologi dan seni olahraga
tanggap terhadap masalah-masalah sesuai dengan disiplin ilmu dan
praktis yang harus segera diselesaikan. profesional.
Sumber daya yang demikian sangat Strategi bagi guru/ dosen adalah
dipengaruhi oleh kualitas pendidikan. pendekatan umum mengajar yang
sehingga diperlukan satu terobosan berlaku dalam berbagai bidang materi
untuk mempercepat, mempermudah atau dan yang digunakan untuk memenuhi
membuat murah rumah pendidikan. berbagai tujuan pembelajaran. Sebagai

154
155

contoh, kemampuan untuk melibatkan diperkirakan sebelumnya oleh penerima.


mahasiswa adalah penting jika kita ingin Permainan tennis lapangan tergolong
mereka belajar sebanyak mungkin. kedalam jenis permainan keterampilan
Strategi mengajar tertanam di dalam yang bersifat terbuka (open skill).
setiap model. Misalnya, seorang Teknik dasar dalam bermain tenis terdiri
pengajar menciptakan strategi mengajar dari beberapa teknik yang harus dikuasai
dengan menggunakan model oleh seorang pemain tenis yaitu : servis,
pembelajaran, disini pengajar akan lebih grounstroke , volley, smash dan lob.
memberikan warna pengajaran yang
tidak membosankan sehingga akan Model Pembelajaran. Model secara
menciptakan kreativitas dan umum digunakan untuk menyeleksi dan
pengulangan dalam setiap materi yang menyusun strategi pembelajaran, motode
dipelajari. keterampilan dan aktivitas belajar untuk
Seluruh mahamahasiswa FIK UNJ memberikan tekanan pada salah satu
mempunyai kewajiban untuk lulus bagian pembelajaran. Dengan adanya
matakuliah praktik, salah satunya adalah model maka akan dapat menggambarkan
matakuliah tennis lapangan merupakan pola pikir dalam melakukan sesuatu.
salah satu dari tujuh kelompok besar Model pembelajaran merupakan suatu
matakuliah praktik yang menjadi bagian pola atau perencanaan yang digunakan
dari wajah. Keterampilan tennis guru sebagai acuan dalam merancang
lapangan sangat dibutuhkan bagi alumni, pembelajaran di kelas ataupun diluar
selain untuk mengajar di sekolah baik kelas. Model pembelajaran mempunyai
juga sebagai nilai plus yang dapat di unsur-unsur landasan teori, strategi dan
jadikan modal untuk membuka sebuah langkah pengimplementasian model di
industri olahraga. Mata kuliah tennis dalam kelas atau diluar kelas.
lapangan memiliki bobot 2 sks dan
jumlah pertemuan seminggu dua kali Macam – macam Model Pembelajaran.
dengan satu pertemuan pembelajaran a. Model Dick and Carey
oleh dosen mata kuliah dan satu Pendekatan pengajaran ini terdapat
pertemuan mahamahasiswa diharuskan beberapa komponen yang akan dilewati
belajar mandiri. dalam proses pengembangan dan
Hampir semua Mahamahasiswa perancangan berupa urutan langkah-
yang mengikuti perkuliahan tennis langkah pembelajaran.
mengalami kesulitan, sehingga
permainan tennis seringkali digolongkan b. Model Borg and Gall
ke dalam jenis keterampilan yang sulit Model penelitian dan
dan kompleks. Hal itu dikarenakan pengembangan adalah” a process used
permainan tennis dipengaruhi oleh orang develop and validate educational
lain atau adanya faktor lingkungan yang product”. Kadang-kadang penelitian ini
sulit dikendalikan. Artinya, para petennis desebut “research based development”
saat bermain tidak akan pernah yang muncul sebagai strategi dan
menerima atau memukul bola pada satu bertujuan untuk meningkatkan kualitas
tempat yang sama persis, tetapi selalu pendidikan. Selain untuk
berpindah-pindah tempat jatuhnya bola. mengembangkan dan memvalidasi hasil-
Selain itu, selama dalam permainan hasil pendidikan, research and
tennis jenis putaran bola, pantulan bola, development juga bertujuan untuk
arah dan ketinggian, kecepatan, dan menemukan pengetahuan-pengetahuan
jarak jatuhnya bola sulit untuk baru melalui basic researt, atau
156

menjawab pertanyaan-pertanyaan khusus verbal;(2) kecakapan intelektual;(3)


tentang masalah-masalah yang bersifat strategi koknitif;(4) sikap;dan (5)
praktis melalui, applied researt yang kecakapan motorik.
digunakan untuk meningkatkan praktik-
praktik pendidikan. Pendekatan research e. Model Pengembangan Sistem
and development (R&D) dalam Pembelajaran Menurut Kemp
pendidikan meliputi sepuluh langkah. Pengembangan perangkat
merupakan suatu lingkaran yang
c. Model Joyce, Weil dan Calhoun kontinum. Tiap-tiap langkah
Joyce, Weil, dan Calhoun pengembangan berhubungan langsung
menjelaskan bahwa semua model dengan aktivitas revisi. Pengembangan
mengajar mengandung unsur model perangkat dapat dimulai dari titik mana
berikut: di dalam siklus tersebut. Pengembangan
1. orientasi model perangkat model Kemp memberi
2. urutan kegiatan (syntax) kesempatan kepada para pengembangan
3. sistem sosial (social system) untuk dapat memulai dari komponen
4. prinsip reaksi (principle of manapun. Namun karena kuri kulum
reaction) yang berlaku secara nasional di
5. sistem penunjang (support Indonesia dan berorientasi pada tujuan,
system), dan maka seyogiyanya proses pengembangan
6. dampak instruksional dan itu di mulai dari tujuan.
penyerta (instructional and
nurturant effect). Permainan Tenis Lapangan. Tenis
adalah salah satu olahraga permainan,
d. Model Pemrosesan Informasi dimainkan dengan memukul bola
menurut Dini Rosdiani dalam Robert menggunakan raket ke lawan yang
M. Gagne dibatasi oleh sebuah net. Permainan tenis
Model ini berdasarkan teori lapangan merupakan permainan yang
belajar kognitif (Plaget) dan berorientasi istimewa, karena latar belakang dan
pada kemampuan pada kemampuan tradisinya. Tenis lapangan mengajarkan
mahasiswa memproses informasi yang etika, sikap mental positif, serta
dapat memperbaiki kemampuannya. penghargaan terhadap aturan-aturan.
Pemrosesan informasi merujuk pada Menurut Larder mengatakan bahwa
cara mengumpulkan/menerima stimuli “tenis merupakan permainan yang
dari lingkungan mengorganisasi data, memerlukan kecepatan kaki, ketepatan
memecahkan masalah, menemukan yang terkendali, stamina, antisipasi,
konsef dan menggunakan simbol verbal ketetapan hati (determination), dan
dan visual. Perkembangan merupakan kecerdikan”.
hasil kumulatif dari pembelajaran. Salah satu teknik dasar dalam
Dalam pembelajaran terjadi proses permainan tenis adalah servis. Teknik
penerimaan informasi yang kemudian servis, untuk mempermudah petenis
diolah sehingga menghasilkan output dalam mempelajari teknik dasar servis,
dalam bentuk hasil belajar. Dalam maka perlu diberikan cara yang
pemrosesan informasi terjadi interaksi dianggap penting dari gerakan yang
antar keduanya akan menghasilkan hasil paling mudah ke gerakan yang paling
belajar. Pembelajaran merupakan sulit. Teknik dasar melakukan servis
keluaran dari pemrosesan informasi adalah sebagai berikut :
yang terdiri dari : (1) informasi
157

1. Posisi Siap Dimulai dari sikap siap, bersamaan


Server berada di garis belakang dengan bola diumpan maka dengan
(baseline), posisi badan menyamping segera lutut dibengkokkan, hal ini
dan kaki mengarah ke net, kaki dilakukan untuk memberikan tenaga
kanan diletakkan sejajar dengan garis yang lebih pada saat memukul bola
belakang. Kaki kiri berada diagonal sehingga bola yang dipukul menjadi
dengan garis. Antara kaki kanan dan lebih kuat dan lebih cepat, selajutnya
kaki kiri berjarak antara 25 – 45 cm, raket ditarik ke arah belakang kepala
berat badan berada di antara kaki, dengan posisi lengan dibengkokkan
raket dipengang dengan sekitar 900. Pandangan tetap
menggunakan pengangan continental memperhatikan jalannya bola dan
atau eastern backhand, mata tangan kiri tegak lurus menunjuk
memperhatikan lapangan atau posisi bola kaki yang berada di belakang di
lawan sehingga bisa geser mendekati kaki yang berada di
mempertimbangkan ke arah mana depan.
bola akan dipukul. 4. Perkenaan Raket dengan Bola
2. Ball Toss (Mengumpan Bola) (impact)
Setelah memutuskan arah bola, 5. Gerakan berikutnya dimana setelah
selanjutanya bola di umpan sekitar bola sudah berada pada jangkauan
30 cm di depan kepala dan 15 cm ke maksimal, lengan yang memegang
arah tangan yang melakukan servis raket bergerak memukul bola tepat
diikuti dengan pandangan ke arah mengenai tengah senar raket ke arah
bola. Jika bola dibiarkan jatuh maka depan atas, pada saat perkenaan raket
bola akan memantul tepat di depan dengan bola semuanya berada
kaki yang kiri untuk pemain tangan hampir dalam posisi segaris.
kanan. Bola yang melayang di udara Jalannya pergerakan bola tetap
harus dihindari adanya putaran pada diperhatikan dengan seksama
bola sehingga setelah bola lepas dari sehingga tidak lepas kendali.
raket tidak terjadi effek terhadap bola Salurkan semua kekuatan dari tubuh
yang mengakibatkan arah bola tidak bagian bawah ke tubuh bagian atas
sesuai dengan yang diinginkan. Hasil ke bola sehingga bola yang dipukul
lemparan bola merupakan suatu hal keras dan kuat.
yang penting, karena lemparan bola 6. Gerak Lanjut (Follow Through)
yang salah merupakan penyabab Setelah raket mengenai bola dan
kegagalan hasil servis. Menguasai melaju ke arah lapangan lawan.
teknik lemparan yang tepat, Secara bersamaan bahu yang
diperlukan latihan-latihan. Hal yang memukul bola bergerak mengikuti
perlu diperhatikan pada saat putaran pinggang. Lengan kanan
melemparkan bola adalah posisi dengan raket merentang lurus
lengan harus dalam keadaan lurus. dimulai dari bahu mengikuti arah
Sementara itu, bila terjadi bola. Raket dibiarkan terus
pembengkokan lengan pada saat mengayun ke depan yang dilanjutkan
memutar bola ke atas, maka dengan melangkahkan kaki belakang
diperkirakan arah penyimpanan ke depan satu langkah mengikuti
bolanya akan lebih besar. arah bola. Gerakan dilanjutan ke arah
3. Menarik Raket (Persiapan Memukul menyilang dari posisi tangan yang
Bola) melakukan servis ke arah sisi kaki.
Pemain yang menggunakan tangan
158

kanan maka gerakan lanjutan teknik servis tenis, seperti yang telah
dilakukan ke arah sisi kaki kiri dan dijelaskan dari beberapa ahli di atas,
demikian ke arah sisi kaki kanan pengembangan-pengembangan tersebut
untuk pemain kidal. Raket harus merupakan tahapan-tahapan rangkaian
diayunankan dengan benar dan gerakan keseluruhan yang dibuat untuk
gerakannya tidak terputus akan meningkatkan beberapa tahapan
memperoleh hasil pukulan yang baik rangkaian gerak yang telah dijelaskan.
dalam mengontrol kecepatan bola Pengembangan di atas masih belum
Jim Brown mengembangkan mencakup seluruh rangkaian tahap-tahap
bentuk pengembangan servis tenis gerak di atas, oleh karena itu peneliti
lapangan yang di namainnya servis- ingin menciptakan beberapa konsep
tonjok pemula. Servis ini dimulai dari pengembangan model yang berbeda
setengah ayunan, pegangan raket dengan melengkapi tiap tahapan
menggunakan genggaman forehand rangkaian gerakan servis tenis. Item-item
dengan posisi kepala raket berada di model pengembangan pembelajaran
belakang kepala. Posisi tangan pada saat servis tenis terdapat di lampiran dengan
perkenaan biarkan siku tetap diatas jumlah 17 item produk model
sampai selesai memukul. pengembangan servis tenis lapangan. 17
Jhones dan angela buxton produk yang diciptakan dan
mengatakan bahwa untuk meningkatkan dikembangkan beberapa item produk
servis menjadi lebih kuat, servis terbaik diadaptasi dari model yang sudah ada,
didasarkan pada gerakan melempar. namun lebih dikembangkan lagi dan
Adapun beberapa pengembangan dimodifikasi disesuaikan dengan
pembelajaran yang dikembangkan antara kebutuhan tujuan dari servis
lain: pembelajaran tersebut.
1. Belajar melempar bola dengan kuat Terdapat lima tahapan gerak servis
ke ujung lapangan. Pada waktu tenis seperti yang telah dijelaskan di
melempar, perhatikan sungguh- atas. Pertama adalah posisi siap, contoh
sengguh agar siku benar-benar item-item produk pembelajaran yang
membengkok dan ketika melepaskan dikembangkan peneliti terdapat empat
bola lengan bagian depan harus item produk antara lain ; model
menghapap langit. Lemparkanlah pembelajaran servis line, cross line
bola dengan mengarahkan ke atas. serve, serve line market, dan cross line
2. Kemudian saran kedua ialah market.
mengambil raket yang sudah lama Empat item produk ini diciptakan
dan melemparkan reket sejauh- selain untuk agar mahamahasiswa lebih
jauhnya sebagai pengganti bola. aktif, juga merasakan dan memahami
3. Melakukan gerakan servis bayangan rangkaian tahapan gerakan yang benar.
beberapa kali, bayangan di sini berarti Tahap gerakan yang kedua yaitu Toss
melakukan servis yang sebenarnya ball (melambungkan bola), contoh item-
secara menyeluruh tanpa item produk pembelajaran yang
menggunakan bola. dikembangkan peneliti terdapat tiga item
4. Melakukan pukulan ayunan di depan produk antara lain ; Model Pembelajaran
jaring, sehingga raket menyentuh net Toss ball Market, Toss ball Simpai dan
secara datar. Mix Market and Simpai.
Pengembangan model Tahap gerakan yang ketiga yaitu
pembelajaran servis tenis tidak terlepas menarik reket (persiapan memukul bola),
dari langkah-langkah gerakan dalam contoh item-item produk pembelajaran
159

yang dikembangkan peneliti terdapat ketiga pada design penelitian


tiga item produk antara lain : model pengembangan model ini.
pengembangan Send Back Ball, Send
Back Ball,Two dan model HASIL PENELITIAN
pengembangan bola kembar. Penelitian awal ini untuk
Tahap gerakan yang keempat yaitu mendapatkan informasi mengenai
Perkenaan Raket dengan Bola (impact) gerakan Servis tenis yang dilakukan oleh
contoh item-item produk pembelajaran mahamahasiswa.
yang dikembangkan peneliti terdapat Pengembangan model
empat item produk antara lain : model pembelajaran Servis tenis lapangan
pengembangan Bola Gantung, Impack berbasis multiple training menggunakan
Ball Wall, Mini Serve, Mini Serve 2 dan motode pengembangan Borg and Gall,
Ball Hand Two Wall. yang terdiri dari 10 langkah dan dibagi
Tahap gerakan yang kelima atau kedalam tiga tahapan global yaitu:
yang terakhir yaitu Gerak Lanjutan 1. Tahap Identifikasi dan Analisis
(follow trought) contoh item-item Kebutuhan
produk pembelajaran yang Dari angket analisis kebutuhan
dikembangkan peneliti terdapat dua item tersebut dapat diketahui bahwa :
produk antara lain : model (a) 100% mahamahasiswa mengetahui
pengembangan Ball Hand Two Wall 2 tahapan-tahapan dalam pembelajaran
dan Grounstroke Doubel Stick. servis tenis lapangan,
Tujuh belas Item produk tersebut (b) 100% mahamahasiswa mengatakan
diciptakan sesuai dengan tahapan pernah mempraktekkan bentuk – bentuk
gerakan servis tennis dan juga telah pengembangan pembelajaran dalam
disesuiakan tingkat kesulitannya mulai perkuliahan tenis lapangan,
dari yang termudah sampai yang tersulit. (c) 37,14% mahamahasiswa mengatakan
Prosedur pelaksanaan dan gambar dapat perlu dilakukan pengembangan model-
dilihat pada lampiran proposal yang model pembelajaran dalam materi tenis
telah di cantumkan peneliti. lapangan dan
(d) 85,71% mahamahasiswa
mengatakan materi servis tenis
METODE membosankan, 57,14 % mahamahasiswa
Metode yang digunakan dalam mengatakan kesulitan dalam
penelitian ini menggunakan penelitian mempraktekkan gerakan servis.
pengembangan. Penelitian
pengembangan menurut Nana Syaodih 2. Analisis Design Dan Draft Model
Sukmadinata adalah suatu proses atau Pembelajaran Servis Tenis Lapangan
langkah-langkah untuk mengembangkan Berbasis Multiple Training
suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang telah a. Model Pembelajaran Serveline
ada, yang telah dapat di pertanggung
jawabkan. Sedangkan untuk
perancangan produk pengembangan
model pembelajaran Multiple Training
untuk penguasaan servis tennis
lapangan, rancangan validasi, evaluasi,
dan revisi sebenarnya berada pada tahap
Gambar 1. Serve line
Sumber : Rancangan Model Peneliti 1
160

b. Model Pembelajaran Toss Ball e. Model Pembelajaran Mini Serve


Market

Gambar 5. Mini Serve


Sumber: Rancangan Model Peneliti 5

Gambar 2. Toss Ball Market f. Model Pengembangan Sedow Bola


Sumber : Rancangan Model Peneliti 2

c. Model Pengembangan Send Back


Ball

Gambar 6. Sedow Bola


Sumber: Rancangan Model Peneliti 6

g. Model Pengembang Ball Hand to Wall


Gambar 3. Send Back Ball
Sumber: Rancangan Model Peneliti 3

d. Model Pengembangan Bola


Gantung

Gambar 7. Ball Hand to Wall


Sumber: Rancangan Model Peneliti 7

3. Tahap Pengujian (Tinjauan Ahli,Uji


Coba Kelompok Kecil, Dan Uji
Lapangan

A. Hasil Tahap Pertama (Uji Coba


Gambar 4. Bola Gantung Kelompok Kecil)
Sumber: Rancangan Model Peneliti 4 Berdasarkan evaluasi, saran, dan
masukan yang diberikan oleh beberapa
ahli yang didapat dari ujicoba kelompok
161

kecil, maka dapat disimpulkan sebagai 2. Pengembangan model pembelajaran


berikut. Toss Ball Market, diperoleh skor
1. Penggunaan alat yang sederhana hasil 11 skor maksimal 12 atau
berupa bola, simpai, cone, keranjang, sebesar 92%, maka dari itu
dan dobel stik yang mudah pengembangan model pembelajaran
didapat/diperoleh akan menambah tersebut dinilai Valid dan cocok
semangat belajar mahasiswa untuk digunakan
sehingga menghilangkan rasa jenuh 3. Pengembangan model pembelajaran
2. Sarana dan prasarana baik itu bola, Send Back Ball, diperoleh skor hasil
simpai, cone, keranjang, dan dobel 11 skor maksimal 12 atau sebesar
stik dinilai baik untuk digunakan dan 92%,maka dari itu pengembangan
aman dalam proses pembelajaran. model pembelajaran tersebut dinilai
Penggunaan alat tersebut juga dapat Valid dan cocok untuk digunakan
disesuaikan dengan kebutuhan atau 4. Pengembangan model pembelajaran
kombinasi model pembelajaran lain. Bola Gantung, diperoleh skor hasil
3. Model pembelajaran yang 10 skor maksimal 12 atau sebesar
diujicobakan dinilai baik dan efektif 83%, maka dari itu pengembangan
dalam pembelajaran servis tenis model pembelajaran tersebut dinilai
lapangan, namun terdapat 1 dari 27 Valid dan cocok untuk digunakan
model pembelajaran yang dinyatakan 5. Pengembangan model pembelajaran
kurang mengena pada sasaran Mini Serve,diperoleh skor hasil
komponen, yaitu pada model 3, 11skor maksimal 12 atau sebesar
pembelajaran tersebut tidak 92%, maka dari itu pengembangan
diikutsertakan dalam uji lapangan. model pembelajaran tersebut dinilai
4. Tahapan penyusunan model dari Valid dan cocok untuk digunakan
yang mudah ke sulit dinilai baik 6. Pengembangan model pembelajaran
karena mahamahasiswa memiliki Sedow Bola, diperoleh skor hasil
waktu untuk dapat menyesuaikan diri 11skor maksimal 12 atau sebesar
dari tahapan-tahapan tersebut. 92%, maka dari itu pengembangan
5. Mahasiswa dapat berperan aktif dan model pembelajaran tersebut dinilai
waktu menjadi efektif dan efesien Valid dan cocok untuk digunakan
untuk proses pembelajaran.. 7. Pengembangan model pembelajaran
Berdasarkan angket kuesioner ahli Ball Hall To Wall, diperoleh skor
mengenai model pembelajaran yang hasil 11skor maksimal 12 atau
akan dikembangkan, maka didapatkan sebesar 92%, maka dari itu
hasil berupa1 dari 17 model pengembangan model pembelajaran
pembelajaran yang dinilai tidak valid tersebut dinilai Valid dan cocok
oleh ahli sehingga keempat model untuk digunakan.
permainan tersebut tidak digunakan
dalam uji lapangan dan penjelasan B. Hasil Tahap Kedua (Uji
sebagai berikut; Lapangan)
1. Pengembangan model pembelajaran Uji tahap pertama (ujicoba
servis line,diperoleh skor hasil 11 kelompok kecil) dilaksanakan maka
skor maksimal 12 atau sebesar 92%, selanjutnya merevisi model yang telah
maka dari itu pengembangan model diujicobakan tersebut untuk
pembelajaran tersebut dinilai Valid dilaksanakan pada uji lapangan (uji
dan cocok untuk Digunakan sebenarnya). Ditahapan ini peneliti
mengambil 38 mahasiswa FIK UNJ yang
162

menjadi sampel dalam penelitian mahasiswa yang tidak lulus. Berikut


kemudian menguji 17 model adalah tabel frekuensi hasil tes
pembelajaran yang telah dinyatakan keterampilan gerak dengan model
valid oleh ahli dan mengalami revisi pengembangan pembelajaran antara lain:
tahap II. Cara untuk menghitung rata-
rata efektifitasan model pembelajaran uji Tabel 2. Hasil Tes Keterampilan
lapangan dilakukan dengan Gerak Servis Tenis Menggunakan
menggunakan skor ideal sebagai berikut: Pengembangan Model Pembelajaran
Skor Ideal = 20 x 38 = 760 Servis Tenis
Keterangan:
20 : Tahapan gerakan yang menjadi penilaian No Rentang Frekuaensi Frekuaensi
38 : Jumlah responden Skor Kumulatif
1 60 – 64 2 5,2%
2 65 – 69 1 2,6%
Berdasarkan tabel lampiran 3 maka 3 70 – 74 4 10,5%
diperoleh jumlah data 520, maka dengan 4 75 – 79 4 10,5%
demikian efektifitas model pembelajaran 5 80 – 84 17 56,7%
6 85 – 89 5 15,2%
lama secara keseluruhan adalah 520 : 7 90 – 94 5 15,2%
760 = 0,68 atau 68% dari kriteria yang Jml 38 100%
diharapkan. Hasil tes pembelajaran lama
diperoleh 68% atau 24 mahasiswa yang
lulus dalam mengikuti pembelajaran, Kedua hasil pembelajaran
sedangkan 32% atau 14 mahasiswa yang (pembelajaran lama dan baru) maka
tidak lulus. Berikut adalah tabel didapat perbandingan model
frekuensi hasil tes keterampilan gerak pembelajaran seperti yang ditunjukkan
dengan metode konvensional antara lain: pada tabel berikut.:

Tabel 1. Hasil Tes Keterampilan Tabel 3. Perbandingan Hasil Penilaian


Gerak Servis Tenis Konvensional Model Pembelajaran Lama dan
Model Pengembangan
No Rentang Frekuaensi Frekuaensi
Skor Kumulatif Pembelajaran Aspek Yang Model
Konvensional Dinilai Pengembangan
1 45 – 50 2 5,2%
122 Posisi Siap 148
2 51 – 56 1 2,6% 104 Ball Toss 116
3 57 – 62 1 2,6% 95 Menarik Raket 102
4 63 – 68 11 28,9% 109 Impack Ball 135
5 69 – 74 13 43,3% 90 Gerakan Lanjutan 99
6 75 – 80 10 26,3% 520 Jumlah 600
Jlh 38 100% 0,68 Rata-rata 0,78

Berdasarkan tabel lampiran 3 maka 200


diperoleh jumlah data 760, maka dengan
150
demikian efektifitas pengembangan
model pembelajaran secara keseluruhan 100
adalah 600 : 760 = 0,78 atau 78% dari
50
kriteria yang diharapkan. Hasil tes
pembelajaran menggunakan 0
pengembangan model pembelajaran 122 104 95 109 90
servis tenis diperoleh 92% atau 35
mahasiswa yang lulus dalam mengikuti Gambar 8. Histogram Hasil Pembelajaran
pembelajaran, sedangkan 8% atau 3 Metode Pembelajaran Konvensional dengan
Model Pengembangan
163

150 700
600
100 500
400
50 300
200
0 100
148 116 102 135 99
0
KetepatanKekuatan
Gambar 9. Histogram Hasil Pembelajaran
Metode Pembelajaran Baru dengan Model
Pengembangan Gambar 10. Histogram Hasil Tes Kemampuan
Servis dengan Metode Pengembangan Model
Kedua hasil tes kemampuan servis Teknik untuk mengetahui dan
(pembelajaran lama dan baru) maka membuat keputusan, apakah perbedaan
didapat perbandingan model itu signifikan atau tidak, maka harga t
pembelajaran seperti yang ditunjukan hitung tersebut perlu dibandingkan
pada tabel berikut : dengan harga t tabel dengan dk n - 2 =
36.berdasarkan lampiran tabel II dalam
nilai-nilai dalam distribusi t, bila dk 36,
Tabel 4. Perbandingan Hasil Tes
untuk uji satu fihak dengan taraf
penilaian Model Pembelajaran Lama
kesalahan 5%, maka harga t tabel =
dan Model Pembelajaran Baru
1,685. bila harga t hitung jatuh pada
Pembelajaran Aspek Yang Pengembangan daerah penerimaan Ha, maka Ha yang
Konvensional Dinilai Model menyatakan bahwa pendekatan mengajar
458 Ketepatan 586 baru lebih baik dari pendekatan
324 Kekuatan 443 mengajar lama diterima. Berdasarkan
769 Total Score 1029 perhitungan ternyata t hitung 19,72 jatuh
pada penerimaan Ho atau penolakan Ha.
Dengan demikian dapat disimpulkan
500 bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan metode pembelajaran baru
400 dan lama.
300

200 KESIMPULAN
100 Data yang diperoleh, berdasarkan
dari hasil ujicoba kelompok kecil, uji
0 lapangan serta pembahasan hasil
KetepatanKekuatan
penelitian, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa :
Gambar 10. Histogram Hasil Tes Kemampuan 1. Pengembangan model pembelajaran
Servis Metode Konvensional
servis tenisini membantu dosem
dalam pelaksanaan proses
pembelajaran secara efektif dan
efesien.
2. Melalui model pembelajaran yang
diberikan dapat memberikan
164

peningkatan hasil belajar servis tenis


pada mahamahasiswa PJKR Fik
Unimed dan membantu dosen dalam
pelaksanaan proses pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
Sugiono. 2008. Metode penelitian
kuantitatif, kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
Rex Lader. 2013. Fundamental Tenis.
Semarang: Dhahara Prize.
Dian Rakyat. 2004. Tenis. Jakarta: PT.
Dian Rakyat.
Jim Brown. 2002. Tenis Tingkat Pemula.
Jakarta, PT. Rajagrafindo
Persada.
Jones & Angela Buxton. 2008. Belajar
Tenis Untuk Pemula. Bandung:
Pionir Jaya..

Anda mungkin juga menyukai