Anda di halaman 1dari 2

BAB V

PENUTUP

a. Kesimpulan

1. Pandangan Murtahin sehingga memanfaatkan lahan gadai di Kecamatan

Bunobogu diawali dengan praktek gadai lahan perkebunan, lahan kosong

ataupun lahan pertanian di Kecamatan Bunobagu. Pada perjanjian lisan

pengelolaan lahan gadai hanya atas dasar asumsi murtahin jika hutang

tidak dikembalikan dalam jangka waktu yang telah disepakati maka

murtahin dapat mengolah lahan sehingga pandangan murtahin tersebut

tidak sesuai dengan kaidah gadai dalam hukum Islam. Berbeda halnya

melalui perjanjian tertulis yang menjadi dasar pengelolaan lahan gadai

telah tertulis bahwa murtahin dapat mengola lahan apabila dalam waktu

yang telah disepakati tidak dipenuhi oleh pihak rahin dan teah diseujui

oleh kedua pihak.

2. Dampak bagi penggadai (rahin) dari pengelolaan lahan gadai oleh

murtahin secara lisan dapat merugikan bagi mereka (rahin) karena mereka

tidak dapat mengelola dan mengambil manfaat dari perkebunan yang

dijadikan jaminan hutang dikelola dan diambil manfaat sepenuhnya oleh

pihak murtahin, sehingga murtahin memperoleh keuntungan. Sehingga

dalam praktiknya seringkali menimbulkan konflik antar masyarakat.

Berbeda dengan perjanjian yang tertulis, rahin cenderung menerima


pengelolaan lahan gadai oleh murtahin karena merupakan konsekuensi

atas perjanjian.

b. Saran

1. Dalam praktek gadai seharusnya antara pemberi gadai (rahin) dan

penerima gadai (murtahin) ada kejelasan mengengai batasan waktu

pengembalian hutang dan kedudukan barang jaminan, sehingga

pelaksanaan gadai dilaksanakan tanpa merugikan salah satu pihak. Dan

sebaiknya meninggalkan praktek gadai melalui lisan yang sudah menjadi

kebiasaan, agar tidak dapat menimbulkan berbagai macam kerugian

dikemudian hari.

2. Pihak rahin dan murtahin dalam melakukan akad gadai untuk kedepannya

sebaiknya dilakukan dengan ketentuan-ketentuan syariat atau prinsip

prinsip Islam, serta sebaiknya akad gadai dilakukan benar-benar bertujuan

untuk saling tolong-menolong bukan bertujan mendapatkan keuntungan

yang sebesar-besarnya. Perlunya sosialisasi tentang tata cara melakukan

peranjian gadai yang sesuai dengan hukum Islam oleh pihak pemerintah

desa serta tokoh masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai