Anda di halaman 1dari 50

SKRIPSI

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA TENTANG

INTERPROFESSIONAL EDUCATION (IPE) DI FKIK UIN

ALAUDDIN MAKASSAR

Oleh

Afridah

Nim : 16162009

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES )

GUNUNG SARI MAKASSAR T.A 2020


SKRIPSI

Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana


Keperawatan (S.1)

Oleh :
Afridah
16162009

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA


TENTANG INTERPROFESSIONAL EDUCATION
(IPE) DI FKIK UIN ALAUDDIN MAKASSAR

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN STIKES


GUNUNG SARI MAKASSAR 2020
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Afridah

Nim : 16162009

Program studi : S1 Keperawatan STIKES Gunung Sari Makassar

Menyatakan bahwa proposal penelitian saya yang berjudul

“GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA TENTANG

INTERPROFESSIONAL EDUCATION (IPE) DI FKIK UIN ALAUDDIN

MAKASSAR” Adalah karya saya sendiri yang belum pernah diajukan

untuk memperoleh gelar ke sarjanaan di suatu perguruan tinggi dan

sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat atau pendapat yang pernah di

tulis atau di terbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis di acuh

dalam naskah dan disebut dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti saya melakukan tindakan plagiat,

maka saya akan menerima sanksi yang telah di tetapkan.

Demikian surat permohonan ini saya buat sebenar-benarnya

tampa ada paksaan pihak manapun.

Makassar,………..…2020

Yang menyatakan

Afridah
LEMBAR PERSETUJUAN
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA TENTANG
INTERPROFESSIONAL EDUCATION (IPE) DI FKIK UIN
ALAUDDIN MAKASSAR
Telah di perkasa dan di setujui pada ujian Skripsi
Di susun oleh :

Afridah
16162009

Makassar,16 Oktober 2020


Telah disetujui oleh :

Pembimbing I pembimbing II

Dr.Abubakar Betan,S.kep.,Ns.,M.kes Ns.Noyumala,S.kep.,M.kep


NID: 0907036503 NIDN: 8845460018

Mengetahui

Ketua wakil ketua

Program studi S1 keperawatan Bidang Akademik

Abdullah,S.kep.,Ns.,M.kep Nurnainah,S.kep.,Ns.,M.kep
NIDN: 0911088702 NIDN: 0901038801

Ketua
STIKES Gunung Sari

Dr.Syaiful Bachri,M.M.,M.kes
NIDN: 092806620160
LEMBAR PENGESAHAN

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA TENTANG


INTERPROFESSIONAL EDUCATION (IPE) DI FKIK UIN
ALAUUDIN MKASSAR
Disusun dan diajukan oleh:

AFRIDAH

NIM. 16162009

Telah dipertahankan di depan panitia ujian seminar Skripsi pada tanggal


16 Oktober 2020 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Menyetujui
Tim Penguji :
1. Muliati,S.Kep.,Ns.,M.Kep (……………….)
NIDN : 091012870

2. Nurnainah,S.Kep.,Ns.,M.kep (……………….)
NIDN : 0901038801

3. Nurbiah,SS..MM (.....................)
NITK : 7700010706

Mengetahui,

Ketua wakil ketua I

Program studi S1 Keperawatan Bidang Akademik

Abdullah,S.Kep.,Ns.,M.Kep Nurnainah,S.Kep.,Ns.,M.Kep
NIDN. 0911088702 NIDN. 0901038801

KETUA
STIKES Gunung Sari

Dr.Syaiful Bachri, MM.,M.Kes


NIDN. 0928066201
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKES) Gunung Sari Makassar
Program Studi S.1 Keperawatan
Skripsi, Oktober 2020
Abstrak

Afridah Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Tentang


Interprofessional Education (IPE) Di FKIK UIN Alauddin Makassar
(Abubakar Betan & Noyumala)
Latar belakang : Interprofessional education (IPE) merupakan bentuk
pendidikan yang terintegrasi (integrasion) untuk meningkatkan kemamapuan
dalam berkolaborasi (kerjasama). IPE dapat dilakukan ketika terdapat dua
bahkan lebih mahasiswa dari program studi (prodi) kesehatan yang berbeda-
beda belajar bersama dengan tujuan agar dapat meningkatkan kerjasama serta
kualitas pelayanan kesehatan (health services). Kolaborasi interprofesi dapat
dimulai pada masa perkuliahan, sehingga dapat di sebut sebagai pendidikan
interprofesi biasanya dikenal dengan IPE. IPE dapat dilakukan aabila terdapat
dua bahkan lebih dari profesi kesehatan yang melakukan pembelajaran
bersama, sehingga dari masing-Masing Profesi kesehatan dapat melakukan
pembelajaran untuk meningkatkan kualitas kolaborasi (kerjasama) dalam
pelayanan kesehatan. Tujuan penelitian untuk mengetahui gmabaran
pengetahuan dan sikap mahasiswa tentang Interprofessional Education (IPE) Di
FKIK UIN Alauddin Makassar.

Metode Jenis penelitian yang di gunakan adalah kuantitatif dengan desain


penelitian Deskriptif. Penelti ingin mengetahui Gambaran pengetahuan dan sikap
mahasiswa tentang Interprofessional Education (IPE) Di FKIK UIN Alauddin
Makassar. Jumlah populasi 337 orang, pengambilan sampel menggunakan
rumus slovin sehingga di dapatkan hasil 77 responden, alat ukur pengukuran
data menggunakan kuesioner.

Hasil penelitian didapatkan dengan menggunakan uji deskriptif yang


menunjukan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa tentang IPE lebih dominan
mahasiswa dalam kategori kurang baik (50,6 %), kategori cukup baik (29,3 %),
dan kategori baik (19,5 %). Sedangkan sikap mahasiswa tentang IPE Lebih
dominan mahasiswa dalam kategori kurang baik (66,2 %) di bandingkan
kategori baik (33,8 %).

Kesimpulan pada penelitian ini yaitu gambaran pengetahuan mahasiswa


tentang Interprofessional Education (IPE bahwa rata-rata mahasiswa memiliki
pengetahuan kurang baik (50,6 %), cukup baik (29,3%), baik (19,5%).
Sedangkan untuk sikap mahasiswa tentang IPE bahwa rata-rata mahasiswa
mamiliki sikap kurang baik (66,2%) dan baik (33,8%).

Kata kunci : Interprofessional education (IPE), Pengetahuan, Sikap


RIWAYAT HIDUP PENULISAN

A. Biodata Pribadi

Nama : Afridah

Tempat/Tanggal Lahir : Ncera, 15 Desember 1998

Alamat Sekarang : Jln. Mamoa 5A Lorong 3

Alamat Asal : Ncera Jln.Lintas Tente Karumbu

Kode Pos :-

Nomor Handphone : 085255267745

Email : afridahida98@gmail.com

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Pernikahan : Belum Menikah

Warga Negara : Indonesia

Agama : Islam

B. Data Orang Tua

Nama Ayah : H.safii

Pekerjaan : Petani
Nama Ibu : Marina

Pekerjaan : Urus Rumah Tangga (IRT)

C. Riwata Hidup

No Tahun Ajaran Asal Sekolah


1. 2010 SDN Ncera
2. 2013 SMP Karya Ikhlas Ncera
3. 2016 MAN 2 Kota Bima
4. 2016-2020 STIKES Gunung Sari

Makassar

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa, yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Esensi dari penulisan

proposal ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam

menyelesaikan program S1 keperawatan (STIKES) Gunung Sari

Makassar dengan judul “GAMBARAN PENEGETAHUAN DAN SIKAP

MAHASISWA TENTANG INTERPROFESSIONAL EDUCATION (IPE) DI

FKIK UIN ALAUDDIN MAKASSAR”. Penulis juga menyadari bahwa

penyususnan skripsi ini tidak akan berjalan lancar tanpa bantuan dari

berbagai pihak yang dengan komitmen penuh dengan kreativitasnya baik

secara langsung maupun tidak langsung telah membantu penulis, oleh

karena itu penulis menghaturkan ucapan terimakasih yang sedalam

-dalamnya kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam

penyusunan skripsi ini hingga selesai. Selain itu dalam kesempatan ini

penulis menghaturkan penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan

terimakasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak H. SyamsuAlam, BA. Ketua Yayasan Pendidikan Gunung Sari

Makassar yang telah menyediakan sarana dan prasarana pendidikan.

2. Bapak Dr.Syaiful Bachri,SE,MM,M.Kes Ketua Sekolah TinggiI lmu

kesehatan Gunung Sari Makassar yang telah banyak membantu dan

mengarahkan penulis dalam menyelesaikan proposal ini.

3. Ibu Nurnainah,S.kep.,Ns.,M.Kep wakil ketua 1 bidang akademik

4. Bapak lorensius lonik.,SH.,M.Kes Bagian Kemahasiswaan.


5. Bapak Abdullah, S.Kep.,Ns.,M.Kep. Ketua prodi S1 Keperawatan

STIKES Gunung Sari Makassar.

6. Bapak Dr.Abubakar Betan,S.kep.,Ns.,M.Kes Selaku Pembimbing I

yang telah banyak membantu dan mengarahkan penulis dalam

penyelesaian skripsi ini

7. Ibu Noyumala, S.Kep.,Ns.M.Kep Selaku Pembimbing II yang telah

banyak membantu dan mengarahkan penulis dalam penyelesaian

proposal ini.

8. Ibu Muliati, S.Kep.,Ns.,M.Kep yang telah meluangkan waktunya

kepada peneliti untuk mengadakan seminar proposal serta

memberikan kritik dan saran demi penyempurnaan skripsi ini.

9. Ibu Nurnainah, S.Kep.,Ns.,M.Kep yang telah meluangkan waktunya

kepada peneliti untuk mengadakan seminar proposal serta

memberikan kritik dan saran demi menyempurnakan skripsi ini.

10. Ibu Nurbiah, SE..MM yang telah meluangkan waktunya kepada

peneliti untuk mengadakan seminar proposal serta memberikan kritik

dan saran demi menyempurnakan skripsi ini. .

11. Bapak dan Ibu dosen beserta para staf sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Gunung Sari Makassar yang telah memberikan dorongan dan

bimbingan kepada penulis selama mengikuti pendidikan di Sekolah

Tinggi Ilmu Keperawatan Gunung Sari Makassar.

12. Untuk Yang Teristima Terimakasih yang tak terhingga kepada kedua

orang tua saya tercinta, Ayahanda H.Safi’i dan Ibunda Marinah atas
cinta dan kasih sayang, dukungan baik materil, moril maupun spiritual

serta motivasi yang diberikan kepada saya selama ini. Terimakasih

pula kepada saudara dan saudariku tercinta Abang Adhar,Spd, kakak

Rosnani,Spd dan Abang Saya Haairuddin serta keluarga besar saya

yang tiada hentinya memberikan dukungan serta doa restunya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

13. Terimakasih kepada teman-teman Squad Update Berita Kak Wahyuni

Malasari, Ayu Rahayu, Asmin, dan Sulhan yang selama ini selalu ada

saat suka maupun duka.

14. Terimakasih Kepada Sahabatku Selfiwati Dan Asti Novianti Yang telah

memberikan do,a dan dukungan kepada saya dan yang selalu

meberikan support kepada saya .

15. Terimakasih Kepada teman-teman seperjuangan Bima Squad

Faturrahmawati, Sri wulandari, Atri Wahyuni, Kiki Lestari Kartika,

Salma Anggriani,Mahrun Serta teman-teman seangkatan yang selalu

memberikan dukungan kepada saya dalam proses penyusunan skripsi

ini. Akhir penulis sangat mengharapkan do’a agar skripsi ini dapat

bermanfaat bagi kita semua, dalam hal menambah wawasan dan

pengetahuan kita yang terimplementasi dalam kehidupan keseharian

serta bernilai ibadah di sisi Allah SWT. Amin, yarabbal’alamin.


DAFTAR ISI

Hal
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN KEASLIAN..................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................iv
ABSTRAK.............................................................................................v
BIODATA...............................................................................................vi
KATA PENGANTAR.............................................................................viii
DAFTAR ISI...........................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................6
C. Tujuan penelitian.........................................................................6
D. Manfaat penelitian ......................................................................7
E. Penelitian Sejenis ......................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan umum tentang Interprofessional Education................9
B. Tinjauan Umum Variabel Yang Di Teliti......................................19
C. Kerangka teori ............................................................................32
D. Kerangka Konsep.......................................................................33
E. Definisi Operasional ...................................................................34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian...........................................................................36
B. Waktu dan Lokasi Penelitian......................................................36
C. Populasi dan Sampel..................................................................36
D. Intrumen penelitian ....................................................................39
E. Pengulahan Data.......................................................................39
F. Tehnik pengolahan Data.............................................................39
G. Etika penelitian............................................................................40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian......................................................44
B. Hasil Penelitian..........................................................................44
C. Hasil pembahasan ....................................................................48
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................53
B. Saran ..........................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

Table 1.1 Penelitian Sejenis.....................................................................8


YTabel 2. 1 Definisi Operasional..............................................................34Y
Tabel 4. 1 distribusi responden berdasarkan umur...................................45
Tabel 4. 2 distribusi responden berdasarkan jenis kelamin.......................46
Tabel 4. 3 distribusi responden berdasarkan jurusan................................46
Tabel 4. 4 distribusi responden berdasarkan suku....................................47
Tabel 4. 5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan...............................47
Tabel 4. 6 Distribusi Frekuensi Tingkat Sikap Mahasiswa.......................48
DAFTAR GAMBAR

YGambar 1 Kerangka Teori........................................................................32


Gambar 2 Kerangka konsep......................................................................33
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar persetujuan menjadi responden


Lampiran 2 :Lembar kuesioner
Lampiran 3 :lembar master tabel
Lampiran 4 :Lembar uji statistic
Lampiran 5 : Lembar permohonan izin pengambilan data awal
Lampiran 6 : Lembar izin penelitian
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tuntutan pemberian kesehatan yang bermutu semakin

meningkat seiring meningkatnya kesadaran masyarakat tentang

kesehatan. Kunci dari pemberian kesehatan yang berkualitas dengan

biaya yang efisien adalah dengan meningkatkan kolaborasi yang

efektif antar tenaga kesehatan. Diantara bentuk kerja sama antar

tenaga kesehatan (NAKES) ialah dengan mempromosikan praktik

kerjasama melalui proses pendidikan sejak awal [ CITATION WHO10 \l

1033 ].

Tenaga kesehatan adalah tenaga professional yang

memepunyai tingkat keahlian dan memberikan pelayanan yang luas

dalam mempertahankan serta meningkatkan mutu pelayanan

kesehatan yang berfokus pada kesehatan klien (Bennet, et al., 2011).

Profesi kesehatan memilki tuntutan untuk memberikan pelayanan

yang berkualitas di zaman era globalisasi seperti saat ini. Pelayanan

bermutu dapat diperoleh melalui praktik kolaborasi antar tenaga

kesehatan.

Praktik kolaborasi sangat penting dalam dunia kesehatan. Banyaknya

permasalahan pasien yang tidak dapat ditangani oleh satu profesi

kesehatan, melainkan harus melibatkan berbagai profesi kesehatan guna


memecahkan permasalahan pasien. Praktik kolaborasi bukan hanya untuk

keselamatan pasien saja, akan tetapi untuk meningkatkan kepuasan pasien

serta terciptanya mutu pelayanan kesehatan yang baik Model pelayanan

kesehatan ini merupakan terobosan yang sedang dikembangkan untuk

meningkatkan pelayanan kesehatan dan menghindari kesalahan praktek,

dimana berbagai profesi bersama-sama menangani masalah pasien.

Kemampuan bekerja sama dalam tim, komunikasi dan saling memahami

tugas dan tanggung jawab antar profesi merupakan sebuah keharusan yang

dimiliki oleh seluruh tim pemberi pelayanan kesehatan [ CITATION Lia17 \l

1033 ].

Permasalahan yang saat ini dihadapi oleh dunia pelayanan

kesehatan di Indonesia adalah adanya gap antar profesi yang menyebabkan

tidak terintegrasinya profesi-profesi pemberi pelayanan kesehatan dalam

sebuah asuhan. Hal tersebut terjadi karena proses pembelajaran yang saat

ini digunakan terfokus pada pencapaian kompetensi masing-masing profesi,

kondisi ini menyebabkan terfragmentasinya profesi-profesi kesehatan dalam

melakukan asuhan pelayanan terhadap pasien[ CITATION Lia17 \l 1033 ]

Pelayanan yang ada di Rumah Sakit merupakan pelayanan yang

multidisiplin sehingga bisa berpotensi terjadinya pelayanan yang tumpah

tindih, terjadinya konflik interprofessional dan juga keterlambatan dalam

pemeriksaan dan tindakan.

permasalahan di atas merupakan salah satu bentuk dari kolabrasii

antar tenaga kesehatan (Medical personnel) yaitu dengan mempromosikan

praktik kolaborasi (kerja sama) sejak awal melalui interprofessional


education (IPE). IPE yaitu salah satu konsep pendidikan terintegrasi

(integration) agar dapat meningkatkan kualitas kolaborasi (kerja sama) antar

tenaga kesehatan. Interprofessional education (IPE) dapat terjadi apabila

terdiri dari dua atau lebih mahasiswa dari program studi (prodi) kesehatan

yang berbeda dengan melakukan belajar bersama dengan tujuan untuk

meningkatkan kerjasama serta mutu pelayanan kesehatan. Interprofessional

education (IPE) dapat memberikan peluang kesempatan bagi mahasiswa

yang memiliki latar belakang yang berbeda agar dapat bekerjasama secara

efektif dalam memecahkan masalahan. Pembelajaran ini, berpotensi untuk

mempersiapkan mahasiswa menyambut praktek klinik, untuk meningkatkan

hubungan professional yang kuat dengan profesi kesehatan lainnya

[CITATION Dea17 \l 1033 ].

Interprofessional Education (IPE) ialah cara yang ditawarkan oleh

World Health Organization (2010) untuk mendukung kolaborasi dua profesi

atau kesehatan atau lebih untuk menciptakan kerja tim yang ideal.

Interprefessional Education adalah kegiatan pembelajaran yang di ikuti oleh

dua profesi atau lebih yang belajar tentang dan dari satu sama lain untuk

mewujudkan kolaborasi yang efektif dan efesien untuk meningkatkan

kolaborasi secara efektif dan meningkatkan pelyanan kesehatan. Setelah

mahasiswa memahami cara bekerja secara interprofesional, maka mereka

akan siap untuk memasuki kerja sebagai anggota tim yang kolaboratif dan ini

merupakan langkah untuk memindahkan sistem pendidikan kesehatan ke

posisi yang lebih kuat.

Interprofessional education (IPE) merupakan bentuk pendidikan

yang terintegrasi (integrasion) untuk meningkatkan kemamapuan dalam


berkolaborasi (kerjasama). IPE dapat dilakukan ketika terdapat dua bahkan

lebih mahasiswa dari program studi (prodi) kesehatan yang berbeda-beda

belajar bersama dengan tujuan agar dapat meningkatkan kerjasama serta

kualitas pelayanan kesehatan (health services). Kolaborasi interprofesi dapat

dimulai pada masa perkuliahan, sehingga dapat di sebut sebagai

pendidikan interprofesi biasanya dikenal dengan IPE. IPE dapat dilakukan

aabila terdapat dua bahkan lebih dari profesi kesehatan yang melakukan

pembelajaran bersama, sehingga dari masing-Masing Profesi kesehatan

dapat melakukan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas kolaborasi

(kerjasama) dalam pelayanan kesehatan. [ CITATION HPE11 \l 1033 ].

Negara di dunia seperti America Serikat (AS), Norwegia, Swedia, dan

Canada telah melakukan peneltian tentang Interprofessional Education di

Universitas di negara tersebut misalnya saja di America Serikat (AS) yaitu

perkembangan Interprofesional Education di East Carolina University (ECU)

Adalah program bentuk pelatihan di America Serikat (AS) yang terdiri atas

tiga bahkan empat jam selama empat bulan. Pengajar mengajari bagaimana

belajar memberikan kenyamanan pada siswa dengan

interprofessional[CITATION Wil11 \l 1057 ].

Menurut data DIKTI (2006) terdapat 12 Universitas Negeri di

Indonesia yang menyelenggarakan pendidikan formal profesi kesehatan

yang di dalamnya terdapat program pendidikan dokter dan pendidikan

keperawatan. Menurut A’la (2012) Dengan adanya Universitas yang

menyelenggarakan beberapa program pendidikan kesehatan. Hal ini yang

menjadi salah satu kelebihan untuk mengembangkan konsep IPE di


Indonesia. Sudah seharusnya isu mengenai IPE dikembangkan dan ditindak

lanjuti dengan serius agar terciptanya kualitas mutu pelayanan kese hatan.

Penerapan IPE di Indonesia sangat bermanfaat bagi calon sarjana

kesehatan di Indonesia terutama untuk menciptakan adanya

Interprofessional Collaboration ataupun Kolaborasi Interprofesi antar tenaga

kesehatan yang berasal dari disiplin ilmu yang berbeda.

Berdasarkan penelitian Susanti (2015) bahwa sebagian besar

responden memiliki pengetahuan yang kurang tentang Interprofessional

Education (IPE).

Berdasarkan hasil wawancara pengambilan data awal yang

dilakukan pada beberapa mahasiswa di FKIK UIN Alauddin Makassar

yaitu Jurusan Keperawatan, Kebidanan, Farmasi, Kesehatan

Masyarakat dan Kedokteran mahasiswa semester 2 yaitu ada beberapa

mahasiswa yang mengatakan sudah mengetahui tentang

Interprofessional Education (IPE). Kemudian berdasarkan hasil

wawancara selanjutnya ada juga mahasiswa yang belum mengetahui

tentang IPE dan tidak pernah mendengarkan sebelumnya apa itu

Interprofessional Education (IPE). Adapun untuk wawancara

pengambilan data awal selanjutnya yaitu peneliti mewawancarai

mahasiswa di berbagai jurusan di FKIK Mahasiswa semester 2 yaitu

mereka mengatakan bahwa Interprofessional Education (IPE) ini belum

diterapkan di FKIK UIN Alauddin Makassar atau belum dilakukan dan

tidak adanya program IPE Di FKIK UIN Aalauddin Makassar.


Berdasarkan hasil pemaparan fenomena, di latar belakang

bahwa peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Tentang Gambaran

pengetahuan dan sikap mahasiswa tentang interprofessional education

(IPE) Di FKIK UIN Alauddin Makassar

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang yang telah diuraikan, maka rumusan

masalah pada penelitian ini adalah

1. Bagaimana gambaran pengetahuan mahasiswa tentang

Interprofessional Education (IPE) di FKIK UIN Alauddin

Makassar?”

2. Bagaimana gambaran sikap mahasiswa tentang Interprofessional

Education (IPE) di FKIK UIN Alauddin Makassar?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap mahasiswa

tentang Interprofessional Education (IPE) FKIK UIN Alauddin

Makassar.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui gambaran pengetahuan mahsiswa tentang

Interprofessional Education (IPE) di FKIK UIN Alauddin

Makassar.
b. Diketahui gambaran sikap mahasiswa tentang

Interprofessional Education (IPE) di FKIK UIN Alauddin

Makassar.

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi Pendidikan

Untuk menambah pengetahuan dan sikap mahasiswa

mengenai Interprofessional Education, sehingga mahasiswa

lulusan kesehatan mampu berkolaborasi dalam dunia profesi dan

dapat memberikan mutu pelayanan yang baik kepada masyarakat.

Selain itu diharapkan pihak akademik memberikan pembelajaran

mengenai IPE lebih awal sehingga mahasiswa akan lebih siap

saat menghadapi IPE.

b. Bagi Penelitian

Penelitian ini sebagai sumber pengetahuan bagi peneliti

dan data dasar bagi peneliti selanjutnya untuk membahas topik

yang sama dan mengembangkan penelitian ini. Penelitian ini

diharapkann dapat memberiikan pengalaman kepada penulis dan

menambah wawasan tentang metode IPE.

c. Bagi masyarakat

Untuk memberi informasi bagi masyarakat tentang adanya

model Interprofessional Education yang dapat bermanfaat pada

peningkatan mutu pelayanan kesehatan (Nakes) di masyarakat.


Table .1 Penelitian Sejenis

N
o
Judul Metode Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Penelitian Penelitian

1. Gambaran Penelitian ini Hasil penelitian penelitian ini Perbedaan


Persepsi Dan menggunakan menunjukan sama-sama penelitian ini
Kesiapan pendekatan bahwa persepsi menggunakan adalah
Mahasiswa kuantitatif dan mahasiswa penelitian penelitian
Terhadap kualitatif. Jenis tentang IPE deskriptif atau peneliti untuk
Implementasi penelitiannya, didapatkan hasil gambaran mengetahui
IPE yaitu deskriptif yang baik tentang gambaran
(Interprofessi eksploratif sebesar 60% dan pengetahuan penegtahuan
onal dengan kesiapan dan sikap dan sikap
Education) Di rancangan mahassiwa mahasiswa mahasiswa
Stikes Surya penelitian terhadap tentang sedangkan
Global cross sectional. implementasi IPE interprofessio penelitian lain
Yogyakarta didapatkan hasil nal Education menggambar
sebanyak 83,3% (IPE). kan presepsi
dan kesiapan.

2. Hubungan Untuk Penelitian ini Penelitian Sedangkan


Tingkat mengetahui menggunakan lainnya penelitian
Pengetahuan hubungan rancangan cross dengan penulis
Dengan antara tingkat Sectional dimana penelitian berfokus pada
Kesiapan pengetahuan data yang penulis sama- gambaran
Mahasiswa dengan dikumpulkan sama meneliti pengetahuan
FKIK kesiapan sekaligus pada tentang dan sikap
Universitas mahasiswa waktu yang pengetahuan mahasiswa
Muhammadiy Universitas sama. dan sikap tentang (IPE).
ah Muhammadiya mahasiswa
Yogyakarta h Yogyakarta tentang (IPE).
Menghadapi Menghadapi
Interprofesion Interprofesiona
al Education l Education
(IPE) (IPE)
(Susanti,
2015)
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Interprofessional Education (IPE)

1. Definisi Interprofessional Education

Interprofessional Education (IPE) Adalah cara

pembelajaran yang efektif, berbasis kelompok, dilakukan dengan

tujuan menciptakan suasana pembelajaran berkelompok serta

memberikan pemahaman mengenai interpersonal,kelompok,

organisasi (organisation) serta hubungan dari berbagai organisasi

(organisation) sebagai proses personalisasi (Royal Collage of

Nursing, 2006). Interprofesional Education (IPE) merupakan

bentuk konsep pendidikan terintegrasi agara dapat meningkatkan

kualitas kolaborasi. IPE dapat dilakukan apabila terdapat dua

bahkan lebih mahasiswa dari program study (prodi) kesehatan

(helth) yang berbeda-beda dan melakukan pembelajaran bersama

dengan tujuan agar dapat meningkatkan kolaborasi serta kualitas

pelayanan kesehatan (helth service). (CAIPE, 2011)

Interprofesional Education (IPE) merupakan salah satu

sistem pendidikan yang dikemukakan oleh WHO sebagai bentuk

pendidikan yang terintegrasi dalam memepersiapakan kerjasama

di rumah sakit. Interprofessional education

(IPE) dapat dilakukan apabila terdapat dua bahkan lebih

dari satu profesi agar dapat melakukan kerjasama dalam


peningkatan kesehatan. (Centre of the Advance Interprofessional

Education, 2011). Interprofesional Education (IPE) adalah proses

penting untuk menyiapkan praktek kerjasaama tenaga kesehatan

di rumah sakit yang lebih bermutu. (Wilhelmsson, et al., 2011).

Penjelasan di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa dalam

dunia kesehatan, interprofessional education (IPE) dapat diwujud

kan apabila masing-masing mahasiswa dari setiap program studi

(prodi) di bidang kesehatan serta disiplin ilmu dan belajar

bekelompok mengenai bentuk pelayanan serta bagaimana dapat

meningkatkan mutu demi kepentingan masyarakat pada

umumnya. Secara terperinci IPE dapat digunakan untuk

membahas issu-issu atau kasus kesehatan yang terjadi di

masyarakat dengan cara berdiskusi dapat diketahui solusi yang

tepat serta bisa di aplikasikan secara efektif dan efesien

dipelayanan kesehatan. Dengan diterapkannya IPE diharapkan

dapat membuka mata masing-masing profesi, agar menyadari

bahwa pelayanan keesehatan, seorang klien menjadi sehat

bukan hanya disebabkan oleh seorang profesi kesehatan saja

akan tetapi juga merupakan kerjasama dari berbagai profesi

kesehatan secara terintegrasi yang menggunakan asuhan

kesehatan (AKSES) [CITATION HPE11 \l 1057 ].

Interprofessional Education merupakan proses

Kembangkan dan dipertahankan hubungan kerja sama


interprofessional yang efektif antara mahasiswa, praktisi,

pasien/klien, dan masyarakat untuk meningkatkan mutu

pelayanan kesehatan yang optimal. Bentuk kolaborasi ini

termasuk saling menghormati antar profesi, keperacayaan,

pengambilan keputusan bersama dan kemitraan.

Menurut WHO (2010) mengemukakan bahwa kebanyakan

sistem kesehatan di negara di dunia lebih terfragmentasi dan

sampai akhir belum mampu dalam penyelesaian masalah

kesehatan di berbagai negara. Hal ini kemudian dapat disadari

akbibat dari masalahan kesehatan sebenarnya dapat di ambil dari

berbagai aspek kehidupan serta untuk mememcahkan satu

persatu masalah yang ada dengan tujuan agar peningkatan mutu

layanan kesehatan, belum bisa dilakukan hanya menggunakan

sistem uniprofessional. Konstribusi dari berbagai disiplin ilmu

hanya memberi pengaru positif serta menyelesaian setiap

masalah kesehatan [CITATION Wor10 \l 1057 ].

2. Manfaat dan Tujuan Interprofessional Education

a. Manfaat Interprofessional Education

Ada beberapa Manfaat dari interprofessional Education

yaitu sebagai berikut : [ CITATION Nen18 \l 1057 ]

1) Untuk peningkatakan praktik pelayanan kesehatan serta

memberikan hasil yang posisitif serta melayani klien.


2) untuk meningkatkan manfaat tentang pengetahuan, dan

keahlian yang memerlukan kerjasama.

3) Memberikan kenyaman beserta pengalaman bagi

mahasiswa.

b. Tujuan Interprofessional Education

Interprofessional Education (IPE) mempunyai tujuan

untuk memberikan persiapkan tenaga kesehatan melalui

keahlian, pengetahuan serta tingkah laku. Secara umum

Interprofessional Education memiliki tujuan agar dapat

memberikan pelatihan agar dapat mengenal peran tenaga

kesehatan lain, sehingga memberikan harapan bagi mahsiswa

agar bisa bekerjasama dengan baik pada saat perawat klien.

Pada saat merawat klien dengan cara interprofessional dapat

memeberikan peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan

meningkatkan kepuasan pasien [ CITATION Nen18 \l 1057 ]

Tujuan pelaksanaan Interprofessional Education anatar

lain adalah : [ CITATION Nen18 \l 1057 ]

1) Meningkatkan pemahaman interdisipliner dan

meningkatkan kerjasama

2) Membina kerjasama yang kompeten

3) Membuat sumber daya yang berguna, efektif dan efisisen.

4) Meningkatkan kualitas pelayanan yang komprehensif


3. Prinsip-prinsip Interprofessional Education

Ada beberapa Prinsip-prinsip Interprofessional Education

meliputi : [ CITATION Bar11 \l 1057 ]

a. Tata nilai dalam Interprofessioal Education

Adapun tata nilai dalam pendidikan Interprofessional Education:

1) Mengutamakan kebutuhan pasien, keluarga dan komunitas

untuk meningkatkan mutu pelayanan dan hasil akhirnya

serta kesejahteraan mereka dengan cara menjaga praktik

terbaik untu proses pengajaran dan dan pembelajaran.

2) Memberikan kesempatan yang sama untuk semua profesi

dan semua yang belajar maupun yang bekerja dengan cara

mengesampingkan perbedaan, kekuasaan dan status antar

profesi.

3) Menghormati keunikan, perbedaan, dan keragaman antar

profesi dan semua yang belajar maupun yang bekerja

dengan mereka, memberikan konstribusi yang spesifik dari

tiap profesi dalam proses pembelajaran dan praktik

kesehatan.

4) Menjaga identitas dan keahlian dari masing-masing profesi

dengan cara menampilkan tiap profesi secara positif dan

unik.

5) Menerapkan nilai dan perspektif interprofesi dilingkungan

pendidikan profesi dengan cara menanamkan nilai-nilai

interprofessional dalam proses pembelajaran.


b. Proses dalam pendidikan Interprofessional Education

Ada beberapa proses dalam pendidikan Interprofessional

Education (IPE) Adalah sebagai berikut : [ CITATION Nen18 \l

1057 ]

1) Mencakup proses pembelajaran dalam profesi pendidikan

kesehatan, manajemen, medis, sosial dan profesi lain

dengan cara menyampaikan secara bertahap dan

berjenjang sejak pendidikan awal sampai pendidikan

berkelanjutan.

2) Mendorong partisipasi mahasiswa dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi proses pembelajaran mereka

dengan cara melibatkan mereka bersama dosen dan pihak

lain dalam kelompok kerja.

3) Mengevaluasi kebijakan dan pelaksanaannya menurut

berbagai sudut pandang dengan cara membandingkannya

secara kritis terhadap pengalaman dan kenyataan.

4) Mendorong profesi untuk saling belajar tentang satu sama

lain agar mengoptimalkan pertukaran pengalaman dan

keahlian dengan cara memfasilitasi interaksi dan refleksi.

5) Menanggapi perbedaan untuk memperoleh titik temu

dengan cara memperlihatlan peran dan keahlian yang

berbeda tetapi saling melengkapi dalam praktek yang


kolaboratif berdasarkan saling pengertian guna mencapai

tujuan bersama.

4. Kompetensi Interprofesional Education

Proses pembelajaran Interprofessional Education tenaga

pengajar yang berkompeten dalam pembelajaran

interprofessional education (IPE). Dosen harus mampu untuk

memberikan kesempatan yang sama demi pembelajaran individu

yang efektif bagi masing-masing anggota kelompok.

Kompetensi Interprofesional Education meliputi beberapa,

yaitu sebagai berikut : [ CITATION Nen18 \l 1057 ]

a. Etika dan nilai

Etika dan nilai yang terdiri dari saling hormat, peduli,

mengakui sifat multidisiplin dalam memberikan pelayanan

kesehatan, adanya kesamaan, menyadari adanya hubungan

antar profesi dalam praktik bersama pasien, memberikan

keputusan dan kebijakan bersama, saling menghormati dan

percaya, menjalin hubungan saling percaya, bertindak jujur,

dan menjaga kompetensi dalam profesi masing-masing sesuai

dengan lingkup prakteknya.

b. Peran dan tanggung jawab


Mampu berperan professional dan tanggung jawab

sesuai dengan profesi masing-masing, memahami peran dan

tanggung jawab orang lain dalam keberagaman profesi,

koordinasi, memberikan pelayanan yang aman tepat waktu,

efesien, efektif, dan adil. Menjalin hubungan saling tergantung

dengan profesi lain meningkatkan kinerja tim, saling

melengkapi dari semua anggota tim untuk mengoptimalkan

anggota tim.

c. Komunikasi Interprofessional

Komunikasi Interprofessional terdiri dari :

1) Menjakin komunikasi melalui prinsip kesamaan antara

tenaga kesehatan.

2) Membina komunikasi dua arah secara efektif dari tenaga

kesehatan yang berbeda profesi.

3) Membahas kepentingan klien beserta tenaga kesehatan.

4) Membahas permasalah klien yang bertujuan memberikan

keselamatan klien.

5) Dapat memepertahankan sikap saat melakukan kerjasama.

d. Kerjasama tim

Kerjasama tim terdiri dari :

1) Adanya peran masing-masing dalam tim profesional

2) Adanya pembangunan tim dalam pelibatan tim yang efektif


3) Ikut terlibat dalam menyelesaikan masalah pasien

4) Mengintegrasikan pengetahuan dan pengalaman masing-

masing profesi untuk mengambil keputusan keperawatan

5) Terlibat dalam tindakan penyelesaian masalah pasien.

5. Faktor yang mempengaruhi Interprofesional Education

Fakto-faktor yang mempengaruhi Interprofesional Education

antara lain :

a. Faktor budaya (cultural factors)

Akibat yang ditimbulak oleh faktor budaya(cultural factor)

adalah seseorang dapat memberikan pertimbangan untuk

melakukan perkembangan pendidikan interprofesional.

Beberapa dari tim ahli beranggapan bahwa pendidkan

interprofesional tidak harus digunakan maka dari itu bagi staf

yang memiliki komitmen dalam pentingnya kerjasama di dunia

kesehatan di rekomendasikan harus terlibat dengan kegiatan

ini. [ CITATION Rev10 \l 1057 ].

b. Faktor pendidikan (education factor)

Pendidikan dari berbagaim macam profesi di pengaruhi

keberadaannya oleh sejumlah (education factor), contohnya:

berulang dari sejarah tidak seimbangnya sospial politik (sospol)

antara tenaga kesehatan, dari setiap profesi harus dilandasi

dan ditekankan secara tegas tentang kesamaan antar peserta.

Jenis aktivitatas yang disarankan harus profesional di


lingkungan pembelajar yang netral, satu kelompok profesional

dapat dipastikan tidak memeperoleh kesempatan yang

mendominasi proses pembelajaran. Pembelajaran dari

berbagai profesi yang tidak memenuhi kebutuhan belajar,

resistance dalam proses kerjasama bisa memberi hasil

[CITATION Rev10 \l 1057 ].

c. Faktor organisasi

Interprofesional Education (IPE) biasanya diragukan oleh

pemerintah bahkan tidak berhasil. Kendala dari luar lebih

dominan di bandigkan dengan kendala dari dalam.contohnya,

perguruan tinggi yang berbeda-beda serta adanya saingan di

antara perguruan tinggi lainnya. Tetapi masalah tersebut dapat

diatasi dengan adanya perencanaan dan adanya koordinasi

antar pendidikan kesehatan [ CITATION Rev10 \l 1057 ].

6. Pendekatan Pembelajaran

Tidak ada satupun cara penerapan interprofessional

education (IPE) yang menjadi prioritas, cara pembelajaran

interprofessional education (IPE) dalam setiap waktu dapat

berubah-ubah seiring dengan keperluan belajar

siswa serta bagaimana upaya tenaga pengajar agar bisa

memeberikan perhatian pada siswa terkait pembelajaran. Beberapa

Metode pembelajaran dapat saling terikat (tidak berdiri sendiri)

Pendekatan belajar mengajar yang dapat diterapkan dalam IPE


yaitu exchange-based learning, action-learning dan e-based

learning [ CITATION Ern15 \l 1057 ].

7. Hambatan Interprofessional Education

Ada beberapa penelitian menjelaskan tentang hambata-

hambatan pada metode interprofessional education (IPE) di

antaranya organisasi, komunikasi,budaya serta sikap. Sangat

penting bagi mahsiswa untuk mengetasi kendala dalam persiapan

prakrik tenaga kesehatan yang lebih bermutu demi kerjasama

sampai perubahan pelayanan sistem kesehatan. [ CITATION Ern15 \l

1057 ].

Hambatan-hambatan yang timbul diantaranya penaggulan

dan aturan academik, pengembangan pembelajaran serta kendala

komunikasi maupun tingkat persiapan didik. [CITATION Ame09 \l

1057 ].

8. Metode pelaksanaan IPE

Praktik pembelajaran IPE dilaksanakan dengan menerapkan

beberapa metode yang sudah ada atau telah diterapkan di Negara

lain, dimulai dengan diberikannya suatu masalah masalah kepada

mahasiswa yang akan melakukan IPE yaitu dihadapkan langsung

dengan pasien dengan kasus tertentu kemudian mahasiswa

melakukan peran masing-masing untuk penanganan pasien,

kemudian dilakukan diskusi dalam kelompok atau disebut dengan

tutorial untuk membahas manajemen penganan kasus pada


pasien, sehingga mahasiswa didorong untuk menjelaskan sesuai

dengan disiplin ilmu mereka dan diharapkan hasilnya dapat

memberikan tindakan yang sesuia pada pasien (Modul kegiatan

IPE).

Penelitian dilakukan oleh Michell (2010) menyatakan tentang

pengaruh model pembelajaran tutorial yang melibatkan mahasiswa

keperawatan dan kedokteran terhadap peningkatan hasil

pendidikan interprofessional. Hasilnya pembelajaran dengan

tutorial efektif untuk meningkatkan kemampuan komunikasi

interprofessional. Dengan adanya komunikasi yang baik juga dapat

meningkatkan kerjasama interprofessional.

B. Tinjauan Umum Tentang Variabel Yang Diteliti

1. Pengetahuan

a. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan atau Knowledge adalah hasil dari tau, dan

ini terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu

objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindera

manusia, yakni indra penglihat, pendengar, pencium, indera

perasa serta peraba. Dalam hal ini pengetahuan manusia

didapat melalui mata dan telinga. Pengetahuan ialah domain

yang paling berguna untuk membentuk tindakan seseorang

(overt behaviour) [ CITATION Soe07 \l 1057 ].


Pengetahuan di pengaruhi oleh pendidikan formal.

Pengetahuan berkaitan dengan pendidikan sehingga

diharapkan dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang

semakin luas pula penegtahuannya. oleh karena itu dapat

ditekankan, bahwa seseorang yang memiliki pendidikan rendah

tidak berarti memiliki pengetahuan yang rendah pula. Hal ini

mengingatkan bahwa meningkatnya pengetahuan tidak harus

didapat melalui pendidikan non formal[ CITATION Waw11 \l 1057 ].

b. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif ialah domain yang berperan

penting dalam membentuk sikap seseorang (overt behaviour).

Dari pengalaman beserta penelitian didapatkan bahwasannya

tindakan yang berdasarkan pengetahuan jauh lebih lama dari

pada tindakan yang tidak berdasarkan pengetahuan. [ CITATION

Soe07 \l 1057 ]. Pengetahuan yang dicakup di dalam domain

kognitif mempunyai 6 tingkatan, yakni:

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi

yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam

pengetahuan tingkat ini adalah mengingatkan kembali

(recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk


mEngukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari

antara lain sebagainya.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan

untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang

diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi

tersebut tersebut secara benar. Orang yang telah paham

terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan

sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real

(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai

aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,

metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau

situasi yang lain.

4) Analisis (Analisys)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk

manjabarkan materi atau suatu objek kedalam

komponen-komponen tetapi masih didalam satu struktur

organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.


kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan

kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat

bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan

dan sebagainya.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukan pada suatu kemampuan

untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian

didalam suatu bentuk keselurahan yang baru. Dengan

kata lain sintesis adalah suatu kemmapuan untuk

menyusun suatu formulasi baru dan formualsi-formulasi

yang ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu

materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan

pada suatu kriterial yang ditentukan sendiri, atau

menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

c. Cara memperoleh Pengetahuan

Ada 2 cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu

dengan cara kuno dan cara modern [ CITATION Waw11 \l 1057 ] :

1) Cara kuno

a) Cara coba salah (Trial and Error)


Cara ini telah dipakai sebelum kebudayaan, bahkan

mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba

salah ini dilakukan dengan menggunakan

kemungkinakan dalam memecahkan masalah, dan

apabila kemungkinan ini tidak berhasil maka akan di

coba kemungkinan yang lain sampai masalah

tersebut dapat dipecahkan.

b) Cara kekuasaan atau otoriter

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa

pemimpin-pemimpin masyarakat, baik formal atau

informal, ahli agama, pemegang pemerintah, dan

berbagai prinsip orang lain yang menerima,

mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang

mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu,

atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan

fakta empiris maupun penalaran sendiri.

c) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi pun dapat digunkaan sebagai

upaya untuk memperoleh pengetahuan dengan cara

mengulang kembali pengalaman yang pernah

diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang

dihadapi masa lalu.

2) Cara modern
Cara ini disebut metode peneltian ilmiah atau lebih

populer disebut dengan metodelogi penelitian.cara ini

awalmula dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-

1626), kemudian dikembangkan oleh Deobold Van

Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan

penelitian yang dewasa ini yang kita kenal dengan

sebutan penelitian ilmiah.

d. Cara mengukur Pengetahuan

Pengetahuan dapat diukur dengan cara wawancara atau

memberikan angket yang menanyakan tentang isi materi yang

ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Pada

pengisian angket pengetahuan yang dinilai hanyalah

pengetahuan pada tingkat dua yaitu memahami

Pengukuran pengetahuan dapat diketahui dengan cara

orang bersangkutan mengungkapkan apa yang diketahuinya

dalam bentuk jawaban lisan maupun tulisan. Pertanyaan tes

yang biasa digunakan dalam pengukuran pengetahuan ada

dua bentuk yaitu : [ CITATION Suh10 \l 1057 ]

1) Bentuk objektif

Bentuk ini lazim disebut tes objektif, yaitu tes yang

menjawab dapat diberi skor nilai secara lugas menurut

pedoman yang ditentukan sebelumnya. Ada lima macam


tes yang termasuk dalam evaluasi ragam objektif ini

yaitu:

a) Tes benar-salah

b) Tes pilihan ganda

c) Tes pelengkap melengkapi

2) Bentuk subjektif

Tes subjektif adalah alat pengukur pengetahuan yang

menjawabnya tidak ternilai dengan skor atau angka pasti,

seperti bentuk objektif. Hal ini disebabkan banyaknya

ragam gaya jawaban yang diberikan oleh para

responden.

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan atau

penilaian pengetahuan dapat dikategorikan menjadi

empat yaitu:

a) Baik : jika pertanyaan di jawab benar oleh responden

76%-100%.

b) Cukup baik : jika pertanyaan di jawab benar oleh

responden 56%-75%.

c) Kurang baik : jika pertanyaan di jawab benar oleh

responden <55%.

e. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) faktor yang mempengaruhi

pengetahuan antara lain :


1) Tingkat pendidikan

Pendidikan adalah upaya untuk mecari pengetahuan

sehingga terjadi perubahan perilaku positif, sehingga

pendidikan juga mempengaruhi pemahaman dan

pengetahuan.

2) Informasi

Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih

akan memperoleh pengetahuan yang lebih luas.

3) Budaya

Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam

memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan.

4) Pengalaman

Sesuatu yang dialami seseorang akan menambah

pengetahuan

2. Sikap

a. Definisi sikap

Secara garis besar sikap dibedakan atas dua macam yaitu

sikap negatif dan sikap positif, sikap positif adalah sikap yang

menyetujui, menerima atau menyenangi. Sedangkan sikap

negatif adalah sikap yang tidak menyetujui, menolak atau tidak

menyenangi. Apabila seseorang bersifat negatif terhadap

pendidikan, maka orang tersebut misalnya tidak mau


menyekolahkan anaknya ke tingkat yang lebih atas [ CITATION

Saa13 \l 1057 ].

Sikap adalah reaksi menyenangkan atau tidak

menyenangkan terhadap suatu objek berupa keyakinan-

keyakinan, perasaan-perasaan, atau perilaku yang diharapkan.

Sikap mempunyai 3 komponen penting, yaitu : [ CITATION Soe07 \l

1057 ]

1) Komponen kognotif (keyakinan), ide dan konsep

terhadap suatu objek

2) Komponen emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

3) Komponen kecenderungan untuk bertindak (perbuatan)

Ketiga komponen ini bersama-sama membentuk sikap

yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini,

pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang

peranan penting.

b. Fungsi sikap

Ada beberapa fungsi sikap, yaitu sebagai berikut : [ CITATION

Saa13 \l 1057 ]

1) Fungsi mengorganisasi pikiran, Artinya keyakinan-

keyakinan dalam diri memungkinkan kita mengorganisasi

pengalaman sosial untuk memberi arti pada suatu kejadian.


2) Sikap memberi fungsi manfaat atau kegunaan, Sikap

digunakan untuk mengkonfirmasi sikap orang lain dan

memperoleh persetujuan sosial.

3) Sikap memberikan fungsi perlindungan

Fungsi sikap lain adalah fungsi penyusuaian sosial

artinya membantu individu menjadi bagian dari kelompok

atau komunitas tetentu. Sikap yang ditampilkan merupakan

penyusuaian diri individu dengan lingkungannya. [ CITATION

Saa13 \l 1057 ]

c. Tingkatan Sikap

Ada beberapa tingkatan sikap, yaitu sebagai berikut : [ CITATION

Soe07 \l 1057 ]

1) Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

2) Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan,

dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu

indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk

menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang

diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah,

berarti orang menerima ide tersebut.


3) Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain mengerjakan atau

mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap

tingkat tinggi.

4) Bertanggung jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atau segala sesuatu yang telah

dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang

paling tinggi.

d. Sumber Sikap

Sumber terjadi atau terbentuknya sikap bermacam-

macam, yaitu pengalaman pribadi, perasaan negatif yang

menyakitkan, dan pengaruh sosial. Sumber sikap dari

pengalaman pribadi, baik pengalaman yang menyenangkan

maupun pengalaman yang pahit atau menyenangkan.

Pengalaman yang menyenangkan akan membentuk sikap

positif. Perasaan negatif yang menyakitkan, hal ini yang

menjadi penyebab terjadinya prasangka sosial. Sumber yang

lain adalah pengaruh sosial, hal ini terjadi bila sebagian besar

atau hampir seluruh lingkungan sosial atau masyarakat telah

bersikap tertentu [ CITATION Saa13 \l 1057 ].

e. Ciri-Ciri Sikap

Ada beberapa ciri-ciri sikap antara lain : [ CITATION Saa13 \l 1057 ]


1) Sikap bukan sesuatu yang dibawa sejak lahir, tetapi

dipelajari dan dibentuk melalui pengalaman.

2) Sikap mempunyai objek, tidak ada sikap yang tanpa objek.

3) Sikap terhadap sesuatu bisa terjadi dalam waktu yang relatif

singkat atau berlangsung lama.

4) Sikap terhadap suatu objek bukan semata-mata ditentukan

oleh bagaimana sikap itu sendiri, tetapi dipengaruhi oleh

aspek lain seperti pengetahuan, pendidikan, dan budaya.

f. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi sikap terhadap

suatu objek adalah sebagai berikut : [ CITATION Saa13 \l 1057 ]

1) Pengalaman pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentuk sikap, pengalaman

pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena

sikap itu akan mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi

tersebut dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.

2) Pengaruh orang lain

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap

yang searah dengan sikap orang lain.

3) Pengaruh kebudayaan

Kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita

terhadap berbagai masalah.

4) Media massa
Dalam pemberitahuan surat kabar maupun radio atau media

komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual

disampaikan secara obyektif cenderung mempengaruhi

sikap penulisnya.

5) Lembaga pendidikan dan lembaga keagamaan

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan

lembaga agama sangatlah menentukan sistem kepercayaan

tidaklah mengherankan jikalau pada gilirannya konsep

tersebut mempengaruhi sikap.

g. Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap digolongkan pada dua golongan yaitu

pengukuran secara langsung tidak berstruktur dan secara

berstruktuk [ CITATION Saa13 \l 1057 ].

1) Pengukuran Langsung Tidak Berstruktur

Caranya dengan melakukan wawancara bebas (Free

Interview) tetapi berpedoman pada wawancara

2) Secara langsung berstruktur

Pengukuran sikap secara langsung berstruktur artinya

menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun

secara sistematis dan berstruktur yang ditanyakan langsung

kepada responden baik secara lisan ataupun tertulis.

Pengukuran sikap yang cukup terkenal adalah pengukuran

sikap dengan skala likert atau Summarted Ratings


Skala Likert mengukur sikap dengan sejumlah

pertanyaan diberi tanda centang (√) pada alternatif jawaban

yang cocok dengan pendapat atau diri anda masing-masing

pada pernyataan dibawah ini. Alternatif jawaban adalah SS =

Sangat Setuju, S = Setuju, TS = Tidak Setuju, STS = Sangat

Tidak Setuju [ CITATION Saa13 \l 1057 ].

C. Kerangka Teori

Anda mungkin juga menyukai